Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50931 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jehan Fakhirah
"City branding telah lama menjadi praktik populer dalam mencari dan menemukan berbagai identitas khas untuk dapat bersaing, sebagaimana terjadi pada Kabupaten Situbondo. Warga sebagai konsumen kota bertanggung jawab atas keunikan yang dimiliki Kota/ Kabupaten dalam menampilkan kualitas dirinya. Upaya atau tindakan yang dilakukan dengan melibatkan warga akan mengarah pada keberhasilan strategi city branding. Penelitian ini mengkaji kesenjangan city branding Kabupaten Situbondo yang dipengaruhi oleh efektivitas suatu kebijakan. Penelitian ini menjawab fenomena kesenjangan city branding ditinjau dari 2 (dua) persepsi, yaitu warga dan otoritas kota, yang dianalisis melalui perspektif disiplin ilmu komunikasi.
Berdasarkan three-gap branding model, framework pada penelitian ini perlu: (1) mengeksplorasi identitas khas untuk menjadi keunggulan kompetitif; (2) mengidentifikasi persamaan dan perbedaan persepsi terhadap inkonsistensi branding (merek); dan (3) mengetahui persepsi kepuasan merek (pengalaman tempat dan citra yang dirasakan) warga. Hasil penelitian mengungkapkan untuk mengatasi kesenjangan city branding perlunya saran akademis dan praktis. Pada saran akademis menyarankan konsep three-gap branding model yang dikemukakan oleh Govers & Go (2009). Sedangkan saran praktis meliputi (1) mengikutsertakan peran warga dalam memahami identitas; (2) mempelajari kebutuhan dan pengalaman dari tipe utama konsumen; (3) memberi ruang pada kelompok pemangku kepentingan lainnya; dan (4) persepsi tokoh agama perlu digali dan dikomparasi dengan pemangku kepentingan lainnya.

City branding has long been a popular practice in seeking and finding various distinctive identities to be able to compete, as happened in Situbondo Regency. Citizens as city consumers are responsible for the uniqueness of the City/Regency in displaying their quality. Efforts or actions taken by involving citizens will lead to the success of the city branding strategy. This study examines the city branding gap in Situbondo Regency which is influenced by the effectiveness of a policy. This study answers the phenomenon of the city branding gap in terms of 2 (two) perceptions, namely citizens and city authorities, which are analyzed through the perspective of communication disciplines.
Based on the three-gap branding model, the framework in this research needs to: (1) explore a distinctive identity to become a competitive advantage; (2) identify similarities and differences in perceptions of branding inconsistencies (brands); and (3) knowing the perception of brand satisfaction (place experience and perceived image) of residents. The results of the study reveal that to overcome the city branding gap, academic and practical advice is needed. The academic suggestion suggests the concept of the three-gap branding model proposed by Govers & Go (2009). While practical suggestions include (1) involving the role of citizens in understanding identity; (2) studying the needs and experiences of the main types of consumers; (3) provide space for other stakeholder groups; and (4) perceptions of religious leaders need to be explored and compared with other stakeholders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randall, Geoffrey
New Delhi: Crest, 2001
658.8 Ran t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaplikasian city branding Kota Bukittinggi menggunakan model pengukuran yang menghubungkan brand equity dengan pendahulunya attitude toward the brand dan brand image dan konsekuensinya brand preference , brand equity di bentuk oleh tiga dimensi yaitu brand awareness, brand loyalty, dan perceived quality. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif melalui online survey terhadap sampel 250 wisatawan yang pernah berkunjung ke Kota Bukittinggi dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Pengujian hipotesi mengunakan analisis SEM. Pada penelitian ini ditemukan bahwa attitude toward the brand mempengaruhi brand equity, brand equity berpengaruh pada brand preference secara positif dan signifikan, dan brand equity terdiri dari brand loyalty dan perceived quality.

