Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173413 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erni Juwita Nelwan
"Sebagai negara tropis terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan khususnya di bidang penyakit tropik dan infeksi/ Meskipun terdapat penurunan jumlah kasus tropik infeksi dalam 10 tahun terakhir, namun masalah penyakit tropik infeksi tetap masih membutuhkan perhatian/ Komitmen Indonesia untuk mensejahterakan masyarakat melalui pencapaian target dalam Sustainable Development Goals (SDG) 2030 yaitu mengakhiri epidemi malaria, AIDS, tuberkulosis, hepatitis, penyakit tropis terabaikan dan penyakit infeksi lainnya seperti diare atau demam tifoid masih membutuhkan usaha keras dari semua pihak."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
PGB-Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Soemarsono Sastrodipoero
"Saya memilih dan menyajikan pidato pengukuhan berjudul : Penyakit Tropik dan infeksi : Suatu perspektif pendekatan secara terpadu masalah infeksi Individual, komunitas dan nosokomial. Dengan maksud menyoroti masalah penyakit tropik dan infeksi yang seharusnya menjadi lebih dikenal, lebih difahami dan lebih diberi perhatian oleh masyarakat kita masing-masing, untuk meningkatkan keikutsertaan kita secara lebih nyata dalam usaha penanggulangan secara nasional dan global, sebagai salah satu bentuk sumbangan kita ke arah tercapainya kesejahteraan Bangsa.
Pengertian dan sejarah singkat Penyakit Tropik dan Infeksi.
Istilah dan pengertian Tropical Medicine (Trop.Med.) diperkenalkan oleh orang-orang Barat (baca: Utara) ketika mereka pertama. kali datang di daerah iklim panas, di sekitar khatulistiwa (keerkringen). Mereka menyaksikan alam di sini sebagai sesuatu yang berbeda dan khas dibandingkan dengan keadaan alam di negeri mereka. Mereka juga mengamati adanya penyakit-penyakit yang diderita oleh penduduk atau oleh beberapa dari mereka yang ada di sini, yang mereka sangka penyakit aneh dan tidak pernah mereka saksikan di negeri mereka. Citra tentang penyakit tropik diindentifikasi sebagai penyakit dengan konotasi negatif, seperti yang berhubungan dengan sanitasi jelek, gizi jelek, higiene jelek, kebiasaan jelek dan penyakit menular yang berbahaya. Karena itu mereka sudah sejak awalnya berpendapat bahwa penyakit di daerah panas ini ganjil (exotic) dan perlu diklasifikasikan tersendiri sebagai penyakit tropik, dan mereka yang ingin atau terpaksa tinggal di daerah tropik (seperti tentara Kolonial), sebaiknya bersikap preventif dan menghindar dari penyakit (dan penduduk) sedapat mungkin. Dalam suasana penjajahan maka riset yang berlangsung selama seratus enam puluh empat tahun sejak dibentuk organisasi ilmiah pertama yaitu Bataviaasch Genootschap van Kunsten en weten schappen, ditujukan khusus untuk kepentingan Pemerintah Kolonial. Ini berarti bahwa riset dikendalikan guna membantu perkembangan sistem ekonomi kolonial, politik dan sumber kekayaan bagi penguasa kolonial.
Dengan adanya sarana perhubungan lalu lintas yang modern dan cepat, yang menghilangkan kendala batas dan waktu bagi pergaulan global yang lebih erat, yang berakibat bertambah besarnya jumlah orang asal daerah iklim sedang yang berkunjung maupun yang tinggal untuk beberapa waktu yang lama (Penang Dunia ke II), maka Trop.Med. memperoleh arti yang lebih besar dalam sejarah kedokteran dari pada sebelumnya. Visi dan sikap mereka berubah; dalam tahap perkembangan Trop.Med., peneliti-peneliti mendapat kesimpulan, bahwa penyakit tropik tidaklah mengerikan sebagai yang mereka sangka sebelumnya ; penyakit-penyakit ini sebetulnya tidak seluruhnya asli (original) daerah tropik, tapi penyakit-penyakit tersebut didapati juga pada daerah-daerah iklim sedang, namun frekuensi maupun manifestasinya yang berlainan. Perbedaan frekuensi dan manifestasi ini, dimanapun ada kaitannya dengan : 1. ekonomi. 2. Iklim, serta 3. Bangsa/ras setempat. (1) Sebagaimana terlihat dari uraian di atas pengertian Trop.Med. terutama dipusatkan pada soal infeksi atau penyakit. ;Saya memilih dan menyajikan pidato pengukuhan berjudul : Penyakit Tropik dan infeksi : Suatu perspektif pendekatan secara terpadu masalah infeksi Individual, komunitas dan nosokomial."
