Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haura Syifa
"Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang cara yang tepat untuk mendapatkan dan memilih obat dapat menyebabkan risiko kesehatan dan penyalahgunaan obat. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk menyajikan data dan panduan praktis tentang cara mendapatkan dan memilih obat dengan benar di kalangan masyarakat melalui media poster yang informatif dan edukatif. Tugas khusus ini disusun melalui studi literatur mengenai penggolongan obat-obatan, cara mendapatkan dan cara memilih obat yang baik, serta cara membuat poster. Selanjutnya, informasi yang telah diperoleh dituangkan menjadi sebuah poster. Poster ini menjelaskan berbagai macam penggolongan obat beserta cara mendapatkannya. Dalam poster, diperlihatkan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih obat, antara lain: indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi, nama, bentuk sediaan, kandungan, aturan pakai, penyimpanan, tanggal kadaluwarsa, dan penandaan pada kemasan obat. Poster edukasi dapat menjadi salah satu sarana edukasi masyarakat mengenai cara mendapatkan dan memilih obat yang baik, benar, berkualitas, dan sesuai sehingga tidak terjadi berbagai masalah kesehatan akibat kesalahan dalam memilih obat.

Lack of public awareness and knowledge about the right way to get and choose drugs can lead to health risks and drug abuse. Therefore, this report aims to present data and practical guidance on how to obtain and choose drugs correctly among the public through the media of an informative and educative poster. This report was prepared through a literature study on the classification of drugs, how to get and how to choose correct drugs, and how to make a poster. Furthermore, the information that has been obtained is poured into a poster. This poster explains the various classifications of drugs and how to get them. The poster shows several things that need to be considered when choosing a drug, including: indications, contraindications, side effects, interactions, name, dosage form, ingredients, instructions for use, storage, expiration date, and labeling on the drug packaging. Educational posters can be a means of educating the public about how to get and choose good, correct, quality and appropriate medicines so that various health problems do not occur due to mistakes in choosing drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Desriana Elizabeth
"Penelitian ini menguji hubungan antara variabel indikator kinerja mutu pelayanan, kepedulian kepada masyarakat, dan kepedulian terhadap lingkungan dengan kepuasan pelanggan terhadap 14 rumah sakit vertikal di indonesia. Untuk melihat kinerja dan hubungan di antara indikator-indikator tersebut, digunakan analisis deskriptif dan uji korelasi regresi dengan bootstrapping. Selain itu, dilakukan pula pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Dari hasil penilaian kinerja, didapatkan sebagian dari sasaran strategik belum mencapai nilai optimum.
Sementara dari hasil analisis bivariat, didapatkan tidak ada hubungan antara variabel indikator kinerja mutu pelayanan, kepedulian kepada masyarakat, kepedulian terhadap lingkungan yang berkolerasi dengan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, diperlukan adanya perbaikan manajemen dan sistem di internal rumah sakit, maupun Kementrian Kesehatan sebagai regulator terkait indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian BLU, termasuk indikator sasaran strategik di dalamnya.

This study examines relationship between the variables of service quality performance indicators, public awareness and concern for the environment and customer satisfaction among 14 vertical hospitals in Indonesia. To see the performance and the relationship between these indicators, used descriptive analysis and correlation regression with bootstrapping. In addition, a qualitative approach through in-depth interviews was also applied. Performance evaluation resultes obtained from a portion of the strategic objectives have not yet reached the optimum value.
The results of the bivariate analysis, found no association between the variables of service quality performance indicators, public awareness, environmental awareness is correlated with customer satisfaction. Thus, it is necessary improve management and internal systems in hospitals, and the Ministry of Health as a regulator on the performance indicators used in the hopsital autonomy (BLU) assessment, including its strategic targets.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T41437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Anastsia Octavia
"Aktivitas marketing organisasi non profit di Indonesia tidak sepenuhnya efektif dalam peningkatan penggalangan dana. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan pengaruh keefektifan marketing appeals (self & other benefit appeal) terhadap keinginan berdonasi dalam kondisi accountability (public & private) dan public self-awareness (high & low). Penelitian ini berbentuk sebuah penelitian eksperimental research design dengan menggunakan Analisis Statistik Deskriptif terhadap 158 orang mahasiswa MMUI sebagai partisipan. Riset eksperimen ini merupakan riset penelitian dengan 2 studi (8 cell) yaitu riset penelitian studi 1 (public & private accountability) berbentuk 2x2 dan studi 2 (high & low self awareness) berbentuk 2x2. Temuan penelitian menyarankan agar para pemasar menempatkan message appeals disesuaikan dengan tipe appeals suatu organisasi nonprofit dalam segala kondisi yang berbeda.

