Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lulus Prihandari
"Peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan isu global. Memperluas akses imunisasi adalah hal yang sangat penting dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Berdasarkan data Riskesdas 2018 target pencapaian imunisasi dasar lengkap di Provinsi Jawa Timur menurun dari tahun 2013 sebesar 74,5% menjadi sebesar 69,16% di tahun 2018 sedangkan imunisasi tidak lengkap naik menjadi 26,27% dari sebelumnya pada tahun 2013 hanya 21,8%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan imunisasi dasar di Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 dengan unit analisis bayi usia 12-23 bulan dengan responden ibu sebanyak 1.245 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memanfaatkan imunisasi dasar 64,2% dan yang kurang memanfaatkan 35,8%. Responden dikatakan memanfaatkan apabila imunisasi yang didapatkan lengkap dan masuk kategori kurang memanfaatkan apabila imunisasi yang diterima tidak lengkap dan tidak mendapat imunisasi sama sekali. Pada analisis bivariat didapatkan kepemilikan buku KIA, akses fasilitas kesehatan dan tempat persalinan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ketiga faktor tersebut memiliki responden cukup banyak pada status imunisasi lengkap dan dikatakan berhasil memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Jawa Timur. Saran kepada Dinkes Provinsi Jawa Timur khususnya para tenaga kesehatan harus memaksimalkan pemberian informasi tentang kegunaan dan manfaat mengenai imunisasi di buku KIA agar tersampaikan dengan baik, memberi informasi kepada ibu hamil untuk memilih tempat persalinan yang sudah memenuhi standar akreditasi agar pelayanan ibu dan bayi yang diterima dapat maksimal serta meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas agar dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.

Improving maternal and child health is a global issue. Expanding access to immunization is very important in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs). Based on the 2018 Riskesdas data, the target of achieving complete basic immunization in East Java Province decreased from 2013 of 74.5% to 69.16% in 2018 while incomplete immunization increased to 26.27% from the previous year 2013 only 21.8 %. The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of basic immunization in East Java Province. The research method used is quantitative with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2018 with the unit of analysis for babies aged 12-23 months with mother respondents as many as 1,245 respondents. The results of this study indicate that respondents who use basic immunization are 64.2% and those who are less use are 35.8%. Respondents are said to be using it if the immunization is complete and it is in the under-utilized category if the immunization received is incomplete and does not get immunized at all. In the bivariate analysis, it was found that ownership of the MCH booklet, access to health facilities and place of delivery had a significant relationship with the utilization of basic immunization health services in East Java. This is because these three factors have quite a lot of respondents on complete immunization status and are said to have succeeded in utilizing basic immunization health services in East Java. Suggestions to the East Java Provincial Health Office, especially health workers, should maximize the provision of information about the use and benefits of immunization in the MCH book so that it is conveyed properly, providing information to pregnant women to choose a place of delivery that meets accreditation standards so that the services of mothers and babies received maximally and increase the ease of access to comprehensive and quality health services so that they can be accessed by all people."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Makmur Salpator
"Tesis ini membahas pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007 dan Susenas 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tempuh ke fasilitas UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan imunisasi dasar diperlukan optimalisasi manajemen posyandu.

The focus of this study is the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province using secondary data Riskesdas 2007 and Susenas 2007. The purpose of this study is to know the factors relating to the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province. This research is a quantitative research methode with cross sectional design.
This study found that the access time to the Community Based Health Efforts (UKBM) facility is the dominant factor in the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province in 2007. The researcher suggests that Posyandu management as one of the UKBM should be optimized to increase the basic immunization coverage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Mardiah
"Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan derajat kesehatan, dimana salah satu indikatornya adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan angka kematian dan kejadian penyakit pada anak. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, persentase anak umur 12?59 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat untuk imunisasi lengkap sebesar 41,3%, imunisasi tidak lengkap sebesar 44,8% dan tidak sama sekali mendapatkan imunisasi sebesar 13,9%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007. Penelitian ini adalah suatu penelitian survei dengan rancangan Cross Sectional. Dengan menggunakan data sekunder yaitu data Riskesdas dan data Susenas tahun 2007.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor pekerjaan ibu, umur ibu, dan alat transportasi tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar. Sedangkan faktor pendidikan ibu (p value = 0,0005), pengeluaran rumah tangga (p value = 0,0005), penolong persalinan (p value = 0,0005), jarak ke fasilitas UKBM (p value = 0,0005), jarak ke fasilitas Non-UKBM (p value = 0,0005), waktu tempuh ke fasilitas UKBM, dan waktu tempuh Non-UKBM (p value = 0,0005) menunjukkan hubungan yang bermakna.
