Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178633 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thara Hafiz Rayhan
"Baja S45C adalah salah satu baja karbon rendah yang banyak digunakan di bidang manufaktur dan banyak ditemukan pada poros motor dan suku cadang otomotif. Ini adalah kelas yang lazim di Asia karena harganya yang lebih murah. Sementara baja dapat diproses untuk memasukkan berbagai macam struktur mikro dan karakteristik. Struktur mikro bainit merupakan struktur mikro yang menunjukkan kombinasi kekuatan dan keuletan. Pada penelitian ini baja S45C dipanaskan sampai temperatur austenisasi 850 oC, 900 oC, dan 950 oC. menggunakan muffle furnace kemudian sampel akan ditahan pada suhu 300 oC dalam penangas garam selama 1 jam, 3 jam, dan 6 jam. Kemudian sampel tersebut akan dilakukan uji kekerasan dan uji metalografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur mikro bainitik pada baja S45C terbentuk pada temperatur austenisasi dan holding yang berbeda sedangkan nilai kekerasannya tidak memiliki perbedaan yang signifikan

Steel has an essential role in the industry. Indonesia is classified as a developing country that needs material such as steel for construction to build and provide some facilities for rural and big areas. S45C steel is one of low carbon steel that is widely used in manufacturing and is commonly found in the motor shaft and automotive parts. It is a prevalent grade in Asia due to its cheaper price. While steel can be processed to include a wide variety of microstructures and characteristics. Bainite microstructure is the microstructure that shows the combination of strength and ductility. In this Research the S45C steel is heated to austenization temperature of 850 oC, 900 oC, and 950 oC. using a muffle furnace and then the sample will be held at 300 oC in a salt bath for 1 hour, 3 hours, and 6 hours. Then the sample will be tested for hardness and metallography test. The result shows the bainitic microstructure in S45C steel has formed in different austenization and holding temperatures while there is no significant variance in hardness value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aditya Wijaya
"Pertumbuhan industri baja Indonesia mengalami peningkatan signifikan, terutama didorong oleh ekspansi sektor infrastruktur dan konstruksi nasional. Namun, sektor ini menghadapi tantangan kompleks, seperti kenaikan biaya bahan baku, peningkatan biaya energi dan transportasi, dan persaingan ketat dari baja impor. Pandemi Covid-19 lebih lanjut mengganggu rantai pasok baja dan mengubah pola permintaan. Aksesibilitas produk baja internasional di pasar domestik berdampak signifikan pada penggunaan baja yang diproduksi secara dalam negeri. Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan regulasi untuk mempromosikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan kompetitif dalam industri ini. Meskipun terdapat potensi pertumbuhan berkelanjutan di industri baja nasional, penting untuk mengakui dan mengatasi dinamika dan tantangan yang ada. Penelitian ini menawarkan analisis komprehensif tentang industri baja, khususnya pada segmen baja lembaran di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk memproyeksikan perkembangan, tantangan, peluang, dan pergeseran dalam pasokan dan permintaan produk baja lembaran dalam negeri melalui simulasi dinamika sistem. Empat hipotesis dinamis dalam sistem diusulkan dan dianalisis secara cermat. Struktur model saat ini menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas pabrik baja dan penerapan regulasi impor produk baja menghasilkan lonjakan produksi baja flat dalam negeri. Selain itu, memberikan insentif pajak dan penyesuaian tarif muncul sebagai pendekatan yang menjanjikan untuk mengatasi disparitas harga antara baja flat dan bahan baku di dalam negeri. Temuan dari penelitian ini memiliki potensi untuk memberikan wawasan berharga bagi rekomendasi kebijakan yang bertujuan untuk memajukan kemajuan industri baja flat di Indonesia

The growth of Indonesia's steel industry has been substantial, primarily fueled by the expansion of the national infrastructure and construction sector. However, this sector faces intricate challenges, such as rising raw material costs, increased energy and transportation expenses, and stiff competition from imported steel. The Covid-19 pandemic has further disrupted the steel supply chain and altered demand patterns. The accessibility of international steel products in the domestic market significantly impacts the utilization of domestically produced steel. The Indonesian Government has implemented various policies and regulations to promote sustainable and competitive growth to enhance the industry. While there is potential for sustainable growth in the national steel industry, it is crucial to recognize and effectively address the existing dynamics and challenges. This research offers a comprehensive analysis of the steel industry, focusing specifically on the sheet steel segment in Indonesia. The study seeks to project the trajectory of developments, challenges, opportunities, and shifts in the supply and demand for domestic sheet steel products through system dynamics simulations. Four dynamic hypotheses within the system are proposed and rigorously examined. The current model structure indicates that increasing steel mill capacity and implementing regulations on steel product imports result in a surge in domestic flat steel production. Additionally, providing tax incentives and adjusting tariffs emerges as a promising approach to mitigate price differentials between flat steel and its raw materials within the country. The findings of this research have the potential to offer valuable insights for policy recommendations aimed at advancing the progress of the flat steel industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Marthin Joel H.O.