The marketing activities of nonprofit organization in Indonesia have not fully represented the effective ways in developing fund-raising. General objective of this research is to examine the marketing appeals (self & other benefit appeal) effect in influencing donation intention in condition of accountability (public & private) and public self-awareness (high & low). This research used an experimental research design with Statistic Descriptive Analysis through 158 undergraduate student of MMUI as a participant. This experimental research consist of 2 studies (8 cell), this would require: 2x2 (4cell) of studi 1 (public & private accountability) and 2x2 (4cell) of studi 2 (high & low self awareness). The findings are suggesting that marketers should modify the marketing message appeal across conditions to match the appeal type of nonprofit organization."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Theresia
"Biaya obat yang besar memerlukan pengelolaan yang tepat. Proses pengelolaanobat yang paling mengganggu dalam siklus pengelolaan obat di Instalasi FarmasiRSU Sari Mutiara Medan adalah proses pengadaan/pembelian obat. Obat Tingkatpemakaian dan pembelian obat kronis yang tinggi mewakili tingkat pemakaiandan pembelian obat secara keseluruhan. Peningkatan efisiensi pada prosespengadaan/pembelian obat kronis dapat memberikan gambaran peningkatanefisiensi pengelolaan obat secara keseluruhan. Penelitian dengan metode kualitatifini mengobservasi waktu yang digunakan selama proses pembelian obat darimulai pemesanan hingga obat diap didistribusikan, dan bertujuan untukmeningkatkan efisiensi pengelolaan obat di Instalasi Farmasi RSU Sari MutiaraMedan dengan menggunakan metode lean.
Hasil penelitian dapat merumuskankegiatan pembelian obat yang beragam menjadi satu alur proses pembelian obat,dalam desain usulan perbaikan tampak pengurangan waktu tunggu, peningkatanpresentasi kegiatan value added dan reduksi presentasi kegiatan non value added.Dengan meningkatnya efisiensi proses pembelian/pengadaan obat diharapkanadanya domino effect pada proses pengelolaan obat lainnya. Dalam penelitian inidicapai kendali biaya dan kendali mutu melalui usulan perbaikan jangka pendekperencanaan kebutuhan obat dengan menggunakan analisis pareto dan VEN, sertametode error proofing dalam evaluasi akhir setiap proses pembelian obat.Penerapan kaizen merupakan usulan jangka panjang yang akan selalu diterapkandalam setiap analisis proses menggunakan metode lean.

