Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194242 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tobing, Aisa Dokmauly
"Beberapa hasil penelitian memprediksi pada tahun 2030 hampir 80% emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di dunia berasal dari kota-kota besar. Mitigasi perubahan iklim adalah pendekatan menuju kota rendah karbon dan berkelanjutan yang mencakup pengurangan produksi CO2 khususnya dari sektor transportasi yang memproduksi emisi terbesar di Jakarta, sekitar 45% atau 2,33 tCO2/kapita dari total 5,10 tCO2/kapita; Disisi lain penataan ruang dan desain kota dapat memainkan peran penting (key factor) dalam pengurangan dan penyerapan CO2. Model penataan ruang dan desain kota yang efektif dan inovatif adalah penataan ruang dan desain kota yang mempertimbangkan prinsip mitigasi yaitu bagaimana penataan ruang dan desain kota yang memproduksi CO2 serendah mungkin dan menyerap CO2 sebanyak mungkin. Hasil analisis mengindikasikan bahwa penataan ruang dan desain kawasan TOD secara substantif dapat mengurangi CO2 dengan berkurangnya pengguna angkutan pribadi dan bertambahnya akses penduduk terhadap sistem transit yang nyaman dan akses ke elemen kota lainnya. Upaya pengurangan emisi CO2 dan penambahan akses ini terkait dengan pengembangan model penataan ruang dan desain kawasan TOD yang memperhatikan prinsip-prinsip dasar Walk, Cycle, Connect, Transit, Mix use, Densify, Compact, dan Shift menghasilkan target pengurangan emisi menjadi 65% dari 30% Bussiness As Usual. Kondisi pengurangan emisi CO2 mengakibatkan menurunnya tingkat gradasi lingkungan dari 5,18 tCO2/kapita menjadi 4,47 tCO2/kapita, sedikit dibawah kondisi Kotra Metropolitan Tokyo (4,86 tCO2/kapita) yang telah mempunyai sistem TOD terstruktur dengan baik. Model ini dapat direplikasikan ke kawasan TOD lainnya yang mempunyai tipologi yang sama, dan membuktikan semakin banyak jumlah TOD yang tertata dan terstruktur di suatu kota metropolitan akan semakin tinggi tingkat keberlanjutannya.

Some studies envisage that 80% of global emissions GHG emanate from the big cities. The mitigation approach is aimed towards Low-Carbon and Sustainable Cities, especially in big cities. The approach encompasses a reduction in carbon dioxide (CO2) production and an increase in the absorption of CO2, especially from transportasion sector that produces the biggest emission in Jakarta as much of 45% or 2.33 tCO2/capita from 5.10 tCO2/capita in total emission. Spatial planning can play an important role or be the key factor towards the sustainability of the city. Innovative spatial planning and urban design model should take into account the principles of spatial planning and mitigation, how is producing carbon as low as possible and absorbing as much carbon as possible. The analysis indicate that the substantive TOD spatial planning can reduce CO2 emissions by reducing the private car, increasing the people's access to transit, adequate housing, pleasant facilities, pedestrians and cyclists, as well as large green open spaces. The research shows that the TOD spatial planning and urban design have resulted in greater achievement of emission mitigation target which do regard to the basic principles of Walk, Cycle, Connect, Transit, Mix use, Densify, Compact, dan Shift. The reducing is 65%, as compared to 30% of the target in bussiness as usual. These are demonstrated by the decreased level of enviromental degredation from 5.18 tCO2/capita to 4.47 tCO2/capita which is lower then Tokyo (4.89 tCO2/capita) that has been have a good TOD system. The contribution of emission reductions is significant and therefore it can be replicated to seven TOD which have similar typology. This study proves that the more TOD areas in a city, the higher the level of sustainability of the city."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Sari
"Fokus dari disertasi ini adalah memodelkan interaksi antara guna lahan, transportasi, dan lingkungan dalam meningkatkan dan mengatur kualitas perkotaan. Salah satu konsep untuk menggabungkan ketiga aspek tersebut adalah Pembangunan Berorientasi Transit, yaitu konsep pengaturan pertumbuhan ruang pada koridor transit dengan ciri-ciri guna lahan campuran, kompak, kemudahan untuk berjalan kaki, dan pembangunan yang difokuskan di sekitar kawasan transit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun konsep pengaturan pembangunan perkotaan yang fokus pada konsep TOD ramah lingkungan. Penelitian ini mengusulkan tapak ekologis, emisi karbon, dan daya dukung ruang terbuka hijau sebagai indikator pembangunan perkotaan berkelanjutan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis guna lahan perkotaan dengan SIG, analisis transportasi, dan memprediksi skenario-skenario kebijakan pembangunan dengan menggunakan system dynamics.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemuatan konsep pembangunan berorientasi transit menjadi penting, tidak hanya untuk merestrukturisasi pertumbuhan guna lahan perkotaan secara efektif, atau meningkatkan penggunaan moda transportasi publik, namun juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan.

