Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129801 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anaya Shaqira Salim
"Artikel ini menjelaskan tentang perubahan industri film, khususnya setelah pandemic COVID-19. Merebaknya COVID-19 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap industri perfilman. Akibat pandemi, terlihat bahwa transisi dari teater tradisional ke platform media streaming semakin cepat (Changsong et al, 2021). Di sisi lain, hal ini menguntungkan bagi platform streaming mengingat industri film konvensional beralih ke platform-platform streaming sehingga memudahkan akses bagi khalayak. Artikel ini akan menganalisis kasus tersebut menggunakan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Fill, 2006) dan mengambil contoh bagaimana Netflix, sebagai salah satu platform streaming daring terbesar, mempertahankan hubungan virtual yang kuat dengan penontonnya (Riaz, 2018) saat dan sesudah pandemi. Tulisan ini berargumen bahwa Netflix mengaplikasikan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang menitikberatkan pada platform media sosial.

This article describes the changes in film industries, specifically after the COVID-19 pandemic situation. The rampant COVID-19 has had a significant influence on the film industry. The transition from traditional theatres to streaming media platforms has quickened (Changsong et al., 2021). On the other hand, this situation creates an opportunity for streaming platforms industries as filmmakers try to make their products more accessible for audiences in the post-pandemic era, where restrictions on mobility are imposed. In order to understand this particular case, this article will be using Integrated Marketing Communication (Fill, 2006) and taking a case of how Netflix, as one of the biggest online streaming platforms, maintains a solid virtual relationship with the audiences (Riaz, 2018) during and after the pandemic. This paper argues that Netflix implies an integrated marketing communication strategy focusing on social media platforms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salwa Jamal
"TikTok Shop, sebagai social commerce nomor satu di Indonesia, menghadirkan pengalaman baru dalam berbelanja secara online melalui live streaming shopping. Ini memungkinkan aktivitas jual beli dilakukan secara real time yang kemudian menjadi faktor online purchase intention. Salah satu toko yang mengadaptasi teknik ini dan berhasil adalah merek produk fashion lokal Swepo. Swepo berhasil memaksimalkan seluruh fitur live streaming shopping dengan memanfaatkan event Hari Belanja Online Nasional untuk meningkatkan penjualannya. Makalah ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena live streaming shopping dimanfaatkan melalui strategi komunikasi pemasaran merek produk fashion lokal Swepo. Qualitative Content Analysis digunakan sebagai metodologi pada analisis ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa online purchase intention meningkat melalui interactivity, perceived credibility, perceived attractiveness, argument quality, dan price awareness yang tumbuh akibat kemampuan komunikasi host dalam berinteraksi dengan penonton.

TikTok Shop, as the number one social commerce in Indonesia, presents a new experience in shopping online through live streaming shopping. This allows buying and selling activities to be carried out in real time which then becomes a factor of online purchase intention. One store that has adapted this technique and been successful is local fashion brand Swepo. Swepo managed to maximize all of its live streaming shopping features by taking advantage of the National Online Shopping Day event to increase its sales. This paper aims to find out how the phenomenon of live streaming shopping is exploited through the marketing communication strategy of the local fashion brand Swepo. Qualitative Content Analysis is used as the methodology in this analysis. The results of the analysis show that online purchase intention increases through interactivity, perceived credibility, perceived attractiveness, argument quality, and price awareness which grows due to the host's communication skills in interacting with the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Paranita
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan penerapan strategi content marketingyang dilakukan oleh Shopee Indonesia melalui fitur live streamingShopee Live. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tiga pendekatan yang digunakan Shopee Live dalam mengembangkan strategi content maretingmereka, yaitu pendekatan konten yang menghibur, mengedukasi, dan melibatkan khalayak. Konten entertaimentmerupakan pendekatan utama yang menjadi key selling pointbagi Shopee Live dan membedakan dengan konten pada platformlainnya. Strategi content marketingyang dikembangkan Shopee Live memiliki keterkaitan dengan ekpektasi khalayak terhadap konten hiburan pada platformbelanja daring. Penerapan strategi content marketingShopee Live juga berimplikasi pada peningkatan leadsdi platform utama.