Jakarta: UI-Press, 1992
PGB 0108
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarah Ayunda
"[Tingginya frekuensi penyakit tropik infeksi di Indonesia dan peran antibiotik yang sangat vital dalam terapinya menyebabkan tingginya pula potensi penggunaan antibiotik dalam jumlah yang besar di Indonesia. Kondisi ini dapat berujung pada resistensi antibiotik jika penggunaan antibiotik tidak dipantau. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kuantitas antibiotik yang diterima oleh pasien rawat inap dewasa di RSCM dengan penyakit tropik infeksi selama periode Juni 2014-2015. Data terkait terapi setiap sampel penelitian diperoleh melalui penelusuran rekam medik, yang kemudian dihitung dengan rumus defined daily dose (DDD). Hasil menunjukkan bahwa secara umum, antibiotik dengan kuantitas tertinggi adalah seftriakson (60,85 DDD/100 pasien-hari). DDD tersebut tergolong tinggi karena terdapat 18 pasien dari 34 sampel penelitian yang menerima terapi seftriakson. Untuk setiap diagnosis yang ditemukan pada sampel penelitian, seftriakson juga menjadi yang tertinggi pada demam tifoid (33,27 DDD/100 pasien-hari). Ditemukan pula penggunaan seftriakson pada pasien DBD (7,83 DDD/100 pasien-hari) dan malaria (3,20 DDD/100 pasien-hari) yang kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi sekunder pada pasien. Sementara itu, pada pasien leptospirosis, kuantitas penggunaan antibiotik tertinggi adalah meropenem (24,91 DDD/100 pasien-hari).;As the frequency of communicable disease in Indonesia is still high and antibiotic’s role as its therapy is vital, there is a possibility that the amount of antibiotic used in Indonesia is also high. This condition may lead to antibiotic resistance. This research was conducted to quantify antibiotic usage of patient with tropical infection diseases in Ward A Building of RSCM during June 2014-2015. Data were collected from Medical Record Unit. Then, then data were calculated using defined daily dose (DDD) formula. The result showed that the highest antibiotic used to treat the patients, generally, was ceftriaxone (60,85 DDD/100 patient-days). This number is high as from 34 patients, 22 of them received ceftriaxone as part of their medication. For each diagnosis found in the sample of population, ceftriaxone was also the highest in thyphoid fever (29,78 DDD/100 patient-days). The use of ceftriaxone was also found in dengue hemorrhagic fever (7,48 DDD/100 patient-days) and malaria (2,55 DDD/100 patient-days). There is probability that those patients also had bacterial infection. Meanwhile, in patient with leptospirosis, the highest antibiotic used was levofloxacin (21,98 DDD/100 patient-days)., As the frequency of communicable disease in Indonesia is still high and antibiotic’s role as its therapy is vital, there is a possibility that the amount of antibiotic used in Indonesia is also high. This condition may lead to antibiotic resistance. This research was conducted to quantify antibiotic usage of patient with tropical infection diseases in Ward A Building of RSCM during June 2014-2015. Data were collected from Medical Record Unit. Then, then data were calculated using defined daily dose (DDD) formula. The result showed that the highest antibiotic used to treat the patients, generally, was ceftriaxone (60,85 DDD/100 patient-days). This number is high as from 34 patients, 22 of them received ceftriaxone as part of their medication. For each diagnosis found in the sample of population, ceftriaxone was also the highest in thyphoid fever (29,78 DDD/100 patient-days). The use of ceftriaxone was also found in dengue hemorrhagic fever (7,48 DDD/100 patient-days) and malaria (2,55 DDD/100 patient-days). There is probability that those patients also had bacterial infection. Meanwhile, in patient with leptospirosis, the highest antibiotic used was levofloxacin (21,98 DDD/100 patient-days).]"
