Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103750 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nida Adzilah Auliani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara siklus menstruasi, jumlah self-care, kebiasaan sarapan, riwayat diet, asupan vitamin B1, asupan magnesium, asupan kalsium, tingkat aktivitas fisik pra-menstruasi, tingkat aktivitas fisik saat menstruasi, dan tingkat stres dengan dismenore primer. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan pada siswi SMAN 1 Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel dalam penelitian ini adalah 140 siswi kelas 12. Data dikumpulkan dengan cara pengisian angket dan wawancara food recall 1x24 jam. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji t-test independen, uji t-test dependen, uji chi-square, dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang bermakna antara jumlah self-care dan tingkat stres dengan kejadian dismenore primer. Faktor dominan dismenore primer dalam penelitian ini adalah jumlah self-care.

This study focuses on identifying the relationship between menstrual cycle, the number of self-care, breakfast habits, diet history, vitamin B1 intake, magnesium intake, calcium intake, level of physical activity before menstruation, level of physical activity during menstruation, and stress level with primary dysmenorrhea. This study also aims to determine the dominant factor of female students of SMAN 1 Depok. The design of this study is cross-sectional using systematic random sampling method. The sample studied was 140 female students at grade 12. Data collected by filling self-administered questionnaire and food recall 1x24 hours interview. Statistical analysis was performed using t-test independent, t-test, chi-square test dependent, and multiple logistic regression test. The results showed there was a significant relationship between the number of self-care and stress levels with the prevalence of primary dysmenorrhea. The dominant factor of primary dysmenorrhea in this study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fida Naqiyyah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IMT/U, aktivitas fisik, asupan kalsium, asupan omega 3, stres, usia menarche, laju menstruasi, lama menstruasi, siklus menstruasi, riwayat keluarga, dan keterpaparan asap rokok dengan dismenore primer. Dan juga mengetahui faktor dominan pada siswi SMAN 5 Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel yang diteliti adalah kelas X dan XI dengan total sampel 126 siswi. Data dikumpulkan dengan cara pengisian angket, wawancara food recall 3x24 jam,dan pengukuran antropometri untuk berat badan serta tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara asupa omega 3 dan lama menstruasi. Dan Faktor dominan dari adalah lama menstruasi.