Dari hasil analisis Multivariat ditemukan faktor jarak ke fasilitas Non-UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar (OR=2,283).
Disarankan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dengan melakukan advokasi, sosialisasi, dan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait baik pemerintah daerah maupun pusat serta memberdayakan masyarakat setempat.

One objective of the national development is to improve the health status whereby one of its indicator is the infant mortality rate. Health department had done the Expanding Program Immunization for children to decrease the mortality rate. Based on data Riskesdas 2007, the percentage of children aged 12-59 months who got basic immunization in West Kalimantan Province, completely immunized 41,3%, incomplete immunized 44,8%, and unimmunized 13,9%.
The aim of this research is to know the factors relating to the utilization of Basic Immunization Services in West Kalimantan Province 2007. This research is the survey with cross sectional design using data Riskesdas and Susenas 2007.
The result shows that the mother?s job, mother?s age, and the transportation have no relationship significantly to the utilization of basic immunization services. However, mother's education (p<.0005), household expenditure (p<.0005), give birth helper (p<.0005), the distance to UKBM facility (p<.0005), time to UKBM facility (p<.0005), and time to Non-UKBM facility (p<.0005) have relationship significantly.
By Multivariat analysis found that the distance to Non-UKBM facility is the dominant factor to the utilization of basic immunization services (OR=2,283).
Suggested to increase the accessibility to the health facility with advocacy, sosialisation, coordination with cross sector both local and central government, and society empowerment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31373
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Naim
"Latar Belakang: Sejak pandemi Covid-19, pelaksanaan layanan imunisasi dasar anak mengalami penurunan. WHO menyebutkan secara global, sebanyak 23 juta anak di bawah umur satu tahun tidak menerima imunisasi dasar di tahun 2020. Sedangkan di Jawa Barat, cakupan imunisasi anak menurun sebesar 93,74 % tahun 2019, menjadi sebesar 82,26% tahun 2020. Oleh karena itu penting untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi yang lahir di masa pandemi covid-19 di provinsi jawa barat. Metode : Penelitian ini menggunkan data SUSENAS 2021 di Jawa Barat dengan sampel sebanyak 368 bayi berusia 10-12 bulan yang lahir di masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross- sectional) dengan analisis regresi logistik berganda. Hasil : Berdasarkan analisis regresi logistik, faktor yang berhubungan terhadap imunisasi dasar lengkap bayi 10-12 bulan yang lahir di masa pandemi covid-19 di Jawa Barat tahun 2021 adalah pendidikan terakhir ibu, status pekerjaan ibu, status ekonomi, kepemilikan asuransi kesehatan, dan kepemilikan buku KIA dan faktor yang tidak berhubungan adalah umur ibu, tempat tinggal, penolong persalinan, tempat persalinan, akses internet. Faktor yang paling dominan berhubungan terhadap imunisasi dasar lengkap bayi adalah kepemilikan buku KIA (p value = 0.00 ; AOR =16,064 ; 95% CI =6.397-40.339). Kesimpulan : Pemerintah dapat mengoptimalkan pemanfaatan buku KIA dengan mengembangkan digitalisasi buku KIA skala nasional. Puskesmas dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama kader untuk memotivasi keluarga/masyarakat supaya memanfaatkan dan menerapkan isi buku KIA dalam perawatan kesehatan ibu dan anaknya.