The focus of this study is the modelling of interaction between land use, transportation, and environment in improving and managing urban quality. One of the concepts to integrate those three aspects is Transit Oriented Development (TOD). It is a concept of managing urban growth in transit corridor with the characteristics of mixed land use, compact, walking-distance, and development focused around public transit area. The purpose of this study is to build a concept for managing urban development with the focus of green TOD concept.
This study proposes ecological footprint, carbon emission, and green open space carrying capacity as sustainable urban development indicators. The methods applied for this research consist of urban land use analysis using GIS, transport analysis, and forecasting the development scenarios using system dynamics.
The simulation result reveals that the introduction of transit oriented development concept is of importance not only for restructuring urban land use growth effectively or regaining the modal share of public transport but also improving the urban environment quality.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Panca Zulrizkan
"Wilayah pulau-pulau kecil termasuk wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Luas wilayah pulau kecil yang terbatas mengakibatkan perlu adanya pengelolaan secara terpadu dan berkelanjutan. Pulau Harapan dan Pulau Kelapa adalah salah satu pulau-pulau kecil yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Masalah dalam penelitian ini adalah belum adanya penataan ruang wilayah pulau-pulau kecil berbasis adaptasi perubahan iklim. Tujuan penelitian ini adalah memodelkan penggunaan tanah untuk penataan ruang pulau-pulau kecil khususnya wilayah daratan yang ditinjau dari aspek perubahan penggunaan lahannya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis perubahan penggunaan lahan, analisis dampak perubahan iklim terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan, dan memprediksi skenario penggunaan tanah di masa mendatang dengan menggunakan spatial modelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, meningkatnya tinggi muka air laut, meningkatnya suhu dan salinitas, serta pola curah hujan yang tidak menentu, kebutuhan lahan akan permukiman meningkat. Kesimpulan penelitian ini adalah perlu adanya pembatasan penambahan luas wilayah agar mitigasi dan adaptasi akibat dampak perubahan iklim dapat terlaksana dengan baik, sehingga resiko kejadian bencana yang diakibatkan dampak perubahan iklim menjadi kecil.

