Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Annisa Permatahati
"Tuberkulosis (TB) dan human immunodeficiency virus (HIV) saling berkaitan dan sering menghasilkan koinfeksi TB-HIV. Koinfeksi TB-HIV sering underdiagnosis karena gejala infeksi TB pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak spesifik. Pemeriksaan awal meliputi pemeriksaan sputum dahak, pemeriksaan cepat, dan pemeriksaan rontgen dada. Pasien yang telah didiagnosis TB dan HIV harus segera mendapatkan pengobatan dengan mendahulukan obat antituberkulosis (OAT) dan dilanjutkan dengan terapi antiretroviral (ARV). Tujuan laporan ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan OAT dan ARV pada pasien dengan koinfeksi TB-HIV periode bulan Mei-Oktober tahun 2022 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Metode yang digunakan adalah metode non-eksperimental yang dilakukan secara observasional berdasarkan data kunjungan pasien koinfeksi TB-HIV periode bulan Mei-Oktober tahun 2022 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Hasil yang diperoleh dari lima pasien menggunakan OAT, yaitu rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol (2HRZE + 4HR) ARV, yaitu tenofovir, lamivudin, dolutegravir (TLD + DTG) sesuai dengan acuan yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tahun 2021, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019, dan World Health Organization (WHO) Tahun 2019.Kesimpulan yang didapatkan adalah terapi OAT yang digunakan untuk pasien koinfeksi TB-HIV di Puskesmas Kecamatan Cengkareng pada periode Mei-Oktober 2022 adalah OAT kategori 1 dosis harian 2HRZE + 4HR serta untuk terapi ARV berupa TLD + DTG

Tuberculosis (TB) and human immunodeficiency virus (HIV) are interrelated and often result in TB-HIV co-infection. TB-HIV co-infection is often underdiagnosed because the symptoms of TB infection in people living with HIV/AIDS (PLWHA) are not specific. Initial investigations include sputum smear examination, rapid examination, and chest X-ray examination. Patients who have been diagnosed with TB and HIV should be treated immediately by prioritizing antituberculosis drugs (OAT) and continued with antiretroviral therapy (ARV). The purpose of this report is to evaluate the use of OAT and ARVs in patients with TB-HIV co-infection for the period May-October 2022 at the Cengkareng District Health Center. The method used is a non-experimental method carried out observational based on data on visits of patients with TB-HIV co-infection for the period May-October 2022 at the Cengkareng District Health Center. The results obtained from five patients using OAT, namely rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, ethambutol (2HRZE + 4HR) and ARVs, namely tenofovir, lamivudin, dolutegravir (TLD + DTG) in accordance with the references issued by the Indonesian Lung Doctors Association in 2021, the Minister of Health of the Republic of Indonesia in 2019, and the World Health Organization (WHO) in 2019. The conclusion obtained is that the OAT therapy used for TB-HIV co-infection patients at the Cengkareng District Health Center in the May-October 2022 period is OAT category 1 daily dose of 2HRZE + 4HR and for ARV therapy in the form of TLD."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raihana Izzatinisa
"HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus golongan RNA yang spesifik menyerang imunitas atau sistem kekebalan tubuh yang kemudian menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Semua orang dengan HIV dapat menghasilkan harapan hidup yang mendekati normal dan menekan pertumbuhan virus HIV jika tetap melakukan pengobatan dan kepatuhan jangka panjang terapi antiretroviral (ARV). Selama pandemi global COVID-19, menjadi semakin penting untuk memastikan ODHA memiliki akses pengobatan ARV melalui Multi-Month Dispensing dan juga menghindari kerumunan di fasilitas kesehatan. Laporan praktik kerja apoteker ini bertujuan untuk Mengetahui gambaran pola peresepan MMD ARV pasien di Puskemas Kecamatan Cengkareng periode Mei 2022 – Agustus 2022. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode pengumpulan data secara retrospektif pasien MMD ARV periode Mei 2022 sampai dengan Oktober 2022. Didapatkan kesimpulan sebagai berikut, Peresepan MMD ARV untuk ODHA di Puskesmas Kecamatan Cengkareng periode Mei hingga Oktober 2022 adalah 738 resep, dengan peresepan terbanyak FDC TLE (55,01%).