ABSTRACT
This study aims to find out and explain the implementation of content marketing strategy by Shopee Indonesia through live streaming feature, Shopee Live. This research uses post-positivism paradigm and qualitative approach withcase study strategy. The results of this study indicate three approaches used by Shopee Live in developing their content marketing strategy, such as entertaining, educative, and engaging content. Entertainment content is the main approach and the key selling point that differentiates Shopee Live content with other platforms. Content marketing strategy developed by Shopee Live correlates to customer expectation towards entertainment content in mobile shopping application. The application of content marketing strategy through Shopee Live feature also has implications for increasing leads on the main paltform."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Arindya Laksmidewi Marghaputra
"Pandemi Covid-19 yang memaksa kita untuk menjaga jarak menjadi tantangan bagi industri hiburan musik. Konser tur antar negara, temu penggemar dan kegiatan lainnya yang dilakukan oleh brand industri musik untuk membentuk pengalaman audiens terpaksa harus ditiadakan. Dalam menghadapi kondisi ini, para pemasar industri hiburan musik memanfaatkan teknologi dan membuat konser virtual sebagai bentuk strategi experiential marketing. Tulisan ini akan menganalisis apakah konser virtual telah memenuhi pilar keberhasilan strategi experiential marketing dibandingkan dengan konser offline. Terdapat sebelas pilar keberhasilan experiential marketing yakni remarkable, shareable, memorable, measurable, relatable, personal, targetable, connectable, flexible, engageable dan believable. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus komparatif dengan membandingkan satu variabel pada dua sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda. Dalam pengaplikasiannya, konser virtual maupun konser offline memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Teknologi augmented reality dan grafis 3D dalam konser virtual menciptakan pengalaman unik melalui efek panggung seolah-olah visual tersebut nyata, sehingga tercipta pengalaman mendalam yang dimana secara psikologis audiens merasa menjadi bagian dari lingkungan virtual tersebut sehingga timbul perasaan nyata ‘berada disana’. Namun, teknologi tidak dapat menggantikan pengalaman yang didapat melalui interaksi tatap muka. Teknologi justru menciptakan cara interaksi baru dan pengalaman unik yang berbeda dari interaksi langsung.

Covid-19 pandemic forces us to practice physical distancing. This condition leads to a new challenge, especially for the music entertainment industry. Many activities that build the audience's experience such as world tour concerts and fan meetings had to be eliminated. In facing this challenge, music industry marketers take advantage of technology and create virtual concerts as a form of experiential marketing strategy. This study aims to analyze whether virtual concerts have met the pillars of successful experiential marketing strategy compared to offline concerts. There are eleven pillars of experiential marketing such as remarkable, shareable, memorable, measurable, relatable, personal, targetable, connectable, flexible, engageable, and believable. The research method used is a comparative case study, comparing one variable in two different samples or at different times. Study results revealed that both virtual concerts and offline concerts have their respective advantages and disadvantages. Augmented reality technology and 3D graphics used in virtual concerts create a unique experience through stage effects as if the visuals are real, this visualization creating an immersive experience where the audience psychologically become one with the virtual environment and a sense of "being there" arises. However, technology cannot replace the experiences gained through face-to-face interactions. Instead, technology creates a new way of interacting and a unique audience experience. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muchammad Fahmy Septiaddy
"Perkembangan lanskap digital mendorong terjadinya perubahan massif diberbagai
aspek kehidupan manusia khusus perilaku konsumsi. Hal ini mendorong banyak usaha
masuk kedalam lanskap digital dengan pendekatan yang berbeda dalam
mengkomunikasikan produk yang dijual. Keberadaan pandemic Covid-19 mendorong
banyak masyarakat mulai menggunakan platform perdagangan elektronik seperti tiktok
live dalam pemenuhan kebutuhannya salah satunya adalah suplemen Kesehatan seperti
obat herbal. Komunikasi Pemasaran Terpadu dalam lanskap komunikasi digital diperlukan
dalam mengkomunikasikan produk obat herbal tersebut kepada para pembeli. Salah satu
bentuk strategi komunikasi digital itu adalah melalui Social Presence, dimana para penjual
memberikan rasa kehadiran bagi para pembelinya dalam mengkomunikasikan produk obat
herbal yang diperjual-belikan. Penulisan ini akan berfokus pada pembentukkan strategi
komunikasi Social Presence dalam komunikasi yang termediasi oleh komputer, yang salah
satunya terlihat dalam transaksi jual-beli obat herbal dalam aplikasi tiktok live. Penulisan
ini bertujuan untuk untuk menganalisa strategi komunikasi pemasaran social presence
dalam live commercial shopping produk obat herbal bio insuleaf. Teori kehadiran
(Presence theory) menunjukkan bahwa ketika orang merasakan kehadiran yang kuat di
lingkungan atau situasi tertentu (dalam hal ini lingkungan virtual), mereka lebih mungkin
untuk terlibat dan dipengaruhi oleh lingkungan atau situasi itu (dalam hal ini adalah live
commercial shopping). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan
paradigma penelitian deskriptif untuk menjelaskan dan menganalisis kasus yang muncul
yaitu penjual-belian obat herbal melalui tiktok live.