High cost of drugs need a proper management. Procurement purchase of thedrugs is the most disturbing management process in the drug cycle managementin the pharmacy unit of Sari Mutiara Medan Public Hospital. The highconsumption and purchase level of chronic drugs represent the high consumptionand purchase the whole drugs. Efficiency increasing of chronic drugsprocurement purchase is expected to represent the efficiency increasing of drugmanagement in generally. This qualitative research, using the lean method,observed the time spent from when the drug was ordered until the drug was readyto distribute, with the aim to increase the efficiency of drug management in thepharmacy unit of Sari Mutiara Medan Public Hospital.
The results formulatevariation of purchasing flow to be one standard future state mapping, and itshows improvement in waiting time, increasing value added activity and reductionnon value added activity. Efficiency increasing of drugs procurement purchase isexpected to have a domino effect for the continuous drug management process.Cost and quality control in this research are obtained through the proposedshort term fixes using pareto and VEN in drugs demand planning and usingerror proofing method in every end evaluation of drugs procurement purchase.Kaizen is applied for the proposed long term fixes and for every flow analysisusing lean method.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
T47275
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Putu Diva Mahastra Putri
"Latar Belakang
Di masa pandemi COVID-19, terjadi peningkatan suatu isu kesehatan yaitu swamedikasi obat bebas di kalangan masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan persepsi sehat yang dimiliki oleh setiap individu sehingga memicu perilaku swamedikasi. Hingga saat ini, belum diketahui hubungan antara persepsi kesehatan umum dengan swamedikasi obat bebas pada subjek pasca COVID-19.
Metode
Di masa pandemi COVID-19, terjadi peningkatan suatu isu kesehatan yaitu swamedikasi obat bebas di kalangan masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan persepsi sehat yang dapat diukur menggunakan The Short Form 36 Health Survei Questionnaire (SF-36) dan dimiliki oleh setiap individu sehingga memicu perilaku swamedikasi. Hingga saat ini, belum diketahui hubungan antara persepsi kesehatan umum dengan swamedikasi obat bebas pada subjek pasca COVID-19.
Hasil
Sebagian besar persepsi kesehatan umum pada subjek pasca COVID-19 di Kelurahan Panjunan, Cirebon adalah baik. Pada penelitian ini diketahui proporsi responden pasca COVID-19 yang pernah melakukan swamedikasi obat bebas selama 6 bulan terakhir adalah 61 responden (71,8%). Analisis antara persepsi kesehatan umum dan perilaku swamedikasi obat bebas subjek pasca COVID-19 di Kelurahan Panjunan Cirebon dan sekitarnya dengan Uji Fisher yang menunjukkan nilai p=0,029 (OR 5,647; 95% CI 0,693- 45,973) yang menunjukkan adanya hubungan signifikan.
Kesimpulan
Terdapat hubungan signifikan antara persepsi kesehatan umum dan perilaku swamedikasi obat bebas subjek pasca COVID-19 di Kelurahan Panjunan Cirebon dan sekitarnya dengan Uji Fisher yang menunjukkan nilai p=0,029 (OR 5,647; 95% CI 0,693-45,973). Alasan utama responden melakukan swamedikasi adalah karena hemat waktu.

Introduction
During the COVID-19 pandemic, an increasing of a health issue is detected which causes an increasing of self-medication behavior of over-the-counter drugs among the public. This is associated with the decreased quality of life in post COVID-19 patients which can be measured by The Short Form 36 Health Survei Questionnaire (SF-36) about the perception of health that each individual has, thus triggering self-medication behavior. Until now, there is no known relationship between general health perceptions and over- the-counter drug self-medication in post-COVID-19 subjects.
Method
This research was conducted by collecting samples using consecutive sampling method and cross-sectional methods with 85 respondents which fulfilled the inclusion criterias in Panjunan Village, Cirebon, and surrounding areas.
Results
In this study, it was found that the proportion of post-COVID-19 respondents who had self-medicated over-the-counter medications during the last 6 months was 61 respondents (71.8%). Analysis of general health perceptions and over-the-counter self-medication behavior of post-COVID-19 subjects in Panjunan Village Cirebon and its surroundings with Fisher's test showing a p value = 0.029 (OR 5.647; 95% CI 0.693-45.973) which indicates a significant relationship. Overall, the general health perceptions in Panjunan Village, Cirebon and its surroundings is good.
Conclusion
There is a significant relationship between general health perceptions and self-medication behavior of the post-COVID-19 subjects in Panjunan Village, Cirebon and its surroundings with the Fisher Test showing a value of p=0.029 (OR 5.647; 95% CI 0.693- 45.973). The main reason respondents carry out self-medication is because it saves time.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stacia Ariella
"Latar Belakang: Kolaborasi antara kedokteran dan kedokteran gigi merupakan hal yang esensial dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar pelayanan. Namun, masih sangat sedikit penelitian yang membahas mengenai hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awareness mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) terhadap kolaborasi antara dokter dan dokter gigi dalam praktik.

Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Seluruh populasi mahasiswa FK & FKG UI angkatan 2013-2017 (n = 1432) diminta untuk melengkapi kuesioner. Kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan yang didesain untuk mengetahui awareness mahasiswa mengenai kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi.

Hasil: Response rate penelitian ini adalah 79.39%. Mayoritas mahasiswa (86.1%) aware terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi. Mahasiswa menganggap bahwa disiplin ilmu Kecelakaan dan Layanan Darurat, Bedah, dan Telinga, Hidung & Tenggorokan (THT) merupakan tiga disiplin ilmu yang paling umum memiliki kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi.

Kesimpulan: Dalam penelitian ini, mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi pada umumnya menunjukkan awareness yang baik terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi di Universitas Indonesia. Hal ini merupakan fondasi penting untuk terus mendorong kolaborasi yang sangat vital dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar pelayanan kesehatan.


Background: Medical-dental collaboration is essential for improving resource efficiency and standards of care. However, few studies have been conducted on it. This study aimed to investigate the awareness of medical and dental students about collaboration between medical and dental practices in University of Indonesia.

Methods: The study design used is cross-sectional. All population of Faculty of Medicine & Faculty of Dentistry UI students (n = 1432) in the year of 2013-2017 was asked to complete a questionnaire. It contained 12 questions designed to elicit their awareness of the collaboration between dentistry and medicine.

Results: The response rate of this study is 79.39%. Most students (86.1%) were aware of the collaboration between medical and dental practice in University of Indonesia. They considered that Accident & Emergency, Surgery, and Ear, Nose & Throat were the three most common medical disciplines which entailed collaboration between medical and dental practice.

Conclusion: In this study, the medical and dental students in general demonstrated a good awareness of the collaboration between medical and dental practice in University of Indonesia. This established an essential foundation for fostering medical-dental collaboration, which is vital to improving resource efficiency and standards of care."

Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Shafa Aldora
"Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk menyimpan obat di rumah dengan tepat dapat memengaruhi kualitas obat dan meningkatkan risiko pada kesehatan manusia. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk memberikan panduan penyimpanan obat yang tepat di rumah melalui media poster yang informatif dan edukatif. Studi literatur mengenai penggolongan obat berdasarkan sedaiannya, beyond use date (BUD), cara penyimpanan obat, serta cara pembuatan poster dilakukan. Selanjutnya, informasi yang telah diperoleh dituangkan menjadi sebuah poster. Poster ini menjelaskan mengenai cara penyimpanan obat di rumah secara umum dan secara khusus berdasarkan bentuk sediaannya. Selain itu, terdapat informasi mengenai BUD atau batas waktu penggunaan suatu sediaan setelah peracikan atau setelah dibuka. Poster edukasi yang memiliki tampilan menarik dan mengandung isi pesan yang bermakna dapat menjadi salah satu sarana edukasi masyarakat yang efektif mengenai cara penyimpanan obat di rumah sehingga dapat meminimalisir terjadinya masalah kesehatan dan juga memastikan kualitas dan efektivitas obat.