"Paduan alumunium seri 6xxx merupakan paduan yang dapat diperlakukan panas sehingga kekerasannya dapat ditingkatkan melalui perlakuan panas. Sampcl paduan alumunium seri 6200: yang akan dibcrikan perlalcuan panas berasal dari satu buah tabung yang akan dipotong-potong dari tiga daerah yang berbeda yaitu atas, tengah dan bawah tabung. Tabung ini dibuat dengan menyambung dua bagian yang berasal dad proses yang berbeda yaitu deep drawing dan jbrging. Sedangkau untuk menyambungnya melalui pengelasan TIG dengan logam pengisi ER 4043 (Al-Si 5). Perlakuan panas yang dilakukan adalah perlakuan pelarutan dengan temperatur 445 °C, 470 °C dan 560 °C dengan waktu tahan '72 menit, 152 menit dan 168 menit. Setelah itu dicelup (media air), dilakukan artyicial aging (150 °C, 120 menit) dan dicelup lagi (media air). Bila semua perlalcuan panas tersebut telah dilakukan mal-ca langkah selanjumya adalah mengetahui efelmya melalui pengujian kekerasan dan struktur mikro. Secara umum dengan meningkatnya temperatur perlakuan pelamtan maka kekerasannya pun meningkat pula dan begitu juga pada peningkatan waktu tahannya. Hal ini ditunjukkau juga oleh pcrubahan struktur milcronya yaitu jumlah Mg2Si yang tidak Iarut semaldn sedikit pada temperatur dan waktu tahan yang lebih tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Azwar Amat
"Penelitian tesis ini mengembangkan pemodelan matematis pembangkitan panas pada FSSW. Pemodelan secara analitik dibuat untuk empat jenis geometri pahat. Parameter kecepatan putar pahat yang dipergunakan sangat tinggi saat tidak ada beban asymp; 32000 RPM jika dibandingkan dengan penelitian lainnya yang berkisar 600 ndash; 3000 RPM. Berdasarkan hasil eksperimen didapatkan bahwa kecepatan putar nilainya sangat dinamis, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, gaya aksial, dimensi pahat, koefisien gaya gesek, kedalaman penetrasi, dan faktor slip.
Fokus dari penelitian ini adalah mencari tahu sejauh mana parameter faktor slip slip factor dapat mempengaruhi nilai pembangkitan panas. Parameter lainnya telah dibatasi dan diasumsikan dengan merujuk pada studi literatur, sedangkan dari keempat geometri yang telah dibuat hanya pahat pelat datar yang dilakukan uji simulasi. Untuk melihat pengaruh variasi faktor slip maka dilakukan uji simulasi pembangkitan panas dengan menggunakan MATLAB dan simulasi temperatur transien dengan menggunakan ANSYS.
Objek benda kerja yang dipergunakan adalah pelat tipis alumunium alloy AA2024 dengan ketebalan 0,4 mm. Hasil simulasi menunjukkan faktor slip sangat mempengaruhi hasil pembangkitan panas, hal ini dikarenakan nilai flow stress yang dihitung dengan menggunakan Sheppard-Wright material model jauh lebih besar dari nilai shear stress sehingga sedikit saja pertambahan faktor slip akan berdampak signifikan terhadap nilai pembangkitan panas.

This thesis research develops mathematical modeling of heat generation in FSSW. Analytical modeling was made for four types of tools geometry. Rotational speed parameters used are extremely high when no load asymp 32000 RPM when compared with other studies ranging from 600 to 3000 RPM. Based on experimental results it is found that the rotational speed is very dynamic, this was influenced by several factors, among others, axial force, tool dimension, coefficient of friction force, penetration depth, and slip factor.
The focus of this study is to find out the extent to which slip factor parameters can affect the value of heat generation. Other parameters have been limited and assumed by referring to literature studies, whereas of the four geometries that have been made only flat tool performed simulation tests. To see the effect of variation of slip factor, the simulation of heat generation using MATLAB and transient temperature simulation using ANSYS.