Background: Since the Covid-19 pandemic, the implementation of basic childhood immunization services has decreased. WHO said globally, as many as 23 million children under the age of one year did not receive basic immunizations in 2020. Meanwhile in West Java, child immunization coverage decreased by 93.74% in 2019, to 82.26% in 2020. it is important to examine the factors that influence infant basic immunization. The purpose of this study was to determine the determinants of complete basic immunization coverage for infants born during the COVID-19 pandemic in West Java province. Methods: This study uses SUSENAS 2021 data in West Java with a sample of 368 infants aged 10-12 months who were born during the COVID-19 pandemic. This study used a cross-sectional design with multiple logistic regression analysis. Results: Based on logistic regression analysis, factors related to complete basic immunization of 10-12 month babies born during the COVID-19 pandemic in West Java in 2021 were the mother's last education, mother's employment status, economic status, health insurance ownership, and ownership. MCH handbook and unrelated factors are maternal age, place of residence, birth attendant, place of delivery, internet access. The most dominant factor related to complete basic immunization of infants was ownership of the MCH handbook (p value = 0.00 ; AOR = 16,064 ; 95% CI = 6,397-40,339). Conclusion: The government can optimize the use of MCH books by developing the digitization of MCH books on a national scale. Puskesmas can work together with various parties, especially cadres to motivate families/communities to use and apply the contents of the MCH handbook in maternal and child health care."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Khaira Wardi
"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami anak akibat asupan makanan maupun penyakit infeksi yang berulang ditandai dengan tinggi/panjang badan anak terhadap usia <-2 SD kurva pertumbuhan WHO. Prevalensi Stunting di Indonesia pada tahun 2022 adalah 21,6%. Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi yang mengalami kenaikan prevalensi stunting dari 29,5% pada tahun 2021 menjadi 34,6% pada tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu faktor risiko penyebab stunting pada anak usia 12-23 bulan di Provinsi Papua. Desain dalam penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data SSGI 2022. Sampel dalam penelitian ini anak anak usia 12-23 bulan di Provinsi Papua yang terpilih menjadi responden SSGI 2022. Analisis data dilakukan menggunakan chi-square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin, BBLR, panjang badan lahir, imunisasi, penimbangan berat badan, keragaman makanan, sumber air minum, akses sanitasi, ketahanan pangan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan jumlah balita dalam keluarga berhubungan dengan kejadian stunting (p<0,05). Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 12-23 bulan di Provinsi Papua adalah BBLR yang dipengaruhi jenis kelamin anak setelah dikontrol oleh variabel panjang badan lahir, imunisasi, sumber air minum, ketahanan pangan, pendidikan ibu, jumlah balita dalam keluarga, dan ISPA (OR: 3,589; 95%CI : 1,311-9,825).

Stunting is a growth disorder experienced by children due to food intake or recurring infectious diseases, characterized by the height/length of the child's body for age <-2 SD on the WHO growth curve. The prevalence of stunting in Indonesia in 2022 is 21.6%. Papua Province is one of the provinces that has experienced an increase in the prevalence of stunting from 29.5% in 2021 to 34.6% in 2022. This research aims to determine the risk factors that cause stunting in children aged 12-23 months in Papua Province. The design of this study was cross-sectional using SSGI 2022 data. The sample in this study was children aged 12-23 months in Papua Province who were selected as respondents to the SSGI 2022. Data analysis was carried out using chi-square and multiple logistic regression. The results of the study showed that gender, low birth weight, birth length, immunization, body weight measurement, food diversity, drinking water sources, access to sanitation, food security, maternal education, maternal employment, and the number of children under five in the family were related to the incidence of stunting (p<0.05). The dominant factor associated with the incidence of stunting in children aged 12-23 months in Papua Province is low birth weight which is influences by the sex of the child after being controlled by the variables birth length, immunization, source of drinking water, food security, maternal education, number of toddlers in the family. and ARI (OR: 3.589; 95%CI: 1.311-9.825"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Adhytia Wana Putra Rahmadhan
"Imunisasi diketahui mampu mencegah 4-5 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Seiring meningkatnya pencatatan imunisasi, muncul permasalahan terhadap catatan imunisasi yang terfragmentasi, terlebih karena pencatatan imunisasi di mayoritas negara berkembang, termasuk Indonesia, masih menggunakan media kertas. Implementasi immunization information system (IIS) dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada negara-negara maju, implementasi IIS telah dilaksanakan secara luas, tetapi sistem ini belum diimplementasikan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tantangan yang dihadapi oleh negara yang telah mengimplementasikan IIS dan menggunakan solusi dari tantangan tersebut untuk merancang arsitektur IIS terintegrasi dan prototipe aplikasi IIS di Indonesia menggunakan metodologi design science research (DSR). Tantangan implementasi dan kebutuhan fungsionalitas IIS diperoleh melalui kegiatan Systematic Literature Review (SLR) yang kemudian divalidasi melalui wawancara terhadap 6 tenaga kesehatan dan 9 masyarakat umum serta dianalisis menggunakan teknik content analysis. Hasil analisis menghasilkan 10 tantangan yang kemudian dikelompokkan menjadi 3 tema besar, yaitu people, process, dan technology. Arsitektur yang dirancang merupakan arsitektur sistem informasi yang mengacu pada The Open Group Architecture Framework (TOGAF) 10 yang terdiri dari visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Hasil rancangan arsitektur selanjutnya menjadi masukan untuk merancang prototipe IIS terintegrasi. Prototipe yang dihasilkan berbentuk high fidelity prototype yang mengacu pada eight golden rules. Evaluasi prototipe dilakukan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner yang disusun menurut pendekatan SUS dan PSSUQ. Hasil evaluasi nilai SUS yang diperoleh adalah 72,5 atau “Good (Acceptable)”, sedangkan nilai system usefulness, information quality, interface quality dan overall dari PSSUQ adalah 2,65, 2,94, 2,48, dan 2,71, yang menandakan bahwa rancangan telah dibuat dengan baik. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi teoritis mengenai implementasi IIS di negara berkembang dan menjadi panduan pada fasilitas kesehatan, regulator kesehatan, dan pengembang aplikasi kesehatan untuk mewujudkan IIS yang terintegrasi di Indonesia.

