Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Djazuly Chalidyanto
"Perhatian terhadap pentingnya efisiensi disebabkan karena sumber daya yang terbatas dan langka dalam menyediakan pelayanan kesehatan untuk dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas terhadap pelayanan kesehatan (Hollingsworth, B dan Staurt J. Peacock, 2008). Rumah sakit merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan dalam sebuah sistem kesehatan. Efisiensi rumah sakit memberikan dampak terhadap efisiensi sistem kesehatan secara keseluruhan. Beberapa laporan menunjukkan bahwa pembiayaan rumah sakit memiliki proporsi yang besar dibandingkan dengan pembiayaan program kesehatan lain. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efisiensi dan faktor yang berhubungan dengan efisiensi rumah sakit umum pemerintah di Indonesia. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) rumah sakit yang dilakukan pada tahun 2011 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan. Rumah sakit yang dianalisis pada penelitian ini adalah rumah sakit umum pemerintah kelas B sebanyak jumlah 112 rumah sakit dan kelas C sebanyak 203 rumah sakit. Variabel input dalam penelitian ini terdiri dari 3 kelompok yaitu tenaga (medis, penunjang medis, perawat, tenaga lain), peralatan medis dan tempat tidur, sedangkan variabel output (produksi) nadalah jumlah pasien rawat jalan dan jumlah hari rawat inap. Analisis efisiensi dilakukan pada setiap kelas rumah sakit dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA) berorientasi output dengan pendekatan variable return to scale (VRS). Software DEA yang digunakan adalah DEAP Version 2.1.yang dikembangkan oleh Coelli (1996). Sebelum analisis efisiensi dengan DEA, dilakukan analisis faktor mempengaruhi produksi rumah sakit berdasarkan hasil analisis faktor dan analisis regresi ganda. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa pada rumah sakit kelas B dan kelas C, tenaga dikelompokkan dalam 4 kelompok dan peralatan pada rumah sakit kelas B dikelompokkan dalam 4 kelompok dan rumah sakit kelas C dalam 3 kelompok. Faktor yang mempengaruhi produksi rumah sakit kelas B adalah keempat kelompok faktor tenaga, faktor alat sterilisasi dan jumlah tempat tidur. Faktor yang mempengaruhi produksi rumah sakit kelas C adalah keempat kelompok faktor tenaga, ketiga kelompok faktor alat dan jumlah tempat tidur. Hasil DEA menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi teknik rumah sakit kelas B = 0,826 dan rumah sakit kelas C = 0,775. Rumah sakit kelas B yang efisien secara teknik sebesar 23,2%, sedangkan rumah sakit kelas C sebesar 33,5%. Secara skala, rata-rata efisiensi rumah sakit kelas B = 0,920 lebih besar dibandingkan dengan rumah sakit kelas C = 0,886. Sebesar 13,4% rumah sakit kelas B sudah efisiensi secara skala, sedangkan rumah sakit kelas C sebesar 17,7%. Sebagian xiv besar rumah sakit kelas B berada dalam kondisi decreasing return to scale sebesar 62,5%, 53,7% rumah sakit kelas C berada dalam kondisi increasing return to scale. Secara umum, masih terdapat over capacity pada tenaga, peralatan dan tempat tidur pada kedua kelompok rumah sakit.

