Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181994 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prasetya Aryaputra Mar'at
"Dalam mempelajari anteseden dari mekanisme relasional yaitu kepercayaan antara dua pihak sebagai pendorong kinerja aliansi, peneliti menemukan bahwa identitas relasional dan identifikasi relasional memiliki peran penting dalam orientasi sikap aliansi terhadap tingkat rasa saling percaya mereka, dan peneliti lain telah meneliti pentingnya identitas organisasi dalam proses mengidentifikasi dan diidentifikasi oleh organisasi lain. Sementara penelitian sebelumnya menekankan perlunya fokus pada kesamaan identitas organisasi untuk mengembangkan rasa saling percaya, sedikit yang diketahui tentang dampak perbedaan identitas organisasi terhadap munculnya rasa saling percaya untuk aliansi strategis. Saya menggabungkan kedua topik tersebut untuk menilai pengaruh kekhasan organisasi dalam mengembangkan rasa saling percaya, melalui proses identitas relasional dan identifikasi antara mitra dalam aliansi strategis. Dalam tinjauan pustaka ini, saya menganalisis 29 artikel dari tahun 1984-2019 mengenai topik kekhasan organisasi, identitas dan identifikasi relasional, serta rasa saling percaya. Temuan menunjukkan bahwa kekhasan organisasi dapat memainkan peran positif dalam menciptakan rasa saling percaya dalam aliansi strategis, melalui efek mediasi identitas dan identifikasi relasional.

In studying the antecedents of relational mechanism, namely, mutual trust, as the driver of alliance’s performance, researchers have found that relational identity and relational identification have a critical role in the orientation of alliance’s attitude towards their level of mutual trust, and other researchers have examined the importance of organizational identity in the process of identifying and being identified by other organizations. While previous studies emphasize the need to focus on the similarity of organizational identity to develop mutual trust, less is known about the impact of differences in organizational identity towards the emergence of mutual trust for strategic alliances. I incorporate those two topics to assess the effect of organizational distinctiveness in developing mutual trust, through the process of relational identity and identification between partners in a strategic alliance. In this literature review, I analysed 29 peer reviewed articles from the year 1984-2019 concerning the topic of organizational distinctiveness, relational identity and identification, and mutual trust. The findings suggest that organizational distinctiveness can play a positive role in creating mutual trust in a strategic alliance, through the mediated effect of relational identity and identification."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Adi Pradana
"Mayoritas aliansi strategis yang direncanakan pada akhirnya menghasilkan pemutusan kontrak yang disepakati. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang menentukan tingkat keberhasilan suatu aliansi strategis, salah satunya adalah tingkat kepercayaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana identitas organisasi kolektif dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam aliansi strategis. Dengan meninjau artikel yang dipilih di bawah topik ini, ini menanyakan: sejauh mana identitas organisasi kolektif mempengaruhi tingkat kepercayaan dalam aliansi strategis? Dalam penelitian ini, saya mengulas 25 artikel peer-review yang diterbitkan dari tahun 1988 - 2019 meliputi identitas organisasi kolektif, kepercayaan pada aliansi strategis dan juga interaksi antar pribadi — dimana terdapat penekanan interaksi antar pribadi dalam membangun kepercayaan di konteks aliansi strategis. Temuan menunjukkan bahwa identitas organisasi kolektif mempengaruhi tingkat kepercayaan melalui teori identifikasi sinyal kepercayaan, keterikatan antarpribadi dan persepsi optimis mitra lain untuk budaya kolektivisik.

