Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51076 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Victoria Geraldine
"Prasasti sīma merupakan maklumat raja yang dikeluarkan untuk memberikan anugerah berupa daerah sīma kepada pihak tertentu. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk kepentingan bangunan suci atau sebagai bentuk balas jasa raja kepada masyarakat yang telah menunjukkan loyalitas kepadanya. Pada abad XIII–XV M, khususnya pada masa Kerajaan Majapahit, terjadi banyak peperangan dan pemberontakan, sehingga pembahasan mengenai loyalitas menjadi penting. Oleh sebab itu, tulisan ini dibuat untuk mengungkap bentuk-bentuk loyalitas apa saja yang ditunjukkan oleh masyarakat Jawa Kuno pada abad XIII–XV M, faktor yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas tersebut, serta faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk-bentuk loyalitas yang ditunjukkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, dan melalui tiga tahap: pengumpulan data yang dilakukan dengan studi pustaka terhadap prasasti dari abad XIII–XV M yang mengindikasikan adanya loyalitas, analisis data mengenai bentuk-bentuk loyalitas masyarakat Jawa Kuno, dan penafsiran data yang dilakukan dengan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas serta bentuk-bentuk loyalitas yang ditunjukkan. Bentuk-bentuk loyalitas masyarakat Jawa Kuno abad XIII–XV M dapat dibagi ke dalam tiga kelompok: jasa dalam perang, pengabdian luar biasa, dan menjaga kesejahteraan rakyat/negara. Kemudian, faktor yang mempengaruhi terbentuknya loyalitas adalah faktor keagamaan, sedangkan bentuk-bentuk loyalitas yang ditunjukkan dipengaruhi oleh faktor kondisi kenegaraan dan kedudukan sosial. Diketahui pula bahwa loyalitas masyarakat Jawa Kuno terbentuk secara alami, tetapi juga menunjukkan karakteristik dari loyalitas kontraktual.

The sīma inscription is an edict issued by the king as a gift to be given to certain parties. This is usually done for the upkeep of sacred buildings or as a way for the king to reward those who have shown him loyalty. The XIII–XV Centuries AD, especially in the Majapahit Era, was a time ripe with wars and rebellions, so it is important to discuss about loyalty during this time. Therefore, this paper is written to express the forms of loyalty shown by the Ancient Javanese people, the factors that influence the formation of loyalty, and the the forms of loyalty shown. This research was conducted with a descriptive qualitative method, which includes three stages: data collection carried out by literature study of the inscriptions from XIII–XV Centuries AD which indicates the people's loyalty, data analysis on the forms of loyalty of the Ancient Javanese people, and data interpretation which explains the factors that influence the formation of loyalty and the forms of loyalty shown. The forms of loyalty shown by the Ancient Javanese people in XIII–XV Centuries AD can be divided into three categories: service in war, extraordinary dedication, and maintaining the welfare of the people/kingdom. The factor that caused the formation of that loyalty is religion, while the forms of loyalty shown are influenced by the kingdom's political condition and social status. It is also known that the Ancient Javanese people's loyalty were formed naturally, but it also shows characteristics of contractual loyalty.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Latifa Soetrisno
"Prasasti sebagai sumber sejarah kuno mempunyai kualitas yang tinggi, karena apabila diteliti dengan seksama isinya dapat memberikan gambaran yang amat menarik tentang struktur kerajaan, struktur birokrasi, struktur kemasyarakatan, struktur perekonomian, agama, kepercayaan dan adat istiadat di dalam masyarakat Indonesia kuno. Dari sejumlah besar prasasti, banyak yang belum diteliti secara intensif. Sebagian besar prasasti diterbitkan dalam bentuk alih aksaranya Baja, itu pun tidak selurulrnya lengkap. Beberapa di antaranya dilengkapi dengan terjemahan, namun telaah atas isinya belum banyak dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut maka suatu pengkajian ulang terhadap prasasti merupakan tema dalam skripsi ini. Pokok bahasan yang diambil mengenai salah satu prasasti yang telah dialihaksarakan oleh Brandes, yaitu: prasasti Baru yang dikeluarkan oleh raja Airlangga tahun 952 S/ 1030 M. Meskipun pernah membuat alih aksara atas prasasti baru ini, namun Brandes tidak melakukan pembahasan yang mendalam terhadap isi prasasti ini.Mengingat