Small island territories include areas that are vulnerable to the effects of climate change. The limited area of the small islands requires for integrated and sustainable management. Harapan Island and Kelapa Island are some of the vulnerable islands that susceptible to climate change. The problem in this research is the lack of spatial arrangement of small islands region based on climate change adaptation. The purpose of this study is to create a model of land use for spatial arrangement of small islands, especially the land area in terms of changes in land use. The methods used in this study are analysis of land use change, analysis of climate change impacts on social, economic, and environmental conditions, and predict future land use scenarios using spatial modelling. The results showed that with increasing population growth, rising sea levels, rising temperatures and salinity, and erratic rainfall patterns, land requirements for settlements increased. The conclusion of this study is the additional area in Harapan island and Kelapa island should restrict, so the mitigation and adaptation due to the impact of climate change can be done well and the risk of disasters becomes small. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T50876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhy Bato Raya
"Sejalan dengan pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) terdapat upaya untuk mendorong pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD), yang bertujuan mendorong mobilitas dengan berjalan kaki, bersepeda dan menggunakan angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi kondisi tata ruang, kondisi iklim mikro dan kenyamanan termal kawasan TOD. Pemodelan iklim mikro menggunakan ENVI-met atas kondisi eksisting Kawasan Dukuh Atas menunjukkan bahwa suhu udara tertinggi terjadi pada pukul 16.00 WIB, kecepatan angin tinggi terdapat pada jalan yang orientasinya searah dengan arah angin. Hasil pemodelan rencana TOD menunjukkan bahwa suhu udara cenderung lebih rendah dibandingkan kondisi eksisting, kecepatan angin meningkat pada street canyon yang berorientasi searah dengan arah angin namun menurun apabila tegak lurus arah angin. Seluruh areal mulai pukul 10.00-17.00 masuk dalam kategori tidak nyaman secara termal, dengan puncak ketidaknyaman terjadi pada pukul 13.00 dan 14.00. Nilai PET rencana TOD lebih rendah dibandingkan kondisi eksisting, mengindikasikan rencana TOD dapat meningkatkan kenyamanan termal.

In line with the development of the Mass Public Transportation System (SAUM) there are efforts to encourage the development of the Transit Oriented Development (TOD) area, which aims to encourage mobility by walking, cycling and using public transportation. This study aims to analyze the spatial conditions, microclimate conditions and thermal comfort of the TOD area. Microclimate modeling using ENVI-met on the existing conditions of the Upper Dukuh Area shows that the highest air temperature occurs at 16.00 WIB, high wind speeds are found on roads that are oriented in the same direction as the wind direction. The results of TOD planning modeling indicate that the air temperature tends to be lower than the existing conditions, the wind speed increases in the street canyon which is oriented in the direction of the wind but decreases when it is perpendicular to the wind direction. The entire area from 10:00 a.m. to 5:00 p.m. was categorized as thermally uncomfortable, with peak discomfort occurring at 1:00 p.m. and 2:00 p.m. The PET design TOD value is lower than the existing condition, indicating that the TOD plan can improve thermal comfort."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Muhammad Fajri
"Banyak pemerintah pusat maupun daerah saat ini mengembalikan fokus strategi pembangunan mereka kepada kebijakan peningkatan transportasi publik untuk menanggulangi dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi dari kemacetan lalu-lintas kendaraan bermotor di kota-kota mereka. Dengan tujuan tersebut, pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memutuskan untuk membangun Light Rail Transit LRT di Kota Palembang dengan jalur dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin SMB II sampai ke kawasan Jakabaring. Namun, apakah pembangunan LRT di Kota Palembang cukup untuk mencegah terjadinya kemacetan total pada tahun 2019 dan apakah LRT Palembang akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Palembang yang telah terbiasa menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum eksisting? Dengan dasar pemikiran ini, diadopsi teori Transit Oriented Development TOD pada penelitian ini sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut. Penelitian ini berfokus pada analisis potensi penerapan konsep TOD pada kawasan Stasiun Simpang Polda LRT Kota Palembang dengan menggunakan beberapa indikator pengukur lsquo;TOD-ness rsquo; dari beberapa penelitian terdahulu dan TOD Standard oleh ITDP. Menggunakan 8 indikator pengukur potensi yang baru, penilaian potensi penerapan konsep TOD pada kawasan Stasiun Simpang Polda LRT Kota Palembang menunjukkan bahwa kawasan transit ini memiliki cukup potensi untuk diterapkannya konsep TOD dengan menerapkan beberapa rencana pengembangan pendukung konsep TOD.