The development of the digital landscape encourages massive changes in various aspects
of human life, especially consumption behavior. This has driven many businesses into the
digital landscape with different approaches to communicating the commodities they sell.
The existence of the Covid-19 pandemic has encouraged many people to start using
electronic trading platforms such as tiktok live to fulfill their needs, one of which is health
supplements such as herbal medicines. Integrated Marketing Communications in the
digital communication landscape is needed in communicating these herbal medicinal
products to buyers. One form of digital communication strategy is through social presence,
where sellers provide a sense of presence for their buyers in communicating the herbal
medicinal commodities being traded. This paper will focus on establishing a
communication strategy for social presence in computer-mediated communication, one of
which can be seen in the buying and selling of herbal medicines in the tiktok live
application. This writing aims to analyze the social presence marketing communication
strategy in live commercial shopping for bio insuleaf herbal medicinal commodities.
Presence theory suggests that when people feel a strong presence in a particular
environment or situation (in this case a virtual environment), they are more likely to be
involved in and influenced by that environment or situation (in this case is live commercial
shopping). This study uses a qualitative approach, with a descriptive research paradigm to
explain and analyze cases that arise, namely the sale and purchase of herbal medicines
through live tiktok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eppstian Syah As`ari
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang digunakan sebuah bisnis online murni dalam merintis bisnisnya. Dengan kasus pada bisnis undangan pernikahan online kartun Vidiyan.com, sebuah rintisan bisnis online murni berskala mikro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran yang digunakan Vidiyan.com dalam merintis bisnisnya, beserta alasan dan evaluasi terhadap strategi tersebut. Dalam merintis bisnis, sebelum mengetahui strategi apa yang digunakan, harus ditetapkan dahulu tujuan yang akan dicapai dalam melaksanakan strategi ini. Dan tujuan tersebut dituangkan dalam segmenting, targeting dan positioning. Kemudian untuk mengggapai tujuan tersebut disusunlah strategi dalam Product, Place, Price dan Promotion yang dikenal dengan Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Dan total bauran promosi (promotion mix) juga disebut Bauran Komunikasi Pemasaran (marketing communication mix) terdiri dari campuran spesifik periklanan, public relations, personal selling, promosi penjualan, dan alat-alat direct marketing yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan dengan pelanggan. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan evaluasi proses sebuah studi kasus. Penelitian menunjukkan bahwa Word of Mouth merupakan sarana komunikasi pemasaran yang efektif. Public Relation dengan sarana online menggunakan blog yang terintegrasi dengan media sosial lainnya seperti Facebook dan Twitter juga efektif. Hal ini berhubungan dengan teori New Wave Marketing yaitu Conversation dan Connect.

