Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joy Christy Salim
"Latar belakang: Keberadaan pelikel mengurangi kualitas dan kuantitas pengetsaan enamel, yang mengurangi kuat rekat geser adhesif. Deproteinisasi enamel dengan sodium hipoklorit (NaOCl) sebelum pengetsaan diharapkan meningkatkan kuat rekat geser bahan adhesif. P

Tujuan: membandingkan nilai kuat rekat geser braket yang direkatkan dengan adhesif Unite (UN) and Xihu-BIOM (XB) pada enamel tanpa dan dengan deproteinisasi enamel menggunakan NaOCl 5.25%.

Metode: 52 gigi premolar pertama rahang atas dibagi menjadi 4 kelompok: A1) UN tanpa deproteinisasi; A2) XB tanpa deproteinisasi; B1) UN dengan deproteinisasi; dan B2) XB dengan deproteinisasi. Spesimen direkatkan braket dan diuji menggunakan Universal Testing Machine Shimazu AG-5000.

Hasil: Rerata kuat rekat geser pada kelompok A1 adalah 12.82 + 2.187 MPa, A2 adalah 14.49 + 2.986 MPa, B1 adalah 15.82 + 3.251 MPa, dan B2 adalah 12.56 + 2.726 MPa. Pada uji statististik terdapat perbedaan bermakna rerata kuat rekat geser adhesif UN antara kelompok tanpa dan dengan deproteinisasi. Selain itu terdapat perbedaan bermakna kuat rekat geser kelompok dengan deproteinisasi antara adhesif UN dan XB. Pada semua kelompok adhesif terdapat peningkatan tidak bermakna nilai ARI pada kelompok dengan deproteinisasi.

Kesimpulan: Deproteinisasi enamel dengan NaOCl 5.25% sebelum pengetsaan memberikan peningkatan bermakna kuat rekat geser adhesif Unite.


Background: Pellicle’s protein in enamel surface reduces the quality and quantity of acid etching, therefore it reduces shear bond strength. Enamel deproteinization with sodium hypochlorite (NaOCl) before etching was expected to enhance orthodontic adhesives’ shear bond strength.

Aim: to assess the effect of enamel deproteinization with 5.25% NaOCl before etching on shear bond strength of Unite (UN) and Xihu-BIOM (XB) adhesive.

Methods: Fifty-two maxillary first premolars were divided into four groups: A1) UN without deproteinization; A2) XB without deproteinization; B1) UN with deproteinization; and B2) XB with deproteinization.  Brackets were bonded and mechanical test were performed in Universal Testing Machine.

Results: The mean shear bond strength value for Group A1 was 13.51 + 2.552 MPa, A2 was 14.36 + 2.902, B1 was 16.43 + 2.615 and B2 was 13.05 + 2.348 MPa. There’s significant effect of sodium hypochlorite enamel deproteinization before acid etching on shear bond strength of Unite adhesive. Significant difference on shear bond strength of Xihu-BIOM and Unite adhesive within enamel deproteinization group was observed in this study. Within both adhesive groups, there were non-significant increase on ARI score in deproteinization group.

Conclusion: Enamel deproteinization with 5.25% NaOCl before etching increased shear bond strength of Unite significantly."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joceline Angela
"ABSTRAK
Ebi merupakan udang kering berukuran kecil yang dikonsumsi secara keseluruhan. Ebi diduga memiliki kadar kalsium tinggi dan dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan proses remineralisasi enamel gigi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ebi air laut Metapenaeus sp. dengan berbagai pH basa pada permukaan enamel dengan tujuan remineralisasi, dan analisa hasil menggunakan perubahan permukaan mikrostruktur, tingkat retensi ion kalsium, dan kekerasan mikro permukaan. Pengamatan perubahan permukaan enamel dilakukan dengan larutan ebi 10 dengan tingkat pH 8.0, 9.0, 10.0, dengan durasi 5 menit untuk 26 kali aplikasi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan retensi ion kalsium, peningkatan kekerasan mikrostruktur dan perbaikan mikro struktur permukaan enamel menurut peningkatan tingkat pH basa.Kesimpulan: Aplikasi larutan ebi air laut Metapenaeus sp. meningkatkan proses remineralisasi enamel gigi