Immunization is known to be able to prevent 4-5 million deaths worldwide each year. As immunization records increase, problems with fragmented immunization records arise, especially since immunization records in the majority of developing countries, including Indonesia, are still based on paper. The implementation of the immunization information system (IIS) can be a solution to overcome these problems. In developed countries, the implementation of IIS has been widely implemented, but this system has not been implemented in developing countries, including Indonesia. This study aims to explore the challenges faced by countries that have implemented IIS and use the solutions from these challenges to design integrated IIS architectures and prototype applications in Indonesia using the design science research (DSR) methodology. The implementation challenges and functional requirements were obtained through Systematic Literature Review (SLR) activities which were then validated through interviews with 6 health workers and 9 general public and analyzed using content analysis techniques. The results of the analysis produce 10 challenges which are then grouped into 3 big themes, namely people, process, and technology. The designed architecture is an information system architecture that refers to The Open Group Architecture Framework (TOGAF) 10, which consists of architecture vision, business architecture, data architecture, application architecture, and technology architecture. The results of the architecture design then become input for designing an integrated IIS prototype. The resulting prototype is in the form of a high-fidelity prototype that follows the eight golden rules. Evaluation of the prototype was carried out through interviews and the distribution of questionnaires designed according to the SUS and PSSUQ techniques. The results of the evaluation of the SUS value obtained were 72.5 or "Good (Acceptable)", while the system usefulness, information quality, interface quality, and overall values from PSSUQ were 2.65, 2.94, 2.48, and 2.71, which indicates that the design has been made properly. This research is expected to provide a theoretical contribution regarding the implementation of IIS in developing countries and become a guide for health facilities, health regulators, and health application developers to realize an integrated IIS in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luriana Nur Pratiwi
"Imunisasi mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia akibat penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, pertusis, dan campak sehingga imunisasi merupakan salah satu upaya intervensi kesehatan masyarakat yang paling berhasil dan cost-effective, terutama bagi negara berkembang. Indonesia telah berhasil mencapai Universal Child Immunization (UCI) namun berdasarkan data WHO pada Weekly Epidemiological Record (No.46, 2011, 86, 509-520, 11 November 2011), Indonesia masih menempati peringkat ke-4 di dunia untuk undervaccination children dalam cakupan imunisasi DPT. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui gambaran imunisasi dasar lengkap dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada balita berusia 12-23 bulan di Indonesia tahun 2010, dengan menganalisis data Riskesdas 2010. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni tahun 2012 dan desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional, dengan populasi ibu yang memiliki balita usia 12-23 bulan di Indonesia tahun 2010. Hasil dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square, independent sample T-test, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi imunisasi dasar pada balita usia 12-23
bulan di Indonesia tahun 2010 sebesar 36,8%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa 8 variabel dinyatakan berhubungan secara statistik, yaitu daerah tempat tinggal, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kunjungan neonatus, periksa kehamilan K4 ibu, penimbangan berat badan balita ke pelayanan kesehatan, penolong persalinan ibu, dan kepemilikan KMS/buku KIA/catatan kesehatan
lainnya. Diperlukan upaya dan peran serta aktif berbagai pihak untuk
meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap pada balita di Indonesia.

