Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umi Istianah
Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2022
610.73 UMI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Wahid
Jakarta: Sagung Seto, 2013
612.7 ABD a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Widyastuti Handayani
"ABSTRAK
Pekerja merupakan salah satu agregat yang berisiko mengalami masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang dapat dialami oleh pekerja adalah gangguan muskuloskeletal akibat kerja. Strategi intervensi keperawatan komunitas yang dapat dilakukan adalah pendidikan kesehatan, pemberdayaan, kemitraan, proses kelompok, dan intervensi keperawatan profesional langsung. Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan sebagai inovasi dalam upaya mencegah dan menurunkan angka keluhan gangguan muskuloskeletal akibat kerja adalah model intervensi Dentervalon. Model ini terdiri dari kegiatan identifikasi, intervensi, dan evaluasi ergonomi. Sasaran pelaksanaan model intervensi ini adalah pihak manajemen, individu pekerja, kelompok pekerja, dan keluarga pekerja. Evaluasi dari model ini dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan tim ergonomi, petugas kesehatan klinik, kelompok pekerja, serta keluarga pekerja tentang ergonomi. Model ini juga dapat meningkatkan kemandirian keluarga, menurunkan angka keluhan gangguan muskuloskeletal akibat kerja, dan menurunkan jumlah kunjungan pekerja yang mengalami keluhan ke klinik perusahaan. Model intervensi ini diharapkan dapat dilanjutkan dan dijadikan program rutin perusahaan dalam upaya meningkatkan status kesehatan pekerja.

ABSTRACT
Workers area the the aggregate in the communitythat are profoundly at risk of work related musculosceletal disorders. Community nurses has significant role to address this problem. The strategies can be used by the nurses may include health education, empowerment, partnership, group process, and direct professional nursing interventions. Dentervalon intervention model was introduced as an innovative strategy to prevent and reduce the incidence of work related musculosceletal disorders. Comprising of the activities of ergonomics hazard identification, intervention, and evaluation. The targets of the implementation of this intervention were managers, ergonomics teams, union, workers and workers? family members. The evaluation results demonstrated an increase in knowledge, attitude, and skills of the targeted participants. In addition, the model improved the family autonomy, reduced the incidence of work related musculosceletal disorders and increased the number of visits to the company clinic. It is strongly recommended to continue the implementation of Dentervalon intervention model in regular basis to enhance the workers health status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harmilah
Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2020
610.73 HAR a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Waluyo
"ABSTRAK
Pengembangan perawat sebagai suatu profesi, telah berdampak besar dalam proses profesionalisme keperawatan yang terjadi di Indonesia saat ini. Pengenalan pelayanan keperawatan yang berorientasi pada pelayanan keperawatan mandiri yang profesional telah berdampak positif pada kemajuan di berbagai aspek di dalam pelayanan keperawatan (Sitorus, 1996). Pelayanan keperawatan yang mandiri tersebut berlandaskan pada dasar keilmuan dan temuan penelitian yang muktakhir sehingga pelayanan keperawatan dapat dijamin mutunya. Sebagai suatu profesi, perawat memiliki kewajiban dalam rnenjaga mutu pelayanan keperawatannya sehingga perawat dapat selalu memberikan pelayanan yang bermutu tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Lista Wimarlie
"Gangguan muskuloskeletal sebagian besar dialami oleh pekerja di seluruh dunia. Di Amerika dilaporkan 31 % pekerja dengan sakit arthritis mempunyai indeks massa tubuh obesitas dibandingkan dengan indeks massa tubuh normal yang hanya sebesar 13% Menurut hasil riset kesehatan dasar atau Riskesdas 2018, tingkat obesitas pada orang dewasa di Indonesia meningkat menjadi 21,8 persen dari tahun 2013 yang hanya sebesar 14,8 persen. Di perusahaan ini berdasarkan hasil pemeriksaan berkala atau medical check up (MCU) tahun 2019, obesitas hampir mencakup 5% dari total karyawan yang melakukan MCU. Tingginya absensi dan sakit berkepanjangan akibat gangguan muskuloskletal di perusahaan ini semakin meningkat dalam 1 tahun terakhir. Pada tahun 2019 angka kesakitan pekerja yang mengeluh gangguan muskuloskletal menduduki posisi no-4 di profil kunjungan di klinik perusahaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengindetifikasi hubungan faktor ergonomi dan indeks massa tubuh obesitas dengan gangguan muskuloskeletal. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan total sampling 1429 orang. Data merupakan data sekunder dari hasil medical check up dan rekam medis klinik perusahaan.Data yang diambil berupa informasi tentang usia, jenis kelamin, riwayat merokok, proses kerja, masa kerja, berat badan , dan tinggi badan. Prevalensi gangguan muskuloskeletal pada kategori IMT > 25 adalah 7,2%. Terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh >25 dam gangguan muskuloskeletal (p=0,01). Faktor-faktor lain yang menunjukkan hubungan bermakna adalah masa kerja >20 tahun (p=0,046) dan umur 40-49 tahun (p=0,005) Karyawan dengan obesitas memiliki risiko lebih besar sebesar 1,7x dari karyawan dengan indeks massa tubuh normal. Pada penelitian ini masa kerja >20 tahun adalah faktor dominan

Background: Musculoskeletal disorders are the common disease among the worker in the world. Almost 31% of obese US adults report doctor is diagnosed arthritis in America. According to Riskesdas 2018, the prevalence of obesity in adults in Indonesia increased to 21.8%. This prevalence increased from the results of Riskesdas 2013, which reached 14.8 %. Based on the results of medical checkup (MCU) in 2019 in this manufacturing company, 50% of the total employees were obese. In 2019 the incidence rate of musculoskeletal disorders was the fourth largest visitation in the company clinic. The aim of this study is to verify the associations between the ergonomic risk factors and obesity with the prevalance of musculoskeletal disorder. This study used a cross-sectional design with a total sampling of 1429 people. We collect information about age, gender, smoking history, work processes, work period, weight, and height from medical records. There was a significant relationship between body mass index > 25 and musculoskeletal disorders (p = 0.012). Other factors that showed a significant relationship were work period 16 – 20 years (p=0.046) and more than 20 years (p = 0.005) and age 40-49 years old (p = 0.01) The obese workers had 1,7 times more risk for musculoskeletal disorders than workers who had a normal body mass index"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiya Aini
"Perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia dapat menyebabkan masalah risiko jatuh yang cukup tinggi pada lansia. Kejadian jatuh pada lansia akan berdampak pada kondisi fisik dan fisiologi dari lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki risiko jatuh. Risiko jatuh pada lansia dapat diukur melalui beberapa tes, meliputi Modified Falls Efficacy Scale MFES , Performance Oriented Mobility Assessment POMA dan One Leg Stance Test OLTS . Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh pada lansia adalah program latihan berdiri dan keseimbangan. Hasil yang didapat yaitu adanya peningkatan yang cukup signifikan yang ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan MFES dari skor 5,71 menjadi 10, pemeriksaan POMA dari skor 21 menjadi 24 dan OLTS dari 1,99 detik menjadi 7,55 detik. Program latihan berdiri dan keseimbangan ini dapat dilakukan oleh perawat untuk melatih keseimbangan lansia agar dapat meminimalisir risiko jatuh yang terjadi pada lansia.

Change in the musculoskeletal system on older people can causes quite high risk of falls problem. The incident of falls on older people will have an impact on the physical and phychological condition of older people. The purpose of this scientific article is to explain nursing care of older people with risk of falls. Risk of falls in older people can be measurred by using some tests, which are Modified Falls Efficacy Scale MFES , Performance Oriented Mobility Assessment POMA and One Leg Stance Test OLTS . One of the nursing cares that can be implemented to reduce risk of falls on older people is standing and balance training program. The obtained result shows quite significant increase in MFES score, which enhanced from 5,71 to 10. Moreover, there is also an increasing result in POMA and OLTS score. POMA score increases from 21 to 24 and OLTS score increases from 1,99 seconds to 7,55 seconds. Standing and balance exercise program can be implemented by nurse to train balance on older people in order to minimize risk of falls on older people.Keywords musculoskeletal change older people risk of falls standing and balance exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mulat Wening Astuti
"masalah kesehatan paling umum terkait pekerjaan dan menempati peringkat 2 sebagai gangguan kerja dan paling banyak biayanya. Prevalensi gotrak lebih tinggi pada petugas kesehatan, dibandingkan dengan populasi umum, industri dan profesi konstruksi. Profesional sektor kesehatan khususnya mereka yang bekerja di lingkungan rumah sakit, lebih sering mengalami gotrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja pada pegawai di RSUD X tahun 2022.