The lack of public knowledge about properly storing medicines at home can affect medicines quality and increase health risks. Therefore, this report aims to guide proper drug storage at home through the media of informative and educative posters. A literature study was carried out regarding the classification of drugs based on their preparations, beyond use date (BUD), and how to make posters. Henceforth, the information that has been obtained is poured into a poster. This poster explains how to store medicines at home in general and specifically based on the dosage form. Moreover, there is information regarding the BUD or the time limit for using a preparation after compounding or after it is opened. Educational posters that have an attractive appearance and contain meaningful messages can be an effective means of educating the public about how to store medicines at home to minimize the occurrence of health problems and also ensure the quality and effectiveness of medicines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekti Prameswari Susilo
"Swamedikasi dapat terjadi ketika mendapatkan obat tanpa resep dokter, pemberian dari teman atau keluarga, dan membelinya berdasarkan resep sebelumnya atau menggunakan obat sisa. Untuk mengatasi ketidaktepatan dalam swamedikasi diperlukan pengetahuan yang baik terkait obat yang digunakan. Tanpa adanya edukasi dari tenaga kesehatan, potensi penggunaan antijamur yang tidak rasional akan lebih besar menimbulkan masalah berupa resistensi yang berdampak pada peningkatan penyakit infeksi, dan kerugian ekonomi untuk mengatasi penyakit yang semakin meluas. Oleh karena itu tujuan dari kegiatan ini yaitu membuat leaflet yang memuat informasi seputar obat antijamur yang dapat digunakan sebagai media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait obat antijamur. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari referensi terkait obat antijamur dan melihat jenis obat antijamur yang dijual di Apotek Kimia Farma 87 Jebres. Kemudian dilakukan pembuatan leaflet seputar informasi obat antijamur menggunakan aplikasi Canva. Hasil pembuatan leaflet dicetak, diperbanyak dan diberikan pada Apotek Kimia Farma 87 untuk diletakkan pada meja penyerahan obat. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa leaflet terkait obat antijamur yang telah dibuat dapat digunakan sebagai media edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait obat antijamur.
Self-medication can occur when getting medicine without a doctor's prescription, giving it from friends or family, and buying it based on a previous prescription or using leftover medicine. To overcome inaccuracy in self-medication requires good knowledge regarding the drugs used. Without education from health workers, the potential for irrational use of antifungals will cause a greater problem in the form of resistance which results in an increase in infectious diseases, and economic losses in dealing with increasingly widespread diseases. Therefore the aim of this activity is to make a leaflet containing information about antifungal drugs which can be used as educational media to increase public knowledge regarding antifungal drugs. This activity was carried out by looking for references related to antifungal drugs and looking at the types of antifungal drugs being sold at the Kimia Farma 87 Jebres Pharmacy. Then, leaflets with information on antifungal drugs were made using the Canva application. The results of making leaflets were printed, reproduced, and given to the Kimia Farma 87 Pharmacy to be placed on the drug delivery table. Based on the results of the activities that have been carried out, it can be concluded that leaflets related to antifungal drugs that have been made can be used as educational media for the public to increase public knowledge regarding antifungal drugs."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Nisya Zulkarnain
"Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu upaya agar mahasiswa apoteker mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional, legal, dan etik di apotek, yakni melalui kegiatan PKPA (Praktik Kerja Program Apoteker). Pelaksanaan praktik kerja profesi ini berlangsung selama satu bulan dengan tugas khusus, yakni Poster Edukasi untuk Swamedikasi Batuk. Tujuan dari pembuatan poster adalah sebagai media edukasi bagi masyarakat untuk swamedikasi penyakit batuk. Metode yang digunakan dalam pembuatan poster edukasi untuk swamedikasi batuk,  yakni melakukan studi literatur mengenai pembuatan poster, swamedikasi batuk beserta pilihan obat yang dapat digunakan, dan terapi non farmakologi untuk meredakan gejala batuk, kemudian selanjutnya informasi yang telah diperoleh dituangkan menjadi sebuah poster.  Pembuatan poster edukasi dapat berguna sebagai sarana edukasi masyarakat untuk swamedikasi penyakit batuk sehingga masyarakat dapat menggunakan obat secara aman dan rasional serta dapat mencegah terjadinya kesalahan medikasi.