Many central and local governments are now restoring the focus of their development strategy to public transportation improvement policies to address the health, social and economic impacts from traffic congestion in their cities. With this goal, the government of South Sumatera Province decided to build Light Rail Transit LRT in Palembang City with the route from Sultan Mahmud Badaruddin II Airport to Jakabaring area. However, is the development of LRT in Palembang city enough to prevent total traffic congestion in 2019 and whether LRT Palembang will be utilized by the people of Palembang City who have been accustomed to using private vehicles and public transportation existing With this rationale, the Transit Oriented Development TOD theory was adopted in this study as the answer to those questions. This study focused on analyzing the potential application of the TOD concept on the Simpang Polda Station Area by using several 39 TOD ness 39 measurement indicators from some previous research and TOD Standard by ITDP. Using 8 new potential indicators, the assessment of the potential application of the TOD concept on the Palembang City LRT Simpang Police Station showed that this transit area has enough potential for the implementation of the TOD concept by applying several supporting development plans."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina
"Transit-Oriented Development (TOD) merupakan salah satu konsep perencanaan kota yang berfokus pada keberlanjutan. Terdapat dua kepentingan bisnis di TOD, yakni bisnis operator transit yang berfokus pada peningkatan jumlah penumpang dan bisnis properti yang berfokus pada peningkatan land value dari properti yang dibangun di sekitar stasiun. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model optimasi ridership dan nilai lahan menggunakan metode pemrograman linier dan sistem dinamik pada TOD yang berdiri di lahan terbangun yang berbasis MRT. Pada penelitian ini diketahui komposisi lahan yang optimal untuk menghasilkan ridership maksimal yaitu residensial sebesar 27%, komersial 28%, perkantoran 10%, pemerintahan 10%, hotel 5% dan jenis pengembangan lahan lainnya sebesar 19%. Hasil potensi peningkatan ridership dengan komposisi lahan tersebut dapat meningkat hingga 11% dari rata-rata harian ridership eksisting MRT Jakarta saat ini. Sedangkan untuk menghasilkan land value maksimal pada kawasan TOD, diketahui bahwa rentang terbaik untuk mendapatkan nilai lahan maksimal dari properti residensial berada pada radius 100-200 meter yang dapat meningkatkan nilai lahan sebesar 86%, sedangkan untuk properti komersial dan perkantoran berada pada radius 200-300 meter dan dapat meningkatkan nilai lahan sebesar 11,6%. Berdasarkan simulasi pada penelitian diketahui untuk mendapatkan ridership dan nilai lahan yang optimal untuk properti residensial dapat dibuat dengan komposisi 27% pada jarak 100-200 dan 800-900 meter. Sedangkan untuk properti komersial dan perkantoran secara berurut dengan komposisi 28%, dan 10% pada jarak 100-300 meter.

Transit-Oriented Development (TOD) is one of the urban planning concepts that focuses on sustainability. There are two business interests in TOD, namely the transit operator business that focuses on increasing the number of passengers, and the property business that focuses on increasing the land value of properties built around the station. This study aims to create an optimization model for ridership and land value using linear programming and dynamic systems methods in TOD located in built-up land based on the MRT. The research reveals the optimal land composition to achieve maximum ridership, which consists of 27% residential, 28% commercial, 10% office, 10% government, 5% hotel, and 19% other types of land development. The potential increase in ridership with this land composition can reach up to 11% of the current average daily ridership of the existing Jakarta MRT. Meanwhile, to achieve maximum land value in the TOD area, it is found that the best range to obtain maximum land value from residential properties is within a radius of 100-200 meters, which can increase the land value by 86%. For commercial and office properties, the optimal radius is between 200-300 meters, resulting in an 11.6% increase in land value. Based on the simulation in this study, it is determined that to achieve optimal ridership and land value for residential properties, a composition of 27% within a range of 100-200 and 800-900 meters can be implemented. As for commercial and office properties, the respective compositions are 28% and 10% within a range of 100-300 meters."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiyanto Aryoseno