The object of the workpiece used was a thin plate of aluminum alloy AA2024 with a thickness of 0.4 mm. Simulation results show that the slip factor greatly affects heat generation results, this is because the value of the flow stress calculated by using Sheppard Wright material model is much larger than the shear stress so that a slight increase in the slip factor will have a significant impact on the heat generation value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Aliyah
"ABSTRAK
Berbagai macam perlakuan panas pada paduan AA7075-T651 telah diteliti mampu memberikan hasil yang bervariasi baik menguntungkan maupun merugikan. Adapun pengaruh perlakuan panas tempo singkat terhadap AA7075-T651 dalam penggunaan di lapangan masih belum banyak diteliti. Skripsi ini membahas pengaruh perlakuan panas terhadap paduan AA7075-T651 pada suhu 300 derajat C, 400 derajat C, 500 derajat C, dan 600 deraqjat C dengan durasi pemanasan tiap suhu 1 jam. Perubahan struktur mikro diamati menggunakan scanning electron microscope dan energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS). Perubahan kekerasan diamati melalui uji kekerasan Vickers. Perubahan sifat korosi diteliti dengan metode polarisasi diantaranya open-circuit potential (OCP), electrochemical impedance spectroscopy (EIS), dan potentiodynamic polarization; serta metode hilang berat. Perubahan struktur mikro paduan AA7075-T651 sebagai hasil perlakuan panas mengubah kekerasan dan sifat korosi paduan. Fasa Mg-rich stabil setelah dipanaskan pada suhu 300 derajat C dan 400 derajat C lalu sebagian larut dan hilang pada suhu 500 derajat C dan 600 derajat C. Fasa Fe-rich tetap stabil setelah perlakuan panas. Kekerasan paduan setelah dipanaskan menurun dari 136 HV menjadi hingga 78,5 HV dipengaruhi oleh perubahan distribusi presipitat dan kerapatan partikel dari 18,0 x 104 partikel/mm2 menjadi hingga 5,8 x 104 partikel/mm2. Meningkatnya kerapatan partikel menyebabkan peningkatan kekerasan dan konduktivitas listrik tetapi kekerasan setelah perlakuan panas menurun karena disolusi presipitat metastabil. Penurunan kerapatan partikel memicu penurunan kekerasan dan konduktivitas listrik. Konduktivitas listrik tertinggi bernilai 418 x 106 (Ω.m) -1 didapat setelah pemanasan pada suhu 500 derajat C sedangkan nilai terendah didapat setelah pemanasan suhu 600 derajat C yaitu 4,22 x 106 (Ω.m) -1. Laju korosi tertinggi diperoleh setelah paduan dipanaskan pada suhu 300 derajat C yaitu 45,12 mmpy diikuti morfologi korosi berupa korosi eksfoliasi. Laju korosi terendah diperoleh setelah pemanasan suhu 600 derajat C diikuti morfologi korosi mikrogalvanik yang menyerang matriks di sekitar batas butir.

ABSTRACT
Various types of heat treatment on AA7075-T651 alloys have been investigated capable of providing varied results both beneficial and detrimental. However, the effect of short-term heat treatment on AA7075-T651 in the field application has not been widely studied. This research discusses the effect of heat treatment in a short time on AA7075-T651 alloy at temperatures of 300 derajat C, 400 derajat C, 500 derajat C, and 600 derajat C with the duration of each 1 hour. Alteration of microstructure were observed using scanning electron microscope and energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS). Changes in hardness were observed through Vickers hardness test. Corrosion properties were examined by polarization methods including open-circuit potential (OCP), electrochemical impedance spectroscopy (EIS), and potentiodynamic polarization; and the weight loss method. The microstructure alteration as a result of heat treatment influenced the hardness and corrosion behaviour. The Mg-rich phase is stable after being heated at 300 derajat C and 400 derajat C then partially dissolved and lost at 500 derajat C and 600 derajat C. The Fe-rich phase remained stable after heat treatment. The hardness of the alloy after being heated decreased from 136 HV to 78.5 HV which was influenced by changes in the distribution of precipitate and particle density from 18.0 x 104 particles/mm2 to down to 5.8 x 104 particles/mm2. Increasing particle density causes an increase in hardness and electrical conductivity but the hardness decreased after heat treatment due to the dissolution of metastable precipitates. Decreasing particle density triggers a decrease in hardness and electrical conductivity. The highest electrical conductivity of 418 x 106 (Ω.m) -1 was obtained after heating at 500 derajat C while the lowest value was obtained after heating at a temperature of 600 derajat C which was 4.22 x 106 (Ω.m) -1. The highest corrosion rate obtained after heat treatment at 300 derajat C is 45.12 mmpy followed by the morphology of corrosion in the form of exfoliation corrosion. The lowest corrosion rate obtained after heating at 600 derajatC was followed by the morphology of microgalvanic corrosion which attacked the matrix around the grain boundaries."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Toga Parasian