The majority of planned strategic alliances eventually result in the termination of an agreed contract. Prior studies have shown that there are factors which determine the success level of a strategic alliance, one of them being trust level. This study aims to understand how collective organizational identity could affect the level of trust in a strategic alliance. By reviewing selected articles under this topic, it asks: to what extent does collective organizational identity affect the level of trust in a strategic alliance? In this research, I reviewed 25 peer-reviewed articles published from the year 1988 – 2019 covering collective organizational identity, trust in a strategic alliance and also interpersonal interaction – where there is an emphasis of interpersonal interaction in trust building under the strategic alliance context. Findings suggest that collective organizational identity affects the level of trust through trust signal identification theory, interpersonal attachments and optimistic perception of other partners for collectivistic culture. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Erdipa Wiratama Wirengjurit
"Taliban merupakan organisasi yang telah memberikan dampak signifikan bagi masyarakat global. Berbagai tindakan yang telah dilakukan oleh Taliban tersendiri telah menyebabkan permasalahan keamanan dan politik bagi berbagai negara. Salah satu negara yang terdampak oleh eksistensi dari Taliban adalah Pakistan. Hubungan antara Pakistan dengan Taliban dapat dijelaskan secara historis melalui berbagai dukungan yang telah dilakukan oleh Pakistan yang diawali oleh pemberian suaka bagi korban Perang Afghanistan sampai dengan dukungan rekognisi dan militer yang telah dilakukan hingga saat ini. Lebih lanjut, penelitian ini lebih jauh menganalisis bagaimana identitas membentuk hubungan antara kedua pihak ini. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan studi literatur dalam pencarian datanya. Teori yang digunakan adalah teori politik indentitas. Dalam penelitian ini, penulis menekankan hubungan antara kelompok Taliban dengan Pakistan dalam bentuk hubungan berbasis identitas yang terlihat di masa pemerintahan Imran Khan di Pakistan dan kepentingan serta keuntungan politik berbasis geografi yang didapatkan oleh kedua negara.

The Taliban is an organization that has had a significant impact on global society. Various actions that have been carried out by the Taliban themselves have caused security and political issues for various countries. One of the countries impacted by the existence of the Taliban is Pakistan. The relationship between Pakistan and the Taliban can be explained historically through the various forms of support that have been carried out by Pakistan, which began with the granting of asylum for victims of the Afghanistan War to the recognition and military support that has been carried out to date. Furthermore, this research further analyzes how identity shapes the relationship of these two entities to one another. The author uses a qualitative approach using literature studies in data searching. The theory used is the theory of identity politics. In this study, the author emphasizes the relationship between the Taliban and Pakistan in the form of an identity-based relationship seen during the reign of Imran Khan in Pakistan and geographic-based political interests and advantages obtained by the two countries."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aby Nubli Nur Qamar
"Dalam era globalisasi saat ini, aliansi strategis adalah pengaturan antara dua atau lebih firma untuk menjalankan proyek yang saling menguntungkan, dimana masing-masing firma tetap mempertahankan independensinya. Namun, itu cenderung memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi daripada tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. Mengetahui tingginya tingkat kegagalan aliansi strategis, maka penting untuk memahami faktor substansial mana yang menentukan keberhasilan aliansi strategis seperti kepercayaan, dimana dalam literatur ini dipandang sebagai faktor penting dalam keberhasilan aliansi strategis. Dengan demikian, literatur ini bertujuan untuk menganalisis peran identitas organisasi yang direpresentasikan sebagai kelompok sementara dalam kerja sama aliansi strategis agar berhasil. Pada bagian pertama makalah ini, inti dari penelitian ini dibahas, seperti definisi yang jelas tentang aliansi strategis, kepercayaan, kelompok sementara, dan identitas kelompok. Pada bagian berikut, bagaimana teori-teori ini mengembangkan hubungan dan bagaimana teori-teori tersebut saling terkait juga dijelaskan. Temuan menunjukkan bahwa kelompok sementara dan identitas organisasi memiliki hubungan dengan kepercayaan yang dipandang sebagai faktor penting untuk keberhasilan aliansi strategis. Berdasarkan temuan ini, manajer juga disarankan untuk mengimplikasikan bagaimana mengembangkan kepercayaan yang mengarah pada keberhasilan aliansi dari pembentukan identitas organisasi pada kerja sama kelompok sementara.

In the current era of globalization, the strategic alliance is an arrangement between two or more firms to undertake a mutually beneficial project, where each firm retains its independence. However, it is prone to having a higher rate of failure instead of having a higher rate of success. Knowing the high failure rate of strategic alliance, it is important to understand which substantial factor that determines the success of strategic alliance such as trust, where in this literature is seen as crucial factor on strategic alliance success. Thus, this literature aims to analyze the role of organizational identity that represented as temporary groups in strategic alliance cooperation to be successful. In the first part of this paper, the core of this study is discussed, such as the clear definitions of the strategic alliance, trust, temporary group, and group identity. In the following section, how these theories develop a relationship and how those theories linked to each other are also explained. The findings suggest that a temporary group and organizational identity have a relationship with trust that is seen as a crucial to strategic alliance success factor. Based on these findings, managers are also recommended to implicate on how to develop trust leading to alliance success from organizational identity formation on the temporary group cooperation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iman Alamsyah
"Umumnya, perusahaan yang berasal dari negara China dipersepsikan oleh konsumen sebagai perusahaan yang kurang kreatif dalam pengembangan produkproduknya. Salah satu usaha untuk mengubah persepsi konsumen tersebut adalah dengan melakukan aliansi lintas negara. Untuk itu, penelitian dilakukan guna mengetahui bagaimana hubungan aliansi lintas negara terhadap sikap konsumen terhadap merek perusahaan yang berasal dari China. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 170 responden. Dalam penelitian ini digunakan lima buah variabel, yaitu attitude, brand fit, product fit dan country of origin fit.