HIV or Human Immunodeficiency Virus is a type of RNA virus that specifically attacks the immune system which then causes Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). All people with HIV can have a near normal life expectancy and suppress the growth of the HIV virus if they are on medication and long-term adherence to antiretroviral therapy (ARV). During the global COVID-19 pandemic, it has become increasingly important to ensure that people living with HIV have access to ARV treatment through Multi-Month Dispensing and also to avoid crowds in health facilities. This pharmacist work practice report aims to describe the pattern of prescribing MMD ARV in patients at the Cengkareng District Public Health Center for the period May 2022 – August 2022. The research methodology used was a retrospective data collection method for MMD ARV patients for the period May 2022 to October 2022. The following conclusions were drawn, MMD ARV prescriptions for PLWHA at the Cengkareng District Health Center from May to October 2022 were 738 prescriptions, with the most prescriptions being FDC TLE (55.01%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nafayta Sekar Amalina
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sistem imun yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sebanyak 11.100 pasien HIV pada periode April – Juni 2022, sebanyak 8.972 pasien mendapatkan pengobatan ARV. Hingga saat ini, penyakit HIV belum dapat disembuhkan. Namun, infeksi dan replikasi HIV masih dapat dicegah dengan obat antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama seumur hidup. Dengan demikian, perencanaan pengadaan obat ARV perlu dilaksanakan dengan baik untuk mencegah kekosongan (stock out) agar tidak terjadi putus obat maupun kelebihan stok obat (overstock) dengan melakukan analisis terhadap pola peresepan obat ARV pada pasien ODHA di Rumah Sakit Universitas Indonesia, salah satunya menggunakan metode Minimum Maximum Stock Level (MMSL). Metode yang dilakukan untuk menyusun tugas khusus ini adalah metode deskriptif untuk menganalisa pola peresepan obat ARV di Rumah Sakit Universitas Indonesia dan melakukan perhitungan pengadaan maksimum dan minimum. Data yang digunakan diperoleh secara retrospektif menggunakan data penggunaan obat Rumah Sakit Universitas Indonesia periode Januari - Maret 2023 yang diambil dari data gudang farmasi serta dilakukan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang menerima obat ARV di RSUI periode Januari – Maret 2023 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 75% dan kelompok usia terbanyak merupakan kelompok usia dewasa dengan rentang usia 20- 60 tahun sebesar 79,17%. Selain itu, hasil perhitungan stok minimum dengan MMSL menunjukkan titik kapan untuk pemesanan ulang adalah pada rentang 2-66 tablet ARV dan hasil stok maksimal yang menunjukkan batas dari pemesanan adalah pada rentang 29-1.049 tablet ARV.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects the immune system which causes a decrease in human immunity. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, out of 11.100 HIV patients in the April-June 2022 period, 8.972 patients received ARV treatment. HIV disease cannot be cured, but the replication can still be prevented with antiretroviral drugs (ARVs) which must be consumed by for a lifetime. Thus, planning for the procurement of ARV drugs needs to be implemented properly to prevent stock outs or overstock by conducting an analysis of the patterns of ARV drug prescribing in HIV patients at Rumah Sakit Universitas Indonesia with Minimum Maximum Stock Level (MMSL) method. The method used to compile this special assignment is a descriptive method to analyze patterns of prescription of ARV drugs at the University of Indonesia Hospital and to calculate the maximum and minimum procurement. The data was obtained retrospectively using drug use data from January - March 2023 which was taken from pharmaceutical warehouse data and literature study. The results showed that HIV patients who received ARV drugs at RSUI from January - March 2023 were more male by 75% and the largest age group was the adult age group with an age range of 20-60 years by 79.17%. The results of calculating the minimum stock with MMSL show the point when to reorder is in the range of 2-66 ARV tablets and the maximum stock results which show the limit of ordering is in the range of 29-1,049 ARV tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nafayta Sekar Amalina