Interests in the importance to achieve efficiency are driven by the lack of resources in delivering healthcare to serve the limitless healthcare needs of the population (Hollingsworth, B and Peacock, SJ, 2008). Hospital service is a form healthcare service in a health system. Achieving efficiency in hospital service will bring significant benefit to the efficiency for the whole health system. Reports have shown that hospital financing is proportionally larger compared to the financing of other health programmes. This research aims to determine the efficiency level and the factors relevant it within Indonesian public hospitals. The data used for this research are from the Hospital Health Facility Research (RIFASKES) which was conducted in 2011 by the Ministry of Health Research and Development Unit. The hospitals covered in this research are 112 type B and 203 type C hospitals. There are three categories of input variables, which are human resources (medics, supporting medics, nurses, and other), medical equipment, and number of beds, and the two categories of output (production) which are number of outpatient episodes and number of inpatient bed days. Efficiency analysis was conducted in every hospital service level by using output oriented Data Envelopment Analysis (DEA) method with variable Return to Scale (VRS) approach. DEA Software used is the DEAP Version 2.1. developed by Coelli (1996). Prior to the efficiency analysis, a factor analysis of the hospital output was performed based on factor analysis and multiple regression analysis. The factor analysis shows that human resources can be categorised into 4 categories in type B and C hospitals, while equipment can be categorised into 4 category in type B hospitals, and 3 categories in type C hospitals. The factors that affect type B hospital productions are the four categories of human resources factor, sterilisation equipment factor, and number of beds. The factors that affect type C hospital productions are the four categories human resources factor, the three categories of equipment factor, and number of beds. The DEA analysis suggests that the average technical efficiency level of type B hospital is 0.826, and type C hospital is 0.775. There are 23.2% of type B hospitals which are technically efficient, and 33.5% of type C hospitals. Type B hospitals average scale efficiency is 0.920, which is greater than type C hospitals 0.886. 13.4% type B hospitals are efficient in scale, while for type C hospitals it is 17.7%. Most type B hospitals are in a decreasing returns to scale of 62.5%, while 53.7% of type C hospitals are in an increasing returns to scale. In general, there are over capacity in human resources, equipment, and beds available in the two hospital categories."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Asmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebijakan implementasi green hospital terhadap perilaku atau kebiasaan hemat energi para pegawai di lingkungan rumah sakit dengan pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB). Sampel penelitian 150 pegawai RSUI. Data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS). Analisis menunjukkan bahwa implementasi kebijakan green hospital memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor-faktor pendukung perilaku: sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku. Pengujian juga menunjukkan bahwa norma subyektif tidak memiliki korelasi  positif dengan kebiasaan hemat energi pegawai. Dalam pengolahan data, pengujian efek mediasi faktor-faktor tersebut (sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku) sebagai mediator antara kebijakan implementasi green hospital menunjukkan bahwa sikap dan kontrol perilaku menjadi mediator yang signifikan, sedangkan norma subyektif tidak menjadi mediator yang signifikan dalam meningkatkan niat penghematan energi. Kesimpulan, melihat niat penghematan energi sebagai mediator, dapat dilihat bahwa niat menjadi mediator yang signifikan antara sikap, kontrol perilaku, dan norma subyektif terhadap perilaku hemat energi di rumah sakit.

This research aims to analyze the relationship between the implementation of green hospital policy and energy-saving behaviors of employees in the environment of Hospital, using the Theory of Planned Behavior as the theoretical framework. The study's sample consists of 150 permanent employees and the statistical data are analyzed using Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) technique. The results of the analysis indicate that the implementation of the green hospital policy significantly influences the supportive factors of behavior: attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control. However, the tests also reveal that subjective norms do not positively correlate with the energy-saving behaviors of employees at the Hospital. The mediation analysis shows that attitudes and perceived behavioral control act as significant mediators between the green hospital policy and the intention to save energy, while subjective norms do not significantly mediate the relationship."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Richard
"Penelitian-penilitian yang menyangkut iklim organisasi sesuangguhnya telah banyak dilakukan (mis, Campbell, Dunnette, Lawler & Weick, 1970: Forehand & Gilmer, 1984). Schneider (1975) menyatakan bahwa organisasi memiliki banyak iklim oleh karena itu bila membahas atau mempelajari iklim organisasi harus dioperasionalisasikan secara spesifik iklim mana yang akan diuraikan. Misalnya, Zohar (1980) memperkenalkan konsep safety climate dan Schneider, Parkington & Buxton (1980) mempelajari service climate, pengukuran iklim organisasi yang telah dilakukan biasanya melalui pendekaran yang obyektif atau melalui persepsi. Pendekatan yang obyektif telah dilakukan oleh Evan (1983), Laurence dan Lorach (1967) dan Prien & Ronan (1971) yang telah berusaha menggolongkan perbedaan antar organisasi dalam variabel seperti ukuran dan tingkat otoritas. Sementara itu, sebagian besar penelitian lain yang dilakukan biasa menggunakan persepsi dari orang-orang yang terlibat dalam organisasi untuk mendapatkan gambaran mengenai iklim organisasi yang bersangkutan. Salah satu yang terpenting adalah pendekatan yang dilakukan oleh Liwit & Stringer (1968), yang kuesioner iklim organisasinya didasarkan pada gagasan bahwa iklim organisasi adalah sekelompok sifat yang dapat diukur dari lingkungan kerja yang dipersepsokan oleh orang yang bekerja dalam lingkungan tersebut dan mempengaruhi moivasi serta perilaku mereka.