ABSTRACT
Ebi is a dried small sized shrimp that consumed as a whole. Ebi assumed to have high calcium level and probably have ability to use as material for increasing remineralization process on tooth enamel. This research aimed to know the effect of sea water ebi Metapenaeus sp. with several alkaline pH level on enamel surface to obtain remineralization, and analyze the result using surface microstructure changes, ion calcium retention level and micro surface hardness. Observation of the enamel surface changes were make upon 10 ebi solution with the pH level 8.0, 9.0, 10.0 respectively, 5 minutes duration for 26 times application. The results showed that there were increase of ion calcium retention, increase of micro surface hardness and enamel surface micro structure restoration according to the increase of alkaline pH level.SConclusion Application of the sea water ebi solution increase the remineraliztation process of enamel surfaceKeywords sea water ebi Metapenaeus sp. , remineralization, alkaline pH, microsurface hardness "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana Maulina Putri
"Resin komposit merupakan material tumpat yang sensitif dan membutuhkan area kerja yang kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kontaminasi saliva dan darah setelah bonding terhadap kekuatan ikat geser resin komposit dengan email dan membandingkan beberapa metode pembersihan kontaminan. 25 spesimen gigi premolar dibagi ke dalam 5 kelompok berdasarkan tipe kontaminasi dan metode pembersihan kontaminan. Kelompok kontrol menunjukkan rerata kekuatan ikat tertinggi dan rerata nilai paling rendah terdapat pada kelompok kontaminasi darah-alkohol. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok kontaminasi saliva dan darah. Dapat disimpulkan, kontaminasi saliva dan darah setelah bonding menurunkan kekuatan ikat geser resin komposit dengan email.

Composite resin is sensitive material that needs dry operative area. This study aimed to determine the effect of saliva and blood contamination after bonding on shear bond strength of composite resin to enamel and to compare several cleansing methods. 25 samples of human premolars were divided into 5 groups based on type of contamination and cleansing procedures. The highest bond strength was seen in control group, while group blood-alcohol showed the lowest bond strength. Significant differences were seen between control group, compared to contamination groups. In conclusion, contamination of saliva and blood after bonding decreased the shear bond strength of composite resin to enamel."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Salvionita Armadi,author
"[ABSTRAK
Resin komposit merupakan bahan restorasi direk dengan teknik aplikasi yang sangat sensitif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek kontaminansi saliva dan darah setelah etsa terhadap kekuatan ikat geser antara resin komposit dan email. Dua puluh lima spesimen email (n=25) secara acak dibagi dalam lima kelompok berdasarkan bahan kontaminasi dan metode pembersihan kontaminan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata kekuatan ikat geser tertinggi adalah kelompok kontrol, sedangkan yang terendah adalah kelompok kontaminasi darah dengan etsa ulang. Antara kelompok kontrol dengan kelompok kontaminasi terdapat perbedaan yang signifikan. Sebagai kesimpulan, kontaminasi saliva dan darah menyebabkan penurunan kekuatan ikat geser antara resin komposit dan email;Composite resin is a direct restorative material with highly sensitive application technique.
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of saliva and blood contamination after etching procedure to shear bond strength between composite resin and enamel. Twenty five samples of enamel (n=25) were randomly divided into five group based on contamination agent and decontamination procedures. The result showed the mean value of shear bond strength was highest on control group and the lowest on blood contamination group with re-etching procedure. Between control group and contamination group were significantly different. In conclusion, saliva and blood contamination can decrease shear bond strength between composite resin and enamel, Composite resin is a direct restorative material with highly sensitive application technique. This study aimed to analyze the effect of saliva and blood contamination after etching procedure to shear bond strength between composite resin and enamel. Twenty five samples of enamel (n=25) were randomly divided into five group based on contamination agent and decontamination procedures. The result showed the mean value of shear bond strength was highest on control group and the lowest on blood contamination group with re-etching procedure. Between control group and contamination group were significantly different. In conclusion, saliva and blood contamination can decrease shear bond strength between composite resin and enamel]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Khalid
"Pendahuluan : Debonding dan permbersihan sisa bahan adesif setelah perawatan ortodonti cekat menyebabkan permukaan email menjadi kasar. Peningkatan kekasaran permukaan email memudahkan akumulasi plak yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Tujuan: Menganalisis perubahan kekasaran permukaan email pasca debonding setelah aplikasi bahan infiltrasi resin, bahan pelapis nano resin, dan kombinasi bahan infiltrasi resin dengan bahan pelapis nano resin serta menganalisis perbedaan perubahan kekasaran permukaan email ketiga kelompok tersebut. Material dan Metode : 30 buah gigi premolar digunakan sebagai spesimen penelitian. Setiap spesimen direkatkan braket standard Edgewise premolar di bagian bukal mahkota gigi, lalu direndam dalam aquades selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan proses debonding braket dan sisa bahan adesif dibersihkan menggunakan dome tapered tungsten carbide bur highspeed 30.000rpm. Spesimen dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan n= 10 , yaitu : R aplikasi bahan infiltrasi resin; N aplikasi bahan pelapis nano resin; RN aplikasi bahan infiltrasi resin bahan pelapis nano resin. Kekasaran permukaan email diukur menggunakan alat Surface Roughness Tester merk Mitutoyo SJ-301 saat sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Hasil : Terdapat perubahan kekasaran permukaan email pasca debonding yang bermakna setelah aplikasi bahan seluruh kelompok. Perbedaan perubahan kekasaran permukaan email pasca debonding paling besar terjadi pada kelompok RN aplikasi bahan infiltrasi resin bahan pelapis nano resin Kesimpulan : Aplikasi bahan infiltrasi resin bahan pelapis nano resin merupakan metode yang paling efektif untuk menurunkan kekasaran permukaan email pasca debonding dibandingkan aplikasi bahan infiltrasi resin atau bahan pelapis nano resin saja.

