Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105907 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Engineer, Asghar Ali
"Wacana mengenai perjumpaan al-Qur’an, perempuan, dan kebudayaan kontemporer merupakan salah satu wacana utama dalam arus pemikiran Islam modern, dan Asghar Ali Engineer termasuk intelektual Muslim garda depan dalam wacana tersebut. Teorinya mengenai teologi pembebasan feminis cukup familiar bagi publik Indonesia. Melalui teorinya ini, ia berupaya mendekonstruksi fiqh perempuan yang diproduksi oleh ulama-ulama terdahulu yang pada era sekarang sudah tidak relevan lagi.
Di dalam buku ini, Asghar Ali Engineer dengan cukup tangkas membeberkan efek logis dari kebudayaan kontemporer terhadap peran dan serta perempuan di ruang publik. Kemudian, ia menawarkan metode penafsiran baru terhadap al-Qur’an yang sama sekali berbeda dari metode-metode penafsiran lama sehingga ‘fiqh perempuan’ baru yang ia tawarkan tidak melenceng dari koridor-koridor yang ditetapkan oleh nash, sekaligus sesuai dengan tren kehidupan yang dibawa oleh kebudayaan kontemporer.
Metode itu ia sebut sebagai metode arkeologi. Dengan metode ini, ia bukan saja menawarkan perspektif-perspektif baru mengenai relasi al-Qur’an, perempuan, dan kebudayaan kontemporer, melainkan juga sampai pada satu temuan pentingnya bahwa doktrin-doktrin lama yang misoginis, diskriminatif, dan menafikan eksistensi kaum perempuan merupakan salah satu megaskandal dominasi laki-laki terhadap doktrin Islam."
Yogyakarta: IRCiSoD, 2022
297.122 6 ENG t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suparno
"Tesis ini mengkaji tentang pemikiran dari dua mufassir modern, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha, dalam tafsir al-Manar tentang perempuan. Pemikiran Abduh dan Ridha ? yang dikenal oleh kebanyakan orang sebagai dua sosok yang liberal dan selalu sama dalam pendapat dan pemikiran karena mereka merupakan guru dan murid ? tidak selamanya sama dan selaras. Khusus tentang penafsiran mereka pada ayat-ayat yang menjelaskan perempuan, terdapat beberapa perbedaan penafsiran yang dapat dilihat dalam tafsir al-Manar. Perbedaan ini didasari oleh beberapa faktor. Faktor yang paling menonjol adalah jabatan Mufti yang disandang oleh Abduh menjadikan Abduh harus memberikan kejelasan hukum secara tegas dan bertujuan untuk kemaslahatan umat pada waktu itu. Faktor lain yang tidak bisa dipungkiri adalah background pendidikan mereka. Abduh yang selalu mengkaji persoalan filsafat menjadi seorang yang sangat liberal dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur?an. Berbeda dengan Rasyid Ridha yang pernah mengenyam pendidikan tasawuf dan ilmu-ilmu lainnya, menjadikan ia lebih bijak dalam menyikapi setiap permasalahan dan sedikit lunak dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur?an dengan mencantumkan beberapa pendapat para mufassir lain. Meskipun terjadi perbedaan dalam menafsirkan ayat-ayat tentang perempuan, Abduh dan Ridha sangat membela dan memperjuangkan hak-hak yang memang harus diperoleh oleh kaum perempuan. Menurut mereka, perempuan harus mendapatkan hak-hak mereka baik berkaitan dengan hak dalam rumah tangga, pendidikan, pekerjaan, politik, mu?amalah atau hak-hak lainnya. Selain itu, Abduh dan Ridha menginginkan relasi antara suami dan istri memang benar-benar sesuai dengan ayat yang menjelaskan tujuan dari sebuah pernikahan yaitu terciptanya rasa kasih sayang di antara suami istri, tanpa ada diskriminasi, tindak kekerasan, tindak amoral, dan perbuatan buruk lain. Mereka berdua sangat mengutuk keras perlakukan kekerasan dalam rumah tangga. Walaupun dalam al-Qur?an tertera aturan mengenai perempuan yang melakukan jalan nusyuz, termasuk diperbolehkannya memukul istri, menurut mereka itu merupakan yang amat harus dijauhi. Karena pada prinsipnya, Allah sangat mengharapkan dan mencintai suami istri yang menjalin hubungan rumah tangganya dengan penuh rasa kasih sayang dan cinta kasih. Allah membenci sekali tindak kekerasan dalam segala hal.