Karena iklim suatu organisasi dapat mempengaruhi tingkah laku individu-individu yang menjadi anggotanya dan mengacu pada teori bahwa tingkah laku inovatif timbul bila lingkungan mendukung, maka jelaslah bahwa iklim organisasi tertentu dapat mempengaruhi munculnya tingkah laku inovatif dalam perusahaan. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini bermaksud menelaah masalah : Hubungan antara iklim organisasi dengan kemungkinan penampilan tingkah laku inovatif para anggota organisasi.
Alat yang digunakan untuk mengetahui iklim organisasi yang kondusif terhadao munculnya perilaku inovatif dalam penelitian ini adalah alat dari S.M. SIegel dan W.F Kaenmerer (1978). Sedangkan untuk mengetahui karakteristik tingkah laku individu dalam usaha mengkategorikannya sebagai tingkah laku yang inovatif dan yang tidak, disusun alat yang didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Farr & Ford (1990).
Teknik analisa data utama yang digunakan adalah teknik multiple correlation yang dilakukan antara skor dari iklim oranisasi dengan skor pada alat ukur prilaku inovatif.
Manfaat yang dapat ditarik dari penelitian ini, pertama adalah untuk memperkaya khasanah pengetahuan akan perilaku individu dalam lingkungan organisasi. Yang kedua adalah untuk pengembangan organisasi dan pengembangan individu-individu yang berada di dalamnya melalui umpan alik dari persepsi anggota-anggotanya terhadap kondisi yang terbentuk di dalamnya.
Sistematika penulisan skripsi ini disusun selanjutnya sebagai berikut. Dalam bab II akan diuraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan pembuatan hipotesa penelitian dilanjutkan dengan bab III yang berisikan tentang hipotesa penelitian, baba IV membahas mengenai metodologi penelitian. Bab V berisi analisa data dan interpretasi hasil yang kemudian diakhiri dengan bab VI mengenai kesimpulan diskusi dan saran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netty Suryanti
"Salah satu aspek di Rumah Sakit yang paling mendatangkan keluhan pasien adalah menunggu. Departemen Penerimaan Pasien (Admission Department) mempunyai peranan penting bagi Rumah Sakit, karena departemen ini merupakan tempat pertama kali pasien datang ke Rumah Sakit.
Pada Departemen Penerimaan Pasien Rawat Inap di RSPI, tempat tersebut merupakan tempat pendaftaran pasien rawat inap, rawat jalan dan informasi. Departemen ini dikeluhkan karena waktu proses pendaftaran rawat inapnya lama. Penghitungan awal waktu proses penyelesaian administrasi pendaftaran rawat inap yang dilakukan pada tanggal 6 - 11 Agustus 2001 pada 20 pasien di dapat waktu rata-ratanya adalah 30 menit (pasien belum diantar ke ruangan).
Waktu proses pendaftaran pasien rawat inap ini, kalau menurut hasil studi yang dilakukan bulan Mei 1993 dl oleh NAHAM (National Association of Health care Access Management) adalah 10,57 menit/pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran lamanya proses pendaftaran pasien masuk rawat inap di RSPI, serta faktor-faktor apa yang ada hubungannya dengan lamanya waktu proses tersebut. Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dilakukan dengan cara pengamatan (observasi), yaitu melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu, serta mencatat jumlah waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian setiap tahapan proses pendaftaran pasien rawat inap.
Penelitian dilakukan selama 22 hari, dengan jumlah sampel 131 pasien yang mendaftar rawat inap di RSPI (yang bukan dari emergency). Pengambilan sampel dengan metoda proposional random sampling berdasarkan jenis pembayaran yang berlaku di RSPI, yaitu Cash (69%), Asuransi (16%) dan Kerjasama Perusahaan (15%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pendaftaran rawat inap mempunyai alur proses yang berbeda antara pasien yang melakukan pembayaran rawat inapnya dengan cash, asuransi atau kerjasama perusahaan. Rata-rata lamanya waktu proses pendaftaran pasien masuk rawat inap di RSPI adalah 32 menit 7 detik.
Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka dilakukan uji Chi-Square, maka hasil didapat dari 8 variabel bebas yang diteliti ada 4 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan lamanya waktu penyelesaian proses pendaftaran pasien rawat inap (variabel terikat), yaitu kesiapan ruang rawat dalam menerima pasien, kesiapan pasien untuk diantar ke ruang rawat, mencari bed (alokasi bed) dan pemberian tanda kunjungan dan tanda parkir.