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the application of city branding in Bukittinggi city using a measurement model to link brand equity to its antecedents attitude toward the brand and brand image and consequences brabd preference , brand equity consists of 3 dimensions brand awareness, brand loyalty and perceived quality . The design research is quantitative with online survey as a tool to collect data from 250 tourists who travelled to Bukittinggi City in the past year. As for hypothesis testing, SEM analysis was used. The findings show that attitude toward the brand positively and significantly contributes to brand equity, brand equity positively and significantly contributes to brand preferences, and brand equity consists of brand loyalty and perceived quality."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T51666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessycarania Jaxentia
"Korean Wave atau Hallyu telah memasuki era 2.0 di mana fans global dari seluruh penjuru dunia dapat menikmati budaya populer Korea melalui pengalaman transmedia di media sosial. Fenomena ini kemudian mendorong meningkatnya penggunaan konsep transmedia dalam strategi branding grup K-pop sebagai aktor budaya dalam Hallyu 2.0, salah satunya adalah penerapan transmedia branding. Menggunakan metode analisis konten, penelitian ini menganalisis bagaimana AESPA membangun brand persona melalui implementasi transmedia branding pada strategi branding mereka sebagai girl group K-pop representatif di era Hallyu 2.0. Penelitian ini menemukan bahwa AESPA menerapkan konsep transmedia branding dengan menggunakan tiga elemen desain, yaitu: narasi, partisipasi, dan brand. Penerapan elemen desain ini diperkuat dengan penciptaan worldview yang secara eksklusif mewadahi narasi AESPA serta inkorporasi teknologi mutakhir yang mendorong perluasan penyampaian pesan brand secara berkelanjutan ke cakupan audiens baik di ruang virtual dan juga dunia nyata. Melalui citra, identitas, nilai, dan keunggulan dari brand AESPA yang terdefinisi melalui penerapan ketiga elemen transmedia branding tersebut, AESPA dapat memperkuat brand persona-nya sebagai “Metaverse girl group” yang membuat nilai kompetitif AESPA di lanskap industri K-pop menjadi lebih tinggi.

Korean Wave or Hallyu has entered its 2.0 era where global fans from around the world can enjoy Korean pop culture through transmedia experience in social media. This phemomenon then has led onto the increasing of transmedia concept usage on K-pop groups’ branding strategies as one of the cultural actors in Hallyu 2.0, which one of them is transmedia branding implementation. Using content analysis method, this study analyses how AESPA build their brand persona through transmedia branding implementation in their branding strategy as one of the representative K-pop girl groups in Hallyu 2.0 era. Findings found that AESPA has implemented transmedia branding concept using its three design elements, which are: narratives, participation, and brands. This three element designs impelementation is amplified by worldview building that exclusively accomodated AESPA’s narration and also advent technology incorporation that has driven expansive message dissemination continuously to audiences in virtual and also real world. Thus, through image, identity, value, and competitive values of AESPA as a brand that have been defined through transmedia branding’s elemen designs, AESPA are able to strengthen their brand persona as a “Metaverse girl group” that has significantly elevated AESPA’s competitive value in K-pop industry landscape."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jemmy Jouhary
"ABSTRAK
Menjadi bank sekarang ini tidak semudah seperti keadaan 10 tahun yang lalu, dimana tuntutan akan layanan perbankan masih belum tinggi. Sekarang ini sudah mulai timbul tuntutan akan layanan yang makin tersegmentasi sesuai kebutuhan nasabah
tersebut.
Walau masuk ke dalam pengelolaan BPPN pada masa krisis, BCA kini telah menjadi leader dalam transaction banking. T etapi seiring dengan ketatnya persaingan antar bank, di mana bank-bank lebih agresif untuk meniru hal-hal yang selama ini dianggap sebagai keunggulan BCA.
Salah satu cara untuk mengerem persaingan ini adalah dengan meningkatkan kemampuan dari merek BCA, walau fitur yang ditawarkan sama tetapi jika konsumen lebih memilih BCA tentunya akan sangat menguntungkan BCA dalam mengatasi persaingan ini. Chematony (2002) mengutip perkataan Doyle (2000) bahwa "business success is due, in no insignificant part, to brand performance".
Apa yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel apa sajakah yang secara signiftkan berperan membentuk basil yang positif dari Brand Equity (Branding Benefit) dari Bank Central Asia dan berapa besar hubungan dari variabel-variabel tersebut dalam membangun hasil dari ekuitas merek itu.
Penelitian ini menggunakan model Customer Based Brand Equity yang dikemukakan Keller. Dalam model tersebut, "Brand-building Tools and Objectives" membentuk "Consumer Knowledge Effects" yang lalu membentuk "Branding Benefit". Sementara pengetahuan konsumen terhadap merek (brand knowledge) dibangun dari tiga faktor utama, yaitu: pemilihan elemen merek (choosing brand element), membangun program pemasaran (developing marketing program) dan daya ungkit dari asosiasi sekunder (leverage of secondary association). Lalu dua faktor utama dari pengetahuan pelanggan (Customer Knowledge Effect), yaitu: kesadaran terhadap merek (brand awareness) dan gambaran tentang merek (brand image). Hubungan antara keenam variabel ini lalu diterjemahkan menjadi 8 hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini.