Clinical pharmacy services at the drug store are part of the pharmaceutical services which are direct and responsible to patients related to improve the quality of patients life. One of the efforts to be able to practice pharmacy in a professional, legal and ethical manner at drugs store is through internship. The internship duration is for one month with a special assignment, namely Educational Poster for Cough Self-Medication. The purpose of making poster is as an educational media for the community to self-medicate cough. The method used in making educational poster for cough self-medication by conducting a literature study about cough self-medication along with the choice of medicines that can be used for cough, and non-pharmacological therapy to relieve cough symptom. Making educational poster can be useful as a means of educating people for cough self-medication so that people can use medicines safely and rationally as well as can prevent medication errors."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Seniyya Zahra
"Profil Perusahaan Rozafa merupakan UMKM yang bergerak di bidang fesyen muslimah, dengan produk antara lain dress muslimah (gamis), hijab, dan alat salat. UMKM ini beroperasi di Jakarta Timur sejak 2015. Awalnya UMKM ini bernama Roza Fashion namun kemudian berganti nama menjadi Rozafa pada 2020 lalu. Rozafa memiliki tujuan mendorong para muslimah untuk berbusana sesuai dengan kaidah agama Islam, atau yang dikenal dengan berbusana syari. Oleh karena itu, produk yang mereka produksi memiliki ukuran yang lebih besar dan tidak mengikuti lekuk tubuh. UMKM ini sudah mendaftarkan mereknya di tiga kementerian dan beberapa kali bekerja sama sebagai utusan DKI Jakarta dalam event tertentu. Dalam menjalankan bisnisnya, Rozafa menggunakan metode word of mouth dan berfokus pada penjualan dan pemasaran secara offline. UMKM ini baru berkecimpung di dunia digital pada Juli 2020, yaitu sejak pandemi berlangsung di Indonesia. Analisis Situasi Strength Rozafa sangat memerhatikan kualitas produk, hal ini ditandai dengan testimoni yang diberikan pelanggan dan penilaian positif di setiap toko di marketplace. Rozafa selaku UMKM telah diakui oleh tiga kementerian Republik Indonesia, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Industri, dan beberapa kali diutus untuk mewakili DKI Jakarta dalam event besar yang diselenggarakan ketiga kementerian tersebut. Rozafa secara resmi telah terdaftar mereknya di Kemenkop UKM, sehingga merek Rozafa sudah dinyatakan legal dan akan mendapatkan pendampingan dan pemberdayaan dari program Kementerian. Memiliki toko di berbagai marketplace (Shopee, Tokopedia, dan Lazada) sehingga memudahkan calon konsumen dalam menemukan dan membeli produknya. Rozafa sudah memiliki media sosial berupa Instagram dengan akun @roza_fa.id. Weakness Belum memiliki target pasar yang spesifik sehingga produk pun belum menyesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan tren yang sedang ada di masyarakat Pemilik dan karyawan Rozafa tidak memiliki pengalaman di bidang online, khususnya pemasaran online. Rozafa belum memanfaatkan media sosial yang dimiliki, yaitu Instagram (@roza_fa.id) sebagai kanal komunikasi ke publik eksternal dengan konsisten dan belum ada perencanaan khusus mengenai konten yang akan dibagikan. Kanal media sosial dan marketplace belum terintegrasi satu sama lain Tanggung jawab karyawan tidak ada batasan pembagian bidang kerja yang jelas Kurangnya brand awareness terhadap Rozafa Opportunity Dukungan pemerintah yang besar terhadap UMKM di masa pandemi. Hal ini disampaikan oleh pemerintah melalui Siaran Pers HM.4.6/88/SET.M.EKON.3/04/2021 pada 21 April 2021 dengan upaya mendorong para pelaku UMKM untuk on board ke platform digital dan mendorong perluasan ekspor produk Indonesia melalui kegiatan ASEAN Online Sale Day (AOSD) di 2020. Kampanye pemerintah untuk menggunakan produk lokal melalui #BanggaBuatanIndonesia dan #SemuaAdaDisini Tren media sosial yang digunakan sebagai media komunikasi pemasaran oleh organisasi dan perusahaan. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh Rozafa untuk menggunakan media sosial dalam membangun brand awareness, terlebih dari hasil survei juga menunjukkan mayoritas responden menggunakan media sosial dalam mencari informasi terkait produk Muslimah Berdasarkan analisis kompetitor yang sudah dipaparkan di bagian sebelumnya, tidak ada kompetitor yang menjual produk alat salat, khususnya mukena Threat Perilaku masyarakat di marketplace yang cenderung memilih harga termurah dibanding kualitas, sehingga Rozafa dengan harga produk yang relatif tinggi kurang bisa bersaing, terutama untuk produk hijab Pembatasan aktivitas di luar rumah oleh pemerintah selama masa pandemi, termasuk kegiatan bazar, pameran, dan event lainnya sehingga Rozafa kehilangan salah satu sumber utama omzet Perubahan perilaku konsumen yang beralih dari luring ke pembelian secara daring, terutama sejak adanya pandemi Covid-19. Hal ini mengancam bisnis Rozafa yang hanya melakukan penjualan dan pemasaran secara luring sebelum pandemi berlangsung. Pernyataan Masalah Belum banyak masyarakat yang mengenal Rozafa dan produknya sehingga belum memiliki brand awareness dan interaksi dengan audiens. Usulan Program Program yang diusulkan berupa strategi marketing public relations yang berfokus pada aktivasi media sosial dengan nama “Teman Hijrahmu”. Strategi ini akan dilakukan di akun Instagram Rozafa (@roza_fa.id). Berikut rincian kegiatan program: Menyusun editorial plan untuk konten kreatif Instagram (@rozafaofficial) sebagai fondasi awal dalam membangun awareness dan interaksi dengan target sasaran. Giveaway #IsengBerhadiah: program yang dilaksanakan di Instagram sebagai langkah lanjutan dalam meningkatkan brand engagement Rozafa dengan audiens. IG Live “Ngopi Bareng”: sesi mini talkshow yang akan dilaksanakan di IG Live Rozafa bersama KOL terpilih untuk berbincang seputar topik islami, khususnya hijrah. Meluncurkan kampanye #MyHijrahStory #TemanHijrahmu melalui akun Instagram dan TikTok @rozafaofficial untuk meningkatkan dan memperluas awareness masyarakat yang masuk ke dalam target sasaran Rozafa. Kampanye ini akan dituangkan ke dalam challenge di Instagram yang akan dibantu dikampanyekan oleh KOL. Tujuan Program ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan komunikasi UMKM Rozafa dengan membangun brand awareness terutama di media sosial Instagram dan membangun interaksi dengan konsumen dan calon konsumen Rozafa melalui program humas pemasaran yang mengedukasi target pasar mengenai berbusana sesuai dengan kaidah Islam sebagai value dari Rozafa, melalui konten kreatif, program Ngopi Bareng, dan kampanye #MyHijrahStory. Target Khalayak Demografis Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 20 – 35 Tahun Agama : Islam Pendapatan : middle hingga high income SES : A dan B Geografis : Pulau Jawa Psikografis Kelas sosial : A dan B Gaya hidup : agamis (menjalankan agama Islam dengan penuh keimanan) Karakteristik personal : memiliki ketertarikan pada busana Syari, merupakan pribadi yang periang, suka berinteraksi, dan humble. Pesan Kunci Rozafa merupakan merek busana muslimah syari kekinian yang berkualitas tinggi, cocok untuk muslimah yang ingin stylish dan tetap sesuai dengan kaidah Islam. Jadwal Februari - Juli 2022 Anggaran Rp10.410.000 Evaluasi Monitoring social media monitoring Observasi langsung Rapat monitoring program Tahap Evaluasi Evaluasi input Evaluasi output Evaluasi outcome.