Dengan teridentifikasinya rata-rata lama waktu proses pendaftaran pasien rawat inap dan faktor-faktor penghambatnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki prosedur penyelesaian pendaftaran pasien rawat inap agar lebih singkat lagi.

Factors Influencing the Administration Processing Time for In-Patients Admitted at Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) (2002)One of the common aspects in hospital that complained by patients is "waiting time?. The admission department in hospital plays an important role as the initial point for patient to obtain various hospital services.
The admission department in Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) is the location where patients make inquiries and do their admission to be treated as in-patient out-patient. The department has been complained due to its long administration processing time, particularly for in-patients.
A survey conducted on 6 - 11 august 2001 to 20 samplers showed the average administration processing time for in-patients admitted in RSPI was 30 minutes/patient, prior to their admission.
Meanwhile, according to study carded out by NAHAM (National Association of Healthcare Access Management) in May 1993, the ideal time of administration process for in-patients are 10.57 minutes/patient.
The objective of this thesis is to find out the length of administration processing time for in-patients in RSPI; and to identify factors influencing the processing time. The method adopted on this study is descriptive by qualitative and quantitative approach through in-depth observation to the activities involved in the admission process.
The field study was performed in RSPI for 22 days to 131 samples, excluding the emergency-unit patients. The sampling method carried out is a proportional random sampling based on the type of payment in RSPI, which covers cash (69%), insurance (16%) and company cooperation (15%). The study indicates that different types of payment have different admission process, with the average processing time of 32.07 minutes/patient
To find out the correlation between `dependent variables' and 'independent variables', Chi-Square method is applied. The study reveals that 3 out of 8 independent variables observed have direct correlation to the length of administration processing time (as the dependent variable). These three in depended variables are: room/bed preparation, room/bed allocation, patient preparation and issuing the visitor badge & parking ticket.
By identifying the average length of administration processing time for inpatients and the impediment factors, it is expected that the processing time can be reduced in order to increase patient's satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Adhityo Dinutistomo
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek dari penyaluran kredit kepada UMKM terhadap efisiensi bank yang ada di Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 35 bank umum di Indonesia selama periode observasi 2014 hingga 2018. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan stochastic frontier approach dalam mengestimasikan cost efficiency bank dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Batesse dan Coelli (1995). Peneliti juga menganalisis efek profitabilitas, kapabilitas manajemen, tingkat kecukupan modal, serta faktor regional banks terhadap efisiensi bank.
Dari hasil penelitian ini, ditemukan pengaruh positif yang signifikan antara proporsi kredit UMKM dengan efisiensi bank. Selain itu, peneliti juga menemukan efek negatif yang bersifat signifikan antara profitabilitas dengan efisiensi bank. Kemudian, tingkat kecukupan modal terbukti memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap efisiensi bank.

This study examines how MSME lending affects the efficiency of banks in Indonesia by employing a stochastic frontier approach using Batesse and Coelli (1995)s cost efficiency model. This study uses a sample of 35 commercial banks in Indonesia from 2014 to 2018. This study also analyzes the effects of profitability, management capabilities, capital adequacy levels, and regional bank as control variables on bank efficiency.
The result of this study shows a significant and positive impact of MSME lendings proportion on bank efficiency. We also found a significant negative effect of profitability on bank efficiency while the level of capital adequacy is proven to have a significant positive effect on bank efficiency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yullita Evarini Yuzwar
"Rumah sakit Yadika sebagai institusi pemberi layanan kesehatan dituntut untuk mengupayakan pemanfaatan setiap fasilitas layanan yang dimiliki secara optimal agar dapat tetap survive dalam situasi yang cukup kompetitif seperti sekarang ini. Salah satu fasilitas layanan yang penting adalah rawat inap, selain karena keberadaannya dibutuhkan untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan pasien, bila dikelola dengan baik, akan menjadi salah satu sumber penghasilan bagi rumah sakit yang bersangkutan.
Adanya kesenjangan yang cukup menyolok antara jumlah kunjungan rawat jaian kebidanan di rumah sakit Yadika dengan jumlah kunjungan rawat inap kebidanan akan berpengaruh terhadap kelancaran layanan dan sekaligus mengurangi kesempatan menambah penghasilan bagi rumah sakit Yadika.