Untuk mencapai tujuan yang didasarkan atas definisi di atas, penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode riset, yaitu riset eksploratori dan riset deskriptif yang menggunakan sumber data primer melalui metode sample survey dengan instrument utama berupa kuesioner. Riset eksploratori dilakukan melalui studi pustaka dan kuesioner open ended question yang dibimbing langsung oleh penulis. Lalu variabel-variabel yang diperoleh dalam riset eksploratori ini akan menjadi dasar pertanyaan dalam riset deskriptif Riset deskriptif sendiri dilakukan melalui kuesioner dengan skala Likert. Untuk menguji reliabilitas metode pengukuran, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji validitas melalui factor loadings dan nilai T serta uji reliabilitas melalui composite / construct reliability, dan variance extrancted measure. Setelah itu variable yang tersisa akan dimasukkan ke dalam persamaan Stuctural Equation Modelling dan melalui tahapan uji kecocokan keseluruhan model dan uji kecocokan model struktural.
Dalam uji kecocokan keseluruhan model, diperoleh basil bahwa model memiliki goodness of fit yang tinggi baik dalam uji absolute fit, incremental maupun parsimonious fit measures. Tetapi dalam uji kecocokan model struktural masih terdapat beberapa hubungan yang tidak lolos dalam uji, sehingga langkah berikutnya adalah memodifikasi model dengan mengurangi jalur hubungan dimulai dari yang paling lemah hingga tersisa hubungan yang signifikan.
Setelah melalui beberapa tahapan diperoleh hasil bahwa variabel "Marketing Program" signiftkan mempengaruhi variabel "Brand Image" dan variabel "Secondary Association" signifikan mempengaruhi variabel "Brand Awareness" yang lalu mempengaruhi variabel "Branding Benefit". Dan masing-masing hubungan itu merupakan hubungan yang positif.
Dari hasil temuan dalam penelitian disimpulkan bahwa dari delapan hipotesis yang diungkapkan pada awal penelitian ternyata hanya tiga hipotesis yang terbukti yaitu: Hipotesis 3 bahwa variabel "Leverage of Secondary Association" secara signiftkan mempengaruhi variabel "Brand Awareness" dalam hubungan yang positif; Hipotesis 5 bahwa variabel "Developing Marketing Program" secara signiftkan mempengaruhi variabel "Brand Image" dalam hubungan yang positif; lalu Hipotesis 7 bahwa variable ''Brand Awareness" secara signiftkan mempengaruhi variabel "Branding Benefits" dalam hubungan yang positif
Kemudian beberapa saran dapat diangkat yaitu langkah yang perlu diambil BCA untuk meningkatkan performa bisnis yang diambil melalui peningkatan kinerja brand dengan cara memaksimalkan branding benefit adalah dengan meningkatkan Brand Awareness melalui upaya untuk mensosialisasikan Faktor yang membentuk Secondary Leverage yang berdasarkan penelitian memberikan pengaruh paling besar dan signiftkan bagi peningkatan Branding Benefit. Selain itu disarankan penelitian lanjutan dalam skala yang lebih luas dan dalam industri yang berbeda selain pada industri yang pernah diteliti selama ini.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denpasar: Pemerintah Kota Denpasar, 2012
351 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrie Mulya Hanggono
"ABSTRAK
Indonesia seringkali dijuluki sebagai ibukota social media dunia, terbukti dengan banyaknya jumlah pengguna social media di kota-kota besar Indonesia. Dengan berlatar belakang dinamisnya penggunaan social media di Indonesia, melalui pendekatan kualitatif tesis ini meneliti formulasi komunikasi dari tiga orang tokoh yang yang lahir dan besar dari social media, dari bukan siapa-siapa menjadi orang yang berpengaruh berkat personal branding yang mereka bangun melalui platform social media yang digunakan, yaitu Facebook, Twitter dan Instagram. Dalam penelitian ini, analisa formulasi pembentukan personal branding akan dibentuk melalui komunikasi yang akan membentuk brand awareness dan brand personality, sehingga membentuk suatu wujud personal branding yang otentik, relevan, jujur, positif, kuat dan dipercaya.

ABSTRACT
Indonesia is often called as the social media capital of the world, as evidenced by the large number of social media users in major cities in Indonesia. With the background of the dynamic use of social media in Indonesia, through a qualitative approach, this thesis examines the communication formulation of three figures who were born and raised on social media, from nobodies become an influential person just by using personal branding that they build through social media platform such as Facebook, Twitter and Instagram. The formulation analysis of personal branding establishment on this study will be established through communication that will establish brand awareness anda brand personality, thus will form an authentic, relevant, honest, positive, strong and credible personal branding."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregory, James R.