Jakarta: [Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widoyono
Jakarta: Erlangga, 2008
616.988 3 WID p (3)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Widoyono
Jakarta: Erlangga, 2011
618.929 883 WID p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Djunaedi
"ABSTRACT
Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 untuk mengetahui hubungan perilaku pencegahan malaria dengan kejadian malaria di Provinsi Papua. Desain penelitian ini adalah potong lintang, dengan besar sampel sebanyak 1.660 orang. Hubungan ditentukan dengan analisis multiple logistic regression. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat yang tidak menggunakan kelambu memiliki risiko 0,61 lebih kecil untuk mengalami malaria setelah dikontrol oleh variabel pemasangan kasa nyamuk, tempat perindukan nyamuk dan daerah pantai, risiko terjadinya malaria pada orang yang tidak memasang kasa nyamuk dan tinggal jauh dari perindukan nyamuk sebesar 2,6 kali lebih besar daripada mereka yang memasang kasa nyamuk dan tinggal jauh dari perindukan nyamuk. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai mempunyai risiko terkena malaria 2,3 kali lebih besar dibandingkan masyarakat yang tidak tinggal di daerah pantai. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat efektifitas penggunaan kelambu, dan pengendalian lingkungan untuk menurunkan kejadian malaria.

ABSTRACT
This study used data Riskesdas 2010 to determine the relationship of malaria prevention behaviors with malaria incidens in Papua Province. The study design was cross-sectional, with a sample size of 1,660 people. The relationship is determined by multiple logistic regression analysis. The results showed that people used mosquito nets to sleep have a 0.61 lower risk for experiencing malaria, once controlled by the variable mosquito netting at every ventilation, mosquito breeding places and coastal areas, House ventilation that doesn?t use mosquito nets and stay away from mosquito breeding places have risk of malaria incidens 2.6 times greater compare house who used mosquito netting and stay away from mosquito breeding. People living in coastal areas at risk of malaria 2.3 times more likely than people who do not live in coastal areas. Further research needs to be done to see the effectiveness of the use of bed nets, and environmental control to reduce the incidence of malaria.
"
2014
S56497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratika Dewi
"Resistensi Plasmodium terhadap obat antimalaria merupakan masalah yang harus diatasi. Salah satu caranya dengan mencari obat baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak bunga dan ekstrak kulit buah Delonix regia dalam menurunkan densitas Plasmodium. Penelitian menggunakan desain uji eksperimental. Berdasarkan hasil uji fitokimia diketahui kadar alkaloid dalam esktrak kulit buah lebih tinggi dibandingkan kadar alkaloid dalam ekstrak bunga. Hal ini sesuai dengan hasil uji in vivo pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei. Mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dengan dosis 2,8 mg/mencit, 8,4 mg/mencit dan 14 mg/mencit mengalami penurunan densitas Plasmodium sedangkan pada mencit yang mendapatkan ekstrak bunga terjadi kenaikan densitas Plasmodium.
Berdasarkan uji Post Hoc LSD didapatkan adanya perbedaan perubahan densitas Plasmodium yang signifikan pada mencit yang mendapatkan kontrol negatif dibandingkan dengan mencit yang mendapatkan ekstrak kulit buah dosis kecil, sedang maupun besar dengan nilai p 0,00; 0,03 dan 0,022. Sedangkan perbedaan yang tidak signifikan di dapatkan saat perubahan densitas Plasmodium pada mencit yang mendapatkan kontrol negatif dibandingkan dengan mencit yang mendapatkan ekstrak bunga dengan nilai p 0,156; 0,064 dan 0,923. Dapat disimpulkan ekstrak kulit buah dapat menurunkan densitas Plasmodium.

Resistance of Plasmodium to anti-malaria drugs is a problem that necessary to be solved. One of the way is create new drugs. The purpose of this study to determine the effect of flowers extracts and rinds extracts of Delonix regia to decrease density of Plasmodium. This study use experimental design. Based on the results of phytochemical test known that alkaloid levels in rind's extract is higher than flower's extract. This is consistent with the results of in vivo test in mice infected by Plasmodium berghei. The mice whom get rind's extract dose ie 2,8 mg/mice, 8,4 mg/mice dan 14 mg/mice shown decrease of parasitemia, mean while mice whom get flowers shown increase of parasitemia.
Based on Post Hoc LCD test, there is significantly difference in density change of plasmodium in mice whom get negative control compare with mice whom get small dose, medium dose and high dose of rinds extracts with the value of p 0,00; 0,03 and 0,022. While there is no significantly difference when mice whom get negative control compare with mice whom get small dose, medium dose and high dose of flowers extracts with the value of p 0,156; 0,064 and 0,923. It can be concluded that rind's extract of Delonix regia can decrease parasitemia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alisah Naoemar Abidin
"Pada pagi hari yang berbahagia ini perkenankanlah saya memanjatkan puji svukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga upacara pengukuhan saya sebagai Guru Besar Tetap di Universitas Indonesia dapat diselenggarakan.