Untuk dapat mengoptimalkan peran rawat inap dalam rangka meningkatkan pendapatan rumah sakit perlu dilakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan antara minat pasien rawat jalan kebidanan dengan kunjungan rawat inap kebidanan di rumah sakit Yadika.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, Pengumpulan data primer dilakukan meialui wawancara terpimpin terhadap 100 orang pasien, dan wawancara mendalam terhadap 5 orang dokter. Sementara data sekunder adalah laporan bulanan dan tahunan rumah sakit.
Dari hasil penelitian didapatkan responden yang berobat ke rumah sakit Yadika adalah ibu-ibu yang bekerja, bertempat tinggal dekat, berpendidikan tinggi, membayar sendiri, berpersepsi biaya pengobatan mahal, berpersepsi fasilitas lengkap, berpersepsi sikap dokter ramah, berpersepsi dokter terampil, berpersepsi dokter jelas dalam memberikan informasi, berpersepsi sikap perawat ramah, berpersepsi perawat terampil, dan dokter tidak memberikan rekomendasi kepada pasien.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari l4 variabel bebas yang diteliti, terdapat 2 variabel (tempat tinggal dan persepsi tentang fasilitas rumah sakit) yang terbukti mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan minat kunjungan rawat inap kebidanan di rumah sakit Yadika dan fasilitas rumah sakit merupakan variabel bebas yang mempunyai hubungan terkuat dengan minat kunjungan rawat inap kebidanan rumah sakit Yadika.
Saran untuk penelitian ini adalah rumah sakit melengkapi dan memperbaiki fasilitas dan sarana baik di poli kebidanan, kamar bersalin dan kamar operasi. Manajemen memberikan reward bagi dokter yang telah memberikan kontribusi besar bagi rumah sakit serta menjalin kerjasama dengan sarana kesehatan lain yang ada di sekitar rumah sakit.

Factors Analysis Which Related to Interest of Out-Patients Obsgyn with Visiting of In-Patients Obsgyn at Yadika Public HospitalThe Yadika Public Hospital as a service provider is demanded to carry out optimally the use of it's every service facility in order to survive in the current competitive situation. One of the prospective service facilities is in-patients obsgyn. Beside to fulfill the whole medicine needed by the patient, if it is well managed, could become one of the profit centers of the hospital.
The sharp gap between the number of the out-patients obsgyn of the Yadika Public Hospital and the number of in-patients obsgyn will affect the level of services as well as reducing the opportunity to increase the income.
In order to optimize the role of in-patients obsgyn to increase revenue of the hospital, a research needs to be done. The objective of this research is to obtain a description on the related factors to the interest of in-patients obsgyn with visiting of in-patients obsgyn at Yadika Public Health.
There fore, this thesis is a research report of problem analytical description with quantitative and qualitative approaches. Primary data collection is performed through guide interviews toward 100 patients, and depth interviews toward 5 doctors. While secondary data is obtained from hospital monthly and yearly reports.
The research has shown that respondents who are come to hospital are having mothers worker, having residences close by hospital, having high education, having self payment of medicine, having perception that medicine is expensive, having perception that the facility is available, having perception that the doctors are friendly, having perception that quality of the doctors are good, having perception that the doctors are communicative, having perception that the nurses are friendly, having perception that quality of the nurses are good, and the doctors are unrecommendation their patients.