ABSTRACT
The aim of this study to identify the association between BMI for Age, Physical Activity, Calcium intake, Omega 3 intake, stress, menarche, menstrual flow, duration of bleeding, menstrual cycle, family history, and smoking exposure. And then to know the dominant factor on female student in SMAN 5 Depok. this study used the cross sectional design by using systematic random sampling. The sample ini this study was 10th and the 11th grade of senior high school consisting 126 students. These data were collected by using self administered questionnaire, 3x24 hours food recall interview, and anthropometric measurement for weight and height. The result of this study showed that there was a significant correlation between omega 3 intake and duration of bleeding (p<0,05). And the dominant factor was duration of bleeding."
2016
S63541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fox, David
New York: Mc Graw-Hill , 1984
001.6 FOX c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elda Nazriati
"Salah satu indikator kualitas fasilitas kesehatan tingkat primer (FKTP)
adalah rendahnya rujukan nonspesialistik. Rujukan nonspesialistik adalah
rujukan dari 144 penyakit yang seharusnya dapat diatur di FKTP.
Kenyataannya, masih banyak kasus nonspesialistik yang dirujuk ke fasilitas
kesehatan sekunder. Penelitian deskriptif dengan metode campuran kuantitatif
dan kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui pola dan penyebab kasus
penyakit nonspesialistik yang dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat
sekunder di Kota Pekanbaru. Gambaran kasus penyakit nonspesialistik
dikumpulkan dari data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Kota Pekanbaru periode Desember 2014 - April 2015, sedangkan faktor
penyebab rujukan diperoleh dari focus group discussion yang diikuti oleh 40
dokter berdasarkan jenis FKTP. Penelitian ini menampilkan 20 kasus nonspesialistik
yang paling sering dirujuk, di antaranya hipertensi esensial,
miopia ringan, dan diabetes melitus. Penyebab rujukan kasus penyakit nonspesialistik
antara lain kesalahan kode serta terbatasnya fasilitas, sumber
daya manusia, manajemen pelayanan, dan kompetensi dokter. Semua faktor
keterbatasan tersebut perlu diantisipasi agar upaya rujukan dapat diminimalkan
One of primary healthcare facility quality indicators is the low non-specialistic
referral. Non-specialistic referral is referral of 144 diseases that should
be arranged in primary healthcare facilities. In fact, there are many non-specialist
cases referred to secondary health care facilities. This descriptive
study using quantitative and qualitative method aimed to determine patterns
and causes of non-specialist diseases referred to secondary primary
health care in Pekanbaru City. Depiction of non-specialistic disease cases
was collected from data of the state health insurance scheme in Pekanbaru
City on December 2014 - April 2015 period, meanwhile causes of referral
were obtained from focus group discussion participated by 40 doctors based
on types of primary healthcare facilities. This study showed 20 non-specialistic
cases oftenly referred including essential hypertension, mild myopia
and diabetes mellitus. Causes of non-specialistic disease referrals were
code error as well as limited facilities, human resources, service management
and competence of doctors. Such limitations need to be anticipated in
order to minimalize act of referrals."
Universitas Riau, Fakultas Kedokteran, Departemen Pendidikan Kedokteran, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Ayu Fitri Hapsari
"ABSTRAK
Telah dilakukan analisis dermatoglifi telapak tangan pada 30 penderita epilepsi grand mal primer (EGP) dan 30 orang normal untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dermatoglifi pada kedua kelompok tersebut. Metode pencetakan menggunakan tinta seperti yang dilakukan oleh Cummins dan Midlo. Hasil penelitian menunjukkan frekuensi pola pada daerah T 1,67% T , III 1,67%, IIII 21,67%, IIV 85,00% dan H 6,67% untuk penderita EGP; sedangkan pada orang normal T 1,67%, III 0,00%, IIII 33,33%, IIV 55,00%. dan H 10,00%. Hasil uji chi-kuadrat (x2) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (x2hit= 6,429) untuk daerah IIV telapak tangan penderita EGP dibandingkan dengan orang normal. Rata-rata jumlah besar sudut atd pada kedua telapak tangan penderita EGP 82,70°, sedangkan pada orang normal 88,03°. Rata-rata jumlah total sulur a-b pada kedua telapak tangan penderita EGP 71,74 sedangkan pada orang normal 73,20. Rata-rata jumlah besar derajat transversalitas pada kedua telapak tangan penderita EGP 56,70°, sedangkan pada orang normal 57,80°. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna baik untuk jumlah besar sudut atd (Zhit.= -1,68), jumlah total sulur a-b (Zhit= -0,17), maupun jumlah besar
derajat transversalitas (Zhit= -0,01) telapak tangan penderita EGP dibandingkan dengan orang normal. Frekuensi garis lipatan (unilateral + bilateral ) penderita EGP adalah 26,67% untuk garis simian dan 30,00%. untuk garis Sidney; sedangkan pada orang normal 23,33% untuk garis simian dan 6,67% untuk garis Sidney. Frekuensi garis lipatan Sidney bilateral untuk penderita EGP adalah 13,33%, sedangkan pada orang normal 0,00%. Hasil uji chi-kuadrat (x2) nenunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna (x2hit= 0,089) frekuensi garis lipatan simian (unilateral + bilateral); sedangkan untuk garis lipatan Sidney bilateral (x2hit= 4,286) dan unilateral + bilateral (x2hit= 5,454) menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara penderita EGP dibandingkan dengan orang nornal. Kesirnpulan: Terdapat perbedaan frekuensi pola sulur pada IIV dan frekuensi garis Sidney bilateral dan unilateral + bilateral antara dermatoglifi penderita EGP dan orang normal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Al Huriyah
"Dysmenorrhea primer didefiinisikan sebagai nyeri menstruasi tanpa adanya kelainan ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menarche, laju menstruasi, lama menstruasi, PMS (Pramenstrual Syndrome), riwayat keluarga, persen lemak tubuh, keterpaparan rokok, aktivitas fisik, konsumsi omega 3 dan konsumsi omega 6 dengan dysmenorrhea primer dan faktor dominan pada siswi SMA Labschool Kebayoran Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel yang diteliti adalah kelas X dan XI dengan total sampel 124 siswi. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara food recall 2x24 jam dan FFQ, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan dan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara laju menstruasi, PMS, riwayat keluarga, dan konsumsi omega 3 dengan dysmenorrhea primer (p-value <0.05) dan faktor dominannya adalah laju menstruasi.