Background Debonding and removal of adhesive remnants after orthodontic treatment will increase the surface roughness of enamel, This condition promotes plaque accumulation which leads to enamel demineralization. Objective Analyzing surface roughness changes of enamel after debonding using resin infiltration system, nano filled resin coating, and the combination of both materials. We also analyze the differences in surface roughness changes of enamel between the three groups. Material and Method 30 extracted upper first premolar tooth specimens were bonded with standard Edgewise bracket and stored in distilled water for 24 hours. Then the brackets were debonded, and adhesive remnants were removed using highspeed dome tapered tungsten carbide bur at 30.000rpm. Afterwards, each specimen was randomly assigned into one of the three treatment groups n 10 , which were R resin infiltration system N nano filled resin coating RN A combination of resin infiltration system nanofilled resin coating. The surface roughness of enamel was measured using Mitutoyo SJ 301 Surface Roughness Tester before and after the treatment."
[Jakarta, ]: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liesma Dzulfia
"Latar Belakang: Karies gigi merupakan penyakit gigi dengan prevalensi tinggi di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui pengaruh susu sapi dan protein whey terhadap kekerasan email gigi setelah demineralisasi.
Metode : Dua puluh satu email gigi diukur kekerasannya sebelum perlakuan, setelah demineralisasi dengan asam sitrat 1%, serta setelah perendaman dengan susu sapi, protein whey, dan aquades selama 90 menit.
Hasil: Semua kelompok perlakuan remineralisasi menunjukkan peningkatan nilai kekerasan yang bermakna (p<0,05). Kelompok yang direndam dengan susu sapi dan kelompok protein whey menunjukkan hasil yang tidak berbeda bermakna (p>0,05).
Kesimpulan: Susu sapi maupun protein whey dapat meremineralisasi gigi.