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sistem imun yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sebanyak 11.100 pasien HIV pada periode April – Juni 2022, sebanyak 8.972 pasien mendapatkan pengobatan ARV. Hingga saat ini, penyakit HIV belum dapat disembuhkan. Namun, infeksi dan replikasi HIV masih dapat dicegah dengan obat antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama seumur hidup. Dengan demikian, perencanaan pengadaan obat ARV perlu dilaksanakan dengan baik untuk mencegah kekosongan (stock out) agar tidak terjadi putus obat maupun kelebihan stok obat (overstock) dengan melakukan analisis terhadap pola peresepan obat ARV pada pasien ODHA di Rumah Sakit Universitas Indonesia, salah satunya menggunakan metode Minimum Maximum Stock Level (MMSL). Metode yang dilakukan untuk menyusun tugas khusus ini adalah metode deskriptif untuk menganalisa pola peresepan obat ARV di Rumah Sakit Universitas Indonesia dan melakukan perhitungan pengadaan maksimum dan minimum. Data yang digunakan diperoleh secara retrospektif menggunakan data penggunaan obat Rumah Sakit Universitas Indonesia periode Januari - Maret 2023 yang diambil dari data gudang farmasi serta dilakukan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang menerima obat ARV di RSUI periode Januari – Maret 2023 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 75% dan kelompok usia terbanyak merupakan kelompok usia dewasa dengan rentang usia 20- 60 tahun sebesar 79,17%. Selain itu, hasil perhitungan stok minimum dengan MMSL menunjukkan titik kapan untuk pemesanan ulang adalah pada rentang 2-66 tablet ARV dan hasil stok maksimal yang menunjukkan batas dari pemesanan adalah pada rentang 29-1.049 tablet ARV.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects the immune system which causes a decrease in human immunity. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, out of 11.100 HIV patients in the April-June 2022 period, 8.972 patients received ARV treatment. HIV disease cannot be cured, but the replication can still be prevented with antiretroviral drugs (ARVs) which must be consumed by for a lifetime. Thus, planning for the procurement of ARV drugs needs to be implemented properly to prevent stock outs or overstock by conducting an analysis of the patterns of ARV drug prescribing in HIV patients at Rumah Sakit Universitas Indonesia with Minimum Maximum Stock Level (MMSL) method. The method used to compile this special assignment is a descriptive method to analyze patterns of prescription of ARV drugs at the University of Indonesia Hospital and to calculate the maximum and minimum procurement. The data was obtained retrospectively using drug use data from January - March 2023 which was taken from pharmaceutical warehouse data and literature study. The results showed that HIV patients who received ARV drugs at RSUI from January - March 2023 were more male by 75% and the largest age group was the adult age group with an age range of 20-60 years by 79.17%. The results of calculating the minimum stock with MMSL show the point when to reorder is in the range of 2-66 ARV tablets and the maximum stock results which show the limit of ordering is in the range of 29-1,049 ARV tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi Prayoga
"Latar belakang: Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyebabkan beban kesehatan gobal yang mengakibatkan meningkatnya angka mortalitas dan morbiditas. Konsekuensi lainnya dari HIV/AIDS yaitu dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien, buruknya kualitas hidup mengakibatkan keterbatasan pada aktivitas fisik dan aktivitas sosial pada pasien. Salah satu penyebab kurangnya kualitas hidup ODHA disebabkan oleh kepatuhan pengobatan yang belum optimal. WHO menyebutkan kepatuhan pada pasien kronis hanya berkisar 50%.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kepatuhan minum obat ARV terhadap kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS di RSUD Pasar Rebo tahun 2022.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang yang dilakukan pada 87 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian ini menggunakan data primer menggunakan kuesioner EQ-5D-5L guna mengkaji kualitas hidup pasien.