Perkembangan sosial-ekonomi dalam era globalisasi ini telah menambah kompleksnya masalah kesehatan di Indonesia. Pada saat penyakit infeksi masih belum dapat dikendalikan dengan baik. penyakit non infeksi seperti penyakit degeneratif. keganasan jantung dan sebagainya mulai meningkat sehingga terjadi beban ganda.
Pada saat ini kita berada dalam era peralihan pola penyakit. Pada bulan Januari yang lalu Badan Litbang Kesehatan RI. mengadakan diskusi ilmiah mengenai Emerging Infectious Diseases; yaitu penyakit infeksi baru, yang timbul kembali atau resister terhadap obat yang insidensnya telah meningkat dalam 20 tahun terakhir atau berpotensi untuk meningkat di masa yang akan datang.
Apa yang sekiranya dapat dianggap sebagai penyebab fenomena ini ? Perilaku masyarakat modern dengan gaya hidup baru dapat menjadi salah satu penyebabnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan terjadinya urbanisasi yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana, telah menambah luasnya daerah kumuh di perkotaan. Perkembangan teknologi yang cepat dan tuntutan kebutuhan manusia yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan sehingga timbul masalah kesehatan lingkungan yang erat hubungannya dengan penyakit infeksi. Kurangnya air bersih, pencernaran tanah dan air oleh limbah industri dan limbah rumah tangga termasuk tinja, menciptakan kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan perkembangan vektor dan sumber infeksi. Fenomena tersebut berlaku juga untuk salah satu kelompok penyakit infeksi yaitu penyakit parasitik.
Hadirin yang terhormat,
Sesuai dengan keahlian dan tugas saya sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada kesempatan ini saya memilih judul pidato pengukuhan :
"Beberapa Infeksi Parasitik Masa Lampau dan Masa Kini di Indonesia"
Pertama, saya ingin menyampaikan mengenai sekelompok penyakit parasit yang sudah lama bercokol di masyarakat, dan masih tetap menjadi bahan pembicaraan yang muncul di berbagai media masa dan masih tetap menjadi masalah hangat yaitu :
Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah
Infeksi casing usus yang dimaksud di atas adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan melalui tanah, telur dan larvanya menjadi bentuk infektif di tanah. Dalam bahasa sehari-hari infeksi ini disebut cacingan. Infeksi dengan cacing usus yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di daerah tropik, termasuk Indonesia.
Cacingan merupakan penyakit rakyat yang sangat erat kaitannya dengan masalah lingkungan. Lingkungan yang kumuh merupakan tempat subur untuk berkembang biaknya cacing-cacing penyebab cacingan."
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0232
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Gusgus Ghraha Ramdhanie
"[Kekurangan nutrisi dan penyakit infeksi merupakan sebuah interaksi yang saling mempengaruhi. Infeksi dapat mempengaruhi status nutrisi dan sebaliknya masalah nutrisi dapat memperburuk kemampuan anak untuk mengatasi penyakit. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran aplikasi Model Konservasi Myra E. Levine dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit infeksi yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. Model Konservasi Levine diaplikasikan pada lima kasus kelolaan yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. Intervensi yang diberikan berdasarkan pinsip-prinsip konservasi sudah mencakup semua masalah yang ditemukan pada klien. Hasil evaluasi pada akhir perawatan dari trophicognosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada kelima kasus menunjukkan teratasi sebagian tetapi sudah menunjukkan perbaikan., Under nutrition and infectious diseases is an interaction of mutual influence. The infection can affect nutritional status and than nutritional problems can worsen the child's ability to cope with the disease. Final this study is to give an overview of applications Myra E. Levine's Conservation Model in providing nursing care in children with infectious diseases who have nutritional imbalance less than needs. Levine Conservation Model was applied in five cases managed with nutritional imbalance less than needs. Intervention provided by conservation principle already includes all the problems that are found on the client. The results of the evaluation at the end of the treatment of nutritional imbalance less than the needs trophicognosis of the five cases, showed unresolved but already showing improvement.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eddleston, Michael
New York Oxford Univ. Press 2002,
R 616.988 3 Edd o
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>