ABSTRACT
The study was conducted to determine the marketing communications strategy that is used a pure online business in pioneering business. With the case on the business of wedding invitations online cartoon Vidiyan.com, a pioneering micro pure online business.The purpose of this study was to determine the marketing communication strategies used in pioneering Vidiyan.com its business, its rationale and evaluation of the strategy. In a pioneering business, before knowing what strategy to use, should be set in advance the objectives to be achieved in implementing this strategy. And objectives are set forth in segmenting, targeting and positioning. Then to achieve these objectives the strategy drafted in the Product, Place, Price and Promotion known as Marketing Mix (Marketing Mix). And the total promotional mix (promotion mix) is also called the marketing communications mix (marketing communication mix) consists of a specific mix of advertising, public relations, personal selling, sales promotion and direct marketing tools that companies use to communicate in a persuasive customer value and build relationships with customers. The study was conducted with qualitative methods using a case study evaluation process. Research shows that the Word of Mouth is an effective tools of marketing communication. Public Relations that using online tools, such as using a blog integrated into other social media like Facebook and Twitter are also effective. This is related to the theory of the New Wave Marketing, Conversation and Connect.
"
2012
T30411
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qisty Amanda Deviacita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi persuasi dalam relationship marketing yang dilakukan oleh pelaku bisnis network marketing khususnya enterpriser HDI di dalam memasarkan bisnis di masa pandemi Covid-19. Relationship marketing dan taktik persuasif memiliki peran dalam menyebarkan informasi yang dapat membangun kedekatan serta memotivasi para member dalam bisnis network marketing. Enterpriser melakukan pemasaran melalui media sosial Instagram dengan pendekatan yang lebih soft melalui sharing, membangun bonding dan personal branding dengan memperlihatkan komunitas positif, serta mempersuasi dengan menggali ketakutan positif. Pemasaran melalui media sosial Instagram mempermudah percepatan bisnis dan menjangkau member.

This study aims to understand the communication strategy used by business actors, particularly HDI enterprises, in building their marketing relationships during the COVID-19 pandemic era. Relationship Marketing and persuasive tactics have a role in disseminating information that can build closeness with members and motivate members in the network marketing business. Enterprisers does marketing through Social Media Instagram with a soft approach through sharing, bonding and and personal branding by showing a positive community, and persuading by exploring positive fears. Marketing through social media Instagram makes it easier to accelerate business and reach members.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatut Wira Pambudi
"The Covid-19 pandemic forced the government to restrict residents from leaving the house. This makes residents in Indonesia and around the world use food delivery applications so they can still enjoy food from abroad. After the pandemic ended, FDA users were proven to persist and even increase, this could be influenced by several factors such as Functional Value, Emotional Value, Social Value, Epistemic Value and Conditional Value, the impact of which will be discussed on continued use in this research. This research uses the SEM-PLS method in the SmartPLS application to process data. The results of this research show that Social Value and Epistemic Value have a significant impact on continued usage intention, while Functional Value, Conditional Value and Emotional Value do not influence continued usage intention. Meanwhile, there is no significant difference between Functional, Conditional, Epistemic and Social Value on continued usage intention in Gen Y and Gen Z, only Emotional Value has a significant difference between Gen Y and Gen Z.