Hasil: Berdasarkan hasil analisis univariat diperoleh sebagian besar responden memiliki kualitas hidup yang baik. pada hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan minum obat (p=0,001), pekerjaan (p=0.029), status pernikahan (p=0.013), lama pengobatan ARV (p=0.029), dan koinfeksi (p=0,001) dengan kualitas hidup ODHA. Sedangkan pada analisis multivariat didapatkan bahwa variabel status pernikahan dan koinfeksi/infeksi oportunistik merupakan faktor confounding pada hubungan kepatuhan minum obat terhadap kualitas hidup ODHA.
Saran: Diperlukan perhatian khusus dan tindak lanjut dari berbagai stakeholder dalam mengatasi kepatuhan minum obat yang masih rendah pada ODHA, serta diperlukan perencanaan perawatan kesehatan dan layanan sosial sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pada ODHA.

Background: Human Immunodeficiency Virus (HIV) causes a global health burden that results in increased mortality and morbidity rates. Another consequence of HIV/AIDS is that it can affect the patient's quality of life; a poor quality of life results in limitations on physical activity and social activity in patients. One of the causes of the lack of quality of life for PLWHA is suboptimal medication adherence. WHO mentions that adherence in chronic patients is only around 50%.
Purpose: This study was conducted to analyze the impact of antiretroviral drug adherence on the quality of life of PLHIV at RSUD Pasar Rebo.
Methods: This study was conducted using a quantitative approach with a cross-sectional design on 87 respondents. The data for this study were derived from primary data collected using the EQ-5D-5L questionnaire to assess patients quality of life.
Results: Based on univariate analysis, most of the respondents had a good quality of life. The results of bivariate analysis showed a significant relationship between the results of bivariate analysis showed that there was a significant relationship between medication adherence (p=0.001), employment (p=0.029), marital status (p=0.013), length of treatment (p=0.029), and co-infection (p= 0.001) with the quality of life of PLHIV. In the multivariate analysis, it was found that marital status and co-infection/opportunistic infections were confounding factors in the relationship between medication adherence and quality of life for PLHIV.
Suggestion: Special attention and follow-up from various stakeholders are needed to overcome low medication adherence among PLWHA, and planning for health care and social services is needed so that it can improve the quality of life for PLWHA.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yatinawati
"ABSTRAK
HIV Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang data menginfeksi sel padasystem kekebalan tubuh yang dapat menghancurkan atau merusak fungsinya. Infeksidari virus ini berkaitan pada kerusakan progresif dari sistem kekebalan tubuh yang dapatmengarah pada defisiensi imun. Kasus HIV pada LSL mengalami peningkatan daritahun 2007 yaitu 5,35 tahun 2013 menjadi 17,29 . Tujuan dari penelitian ini adalahUntuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan kejadian HIV pada LSL diIndonesia Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengananalisis cox regression yang mana untuk melihat seberapa besar dampak yangditimbulkan pada faktor risiko HIV. Sampel minimal dalam penelitian ini adalah 690sampel. Hasil dari penelitian ini adalah status Sifilis, Gonore atau Klamidiaberhubungan dengan kejadian HIV p-value < 0,05. Hal ini dapat diharapkan pada LSLterkait risiko perilaku seks rutin melakukan pemeriksaan kesehatan terutama yangmemiliki gejala penyakit sifilis, gonorre dan klamidia.