Chicago: McGraw-Hill, 2001
658.827 GRE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mercy Pasande
"This study is about city branding This research is motivated bu the potential of citty branding creation as a way to improve regional competitiveness. The purpose of this study is to descrive the various efforts made by the local government of DIY to improve the competitiveness of the region with city Branding. This research uses the qualitative method data collection method is done by triagulation technigue of data source. While data processing researcher does data reduction. The results obtained in this study are first city Branding DIY has been running well rebranding DIY is likely to increase the competitiveness of regions including local revenue. This is evidenced by the increase in investment achieved by the government of Yogyakarta. It' s just that city branding is still focused on tourrism but it can be used for other sectors. Sicond the DIY rebranding (2014) profides many improvenments especially in terms of concept logo and tagline. In addition,the Yogyakarta provincial government has estabilished city branding councils city branding strategy roadmap and governor regulation of city branding in DIY Its just that there has been no evaluation since the rebranding was done by the provincial government of DIY how this rebranding can be implemented by the local goverment and city branding council and there is no extent to which the strategy in the roadmap implemented"
Jakarta: Kementerian Dalam Negeri RI, 2017
351 JBP 9:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Aliffian
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas konsep citra suatu kota dan strategi pembentukan merek
suatu kota. Dua konsep tersebut yang lebih dikenal lewat kosnep city branding
dan city image dianggap penting saat ini karena perkembangan teknologi
informasi semakin pesat yang memberikan dampak bagi berbagai aktifitas
masyarakat, khususnya bidang pemasaran. Layaknya sebuah produk, sebuah kota
harus dapat diingat dan diasosiasikan dengan baik oleh konsumen sasaran jika
ingin dianggap berbeda, unik dan memberikan nilai yang lebih baik, ditengah
banyaknya informasi serupa tentang kota-kota lainnya yang bisa diterima
masyarakat dalam waktu yang singkat, sehingga saat ini dibutuhkan strategi yang
tepat dalam membangun citra kota yang diinginkan.
Berdasarkan paparan tadi penelitian ini meneliti pola hubungan terbentuknya city
image melalui kegiatan city branding, pada city brand “Enjoy Jakarta”, yang
memiliki tujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara variabel-variabel
terkait pembentukan city image, seperti brand awareness, dan strategi perluasan
merek seperti City Branding, Positioning dan Communicating the Brand yang
membentuk suatu pola hubungan saling ketergantungan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, responden
pada penelitian ini adalah mahasiswa pascasarjana komunikasi Universitas
Indonesia berjumlah 175 orang yang ditarik secara acak sederhana (simle random)
pada populasi keseluruhan mahasiswa komunikasi pascasarjana angkatan 2012-
2013 yang berjumlah 317 orang. Metode analisis data dilakukan dengan analisis
statistik deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis) untuk membuktikan hipotesa
dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari
variable-variabel yang diuji baik pada model struktur pertama maupun model
struktur kedua. Pada struktur pertama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari
variable City Branding dan Communicating the Brand dalam membentuk Brand
Awareness. Sedangkan pada model struktur kedua juga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan pada variable City Branding, Positioning, Communicating
the Brand, dan Brand Awareness dalam membentuk City Image. Sedangkan pada
pola hubungan yang terjadi, pengaruh jalur pada variable positioning baik
pengaruh lansung dan tidak lansung adalah pengaruh yang terbesar dalam
membentuk City Image.

ABSTRACT
This research discusses about concept of city image and city brand forming
strategy which are well-known by "city branding" and "city image" concept.
Those concepts are important nowadays, because the rapid growth of information
technology which gives impact to various citizen activities, especially on
marketing area. As a product, a city should be able to be remembered and
associated well by target consumer if the city wants to be considered different,
unique and gives better value in the middle of a lot of similar informations about
another cities that are also accepted by citizens in short time. Thus, now, a city
needs an exact strategy in building the desired city image.
Based on previous explanation, this research disscusses about relationship
pattern in forming city image through city branding activity of "Enjoy Jakarta"
city brand. This research objectives are to find out and examine the influence
between variables related to the city image forming (such as: Brand Awareness
and city branding development strategy: City Branding, Positioning and
Communicating the Brand) which are forming an interrelated relationship
pattern.
This quantitative research uses explanative design. Total respondent is 175 with
simple random sampling method. The whole population of communication postgraduate
student year 2012-2013 is 317. The data analysis methods are
descriptive statistical analysis and path analysis to prove this research hypothesis.
Result from this research shows that there's a positive and significant influence
from the tested variables, both in the first and second structure model. In the first
structure, there are positive and significant influence from city branding and
communicating the brand variables in forming brand awareness. Meanwhile, in
the second structure, there are also positive and significant influence from city
branding, positioning, communicating the brand and brand awareness in forming
city image. In the formed relationship pattern of path influence, positioning
variable has the biggest influence in forming city image, both on direct and
indirect influence."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>