"Alumunium yang merupakan logam kedua terpopuler sesudah besi dan bcya, penggunaannya dewasa ini telah merambah kesegala bidang kehidupan. Salah satunya adalah pemakaian alumunium sebagai materaial bagi tabung gas. Dalam proses pembuatannya harus memenuhi standar yang diinginkan. Badan tabung dibuat secara penarikan dalam dan bagian atasnya dengan proses tempa, dimana kedua bagian tersebut disambungkan dengan pengelasan. Setelah tabung muh didapat maka dilakukan proses perlakuan panas standar meliputi solution treatment dengan temperatur 520°C selama 120 menit lalu diquenching untuk kemudian mengalami proses penuaan pada temperalur 150 °C selama 120 menit dan terakhir diquenching kembali. Pada penelitian ini dilakukan studi untuk mengoptimasian proses penuaan yang ada dimana proses solution treatment sendiri menjadi variabel tetap. Sampel untuk penelitian ini didapat dari pemotongan tabung yang belum mengalami perlakuan panas. Pengoptimasian dicoba dengan memvariabelkan temperatur menjadi 128,135 dan 215 °C dengan waktu tahan masing-masing 72,152 dan 168 menit. Kekerasan yang didapat dibandingkan dengan kekerasan yang diperoleh pada perlakuan panas standar. Dari hasil penelitian didapat bahwa pengoptimasian didapar dengan menggunakan wakru tahan 72 menit pada temperalur' aging 2150 C dirnana kekerasan yang dihasilkannya lebih besar dari kekerasan sampel yang mengalami perlakuan panas siandar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Christian Samudero
"Seiring perkembangan pesat industri di seluruh dunia, inovasi teknologi menjadi kebutuhan mendesak untuk memenuhi permintaan produk masyarakat. Salah satu target pemerintah Indonesia adalah mencapai hilirisasi industri, termasuk ekspor besi dan baja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh paduan dalam material terhadap kemampukerasan material S45C, SKD11, dan Martensitic Stainless Steel, serta pengaruh laju pendinginan dan proses heat treatment terhadap pembentukan kerak oksida dan kemampukerasan material. Metode yang digunakan meliputi pembuatan spesimen Jominy Test dengan metode pembubutan, pengujian kemampukerasan menggunakan Optical Microscopy (OM) dan Rockwell Hardness Test C, serta analisis suhu austenisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paduan dalam material dan laju pendinginan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampukerasan dan pembentukan martensite pada material yang diuji. Analisis curva end quench juga menunjukkan perbedaan yang signifikan antara material yang diuji. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami pengaruh paduan dan proses pendinginan terhadap karakteristik material baja, yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas produk besi dan baja di industri.

With the rapid development of industries worldwide, technological innovation has become an urgent need to meet the demand for products in society. One of the Indonesian government's targets is to achieve industrial downstreaming, including the export of iron and steel. This research aims to analyze the effect of alloying elements on the hardenability of S45C, SKD11, and Martensitic Stainless Steel materials, as well as the impact of cooling rates and heat treatment processes on oxide scale formation and hardenability of the materials. The methods used include the preparation of Jominy test specimens using the turning method, hardenability testing using Optical Microscopy (OM) and Rockwell Hardness Test C, and analysis of austenitizing temperature. The results indicate that alloying elements and cooling rates significantly influence the hardenability and martensite formation in the tested materials. The end quench curve analysis also shows significant differences between the tested materials. This research provides important contributions to understanding the effects of alloying and cooling processes on the characteristics of steel materials, which can be applied to improve the quality of iron and steel products in the industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brooks, Charlie R.