Pandemi Covid-19 memaksa pemerintah membatasi penduduknya untuk keluar rumah. Hal ini membuat para penduduk di Indonesia ataupun di dunia menggunakan food delivery application agar tetap bisa menikmati makanan dari luar. Setelah masa pandemi berakhir user FDA terbukti tetap bertahan bahkan bertambah, hal itu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Functional Value, Emotional Value, Social Value, Epistemic Value and Conditional Value yang akan dibahas dampaknya terhadap keberlanjutan pengunaan di penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode SEM-PLS pada aplikasi SmartPLS untuk mengolah data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Social Value dan Epistemic Value memiliki dampak yang signifikan terhadap continued usage intention sedangkan Functional Value, Conditional Value dan Emotional Value tidak mempengaruhi continued usage intention. Sedangkan, tidak ada perbedaan signifikan antara Functional, Conditional, Epistemic dan Social Value terhadap continued usage intention pada Gen Y dan Gen Z, hanya Emotional Value yang memiliki perbedaan signifikan diantara Gen Y dan Gen Z."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafna Agnieska Juzar
"The rise of globalization and the growth of technology resulted in alteration in people's lifestyles. Many practices would be impacted by this situation, including conventional marketing being replaced by digital marketing. Digital marketing can be defined as marketing campaigns using various marketing strategies such as social media. Using social media as part of digital marketing is a very commonly used strategy because of its accessibility. With those reasons above, it can be concluded that social media marketing can help promote businesses. Instagram is considered as one of the most effective social media as a marketing platform. This advantage causes many businesses including online food businesses to use Instagram as their marketing strategy. This study uses a qualitative approach with the aim of finding out how the marketing strategies on Instagram are carried out by online food businesses by conducting interviews with online food business @KouignPastry using the Marketing Mix (7P) analysis method.
.....akan terpengaruh oleh situasi ini, termasuk pemasaran konvensional yang digantikan oleh pemasaran digital. Pemasaran digital dapat didefinisikan sebagai kampanye pemasaran yang menggunakan berbagai strategi pemasaran seperti media sosial. Menggunakan media sosial sebagai bagian dari pemasaran digital adalah strategi yang sangat umum digunakan karena aksesibilitasnya. Dengan alasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran media sosial dapat membantu mempromosikan bisnis. Instagram dianggap sebagai salah satu media sosial paling efektif sebagai platform pemasaran. Keunggulan ini menyebabkan banyak pebisnis termasuk pebisnis makanan online menggunakan Instagram sebagai strategi pemasarannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran di Instagram dilakukan oleh pelaku usaha makanan online dengan melakukan wawancara kepada dua pelaku usaha makanan online; @KouignPastry dengan menggunakan metode analisis Bauran Pemasaran (7P)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Aulia Rahma
"ABSTRAK
Makalah ini membahas mengenai strategi customer brand engagement yang dilakukan oleh Netflix Indonesia melalui media sosial Instagram. Hal ini didasari pada rendahnya minat masyarakat Indonesia terhadap layanan Video on Demand berbayar seperti yang ditawarkan oleh Netflix dibandingkan dengan layanan Video on Demand gratis, sehingga dibutuhkan strategi customer brand engagement yang baik untuk menarik perhatian dan minat masyarakat. Dalam mencapai objektifnya, Netflix Indonesia menerapkan strategi humor appeal marketing yang berpotensi untuk mendapatkan tingkat customer brand engagement yang baik, strategi ini meliputi dimensi kognitif, dimensi emosional dan dimensi behavioral. Hasil analisis pada makalah ini adalah humor appeal marketing berpotensi untuk meningkatkan customer brand engagement Netflix Indonesia, serta ditemukan bahwa Netflix Indonesia menargetkan dimensi kognitif melalui konten visual, dimensi emosional melalui penulisan caption, dan dimensi behavioral melalui konten ajakan. Selain itu, Netflix Indonesia juga dilihat paling banyak menerapkan konten visual yang menargetkan dimensi kognitif berdasarkan banyaknya unggahan konten visual yang membutuhkan konsentrasi audiens.

ABSTRACT
This paper discusses the customer brand engagement strategy carried out by Netflix Indonesia through social media Instagram. This is based on the low interest of the Indonesian people towards paid Video on Demand services such as those offered by Netflix compared to the free Video on Demand services, therefore a good customer brand engagement strategy is needed to attract the attention of the public. In achieving its objectives, Netflix Indonesia applies a humor appeal marketing strategy that has the potential to get a good level of customer brand engagement, this strategy includes cognitive dimensions, emotional dimensions and behavioral dimensions. The results of the analysis done in this paper are that humor appeal marketing has the potential to increase Netflix Indonesias customer brand engagement, and it was found that Netflix Indonesia targeted cognitive dimensions through visual content, emotional dimensions through caption writing, and behavioral dimensions through solicitation content. In addition, Netflix Indonesia is also seen using the visual content the most to target cognitive dimensions based on the number of uploads of visual content that requires audience concentration."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>