Primary dysmenorrhea can be defined as painful menstruation that occurs without gynecology abnormalities. This study aimed to identify the association between menarche, menstrual flow, menstrual long, PMS (Pra menstrual syndrome), family history, body fat percentage, smoking exposure, physical activities, omega 3 and omega 6 consumption with primary dysmenorrhea and the dominant factor on female student of SMA Labschool Kebayoran Jakarta. This study used the cross sectional design by using systematic random sampling method. The observed sample in this study was the 10th and the 11th grader consisting 124 students. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours food recall and FFQ interview, anthropometric measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA. The result of this study showed that there was a significant correlation between menstrual flow, PMS, family history, and omega 3 consumption with primary dysmenorrhea (p-value <0.05) and the dominant factor is menstrual flow."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Putri Erdianti
"Konsumsi fast food yang berlebihan dapat meningkatkan kejadian obesitas dan masalah kesehatan lainnya pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan frekuensi konsumsi fast food modern pada mahasiswa Universitas Gunadarma Depok tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan kepada 148 mahasiswa Universitas Gunadarma Depok yang dipilih dengan systematic random sampling. Data karakteristik individu, karakteristik makanan, dan karakteristik lingkungan diperoleh dari kuesioner, sedangkan data frekuensi konsumsi fast food diperoleh dari FFQ. Selain itu, digunakan pula perangkat lunak Google Maps Geo-Coding Javascript API versi 3.0 untuk mengukur jarak restoran fast food terhadap kampus.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 51,4 responden mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering ge;3x/minggu. Terdapat perbedaan proporsi pada pengaruh teman p=0,001, besar uang saku p=0,050, dan pengaruh media promosi p=0,005 dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, pengaruh teman merupakan faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food. Mahasiswa dengan pengaruh teman yang kuat berpeluang 2,9 kali lebih sering mengonsumsi fast food dibandingkan mahasiswa dengan pengaruh teman lemah setelah dikontrol variabel uang saku, harga dan pengaruh media promosi. Diperlukan edukasi pada mahasiswa mengenai dampak mengonsumsi fast food berlebihan agar lebih bijaksana dalam mengikuti ajakan teman untuk mengonsumsi fast food. Walaupun pertemanan itu penting, tetapi kesehatan diri sendiri juga lebih penting.

Excessive consumption of fast food can increase the incidence of obesity and other health problems in adolescents. This study aims to determine the dominant factor of the frequency of modern fast food consumption among students Gunadarma University Depok in 2017. The research method used is quantitative with cross sectional study design conducted to 148 students Gunadarma University Depok selected by systematic random sampling. It used questionnaire about individual characteristics, food characteristics, and environmental characteristics, while data of frequency fast food consumption from FFQ. In addition, this study also used software Google Maps Geo Coding Javascript API versi 3.0 to determine the proximity between campus and fast food restaurants.
Result showed that 51,4 of respondents consumed fast food often ge 3x week. Furthermore, there is a difference proportion in the influence of friends p 0.001, amount of pocket money p 0.050, and the influence of promotional media p 0.005 in determining the frequency of fast food consumption. Based on the result of multiple logistic regression analysis, friend influence is the dominant factor in determining the frequency of fast food consumption. Students with strong friend influences are 2.9 times more likely to eat fast food often compared to poor friend influences after control by other factors such as amount of pocket money, price and influence of promotional media.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursita Angesti
"Perubahan status gizi, pola makan dan gaya hidup pada remaja turut mempengaruhihipertensi remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominanhipertensi pada remaja di SMA Sejahtera 1 Depok tahun 2017. Penelitian ini menggunakandesain cross sectional. Data yang dikumpulkan adalah data primer dari 144 responden tekanan darah, IMT/U, asupan natrium, kalium, kalsium, lemak, konsumsi buah dan sayur,durasi tidur, stres, aktivitas fisik, jenis kelamin dan riwayat hipertensi keluarga denganmenggunakan sfigmomanometer air raksa, antropometri, Semi Quantitative FFQ, dankuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebanyak 42,4 remaja SMA Sejahtera 1Depok mengalami hipertensi ge;95 persentil . Terdapat perbedaan IMT/U dan riwayathipertensi keluarga pada hipertensi. Faktor dominan yang paling berhubungan denganhipertensi pada remaja di SMA Sejahtera 1 Depok tahun 2017 adalah riwayat hipertensikeluarga. Diperlukan edukasi tentang pentingnya riwayat hipertensi keluarga seperti kegiatankonseling genetik sebagai pencegahan hipertensi remaja.