"Adaptasi perubahan iklim tidak akan memperoleh hasil yang efektif jika tidak diperhitungan mengenai seberapa besar perkiraan dampak yang ditimbul kan, dan tidak tahu perbedaan tingkat kerentanan dampak di masing-masing wilayah. Untuk itu, diperlukan suatu penilaian yang memberikan informasi kerentanan wilayah terhadap dampak perubahan iklim yang akan terjadi di masa mendatang. Penilaian kerentanan perubahan iklim adalah pengukuran yang perlu dilakukan disetiap daerah. Setiap daerah memiliki karekteristik fisik dan lingkungan yang berbeda, kondisi topografi, hidrologi, geologi dan klimatologi yang berbeda membuat setiap daerah terpapar dampak perubahan iklim yang berbeda pula. Kota Bekasi yag terletak bersebelahan dengan ibukota negara ini tentunya diharapkan sebagai pendukung dan penyeimbang ibukota. Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi wilayah perkotaan pada umumnya di negara berkembang ditambah tekanan ancaman perubahan iklim Kota Bekasi diperlukan pernilaian kerentanan, satu tahapan utama proses pengarusutamaan kebijakan strategi adaptasi kedalam perencanaan pembangunan adalah penilaian kerentanan atau vulnerability assessment (VA) yang merupakan masukan utama untuk menjadi panduan bagi para pengambil keputusan agar tidak terjadi proses mal adaptation. Penelitian ini dilakukan dengan metode Kualitatif menggunaka data yang ada kemudian dilakukan analisis kerentanan merupakan fungsi dari tingkat keterpaparan (E), sensitivitas (S), dan kemampuan adaptasi (AC) dari suatu sistem, yang berarti tingkat kerentanan sangat dipengaruhi besarnya oleh komponen E, S, dan AC dari suatu sistem. Semakin tinggi tingkat keterpaparan atau tingkat sensitivitas maka akan semakin besar kerentanan, sedangkan; semakin tinggi kemampuan adaptasi maka akan semakin kecil kerentanan. Dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk peta dengan analisa yang dilakukan per kelurahan ancaman bencana iklim di Kota Bekasi adalah Banjir, Kekeringan, Longsor dan Angin Putting Beliung, sedangkan ancaman bencana tak langsung adalah Diare, ISPA dan DBD berdasarakan data kejadian penyakit tersebut muncul karena kejadian bencana. Hasil penelitian yang dilakukan di tingkat kelurahan, beberapa tindakan yang dilakukan oleh masyarakat ketika terjadi bencana antara lain mengambil inisiatif penanggulangan secara swadaya. Hal ini dikarenakan bencana yang terjadi di Kota Bekasi masih tergolong rendah dan sedang, sehingga masyarakat korban masih mampu mengatasinya. Kondisi ini dapat menunjukkan tingkat kapasitas masyarakat dalam upaya adaptasi terhadap bencana dan dampak perubahan iklim. Meningkatkan dan penguatan kapasitas masyarakat di Kota Bekasi agar perduli dan tanggap terhadap ancaman bahaya yang ada di sekitar lingkungannya

Adaptation to climate change will not obtain effective results if not taken as to how big the estimated impact, and do not know the difference in the level of the impact of the vulnerability in each regions. Therefore, required an assessment that provides vulnerability regions to the impact of climate change will be happen in the future. The value of vulnerability climate change is the measurements need to be done in each area. In every area having the different of environment and physical characteristics, the different condition such as topography, hydrology, geology and climatology makes every area exposed to the impact of climate change differently. City of Bekasi in located near to the capital of this county would be expected to support and balance with the capital city. Vulnerability assessment needed by developing countries in urban areas to faces the threat of climate change, Vulnerabilty assessment is one of the main stages in the policy of adaptation strategies into development planning and also serve as a guide for decision makers in order to avoid mal adaption. This research is using qualitative method, then the data do analysis assessement as function of the level of exposure (E), sensitivity (S), and the adaptive capacity (AC) of a system, which means that the vulnerabilty is highly influenced by the compoments E, E and AC from a system. Therefore, the higher the level of exposure will be the greater vulnerability, while the higher capabilty adaptation will be smaller vulnerability. The result of the research from the maps with analysis which do each village the threat of disaster will be happen in Bekasi City is Flood, Dought, Avalance and Tornado, while indirect the treat of disaster is Diare, ISPA and DBD based on the data this disease always happen because the disaster. The result of the research conducted village level, some of the actions taken by the community in times of disaster prevention, like take the initiative independently. This is due to the disaster in the city of Bekasi is still relatively low and moderate, so that affected people could still handle. This condition can indicate the level capacity of communities in an effort to disasters and climate change. Improving and strengthening the capacity of communities in the city of Bekasi to care and response to hazards that exist around the environment."