Generally, companies from China are perceived by consumers as less creative in the development of its products. One attempt to change the perception of the consumer is to do a cross-country alliances. To that end, research was conducted to determine the influence of trans-national alliances against consumer attitude of the company that comes from China. The study was conducted involving 170 respondents. This study used five variables, namely attitude, brand fit, product fit, and country of origin fit.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Paul Ricky
"Pelayanan stimulasi perkembangan anak di Kelurahan Campaka belum tersedia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok terapeutik dan token economy terhadap pencapaian aspek perkembangan dan tugas perkembangan anak usia prasekolah (inisiatif). Desain penelitian adalah Quasi-experimental pre-test-post-test with non equivalent control group. Responden pada penelitian ini adalah 50 pasang anak usia prasekolah didampingi ibu yang diambil dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Sebanyak 24 pasang anak dan ibu mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy sedangkan 26 pasang anak dan ibu tidak mendapat terapi kelompok terapeutik dan token economy. Analisa yang digunakan adalah uji independent t-test dan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan secara bermakna pencapaian aspek perkembangan dan perkembangan inisiatif pada kelompok yang mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy (p-value < 0.05). Peningkatan ini lebih tinggi secara bermakna dari kelompok yang tidak mendapatkan terapi kelompok terapeutik dan token economy. Peningkatan aspek perkembangan anak mempunyai hubungan sedang yang bermakna kepada pencapaian perkembangan inisiatif anak usia prasekolah. Terapi kelompok terapeutik dan token economy dapat menjadi salah satu pilihan terapi untuk meningkatkan pencapaian aspek perkembangan dan tugas perkembangan anak usia prasekolah.

Child stimulation development services in Campaka District was not available yet. The aims of this research is to know the effect of therapeutic group therapy and token economy to developmental aspects and developmental task of preschoolers: initiative. This research uses quasi-experimental with control group. Respondents in this study were 50 pairs of mother and school-age children which is taken using consecutive sampling technique. There were 24 pairs who received therapeutic group therapy and token economy and 26 pairs who did not receive therapy. Independent t-test and paired t-test were used for analysis. The result showed developmental aspects and developmental of initiative in preschoolerswas significantly higher in the group receiving therapeutic group therapy and token economy than the group who did not receive therapy(p-value < 0.05). Developmental aspects has a significant relationship to development of initiative in preschoolers. Therapeutic group therapy and token economy can be one therapeutic option to improve develompental aspects and developmental task of preschoolers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Soraya
"Perkantoran, Permukiman, Jasa dan Perdagangan Di Jakarta Selatan Skripsi ini membahas kaitan antara fungsi fasilitas kuliner dengan aktivitas perkantoran, permukiman, jasa, perdagangan pada empat ruas jalan arteri Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah metode survei ke lapangan dengan wawancara langsung. Berdasarkan hasil survey dan pengolahan data didapat bahwa fasilitas kuliner Jalan Warung Jati Barat ? Mampang Prapatan terkait dengan aktivitas perkantoran, jasa, perdagangan. Pada Jalan Prof.Dr. Supomo ? Dr.Sahardjo fasilitas kuliner terkait aktivitas jasa, perkantoran, permukiman, perdagangan. Untuk Jalan Fatmawati fasilitas kuliner terkait dengan aktivitas perdagangan dan permukiman. Pada Jalan Radio Dalam terkait dengan aktivitas jasa dan perdagangan.