Metode: Jenis penelitian ini adalah potong lintang dengan responden sebanyak 194 pegawai yang bekerja di RSUD X. Teknik pengumpulan data untuk data primer dilakukan dengan pengisian kuesioner, observasi, pengukuran dan wawancara. Sedangkan untuk data sekunder berupa profil RSUD, data pegawai dan data MCU pegawai.
Hasil: Hasil kuesioner Nordic Body Map didapatkan bahwa prevalensi gotrak pada pegawai di RSUD X sebesar 83,5%. Pegawai yang mengalami keluhan gotrak mayoritas adalah tenaga medis yaitu sebesar 51,2%. Analisis penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor psikososial yaitu tuntutan psikologis dengan OR 6,25 dan ketidakpuasan kerja dengan OR 10,26.
Kesimpulan: Prevalensi gotrak pada pegawai di RSUD X tinggi sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi keluhan gotrak pada pegawai di RSUD X.

Background: Work Related Musculosceletal Disorders (WMSDs) is the most common health problem related to work and is ranked 2nd as a work disorder and has the most costs. The prevalence of WMSDs is higher among health workers, compared to the general population, industry and the construction profession. Health sector professionals, especially those who work in a hospital environment, are more likely to experience gorak. The purpose of this study was to analyze the factors associated with muscle and skeletal disorders due to work on employees at RSUD X in 2022.
Methods: This type of research is cross-sectional with 194 employees working at RSUD X. Data collection techniques for primary data were done by filling out questionnaires, observations, measurements and interviews. As for secondary data in the form of hospital profiles, employee data and employee MCU data.
Results: The results of the Nordic Body Map questionnaire showed that the prevalence of WMSDs in employees at RSUD X was 83.5%. The majority of employees who experience WMSDs complaints are medical personnel, which is 51.2%. The analysis of this study found that there was a significant relationship between psychosocial factors, namely psychological work demands with an OR of 6.25 and job dissatisfaction with an OR of 10.26.
Conclusion: The prevalence of WMSDs on employees at RSUD X is high so it is necessary to take corrective action to reduce complaints of WMSDs on employees at RSUD X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Dwi Puji
"Berdasarkan data Health and Safety Executive (HSE) pada tahun 2016 terdapat 507.000 pekerja yang menderita gangguan otot rangka. Berdasarkan data HSE, industri konstruksi merupakan salah satu dari tiga jenis industri dengan tingkat gangguan otot rangka
tertinggi periode tahun 2014 - 2016. Salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja dan kecacatan pekerja di negara negara maju dan berkembang adalah gangguan otot rangka. Peneitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko dan keluhan
gangguan otot rangka pada pekerja proyek Konstruksi Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek Depo Jatimulya tahun 202. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Agustus – Desember 2021
dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data faktor lingkungan, psikososial dan individu diambil menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Ramdhan (2021).
Data postur kerja diambil menggunakan menggunakan metode ergonomic risk assesment REBA (Rapid Entire Body Assesment). Data keluhan gangguan otot rangka menggunakan Nordic Body Map dengan mengambil batasan bahwa keluhan gangguan otot rangka yang terjadi dialami dalam tujuh hari terakhir. Data kemudian dianalisis dengan uji statistik
chi square. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 71,9% responden merasakan adanya keluhan gangguan otot rangka dan 28,1% responden tidak merasakan adanya keluhan gangguan otot rangka. Dari penelitian ini juga diketahui terdapat hubungan antara postur kerja (OR = 2,372), tuntutan kerja (OR=3,273), stress kerja (OR=3,452),
kepuasan kerja (OR=6,741) dan dukungan sosial (OR=2765) dengan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja (p<0,05). Sedangkan faktor lingkungan (temperature), faktor individu (umur, lama kerja, konsumsi rokok dan indeks masa tubuh) diketahui tidak memiliki hubungan dengan keluhan gangguan otot rangka pada pekerja (p>0,05).

Based on data from the Health and Safety Executive (HSE) in 2016, there were 507,000
workers suffering from musculoskeletal disorder. Based on HSE data, the construction
industry is one of the three types of industries with the highest level of musculoskeletal
disorder in the period 2014 - 2016. One of the main causes of work accidents and worker
disability in developed and developing countries is musculoskeletal disorder. This study
aims to analyze the risk factors and complaints of musculoskeletal disorder in workers of
the Jabodebek LRT Infrastructure Development Project Depo Jatimulya in 202. This
study is a quantitative study with a cross sectional study design conducted in August –
December 2021 using primary and secondary data. secondary. Data on environmental,
psychosocial and individual factors were taken using a questionnaire developed by
Ramdhan (2021). Work posture data was taken using the REBA (Rapid Entire Body
Assessment) ergonomic risk assessment method. The data on complaints of skeletal
muscle disorders uses the Nordic Body Map by taking the limitation that complaints of
skeletal muscle disorders that have occurred have been experienced in the last seven days.