Company Profile Rozafa is an MSME (Micro, Small & Medium Enterprises) Muslim fashion, with products including Muslim dresses (gamis), hijabs, and prayer tools. This MSME has been operating in East Jakarta since 2015. Rozafa has the aim of encouraging Muslim women to dress according to Islamic religious principles, or what is known as shari'a attire. Rozafa is a registered brand in three ministries and have worked together several times as representatives of DKI Jakarta in certain events. In running their business, Rozafa uses the word of mouth method and focuses on offline sales and marketing. This MSME has only been involved in the digital world since July 2020, since the pandemic took place in Indonesia. Situation Analysis Strength The quality of Rozafa's products is very good, this is indicated by the testimonials given by customers and positive ratings in every store in the marketplace. Rozafa as an MSME has been recognized by three ministries of the Republic of Indonesia, the Ministry of Cooperatives and SMEs, the Ministry of Trade, and the Ministry of Industry, and has been sent several times to represent DKI Jakarta in big events organized by the three ministries. Rozafa has officially registered its brand at the Kemenkop UKM. so that Rozafa brand has been declared legal and will receive assistance and empowerment from the Ministry program. Rozafa has stores in various marketplaces (Shopee, Tokopedia, and Lazada) making it easier for potential consumers to find and buy their products. Weakness Rozafa does not have a specific target market so that the product has not adjusted to the wants, needs, and trends that are currently in the community Rozafa's owners and employees have no experience in online marketing Rozafa has not consistently used various communication channels to the external public, especially social media Rozafa's social media and marketplaces are not integrated with each other So many responsibilities are carried out by one employee and there are no clear boundaries for the job description Lack of brand awareness of Rozafa Opportunities 1. Government support for MSMEs during the pandemic. This was conveyed by the government through Press Release HM.4.6/88/SET.M.EKON.3/04/2021 on 21 April 2021, they want to encourage MSME to be on board to digital platforms and encourage the expansion of Indonesian product exports through ASEAN Online Sale Day (AOSD) in 2020 Government campaign to use local products through #BanggaBuatanIndonesia and #SemuaAdaDisini The trend of social media being used as a marketing communication medium by organizations and companies. This can be an opportunity for Rozafa to use social media to build brand awareness. The survey results also show that the majority of respondents use social media to find information related to Muslimah products Based on the competitor analysis described in the previous section, there are no competitors who sell prayer tools, especially mukena Threat People in the marketplace tend to choose the cheapest price compared to quality, so Rozafa with a relatively high product price is less able to compete, especially for hijab products. Restrictions on activities outside the home by the government during the pandemic, including bazaar, exhibitions, and other events so that Rozafa loses one of the main sources of turnover. Changes in consumer behavior that switch from offline to online purchases since the Covid-19 pandemic. This threatens Rozafa's business, which only did sales and marketing offline before the pandemic. Problem Statement Not many people know Rozafa and its products, so they don't have strong brand awareness and interaction with audience. Strategy The strategy to solve Rozafa's problems using the marketing public relations concept with the name "Teman Hijrahmu". This strategy will be carried out on Rozafa's Instagram account (@roza_fa.id). This strategy has several activities: Make an editorial plan for Rozafa's creative social media content, it is Instagram (@rozafaofficial) as the initial foundation in building awareness and engagement with the target audience. #IsengBerhadiah Giveaway: a program implemented on Instagram as a further step in increasing Rozafa's interaction with the audience. IG Live “Ngopi Bareng”: a mini talk show session that will be held on Rozafa's IG Live with selected KOLs to talk about Islamic topics, especially hijrah. 4. The #MyHijrahStory campaign through Instagram accounts (@rozafaofficial) to increase and expand public awareness who are among Rozafa's targets. Target Audience Demographic Gender : Female Age : 20 – 35 years old Religion : Islam Income : middle to high income SES : A and B Geographical : Java Island Psychographic Social class : A and B Lifestyle: religious (practicing Islam with full faith) Personal characteristics: has an interest in Syari clothing, cheerful person, likes to interact, and humble. Key Message Rozafa is a modern high-quality shari'a Muslimah clothing brand, suitable for Muslim women who want to be stylish and still in accordance with Islamic rules. Budget Rp10.410.000 Evaluation Methods Monitoring social media monitoring Observation monitoring program meeting Evaluation Input Evaluation Output Evaluation Outcome Evaluation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>