ABSTRACT
HIV Human Immunodeficiency Virus is a virus that data infects cells in the immunesystem that can destroy or menggukan its function. Infection of this virus issued adisturbance of the immune system that can lead to immune deficiency. HIV cases inMSM compared to the year 2007 that is 5 , 35 in 2013 to 17.29 . The purpose of thisstudy was to determine what is related to the incidence of HIV in MSM in IndonesiaYear 2015. This study used a cross sectional design with regression analysis which is tosee the determinant factors. The minimum sample in this study was 690 samples. Theresults of this study were history sifilis, gonorrhea or chlamydia disease associated withp value HIV incidence "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessi Marantika Nilam Sari
"Kurangnya kepatuhan terhadap pengobatan menjadi faktor risiko munculnya jenis HIV yang resisten terhadap obat, yang dapat ditularkan kepada orang lain. Kepatuhan terhadap pengobatan yang buruk tidak hanya membahayakan kesehatan individu tetapi juga meningkatkan penularan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya ketidakpatuhan minum obat ARV pada ODHIV yang mendapatkan terapi ARV di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di poli HIV Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang dan waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2023 menggunakan data sekunder. Populasi penelitian berjumlah 1.337 ODHIV yang aktif menjalani pengobatan antiretroviral di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang dengan menggunakan total sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi sehingga sampel penelitian berjumlah 1.286 ODHIV. Hasil analisis univariat menunjukan bahwa usia ≥ 35 tahun (56,45), laki-laki (61,20%), pendidikan rendah (87,10%), belum kawin atau cerai (51,92%), domisili dalam kabupaten Tangerang (55,88%), mendapatkan konseling kepatuhan (63,73%), memiliki jaminan kesehatan (51,92%), ≥5km akses layanan kesehatan (54,07%), IO non TB (40,90%), stadium lanjut (63,69%), viral load ≥40 mL (46,73%), tidak ada efek samping obat (53,34%), lamanya pengobatan >5 tahun (72,01%), masuk kedalam populasi kunci (88,01%) dan tidak mendapat dukungan (61,12%). Hasil analisis kai kuadrat secara statistik ada hubungan antara umur, jenis kelamin, status pendidikan, status perkawinan, domisili, pelayanan konseling kepatuhan, stadium klinis WHO, viral load, lamanya pengobatan ARV, kelompok populasi kunci dan dukungan teman sebaya (P-Value<0,05) dengan ketidakpatuhan minum obat ARV. Hasil analisis cox regression dengan faktor yang secara statistik berhubungan terhadap ketidakpatuhan minum obat antiretroviral pada ODHIV adalah umur (P-Value=0,01) nilai PR 1,20 dengan 95% CI (1,05-1,38), status perkawinan (P-Value=0,02) nilai PR 1,18 dengan 95% CI (1,03-1,36), domisili (P-Value=0,01) nilai PR 1,19 dengan 95% CI (1,04-1,36), viral load (P-Value=0,001) nilai PR 1,27 dengan 95% CI (1,10-1,43), lamanya pengobatan ARV (P-Value=0,005) nilai PR 1,25 dengan 95% CI (1,07-1,47), kelompok populasi kunci (P-Value=0,02) nilai PR 1,27 dengan 95% CI (1,04-1,56), dukungan teman sebaya (P-Value=0,04) nilai PR 1,15 dengan 95% CI (1,00-1,32). Faktor umur, status perkawinan, domisili, viral load, lamanya pengobatan, kelompok populasi kunci dan dukungan teman sebaya  memiliki pengaruh terhadap ketidakpatuhan minum obat antiretroviral (ARV) pada ODHIV di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang.