The data were then analyzed by chi square statistical test. The results of the study showed
that 71.9% of respondents felt complaints of skeletal muscle disorders and 28.1% of
respondents did not feel any complaints of skeletal muscle disorders. From this study, it
is also known that there is a relationship between work posture (OR = 2,372), work
demands (OR = 3,273), job stress (OR = 3,452), job satisfaction (OR = 6.741) and social
support (OR = 2765) with complaints of disorders. skeletal muscle in workers (p<0.05).
Meanwhile, environmental factors (temperature), individual factors (age, length of work,
cigarette consumption and body mass index) are known to have no relationship with
complaints of skeletal muscle disorders in workers (p>0.05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelina Mailuhu
"[ABSTRAK
Peningkatanjumlah Ianjut usia (Lansia) di dunia termasuk di Indonesia membawa
dampak yang sangat besar bagi kesehatan lansia yaitu muneulnya penyakit
degeneratif yang multifatologis salah satunya adalah penyakit persendian akibat
gangguan muskuloskeletal. Jawa Barat tennasuk: memiliki penyakit persendian
sebesar 24,7%, Keluhan yang paling sering muneul akibat gangguan
muskuloskeletal adalah nyeri sendi, kekakuan dan hambatan gerak. Intervensi
yang dilakukan untukmengatasi masalah tersebut melalui pengembangan inovasi
program perawatan mandiri dengan penerapan Kartu Perawatan Mandiri Nyeri
sendi (KAPERMANS) terhadap penunman nyeri sendi. Aktifitas yang
didokumentasikan pada KAPERMANS adalah jalan santai, latihan ROM dan
Hidroterapi. Hasil menunjukan terjadi penurunan nyerisendi(tr 0,044)kekakuan
sendi (p=0,032) dan hambatan gerak(p=O,044). Terjadi peningkatan pengetahuan perawat, kader dan lansia. Kesimpulan KAPERMANS terbukti efektif menurunkan nyeri sendi, kekakuan dan hambatan gerak padalansia.ABSTRACT Increasing the number of elderly (Elderly) in the world, including in Indonesia,
bringingenormous impact for the health of the elderly, namely the emergence of
degenerative diseases multiphatologis one of which is a disease of the joints due
to musculoskeletal disorders. West Java including havingjoint diseaseby 24.7%,
the most frequent complaintarises due to musculoskeletal disorders arejoint pain,
stiffuess and motion constraints. Interventions to overcome these problems
throughthe development of innovative self-care programwith the implementation
of Joint Pain Self Care Card (KAPERMANS) to decrease joint pain.
KAPERMANS activity is documented in a relaxed way, ROM exercises and
hydrotherapy. Results Showeda Decrease joint pain (p = 0.044)joint stiffuess (p
=0.032) and Overcome barriers to movement (p =0.044). Increase in knowledge
of nurses, cadres and the elderly. Conclusion KAPERMANS proven effective in loweringjoint pain, stiffnessand motionbarriersin the elderly., Increasing the number of elderly (Elderly) in the world, including in Indonesia,
bringingenormous impact for the health of the elderly, namely the emergence of
degenerative diseases multiphatologis one of which is a disease of the joints due
to musculoskeletal disorders. West Java including havingjoint diseaseby 24.7%,
the most frequent complaintarises due to musculoskeletal disorders arejoint pain,
stiffuess and motion constraints. Interventions to overcome these problems
throughthe development of innovative self-care programwith the implementation
of Joint Pain Self Care Card (KAPERMANS) to decrease joint pain.
KAPERMANS activity is documented in a relaxed way, ROM exercises and
hydrotherapy. Results Showeda Decrease joint pain (p = 0.044)joint stiffuess (p
=0.032) and Overcome barriers to movement (p =0.044). Increase in knowledge
of nurses, cadres and the elderly. Conclusion KAPERMANS proven effective in loweringjoint pain, stiffnessand motionbarriersin the elderly.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>