Background: Caries has high prevalence oral problem in Indonesia.
Objective: To evaluate the effect of bovine milk and protein whey on the enamel hardness after demineralization.
Methods: Twenty one tooth enamel measured its hardness before the treatment, after demineralized with 1% citric acid, and after immersed in bovine milk, whey protein and aquades for 90 minutes.
Results: Significant increase of enamel hardness in all remineralization groups (p<0,05). There was no significant differences between group with immersed in bovine milk and whey protein group (p>0,05).
Conclusion: Bovine milk and whey protein can remineralize enamel surface.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid Trusty Wiselyana
"Daun sirih mengandung komponen utama yaitu polifenol, yang lebih dikenal dengan nama tanin. Tanin berpengaruh terhadap kekerasan permukaan email gigi. Cara aplikasi pada email adalah dengan topikal gel. Pada penelitian ini digunakan 18 spesimen gigi sapi yang ditanam dalam resin akrilik dan dibagi dalam 3 kelompok, gel ekstrak daun sirih 15%, 25% dan 35% selama 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan. Kekerasan email diukur menggunakan alat uji Shimadzu Microhardness Tester HMV-2. Hasil dianalisis dengan menggunakan Repeated ANOVA dan One Way ANOVA. Terdapat perbedaan yang bermakna pada seluruh kelompok perlakuan (p<0.05). Terdapat peningkatan nilai kekerasan email setelah aplikasi gel ekstrak daun sirih 15% selama 6 bulan.

Betel leaf (Piper betle Linn) contains a main component, known as Tannin. Tannin can affect enamel`s hardness. 18 specimens of bovine teeth were embedded in acrylic resin, divided into 3 groups of gel application betel leaf extract 15%, 25% and 35% for 1 month, 3 months and 6 months. Enamel`s hardness measured by Shimadzu Microhardness Tester HSV-2. Statistical analysis was done by Repeated ANOVA and One Way ANOVA. There was significantly increase (p<0.05) of micro hardness number after 6 months gel application with 15% betel leaf extract. Gel with betel leaf extract can significantly affect the enamel`s hardness."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huditami Ajeng Widanti
"Susu sapi dan kedelai mempunyai kandungan mineral yang berbeda dan hal ini mempengaruhi proses remineralisasi pada gigi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perendaman gigi dalam susu sapi dan susu kedelai setelah demineralisasi. Dua puluh satu spesimen gigi premolar atas manusia diukur kekerasannya sebelum perlakuan, dan didemineralisasi dengan jus jeruk. Gigi dibagi ke dalam tiga kelompok (n=7) kemudian direndam dalam aquades, susu sapi dan susu kedelai. Semua kelompok menunjukkan peningkatan nilai kekerasan yang bermakna (p<0,05). Susu sapi memberikan peningkatan kekerasan email paling tinggi diantara ketiga kelompok, namun belum dapat mengembalikan kekerasan email seperti semula.

Cow’s milk and soy milk have different mineral content an this can affects the tooth remineralization process. The aim of this study is to determine effect of immersed teeth in bovine and soy milk after demineralization. Twenty one specimens of human maxillary premolar enamel hardness measured before intervension, and then demineralized with orange juice. Tooth were divided ito three groups (n=7) then immersed in distilled water, cow’s milk and soy milk. There is significant increase of enamel hardness in all groups (p<0,05). Cow’s milk provide highest increase in enamel hardness among the three groups, but has not been able to restore the enamel hardness as before."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Larutan kayu manis dapat menjadi obat kumur alternatif, namun kandungan taninnya dapat menyebabkan diskolorasi. Untuk mengetahui pengaruh perendaman dengan larutan kayu manis terhadap perubahan warna email, duabelas gigi premolar direndam dalam larutan kayu manis konsentrasi 4% dan 12,5% (masing-masing n=6) selama 60 menit, 120 menit, dan 180 menit. Terdapat peningkatan perubahan warna seiring lama perendaman dan besarnya konsentrasi. Seluruh sampel menunjukkan perubahan warna yang tidak dapat diterima secara klinis (ΔE>3,5). Uji antar kelompok waktu menunjukkan perubahan bermakna (p<0,05) sedangkan antar konsentrasi perubahannya tidak bermakna (p>0,05). Larutan kayu manis menyebabkan perubahan warna email yang tidak dapat diterima secara klinis.