Lack of treatment adherence becomes a risk factor for the emergence of drug-resistant strains of HIV, which can be transmitted to others. Poor adherence to treatment harms the individual’s health and increases the risk of transmission. This study aims to observe the factors associated with the occurrence of non-adherence to taking ARV drugs in PLHIV who receive ARV therapy at the Regional General Hospital of Tangerang Regency. This type of study uses observational research with a cross-sectional design. The study was conducted at the HIV Specialist of the Regional Govern Hospital of Tangerang Regency and the time of the study was carried out in November 2023 using secondary data. The study population amounted to 1,337 PLHIV who were actively undergoing antiretroviral treatment at the Regional General Hospital of Tangerang Regency using total sampling by inclusion and exclusion criteria so that the study sample amounted to 1,286 PLHIV. The results of the univariate analysis showed that the age of ≥ 35 years (56.45), male (61.20%), low education (87.10%), unmarried or divorced (51.92%), domiciled in Tangerang district (55.88%), received compliance counselling (63.73%), had health insurance (51.92%), ≥5km of health service access area (54.07%), non-TB IO (40.90%), advanced stage (63.69%), viral load ≥40 mL (46.73%), no drug side effects (53.34%), duration of treatment ≥5 years (72.01%), entered into key populations (88.01%) and received no support (61.12%). The results of the kai squared analysis statistically showed there was an association between age, sex, educational status, marital status, domicile, adherence to counselling services, WHO clinical stage, viral load, duration of ARV treatment, key population groups and peer support (P-Value<0.05) with non-adherence to taking ARV drugs. The results of Cox Regression analysis with factors statistically related to non-adherence to taking antiretroviral drugs in ODHIV were age (P-Value = 0.01), PR value 1.20 with 95% CI (1.05-1.38), marital status (P-Value = 0.02), PR value 1.18 with 95% CI (1.03-1.36), domicile (P-Value = 0.01), PR value 1.19 with 95% CI (1.04-1.36), viral load (P-Value = 0.001), PR value 1.27 with 95% CI (1.10-1.43),  duration of ARV treatment (P-Value = 0.005), PR value 1.25 with 95% CI (1.07-1.47), key population group (P-Value = 0.02), PR value 1.27 with 95% CI (1.04-1.56), peer support (P-Value = 0.04), PR value 1.15 with 95% CI (1.00-1.32). Factors such as age, marital status, domicile, viral load, duration of treatment, key population groups and peer support have an influence on non-adherence to taking antiretroviral drugs (ARV) in PLHIV at the Regional General Hospital of Tangerang Regency."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyah Amirah
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Menurut World Health Organization (WHO), pada akhir tahun 2022 diestimasikan 39,0 juta orang di dunia hidup dengan HIV dan kematian sebanyak 630.000 orang pada tahun 2022. Tujuan utama terapi ARV adalah penekanan secara maksimum dan berkelanjutan terhadap jumlah virus dalam tubuh agar tidak berlanjut ke stadium AIDS. Pada laporan tugas khusus ini dibahas mengenai karakteristik pasien HIV/AIDS berdasarkan usia, jenis kelamin, dan penggunaan obat ARV dan non ARV serta mengevaluasi ketepatan regimen dan dosis terapi ARV periode bulan Januari - Februari 2023 di RSUP Fatmawati. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari resep masing-masing pasien (individual prescription) yang menerima terapi ARV dan non ARV. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik pasien HIV/AIDS periode bulan Januari - Februari 2023 paling banyak terjadi pada kelompok usia 35 - 44 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Penggunaan obat ARV dan non ARV paling banyak periode bulan Januari - Februari 2023 adalah KDT (TDF + 3TC + EFV) pada bulan Januari 2023, KDT (TDF + 3TC + DTG) pada bulan Februari 2023, dan kotrimoksazol. Hasil dari evaluasi dengan total jumlah pasien yaitu 1735 pasien, sebanyak 1719 pasien tepat regimen dan sebanyak 1696 pasien tepat dosis. Perlu dilakukannya evaluasi terhadap regimen dan dosis terapi ARV yang berkelanjutan untuk setiap periode mengingat pengobatan terapi ARV diberikan rutin kepada pasien.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is an infection that attacks body's immune system, destroying or impairing its function. According to the World Health Organization (WHO), by the end of 2022 it is estimated that 39.0 million people in the world will be living with HIV and 630,000 people died in 2022. The main goal of ARV therapy is maximum and sustainable suppression the number of viruses in the body so it does not persist to AIDS stage.