The results of this research show that 2 out of 14 variables (residences, facility or hospital) have significant statistical relationship with visiting of in-patients obsgyn at Yadika Public Hospital and facility of hospital has the strongest relationship with the binding variable. It is suggested that the hospital completes and develops the medical equipments and others supplies. The management should think to the doctors who give big contribution to the hospital and the management also develops networking with other surrounding medical facilities."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Molina
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris tentang kinerja suatu perusahaan yang dilihat dari segi efisiensi pada perbankan syariah dan perbankan konvensional di Indonesia. Tingkat efisiensi perusahaan ditentukan berdasarkan ukuran efisiensi ekonomi yang berasal dari produktivitas total dan produktivitas parsial seperti produktivitas tenaga kerja, giro, tabungan, deposito, dan kapital. Adapun jangka waktu pengukuran indeks efisiensi perusahaan dilakukan secara tiga periode yaitu dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis independent sample t test yaitu uji-t dan indikator rasio. Data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan masing-masing bank yang diperoleh dari internet dan publikasi bank Indonesia. Hasil pengujian analisis variansi yang diolah dengan menggunakan model independent sample t test berdasarkan pengukuran efisiensi ekonomi menunjukkan bahwa dari enam variabel indeks efisiensi ekonomi, terdapat tiga variabel yang diukur berdasarkan produktivitas parsial dan total, yaitu indeks produktivitas tabungan, indeks produktivitas deposito, dan indeks produktivitas total masukan, yang berbeda secara signifikan antara tingkat efisiensi perbankan syariah dan perbankan konvensional. Ketiga indeks produktivitas ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi perbankan konvensional lebih tinggi daripada perbankan syariah. Sedangkan perhitungan pada indikator rasio keuangan bertujuan sama seperti perhitungan pada independent sample t test yaitu hendak melihat seberapa besarkah nilai efisiensi dari masing-masing bank yang diteliti.

This research empirically aims to prove the work of company which seen by efficiency for Islamic and conventional bank in Indonesia. Level of company efficiency is determined by economic efficient measurement that come from total productivity and partial productivity such as labor productivity, clearing account, saving account and capital. Meanwhile the period of measuring company efficiency index is done for three period, they are from 2004 until 2006. Testing hypothesis in this research uses t test independent analysis model which is t-test and ratio indicator. The used data sources from each bank financial report that achieved by internet and Indonesia Bank publication. Testing result of variance analysis which run by t test independent analysis model base on measuring economical efficiency shows that from six variables of it, there are three measured variables base on partial and total productivity, they are saving productivity index, deposit productivity index, and total input productivity index, which is different significantly between efficiency level of sharia banking and conventional banking. These three productivity index shows that level of efficiency in conventional banking is higher than sharia banking. While measuring on financial ratio indicator have same purpose like measuring on independent sample t test which is to see how big the efficiency value of sample bank."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Sri Widayanti
"Era Informasi dewasa ini ditandai oleh peningkatan kebutuhan informasi di segala aspek kehidupan, termasuk di bidang kesehatan. Mutu rekam medis digunakan sebagai indikator dalam melihat kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang baik secara umum berarti memiliki rekam medis yang baik pula. Pengelolaan rekam medis harus disesuaikan dengan ketentuan pokok baik yang dikeluarkan oleh ANRI maupun Depkes RI.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Persahabatan dan Rumah Sakit Umum Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia, dengan tujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan rekam medisnya, mengidentifikasi perbedaan pengelolaan rekam medis di kedua rumah sakit, mengetahui kendala yang dihadapi dalam pengelolaan rekam medis pada kedua rumah sakit tersebut. Pengelolaan rekam medis yang dilihat dalam penelitian ini adalah disain formulir, pemberkasan & penggunaan, serta penyusutan.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara terhadap Kepala Unit Kerja Rekam Medic dan pengamatan langsung ke Unit Kerja Rekam Medis. Untuk mempermudah pengumpulan data digunakan kisi-kisi wawancara, yang diuji validitasnya dengan pengujian validasi isi, yaitu membandingkan antara isi instrumen dengan isi materi ajaran yang telah dipelajari. Analisis data dengan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
(1). Pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Persahabatan lebih baik daripada di Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, terlihat dalam : a) Pemberkasan & penggunaan : Memiliki fasilitas ruang simpan yang lebih baik, Ada prosedur peminjaman, Ada ketentuan pokok dalam penyimpanan. b) Penyusutan rekam medisnya : Telah dilakukan pemisahan antara rekam medis aktif dan inaktif, Memiliki Jadwal Retensi Rekam Medis, Ada prosedur pemusnahan. (2). Faktor yang mempengaruhi pengelolaan rekam medis yang lebih baik tersebut di atas : a) Sumber Daya Manusia : Latar belakang pendidikan direktur yang lebih baik, pemahaman tentang pentingnya rekam medis lebih baik pula; Persentase staf rekam medis yang berpendidikan memadai lebih besar, kinerja staf rekam medis juga lebih baik; Adanya program pengembangan dan pendidikan staf rekam medis, dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan staf rekam medis. b) Kesadaran terhadap pedoman yang berlaku dalam pengelolaan rekam medis lebih baik, yang ditunjukkan dengan melanjutkan pembuatan juklak dan protap yang disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. c) Adanya evaluasi dan pengendalian mutu, ada usaha perbaikan dalam pengelolaan rekam medis, (3). Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit Persahabatan adalah masih seringnya ditemukan ketidaklengkapan rekam medis oleh dokter yang menangani, di Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia adalah : Kurangnya pemahaman terhadap rekam medis dari pihak pimpinan rumah sakit, dokter, dan staf medis lainnya; kurangnya staf medis dari segi mutu dan jumlah; Tidak sesuainya letak unit rekam medis dengan sistem penyimpanan yang sentralisasi.