The focus of this study is to know the relation between cullinary facilities and office activity, residence activity, service activity, trade activity in four road in South Jakarta. This study is use survey method , the data were collected by means of deep interview. According to survey method , seen that in Warung Jati Barat ? Mampang Prapatan related with office activity. In Prof. Dr. Supomo ? Dr. Sahardjo seen that cullinary facilities related with service, office, residence, trade activity. In Fatmawati seen that cullinary facilities related with trade and residence activity. In Radio dalam seen that cullinary facilities related with service and trade activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34089
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Maria Hatta
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara identitas organisasi dan perilaku kerja inovatif pada perusahaan X. Penelitian ini didasarkan pada pesatnya perkembangan dari industri kreatif. Pendekatan yang sesuai dalam menghadapi hal tersebut adalah pendekatan inovatif yang dapat memicu diterapkannya perilaku kerja inovatif dalam organisasi. Salah satu hal yang dapat memiliki hubungan dengan perilaku kerja inovatif adalah identitas organisasi. Identitas organisasi sendiri memiliki peranan penting dalam memandu perilaku kayawan yang diharapkan muncul. Terdapat total 401 karyawan perusahaan X yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Perusahaan X merupakan perusahaan yang memiliki nilai inovatif dan bergerak dalam bidang industri kreatif dengan sub-kelompok penerbitan dan percetakan. Terdapat dua alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Innovative Work Behavior Scale (Janssen, 2000) dan Organizational Identity Scale (Etikariena, 2015). Dengan menggunakan teknik analisis pearson product moment correlation, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara identitas organisasi dan perilaku kerja inovatif (r= .063, p> .05).

ABSTRACT
This research was conducted to see the relationship between organizational identity and innovative work behavior in X Company. It was based on the rapid development of creative industry. One of the approaches to deal with that condition is innovation, which can leads innovative work behavior in organization. One of the factors that can have a correlation with innovative work behavior is organizational identity. Organizational identity itself has a significant role to guide employee’s behaviors. There were 401 employees of X Company that has participated in this research. X Company is an organization that has innovative value and runs in creative industry area, specifically printing and publishing sub-sector. There were two instruments used in this research, innovative work behavior scale (Janssen, 2000) and organizational identity scale (Etikariena, 2015). Using pearson product moment correlation to analyze the data, the result shows us that there were no significant correlation found among organizational identity and innovative work behavior (r= .063, p> .05)., This research was conducted to see the relationship between organizational identity and innovative work behavior in X Company. It was based on the rapid development of creative industry. One of the approaches to deal with that condition is innovation, which can leads innovative work behavior in organization. One of the factors that can have a correlation with innovative work behavior is organizational identity. Organizational identity itself has a significant role to guide employee’s behaviors. There were 401 employees of X Company that has participated in this research. X Company is an organization that has innovative value and runs in creative industry area, specifically printing and publishing sub-sector. There were two instruments used in this research, innovative work behavior scale (Janssen, 2000) and organizational identity scale (Etikariena, 2015). Using pearson product moment correlation to analyze the data, the result shows us that there were no significant correlation found among organizational identity and innovative work behavior (r= .063, p> .05).
]"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahwan Azumi
"Latar Belakang: Salah satu strategi dalam pengelolaan kasus skizofrenia yaitu dengan meningkatkan aliansi terapeutik antara terapis dan pasien. Terjalinnya aliansi terapeutik yang baik diketahui dapat memperbaiki gejala maupun fungsi pasien skizofrenia. Namun ternyata kepatuhan minum obat masih menjadi masalah dalam pengelolaan pasien Skizorenia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara aliansi terapeutik dengan kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia.
Metode: Penelitian potong lintang pada 32 pasien skizofrenia dengan luaran kuesioner Working Alliance Inventory (WAI) versi bahasa Indonesia dan Medication Adherence Rating Scale (MARS) versi bahasa Indonesia di Poliklinik Jiwa Dewasa RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Analisis bivariat yang digunakan yaitu spearman test.
Hasil: Rerata usia ialah 35,97 tahun, laki-laki (65,6%), tingkat pendidikan terbesar SMA (59,4%), dan status pekerjaan terbesar yaitu bekerja (62,5%). Persentase jenis psikoterapi terbesar yaitu psikoterapi suportif (68,75%). Skor WAI total dengan rerata 192,8 ± 32,9, skor WAI T 85,6 ±17.25, dan skor WAI C 114,06 ± 21,40 yang berarti aliansi terapeutik telah terjalin baik. Skor MARS median 9,00 (6,00 - 10,00), subskala perilaku terhadap pengobatan median 4,00 (1,00-4,00), subskala sikap terhadap pengobatan 3 (2,00-4,00) dan subskala efek samping obat 2,00 (0,00-2,00) yang menunjukkan kepatuhan minum obat baik. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang kuat dan signifikan antara aliansi terapeutik dengan kepatuhan minum obat (r= 0,558, p=0,001).
Simpulan: Terdapat hubungan positif antara aliansi terapeutik dengan kepatuhan minum obat.