Cinnamon solution can be used as an alternative mouthwash. However, its tannin can cause discoloration. To identify the effect of cinnamon solution immersion to color change of tooth enamel, twelve premolar teeth were immersed in 4% and 12% cinnamon solution concentration (each n=6) for 60 minutes, 120 minutes, and 180 minutes. There were higher changes at longer time of immersion and bigger concentration. All samples showed clinically unacceptable color changes result (ΔE>3,5). Test between time groups showed significant changes (p<0,05) and no significant changes between concentration groups (p>0,05). Cinnamon solution can cause a clinically unacceptable color changes to tooth enamel.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novira Mutia Safitri
"Pendahuluan: Adanya lesi white spot setelah perawatan ortodonti cekat akan menyebabkan permukaan email semakin kasar. Peningkatan kekasaran permukaan email memudahkan penempelan plak oleh bakteri. Oleh karena itu diperlukan penatalaksanaan lesi white spot dengan teknik abrasi mikro, aplikasi Fluor dan aplikasi CPP-ACP.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kekasaran permukaan email lesi white spot sebelum dan setelah perlakuan teknik abrasi mikro, abrasi mikro disertai aplikasi Fluor dan abarasi mikro disertai aplikasi CPP-ACP dan menganalisis perbedaan perubahan kekasaran permukaan email diantara ketiga kelompok.
Bahan dan Cara: Penelitian menggunakan 42 buah gigi premolar satu atas yang telah diekstraksi sebagai spesimen penelitian, kemudian spesimen direndam selama 96 jam dalam larutan demineralisasi pH 4, 37 C untuk membentuk lesi white spot buatan. Sampel dibagi secara acak menjadi 3 kelompok perlakuan n= 14 , yaitu A teknik abrasi mikro; B teknik abrasi mikro disertai aplikasi pasta 10 CPP-ACP dan C teknik abrasi mikro disertai aplikasi gel 1.23 APF. Pengukuran kekasaran permukaan email menggunakan alat Surface Roughness Tester merk Mitutoyo SJ-301 dalam dua waktu yaitu sebelum perlakuan dan setelah perlakuan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kekasaran permukaan email lesi white spot secara bermakna pada seluruh kelompok sebelum dan sesudah perlakuan. Ada perbedaan perubahan kekasaran permukaan email secara bermakna antar kelompok setelah perlakuan, namun yang menunjukkan perbedaan perubahan paling besar adalah kelompok teknik abrasi mikro disertai aplikasi CPP-ACP.
Kesimpulan: Metode penatalaksanaan lesi white spot dengan teknik abrasi mikro disertai aplikasi CPP-ACP merupakan metode yang paling efektif menurunkan kekasaran permukaan email dibandingkan kedua metode lainnya.

Introduction The presence of white spot lesions after fixed orthodontic treatment will lead to increase of enamel surface roughness. The increase of enamel surface roughness accomodate the addition of plaque by bacteria. Therefore we need the management of white spot lesions.
Aim: The aim of this study was to analyze the surface roughness of white spot lesion enamel after micro abrasion technique, a combination micro abrasion technique and CPP ACP application and a combination micro abrasion technique and Fluor application.
Materials and Methods: Artificially induced white spot lesion in enamel surface of forty two extracted upper premolar one for fixed orthodontic treatment were randomly assigned into one of three treatment groups n 14 , which were A micro abrasion technique B A combination of the micro abrasion technique and CPP ACP application C a combination of the micro abrasion technique and Fluor application. Mitutoyo SJ 301 was used to measure difference before and after treatment and also the surface roughness changes compared in three groups after treatment.
Results: According to the results of this study, there was a significant difference in surface roughness of white spot lesion enamel after treatment in all groups p 0.05 . There was a significant difference in the result of surface roughness changes compared with three methods of white spot lesion treatment.
Conclusions: A combination of the micro abrasion technique and CPP ACP application significantly reduces the enamel surface roughness greater than micro abrasion alone and a combination of the micro abrasion technique and Fluor application.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>