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Al-Ghifari
"Banyaknya karbon dioksida di atmosfer telah meningkat semenjak revolusi industri. Di Indonesia sendiri, perubahan iklim telah terjadi dengan indikasi berupa peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, perubahan hitergraf, dan perubahan klasifikasi Oldeman. Dalam aksi melawan perubahan iklim, Indonesia merupakan salah satu pemain utama cadangan karbon dunia. Melihat hal tersebut, ASDF Technology memutuskan untuk membuat sebuah produk bernama Ecotoo. Sebelum penelitian ini dimulai, tim penulis bersama dengan tim ASDF Technology telah mengembangkan Ecotoo dengan hasil berupa aplikasi web. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai jual Ecotoo melalui pengembangan aplikasi seluler lintas platform. Teknologi utama yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi adalah Flutter. Sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah design science research. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. Berdasarkan hasil pengujian, secara functionality dan code quality, sistem front-end dan back-end Ecotoo mendapatkan nilai A pada aspek reliability dan maintainability. Kemudian, berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan pengguna, aplikasi memiliki usability yang cukup baik dengan nilai excellent.

The amount of carbon dioxide in the atmosphere has increased since the industrial revolution. In Indonesia alone, climate change has occurred with indications of increasing temperature, changes in rainfall patterns, changes in hitergraphs, and changes in Oldeman's classification. In action against climate change, Indonesia is one of the main players in the world's carbon stocks. Seeing this, ASDF Technology decided to make a product called Ecotoo. Before this research began, the team of authors together with the ASDF Technology team had developed Ecotoo with the result being a web application. This research aims to increase the selling value of Ecotoo through the development of cross-platform mobile applications. The main technology used to develop applications is Flutter. While the research methodology used is design science research. Data analysis techniques used in research are qualitative techniques and quantitative techniques. Based on the test results, in terms of functionality and code quality, Ecotoo's front-end and back-end systems received an A score in the aspects of reliability and maintainability. Then, based on the evaluation results provided by users, the application has a fairly good usability with an excellent value."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzikra Muzaki
"Banyaknya karbon dioksida di atmosfer telah meningkat semenjak revolusi industri. Di Indonesia sendiri, perubahan iklim telah terjadi dengan indikasi berupa peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, perubahan hitergraf, dan perubahan klasifikasi Oldeman. Dalam aksi melawan perubahan iklim, Indonesia merupakan salah satu pemain utama cadangan karbon dunia. Melihat hal tersebut, ASDF Technology memutuskan untuk membuat sebuah produk bernama Ecotoo. Sebelum penelitian ini dimulai, tim penulis bersama dengan tim ASDF Technology telah mengembangkan Ecotoo dengan hasil berupa aplikasi web. Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai jual Ecotoo melalui pengembangan aplikasi seluler lintas platform. Teknologi utama yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi adalah Flutter. Sedangkan metodologi penelitian yang digunakan adalah design science research. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. Berdasarkan hasil pengujian, secara functionality dan code quality, sistem front-end dan back-end Ecotoo mendapatkan nilai A pada aspek reliability dan maintainability. Kemudian, berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan pengguna, aplikasi memiliki usability yang cukup baik dengan nilai excellent.