Nutrional status changing, diet, and lifestyle are influence adolescent rsquo s hypertension. Thepurpose of this research is to determine the most dominant factor of hypertension amongadolescent at SMA Sejahtera 1 Depok 2017. This research used a cross sectional design Datawas collected trough primary data collection from 144 respondens blood pressure, BMI forage, sodium, potassium, calcium, fat intake, fruit and vegetable consumption, sleep duration,stress, physical activity, sex and family history of hypertension by mercurysphygmomanometer, anthropometry and Semi Quantitative FFQ and questionnaire. Thestudy showed that 42.4 of adolescent of SMA Sejahtera 1 Depok had hypertension ge 95percentile . Factors associated with hypertension was BMI for age and family history ofhypertension. The most dominant factor associated with hypertension among adolescents atSMA Sejahtera 1 Depok 2017 was family history of hypertension. Education rsquo s family historyof hypertension such as genetic counseling was needed for prevent adolescent rsquo shypertension."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T47710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliani Chandra
"Dysmenorrhea primer merupakan suatu masalah yang berdampak pada kualitas hidup seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi (IMT), kebiasaan olahraga, asupan gizi (serat, omega-3, dan kalsium), konsumsi kopi, usia menarche, laju menstruasi, lama menstruasi,, siklus menstruasi, riwayat keluarga, dan stress psikologis dengan dysmenorrhea primer serta faktor yang dominan pada mahasiswi S1 Reguler FF, FIK, dan FKM UI tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan metode systematic random sampling. Sampel yang diteliti adalah mahasiswi FF, FIK, dan FKM UI angkatan 2011-2014 dengan total 170 sampel. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara FFQ semikuantitatif, dan pengukuran antropometri. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dan stress psikologis dengan dysmenorrhea primer (p-value< 0,05). Dari analisis regresi logistik didapatkan stress psikologis sebagai faktor dominan (OR 3,912).

Primary dysmenorrhea is a problem which impact quality of life. This study aimed to identify the association between nutritional status (BMI), exercise, nutrient intake (dietary fiber, omega-3, and calcium), coffee consumption, menarche age, menstrual flow, menstrual duration, menstrual cycle, family history, and psychological stress with primary dysmenorrhea and the dominant factor on female student in Female Student at Faculty of Pharmacy, Faculty of Nursing, and Faculty of Public Health Universitas Indonesiain 2015. This study used cross sectional design with systematic random sampling. The observed sample in this study was female student of the Faculty of Pharmacy, Faculty of Nursing, and Faculty of Public Health Universitas Indonesia batch 2011-2014 envolving 170 students. Data were collected by using a self administered questionnaire, semiquantitative FFQ, and anthropometric measurements. The result of this study showed that there was a significant association between family history and psychological stress with primary dysmenorrhea (p-value < 0,05). Logistic regression analysis showed that psychological stress as the dominant factor (OR 3,912)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiam Rifati
"ABSTRACT
Dismenorea adalah nyeri saat menstruasi yang dapat berupa kram pada perut bagian bawah tengah, nyeri pelvis, kembung, dan mual. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor dan faktor dominan yang berhubungan dengan dismenorea pada remaja. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional kepada 177 siswi di SMAN 5 Bekasi dengan pengukuran antropometri untuk data berat badan dan tinggi badan, dan pengisian kuesioner untuk data usia menarke, aktivitas fisik, kebiasaan sarapan, riwayat dismenorea di keluarga, lama menstruasi, dan stres. Data dianalisis dengan uji Chi-square, uji beda dua mean, uji korelasi, dan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan 85.9 responden mengalami dismenorea. Terdapat hubungan yang bermakna antara dismenorea dengan kebiasaan sarapan p = 0.044, OR = 1.3 dan riwayat dismenorea di keluarga p = < 0.001, OR = 6.8. Riwayat dismenorea di keluarga merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan dismenorea karena memiliki OR terbesar. Namun, faktor tersebut tidak dapat diintervensi, sehingga dipilih kebiasaan sarapan sebagai faktor yang dapat diintervensi.

ABSTRACT
Dysmenorrhea is defined as menstrual pain that can be felt like cramps in lower middle abdomen, pelvic pain, bloated, and nausea. The aim of this study was to determine factors and dominant factor associated to dysmenorrhea in adolescents. A cross sectional study was conducted among 177 female students in SMAN 5 Bekasi by anthropometry measurement for weight and height data, and self administered questionnaire for age of menarche, physical activity, breakfast habits, family history of dysmenorrhea, menstrual duration, and stress data. Data were analyzed using Chi square, two mean difference, correlation, and multiple logistic regression analysis. The result showed that 85.9 of respondents had dysmenorrhea. Significant associations were found between dysmenorrhea and breakfast habits p 0.044, OR 1.3 , and family history of dysmenorrhea p 0.001, OR 6.8. Family history of dysmenorrhea is the dominant factor because it has highest score for OR. Nonetheless, family history of dysmenorrhea can not be intervened nor changed, so breakfast habits are chosen factor to be intervened."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>