Abstract
Immunization prevent 2-3 millions child mortality in the world caused by
infectious disease such as diphteria, tetanus, pertusis, and measles, furthermore immunization is one of the most succsessful and cost-effective intervention in public health. In 1990, Indonesia ever reached Universal Child Immunization (UCI), however in Weekly Epidemiological Record of WHO (No.46, 2011, 86, 509-520, November 11th, 2011), Indonesia still in rank 4 for undervaccination children of three doses DTP vaccine in the world. Research objective is to know description and factors related to complete basic immunization in children under
five age 12-23 months in Indonesia in 2010 by analyzing data of Riskesdas 2010. Research was done in June, 2012 and design of this study is cross sectional, with mothers who have children under five age 12-23 months in Indonesia at 2010 as its population. Data was analyzed in univariate and bivariate using chi square test, independent sample T-test, and logistic regression. Result indicates that prevalence of complete immunization in children under five age 12-23 months in
Indonesia at 2010 is 36.8%. Result from the study shows 8 significant relationship between living area, education of mother, education of father, neonatal care, antenatal care, under five child?s weight measurement, childbirhts helper, and ownership of child health report. Active participation from various parties is needed to increase the prevalence of complete basic immunization status in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Gita Merisa
"Imunisasi dasar merupakan hal yang penting bagi anak karena imunisasi merupakan salah satu cara mencegah infeksi penyakit tertentu yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Persentase kelengkapan imunisasi di Indonesia sudah mencapai 85,2%, namun hal ini tidak sesuai dengan keadaan di Provinsi Papua. Persentase kelengkapan imunisasi di Provinsi Papua hanya mencapai 45,7%. Rendahnya persentase kelengkapan imunisasi ini dapat dipengaruhi berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dan akesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat dengan kelengkapan imunisasi batita di Pegunungan Jayawijaya, Provinsi Papua. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Data diperoleh melalui hasil wawancara terhadap 168 responden dengan menggunakan kuesioner. Responden didapatkan melalui teknik consecutive sampling. Dari 168 responden, 99 subjek memperoleh imunisasi lengkap dan 69 subjek tidak memperoleh imunisasi lengkap. Berdasarkan hasil analisis dengan Chi-square, tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi berhubungan dengan kelengkapan imunisasi batita (p=0,043). Hubungan aksesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat tidak memenuhi kriteria uji Chi-square sehingga digunakan uji alternatif, yaitu uji Fisher. Berdasarkan uji Fisher, tidak terdapat hubungan bermakna antara aksesibilitas ke pelayanan kesehatan terdekat dan kelengkapan imunisasi batita (p=0,307). Oleh karena itu, perlu dilakukan progam untuk meningkatkan tingkat pengetahuan ibu. Dengan begitu, kelengkapan imunisasi batita diharapkan akan meningkat.

Immunization is an important thing for toddler because it can protect toddler from getting infected by certain infectious disease which can be prevented by immunization. 85,2% toddler in Indonesia get complete immunization, but this fact is contradictive with the condition happened in Papua Province. There are only 45,7% toddler get complete immunization. This low percentage could be affected by various factors. This study aims to determine whether there are correlation between 2 factors (status of mother?s knowledge about immunization and accessibility to nearest health care) and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province. This study is an analitycal study in the form of cross sectional study. Data was collected by interviews with 168 respondents who are chosen by consecutive sampling. From 168 respondents, 99 respondents have complete immunization and 69 respondents don?t have complete immunization. The result is performed by Chi-square test and Fisher test. Based on Chi-square test, there is correlation between status of mother?s knowledge about immunization and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province (p=0,043). The other hand, there is no correlation between accessibility to nearest health care and toddler?s immunization status in central mountain Jayawijaya, Papua Province (p=0,307) based on Fisher test. In consequence, there should be a program to improve mother?s status of knowledge in order to increase the percentage of toddlers completely immunized"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Sandra
"Imunisasi merupakan strategi efektif dalam menurunkan kematian oleh penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Peningkatan cakupan imunisasi sering dipakai sebagai indikator pelayanan kesehatan. Cakupan imunisasi di Indonesia belum merata, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara beberapa daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan apa yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12 bulan di Indonesia dengan desain penelitian adalah cros sectional (potong lintang).