The amount of carbon dioxide in the atmosphere has increased since the industrial revolution. In Indonesia alone, climate change has occurred with indications of increasing temperature, changes in rainfall patterns, changes in hitergraphs, and changes in Oldeman's classification. In action against climate change, Indonesia is one of the main players in the world's carbon stocks. Seeing this, ASDF Technology decided to make a product called Ecotoo. Before this research began, the team of authors together with the ASDF Technology team had developed Ecotoo with the result being a web application. This research aims to increase the selling value of Ecotoo through the development of cross-platform mobile applications. The main technology used to develop applications is Flutter. While the research methodology used is design science research. Data analysis techniques used in research are qualitative techniques and quantitative techniques. Based on the test results, in terms of functionality and code quality, Ecotoo's front-end and back-end systems received an A score in the aspects of reliability and maintainability. Then, based on the evaluation results provided by users, the application has a fairly good usability with an excellent value."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildan Ilmanuarif Shafar
"Perubahan iklim telah mendorong upaya global dalam mitigasi, adaptasi, dan transisi di berbagai sektor termasuk sektor keuangan yang memiliki posisi vital karena perannya dalam pembiayaan strategis. Oleh karena itu, inisiatif keuangan berkelanjutan di tingkat global yang mendorong integrasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam praktik bisnis berkembang pesat. Di Indonesia, adopsi prinsip keuangan berkelanjutan juga meningkat dalam lima tahun terakhir yang ditandai dengan penerbitan Taksonomi Hijau Indonesia (THI) pada tahun 2021 dan UU nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) yang memuat pasal-pasal khusus tentang keuangan berkelanjutan. Hadirnya regulasi tersebut adalah bentuk penguatan tata kelola keuangan berkelanjutan di Indonesia. Menariknya, fenomena tersebut melibatkan juga peran aktor masyarakat sipil dengan jejaring transnasional yaitu World Wildlife Fund (WWF) yang melakukan advokasi. Dalam hal ini, WWF berhadapan dengan aktor dari pemerintahan dan perbankan pada isu yang bersifat sangat teknis dan elitis. Penelitian ini berupaya menyelidiki peran World Wildlife Fund (WWF) sebagai aktor non-negara yang memiliki jejaring transnasional dalam penguatan tata kelola keuangan berkelanjutan di Indonesia. Metode kualitatif dan process tracing digunakan, dengan mengacu pada konsep Transnational Advocacy Network (TAN) dan faktor penunjang efektivitas advokasi NGO. Hasil penelitian menunjukkan WWF berperan sebagai aktivator dan fasilitator yang berpengaruh dalam mendorong penguatan tata kelola keuangan berkelanjutan di Indonesia. Jejaring global WWF dan kapabilitas teknisnya berkontribusi pada peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kunci dalam menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan. Hasil penelitian ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana WWF menghadapi tantangan dan kontradiksi dalam advokasi pada isu keuangan berkelanjutan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah WWF memiliki peran yang kontributif dalam mendorong transformasi sektor keuangan menuju praktik keuangan yang berkelanjutan di Indonesia

Climate change has spurred global efforts in mitigation, adaptation, and transition across various sectors. It consequently drives sustainable finance initiatives which encourages business practices to integrate environmental, social, and governance (ESG) aspects. In Indonesia, the adoption of sustainable finance principles has also seen significant growth over the past five years, marked by the issuance of the Indonesian Green Taxonomy in 2021 and the passing of Law No. 4 of 2023 on the Development and Strengthening of the Financial Sector (PPSK), which includes specific provisions on sustainable finance. These regulations signify the enhancement of sustainable financial governance in Indonesia. Notably, this phenomenon involves the active engagement of civil society actors, the World Wildlife Fund (WWF). In this context, WWF’s advocacy finds itself facing actors from government and banking on highly technical and elitist issue. This study aims to investigate the role of the World Wildlife Fund (WWF) as a non-state actor with a transnational network in the enhancement of sustainable financial governance in Indonesia. Qualitative methodology and process tracing are employed, referencing the Transnational Advocacy Network (TAN) concept and factors supporting NGO advocacy effectiveness. The research findings reveal that WWF acts as an activator and facilitator with a significant impact on enhancing sustainable financial governance in Indonesia. The global network of WWF and its technical capabilities contribute to increasing the capacity of key stakeholders to adopt sustainable finance principles. In conclusion, WWF plays a contributory role in driving the transformation of the financial sector towards sustainable financial practices in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>