This special assignment report discusses the characteristics of HIV/AIDS patients based on age, gender, and use of ARV and non-ARV drugs as well as evaluation the accuracy of therapeutic regimen and dosage ARV January - February 2023 period in Fatmawati Central General Hospital. Data was collected retrospectively from each patient's prescription (individual prescription) who received ARV and non-ARV therapy. The results show that the characteristics of HIV/AIDS patients January - February 2023 period are most common in the age group 35 - 44 years with male gender. The most common use of ARV and non-ARV drugs in January - February 2023 period was KDT (TDF + 3TC + EFV) in January 2023, KDT (TDF + 3TC + DTG) in February 2023, and co-trimoxazole. The results of evaluation with a total number of patients were 1735 patients, 1719 patients had the right regimen and 1696 patients had the right dosage. It is necessary to evaluate the regimen and dosage of ongoing ARV therapy for each period considering that ARV therapy treatment is given routinely to patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Diansari
"Skripsi ini membahas permasalahan perlindungan paten terhadap obat antiretroviral ARV HIV/AIDS serta bagaimana akses publik terhadap obat ARV yang dilindungi paten di Indonesia diulas dengan studi kasus penggunaan Pasal 31 TRIPS sebagai fleksibilitas perlindungan paten berupa lisensi wajib dan pelaksanaan paten oleh pemerintah di beberapa negara.Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Adapun temuan dalam penelitian ini adalah obat ARV termasuk obat esensial sehingga pemenuhan akses ketersediaan dan keterjangkauannya merupakan kewajiban bagi negara untuk menjaminnya. Terdapat permasalahan ketika harga obat ARV yang dilindungi paten sangat tinggi sehingga untuk mengupayakan akses terhadap obat-obatan ARV yang dilindungi paten, maka Indonesia memanfaatkan celah perlindungan paten yang disebut dengan pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat ARV.Namun Indonesia belum dapat melaksanakan dengan maksimal fleksibilitas TRIPS yang tersedia yaitu mekanisme Lisensi Wajib untuk akses obat-obatan guna pengobatan penyakit manusia karena belum ada Peraturan Menteri yang mengaturnya.

This thesis explains about the issue of patent protection of antiretroviral drugs ARVs HIV AIDS and how public access to patent protected antiretroviral drugs in Indonesia is reviewed by the case studies of the use of Article 31 TRIPS as the patent protection flexibility which is form of compulsory license and the government use in several countries. The research method in writing this thesis is juridical normative.The findings to be presented in this research are the fulfillment of access to availability and affordability ARV drugs which are including essential drugs is the government rsquo s obligation to ensure it. There is a problem when the price of patent protected antiretroviral drugs is high that in order to seek access to patented ARV drugs, Indonesia exploits patent protection gaps called patents by the government against ARV drugs. However, Indonesia has not been able to exploits TRIPS flexibility maximally in Compulsory License mechanism for access to drugs for the treatment of human diseases is just because there is no Ministerial Regulation.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Alfio Andhika
"Di Indonesia, kasus HIV/AIDS pada anak dari tahun 2010 sampai 2016 cenderung mengalami peningkatan. Salah satu penyakit penyerta yang sering muncul atau yang disebut dengan infeksi oportunistik pada klien dengan HIV/AIDS yaitu diare. Sampai dengan 60 dari orang yang hidup dengan HIV melaporkan diare. Diare adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak dan terutama mereka yang terinfeksi HIV. Salah satu intevensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi BAB yaitu dengan terapi pijat yang merupakan salah sati terapi keperawatan komplementer. Terapi pijat dilakukan pada seluruh tubuh sebanyak dua hari dalam sehari selama tiga hari berturut-turut. Setelah dilakukan intervensi tersebut, tampak terjadi penurunan frekuensi BAB cair pada anak dengan diare persisten.

In Indonesia, HIV AIDS cases in children from 2010 to 2016 tend to increase. One of common comorbid illness or so called opportunistic infection in clients with HIV AIDS is diarrhea. Up to 60 of people living with HIV report diarrhea. Diarrhea is a major cause of morbidity and mortality in infants and children, especially those who are HIV infected. One of the nursing intervention that can be done to reduce the frequency of diarrhea with massage therapy that one of complementary nursing therapy. Massage therapy is performed on the whole body twice a day for three consecutive days. After the intervention, there appears to be a decrease in frequency of diarrhea in children with persistent diarrhea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>