New York: McGraw-Hill, 1979
672.36 BRO h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Prasidya Mahiswara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nanofluida sebagai media pendinginan cepat dalam proses perlakuan panas baja S45C. Nanofluida dibuat dengan mencampurkan nanopartikel karbon dengan oli sebagai fluida dasar. Nanopartikel karbon dibuat dengan melakukan proses penggilingan selama 15 jam dan dengan kecepatan 500 rpm. Nanopartikel karbon dan oli dicampurkan dengan metode ultrasonik. Kadar karbon di dalam nanofluida pada penelitian ini di adalah 0,1, 0,2, 0,3, 0,4, 0,5 w/v. Sampel karbon di karakterisasi menggunakan FESEM-EDS dan XRD. Nanofluida dikarakterisasi dengan menggunakan PSA dan Pengujian Konduktivitas Termal. Sampel baja S45C dikarakterisasi dengan menggunakan OES, serta uji kekerasan Vickers dan pengamatan mikrostrukur pada keadaan sebelum dan sesudah pedinginan cepat. Hasil yang didapatkan secara umum adalam peningkatan kekerasan dan konduktivitas termal seiring dengan penambahan kadar karbon. Namun, bila konsentrasi melebihi nilai optimum, maka akan menurunkan hasil yang didapat.

This research is conducted to know the effect of nanofluid as quench medium in the heat treatment of S45C steel. The nanofluid was made by mixing carbon nanoparticles and oil as base fluid. The nanoparticle was made by milling carbon particle for 15 hours and in 500 rpm. Carbon Nanoparticle and oil was mixed by ultrasonic. The carbon content that used in this research is 0,1, 0,2, 0,3, 0,4, 0,5 w v. Carbon sample was characterized with FESEM EDS and XRD. Nanofluid are characterized with PSA and thermal conductivity test. S45C steel are characterized with OES, Vickers hardness testing and metallographic observation before and after the quenching procedures. The result of mentioned testing was generally an increase in hardnes and thermal conductivity with the increasing of carbon content. However, if the concentration exeeds the optimum number, the result will decrease."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrizal Trimulya Nugraha
"Tool steel atau baja perkakas merupakan jenis baja yang sering digunakan pada industri terutama digunakan sebagai alat untuk pengerjaan logam lain dan cetakan dies atau mold karena baja jenis ini memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan baja jenis lainnya. Salah satu baja perkakas yang sering digunakan adalah AISI P20 yang biasa digunakan sebagai plastic mold steel. Akan tetapi, permasalahan yang sering dihadapi baja perkakas setelah diberi perlakuan panas adalah terjadinya perubahan dimensi pada saat digunakan atau crack pada saat penggunaan. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya transformasi austenit sisa selama penggunaan. Maka dari itu, jumlah austenit sisa saat proses quenching diusahakan serendah mungkin. Pada penelitian ini, Proses perlakuan panas austenisasi diberikan di suhu 830oC lalu dilakukan oil quenching serta sub-zero treatment digunakan untuk mentransformasikan fasa menjadi fasa martensit sehingga dapat menekan jumlah fasa austenit dan meningkatkan umur pakai dari P20. Kemudian, dilakukan tempering untuk memperbaiki sifat mekanis dan mengontrol austenite sisa yang ada di dalamnya di mana suhu yang digunakan memiliki 5 variasi antara rentang 440 hingga 600oC agar bisa dikomparasikan. Hasil penenlitian ini menunjukkan perubahan jumlah austenit sisa dan nilai kekerasan pada baja AISI P20 di tiap temperatur tempering serta dibandingkan dengan adanya perlakuan sub-zero.

Tool steels are steel type which is often used on manufacturing industry mainly for machining or processing other metals and utilised as dies and mould. It is their mechanical properties whose strength are higher than most of other types of steel. One of tool steel which often utilised is AISI P20, it is normally utilised as plastic mould steel. However, there is a problem which this tool steel usually faces when it deploys under operational condition. The steel tends to change in dimension or undergo crack when it is on operation. This trouble is considered to be resulted from transformation of austenite when it utilises. Hence, the latter’s quantity or amount after quenching shall be diminished into minimum number. On this research, austenization heat treatment is performed at 830oC subsequently followed by oil quenching and sub-zero treatment applied for transforming austenite into martensite to decrease austenite quantity and prolong P20 steel usage. Afterwards, specimens are applied to tempering treatment to improve its mechanical properties and control the retained austenite inside, to which 5 varying tempering temperatures ranged from 440oC to 600oC for comparison are arranged. The result of this research defines change in number of retained austenite and hardness value for each tempering temperature and compared to the sub-zero treated ones."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>