This thesis has assessed the thoughts of two modern commentators, Muhammad Abduh and Muhammad Rasyid Ridha, on exegesis of al-Manar related to the woman verses. The thoughts of Muhammad Abduh and Rasyid Ridha ? which was known as a teacher and student with a liberal thoughts and always have same opinion when they said something ? are not having the same opinion every time, especially when they did the interpretation of woman verses. There are some of differentiation that could we found on it. These differences are base on a many factors. The one of that factor is position of Mufti on Abduh personality which forces him to give the statement clearly for people kindness. The other factor is the background of their education. Abduh always learn and discuss the philosophy courses, that way he looks liberally when he did the interpretation of the verses on Koran. While Muhammad Rasyid Ridha has learned the Sufism courses (Tijaniyah?s way) and much kind of other courses, make him more softly and kindly in doing of Koran interpretation. Some of his interpretation based on Muslim commentators. Even there are some differences in their exegesis of woman verses, Abduh and Ridha were supported and struggled the woman rights. They said: the woman have to get their human rights in family, education, work, politic, mu?amalah and others. In the other side, both of them really want to make a connection between husband and wife as a Koran said. The Koran explains the goal of married that is creating a loving state in the daily life, without any discrimination, violence, amoral, and the other bad action. They are cursing the way of treating something in the family. Even there is the rule for woman in Koran that doing nusyuz way, including beating the wife legally, according to them opinion, these are must be avoided. Principally, our God has an expectation and loved the husband and wife who harmonize in their daily life with the compassion and loving affection."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri dari beberapa buah teks, yakni salinan teks ayat-ayat suci Al-Qur'an dengan tafsirannya dalam bahasa Jawa, serta berbagai teks dari golongan primbon. Teks Kitab Suci berisi beberapa buah surah, di antaranya adalah surah Patekah, Dakan, Rahman, Watangat, Anabail, Anaza'at, Abbas, Kuret, Antaqat, Buresj, Syamsi dan al-Takasur. Sebagian dari teks ini disertai dengan tafsir dalam bahasa Jawa, yang disalin di bawah ayat-ayat Al-Qur'an tersebut. Teks bagian primbon memuat beragam teks, di antaranya tentang hadits Aisyah; catatan mimpi si penulis buku tatkala berziarah ke makam MN IV di Girilayu; kumpulan wangsalan dalam Sekar Undur-undur karya MN IV; kumpulan tembang-tembang Langen Gita, Puspawama, Rajaswala, Sita Mardawa, Puspagiwang, Tarupala dan Walagita; bunga-rampai doa; catatan kela-hiran-kematian Pangeran Wujil III dan Mangkunagara IV; ajaran tatakrama; kupasan tentang syahadat iman; cerita mengenai alam semesta dan empat sungai di sorga; rukun shalat; dan berbagai nasehat Nabi Muhammad. Ikhtisar isi naskah ini telah dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan September 1935. Ikhtisar tersebut disimpan bersama naskah asli di FSUI. Menurut beberapa catatan dan angka yang tertulis dalam teks, naskah disalin sekitar tahun 1805-1806 Jawa (1876-1877 Masehi). Pada h.l80v terdapat sebuah pemut berangka tahun 1852 Jawa (1921 Masehi), yang juga menyebutkan nama samaran dari penulis, ialah Syeh Imam Arga. Karena isi catatan tersebut mengenai MN IV, dapat diduga penyalin pun dari kawasan Mangkunagaran. Pigeaud mendapatkan naskah ini di Yogyakarta pada tahun 1935. Tidak dijelaskan dari siapa ia memperolehnya."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
IS.1-NR 292
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Azra Ansharullah
"Dengan berkembangnya zaman, berbagai macam temuan dalam bidang sains bermunculan satu per satu, terkhusus dalam bidang Astronomi dan “adiknya” Astrofisika. Hal tersebut membuka kesempatan bagi semua orang untuk meneliti hal-hal yang sudah diteliti dengan perspektif yang baru, seperti meneliti Al-Qur’an dengan perspektif sains dan teknologi. Terdapat 310 tempat di mana kata “langit” disebut di dalam Al-Qur’an dan di dalamnya terdapat berbagai pernyataan mengenai sifat, fenomena, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan langit. Dengan majunya perkembangan teknologi, sudah pasti terdapat jeda penafsiran dan pengartian terhadap ayat-ayat tersebut. Dan ayat-ayat tersebut dapat dikaji dengan penemuan-penemuan ilmuwan astronomi. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena astrofisika dan kosmologi dengan membandingkan pemaknaan klasik dan kontemporer. Peneliti membandingkan sekilas antara tafsir klasik dan pemaknaan kontemporer. Metode penelitian dalam kajian ini adalah kualitatif yaitu studi dokumen dan membedahnya dengan teori-teori linguistic dan retorika Arab. Peneliti memperoleh kesimpulan bahwasanya di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang dapat dikaji dengan perspektif sains dan teknologi dan semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak pula hal-hal yang sesuai dengan Al-Qur’an seiring jeda penafsiran terisi oleh penemuan-penemuan ilmiah.

As time progressed, various kinds of discoveries in the field of science emerged one by one, especially in the field of Astronomy and its "little brother" Astrophysics. This opens up opportunities for everyone to research things that have been researched from a new perspective, such as researching the Koran from a science and technology perspective. There are 310 instances in the Qur'an where the word "heaven" is mentioned, and within them, there are various statements regarding the nature, phenomena, and other things related to the sky. With the progress of technology, there is undoubtedly a gap in the interpretation and understanding of these verses. These verses can be examined in light of the discoveries of astronomers. In this research, the researcher examines verses related to astrophysical and cosmological phenomena by comparing classical and contemporary interpretations. The researcher briefly compares classical exegesis with contemporary interpretations. The research method in this study is qualitative, involving document analysis using Arabic linguistic and rhetorical theories. The researcher concludes that there are many verses in the Qur'an that can be studied from a scientific and technological perspective. As technology advances, more and more things align with the Qur'an as the gap in interpretation is filled by scientific discoveries."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Quraish Shihab
Bandung: Pustaka Hidayah, 1999
297.12 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
M. Quraish Shihab
Tangerang: Lentera Hati, 2017
R 297.122 MUH t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
M. Quraish Shihab
Tangerang: Lentera Hati, 2017
R 297.122 MUH t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
M. Quraish Shihab
Tangerang: Lentera Hati, 2017
R 297.122 MUH t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
M. Quraish Shihab
Tangerang: Lentera Hati, 2017
R 297.122 MUH t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>