Today information era is characterized by increase of demand for information concerning all life aspects, including health. Quality of medical record is used as indicators for health service quality. In general, good health service means that medical record used are also good. Medical record management should be based on regulations issued by National Archive Republic Indonesia and Department of Health Republic Indonesia.
This research was conducted at Persahabatan Hospital and Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital, in order to understand medical record management at these two hospitals, to identify differences on medical records management in these two hospitals, to understand problems faced by the hospitals in applying their medical record management. Medical record management used in this research including form design, medical record filling and usage, and medical record disposal.
Data needed for this research were collected through interview with Director of Medical Record Unit and direct observation to Medical Record Unit. To support data collection, interview guidelines are used, which have been validated through content validation test, by comparing the instrument contents with materials learned at university. Data analysis uses descriptive technique.
Research result reveals that: (1). Medical record management at Persahabatan Hospital is better than in Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital, as indicated by: a) Its filling wig usage: Availability of better filling rooms, availability of medical record borrowing procedure, Availability of basic regulations on medical record storage. b) Medical record disposal: Active and inactive medical records are separated, Medical Record Retention Schedule is availability, Medical record disposal procedure has been established. (2). Factors affecting such better medical record management are: a) Human Resources factor: Better educational background of director, better understanding on importance of medical record; Percentage of medical record staff with higher education is bigger, better work performance of the medical record department staff Availability of development and education program for medical record department staff may increase their knowledge and skills. b) Awareness on applied regulations concerning medical record management is better, as shown by development of technical guidelines and standard operating procedures based on the hospital current conditions. c) Availability of evaluation and quality control programs, efforts to improve medical record management. (3). Problems faced in medical record management at Persahabatan Hospital is incomplete medical record often found by relevant practitioners. While problems faced in Medical Faculty Universitas Kristen Indonesia General Hospital are: Lack of understanding on medical record among the hospital executive, practitioners, and other medical staff members; Insufficient of medical staff both in term of quality and quantity; Inappropriate location of medical record unit with centralized storage system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41245
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Rahmayanty Rahayu
"[ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Burnout pada Perawat di RS dr M.Hoesin Paembang. Penelitian potong lintang ini menggunakan kuisioner Maslach Burnout Inventory (MBI). Sampel dipilih secara purposive melibatkan 84 orang perawat. Kejadian Burnout pada Perawat di IRNA A dan IRNA D pada katagori rendah sebesar 85,7 % dan pada katagori sedang sebesar 14,3%. Variabel yang paling berpengaruh adalah pendidikan dan unit kerja. Disarankan agar rumah sakit mengevaluasi ulang komposisi perawat dengan perbandingan tempat tidur serta pengornisasian ruang rawat.

ABSTRACT
The purpose of this research was to determine factors associated with Burnout among Nurses in Dr. M. Hoesin Hospital Palembang. This cross sectional research was using Maslach Burnout Inventory (MBI) questionnare. Samples of this study were collected using purposive sampling, involving 84 nurses. The study revealed that 85,7% of nurses in IRNA A and IRNA D RS Dr.M. Hoesin have low category of Burnout and 14,3% of them have moderate category. Education and working unit were two main factors associated with Burnout.The study suggested to re-evaluate composition of nurses versus number of bed, as well as to re-organize inpatient ward., The purpose of this research was to determine factors associated with Burnout among Nurses in Dr. M. Hoesin Hospital Palembang. This cross sectional research was using Maslach Burnout Inventory (MBI) questionnare. Samples of this study were collected using purposive sampling, involving 84 nurses. The study revealed that 85,7% of nurses in IRNA A and IRNA D RS Dr.M. Hoesin have low category of Burnout and 14,3% of them have moderate category. Education and working unit were two main factors associated with Burnout.The study suggested to re-evaluate composition of nurses versus number of bed, as well as to re-organize inpatient ward.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>