Background: One strategy in the management of schizophrenia cases is to make the therapeutic alliance between the therapist and patient. A good therapeutic alliance is known to improve symptoms and function of schizophrenic patients. However, it turns out that medication adherence is still a problem in the management of schizophrenia patients. The purpose of this study is to determine whether there is a relationship between therapeutic alliances and medication adherence in schizophrenic patients.
Methods: A cross sectional study was done on 32 schizophrenic patients at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta, with the Indonesian version of Working Alliance Inventory (WAI) and Medication Adherence Rating Scale (MARS) as the outcome. Bivariate analysis Spearman test were employed to assess the relationship between therapeutic alliance and medication adherence.
Results: The patients enrolled have the mean age of 35.97 years, male (65.6%), the highest education level is high school (59.4%), and the highest occupational status is working (62.5%). The largest percentage of types of psychotherapy is supportive psychotherapy (68.75%). The mean total WAI score was 192.8 ± 32.9, the mean WAI T score was 85.6 ± 17.25, and the mean WAI C score was 114.06 ± 21.40 which means the therapeutic alliance has been well established. The median MARS score was 9.00 (6.00-10.00), the median medication adherence behavior 4.00 (1.00-4.00), attitude to treatment subscale 3 (2.00-4.00) and subscale drug side effects 2.00 (0.00-2.00) which indicates good medication adherence. The results of statistical tests showed that there was a strong and significant relationship between therapeutic alliances and medication adherence (r = 0.558, p = 0.001).
Conclusion: There is a positive relationship between therapeutic alliance and medication adherence.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Thalia Zamira
"Penelitian ini mengangkat isu pelibatan influencer Instagram dalam membuat konten promosi produk oleh pelaku bisnis. Kredibilitas influencer yang menjadi promotor produk diduga menjadi prediktor munculnya intensi membeli konsumen yang melihat iklan tersebut. Variabel lain yaitu rasa percaya konsumen terhadap influencer dihipotesiskan sebagai variabel moderator berdasarkan teori Ohanian (1991) yang menyatakan pentingnya sejauh mana influencer dapat dipercaya sebagai komponen kredibilitas sumber. Penelitian ini melibatkan 311 partisipan yang mengisi kuesioner alat ukur intensi membeli (Sia et al, 2009), kredibilitas influencer (Ohanian, 1991), dan rasa percaya konsumen terhadap influencer (Warner-Soderholm et al., 2018 dan Hajli, 2014). Hasilnya, tidak terdapat efek moderasi dari variabel rasa percaya konsumen terhadap influencer Instagram. Terdapat hubungan korelasional antara variabel kredibilitas influencer, intensi membeli, dan rasa percaya konsumen terhadap influencer. Penelitian ini memberikan temuan baru mengenai perilaku konsumen Indonesia dalam menyikapi konten-konten promosi influencer Instagram.

This research focused on the issue of the growing numbers of Instagram influencers creating product promotional content by business owners. Influencer’s credibility is hypothesized as a predictor in purchase intention of the consumers who are exposed to the advertisement. Consumer’s trust in influencers is also hypothesized as a moderator due to Ohanian’s (1991) source credibility theory that included trustworthiness as a component in building source credibility. The study recruited 311 participants who filled in an online questionnaire on purchase intention (Sia et al, 2009), influencer’s credibility (Ohanian, 1991), and consumer’s trust in influencers (Warner-Soderholm et al., 2018 and Hajli, 2014). The result shows that there was no moderation effect on consumer’s trust in Instagram influencers to between the variable of influencer credibility and purchase intention. Correlational relationship were found between influencer credibility, purchase intention, and consumer’s trust in influencer. This research obtained new findings on Indonesian consumer behaviour towards Instagram influencer’s promotional content in Instagram."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>