Dari hasil analisis penelitian ini menunjukkan penolong persalinan berhubungan dengan status imunisasi dasar pada anak usia 12 bulan di Indonesia dengan OR 1,68 (95% CI 1,221-2,315). Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Di samping itu tenaga nonkesehatan perlu ditingkatkan pengetahuan dan keahliannya untuk bersama-sama dengan tenaga kesehatan dalam upaya pencapaian imunisasi.

Immunization is an effective strategy in reducing the death of diseases which can be prevented by immunization. The increase of immunization scope is generally used as an indicator of health services. The immunization scope in Indonesia is not spread evenly yet. there are some significant differences among regions.
The goal of this research is to find out what the determinant factor that is related to Complete-Basic Immunization Status toward Children in Age of 12 months in Indonesia with Cross sectional as the research design.
The result of research analysis show that a child-bird helper is related to Complete-Basic Immunization Status Toward Children in Age of 12 months in Indonesia with OR 1,68 (95% CI 1,221-2,315) increase the role of healthy personnel in increasing the scope of immunization. In the other hand, non-healthy personnel are needed to be upgraded in the case of knowledge and skill to reach the effective immunization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31365
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Rosi Vela
"Indikator yang diukur untuk menilai kinerja pelaksanaan imunisasi di Indonesia berdasarkan Renstra Kemenkes RI adalah pencapaian imunisasi dasar lengkap (IDL) sedangkan indikator programnya adalah pencapaian universal child immunization (UCI). Pencapaian indikator IDL Kabupaten Kapuas pada tahun 2017 sebesar 62% di mana selisih ada selisih 26,4% dari target Renstra Kemenkes RI 2015-2019 sebesar 95%. Pencapaian indikator UCI desa/kelurahan Kabupaten Kapuas Tahun 2017 sebesar 32,2% dan ada selisih 62,8% dari target UCI berdasarkan RPJMN sebesar 95%.
Tesis ini bertujuan untuk membahas kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2018 di Kabupaten Kapuas.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus yang dilaksanakan di 6 puskesmas yang berada di kabupaten Kapuas. Jumlah informan dalam penelitian ini ada 34 informan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi melalui telaah dokumen dan kemudian dilakukan analisis data kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang sudah berjalan dengan optimal adalah karakteristik badan pelaksana dan standar dan tujuan kebijakan, sedangkan yang belum berjalan dengan optimal adalah kinerja implementasi kebijakan, komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksana, sumber daya (SDM, anggaran, insentif, sarana dan prasarana), dukungan lingkungan sosial, ekonomi, dan politik. Sehingga dapat disimpulkan kinerja implementasi kebijakan terkait pencapaian indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) dan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten Kapuas tahun 2018 kurang optimal sehingga diperlukan upaya perbaikan untuk meningkatkan pencapaian IDL dan UCI di tahun berikutnya.

Indicator that used to measure the performance of immunization in Indonesia based on the Strategic Planning of Health Minister of Republic Indonesia is Complete Basic Immunization (CBI) achievement and indicator that used to measure the immunization program is Universal Child Immunization (UCI) achievement. The indicator achievement of CBI of Kapuas Regency in 2017 was 62.0%. It had difference of 31% from the target of Strategic Planning of Health Minister of Republic Indonesia in 2015-2019 of 93%. The indicator achievement of UCI of Kapuas Regency in 2017 was 32.2% and it had difference of 62.8% from the target based on the Strategic Planning of 95%.
This manuscript aims to discuss the performance of policy implementation regarding indicator achievement of Complete Basic Immunization (CBI) and Universal Child Immunization (UCI) in 2018 at Kapuas Regency.
This research is a qualitative research with case study design at 6 Puskesmas in Kapuas Regency. Total informants in this research are 34 informants. The primary data collection is done by deep interview and observation through documents review and then analyze of qualitative data.
The result of this study indicate that have not run optimally are standard and policy objectives and characteristics of the implementing agency, while those that have not run optimally are performance of policy implementation, inter-organization communication and implementing activities, resources (human resources, budgets, incentives, facilities and infrastructures), support of social, economic, and politic environment. So, the conclusion is the performance of policy implementation regarding to indicators achievement of Complete Basic immunization (CBI) and Universal Child Immunization (UCI) at Kapuas Regency in 2018 have not run optimally so improvement efforts are needed through to improve the achievement of CBI and UCI of Kapuas Regency in next year.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>