pentingnya prasasti sebagai salah satu sumber sejarah kuno dan sekaligus berfungsi ganda sebagai historiografi maka juga dilakukan telaah terhadap isi pra_sasti baru, yaitu suatu pembahasan akan sebab-sebab penyerangan Airlangga ke Hasin. Di samping itu peristiwa penyerangan Airlangga lainnya yang terdapat dalam prasasti-pra_sasti Airlangga lainnya juga mendapat perhatian. Dari hasil pembahasan dikemukakan adanya dua kemungkinan yang diharapkan dapat menjelaskan masalah mengapa Airlangga berperang dengan raja Hasin. kemungkinan yang pertama terdasarkan atas pendapat yang diajukan aleh de Casparis, yaitu alasan Airlangga menyerang raja hasin sebenarnya merupakan salah satu usaha untuk mengoyahkan perlawanan musuh Airlangga yang terkuat yaitu raja Wengker, Airlangga pada akhirnya raja Wengker sudah tidak berdaya karena tidak ada bantuan dari Pura sekulunya. Sedangkan kemungkinan yang kedua ditafsirkan bahwa alasan dari penyerangan dari airlangga ke Hasin adalah tidak lepas dari adanya konsep kaliyuga. Akhir penelitian ini bukan saja menjawab masalah yang telah diajukan tetapi juga menimbulkan masalah baru yang menunggu waktu untuk pembahasan lebih lanjut"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Nurhidayati
"ABSTRAK
Tanah sima adalah tanah yang tidak dapat diganggu gugat karena status keistimewaan dan kesakralannya. Kesakralan dari tanah sima didukung oleh adanya aturan berupa sanksi serta kutukan yang tertulis di dalam prasasti sima. Namun, pada kenyatannya masih terdapat beberapa perilaku atau tindakan yang bertentangan dari apa yang sudah diatur dalam prasasti sima dan dianggap sebagai sebuah penyimpangan yang terjadi pada isi dan ketetapan tanah sima masa Jawa Kuno. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk dari penyimpangan, faktor yang melatarbelakangi dan pelaku yang melakukan penyimpangan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa pada masa Jawa Kuno diindikasikan terjadi empat penyimpangan yang kebanyakan dilatarbelakangi oleh faktor politik dan ekonomi. Penyimpangan dilakukan oleh berbagai macam kalangan, mulai dari raja hingga orang biasa. Berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa tingkat status sosial seseorang dapat mempengaruhi besar kecilnya bentuk penyimpangan yang dilakukan.

ABSTRACT
Sima is a particular part of an area that cannot be disturbed because of its status as a sima land. The sacred of a sima land is shown in s ma rsquo's inscriptions that narrate the sanctions and curses for those who defy it. However, some sanctions doesn rsquo t follow the rule that has been written in the inscriptions. These actions is considered a deviation towards the regulation of sima in Ancient Java. This research discuss about form of deviations, its causabilities, and prepetators. Result of the study showed indications that in the times of Ancient Java occurred four deviations from the rule. These deviation caused by political and economic factors, prepetators origin varies from many social group, including the court and commoners. This study also showed that social status of a person also affecting the scale of the deviation."
2016
S66677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Juriati Rahmatiwi
"Suksesi merupakan proses transfer kekuasaan dari satu orang, rezim atau pemerintahan. Pada masa Jawa Kuno, suksesi merupakan proses pergantian takhta dari seorang raja ke penggantinya. Setelah raja-raja tersebut naik takhta, mereka akan melakukan legitimasi untuk membuktikan bahwa ia berhak atas takhtanya. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk suksesi dan bentuk-bentuk legitimasi raja-raja pada masa Jawa Kuno, serta bagaimana hubungan antara keduanya. Metode yang digunakan terdiri dari tiga tahapan metode arkeologi, yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan transkrip dari prasasti-prasasti yang digunakan sebagai sumber data, pengolahan data dengan melakukan analisis mengenai bentuk-bentuk suksesi dan legitimasi pada masa Jawa Kuno yang didapatkan dari sumber data, dan penafsiran data dengan mencoba menjelaskan hubungan antara kedua hal tersebut serta perbandingan kedua hal tersebut pada kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan prasasti-prasasti pada masa Jawa Kuno abad VIII-XV, diketahui bahwa prasasti yang memuat keterangan mengenai suksesi juga berisi informasi mengenai legitimasi. Sementara itu, tidak semua prasasti yang memuat informasi mengenai legitimasi, memuat informasi suksesi. Diketahui pula bahwa bentuk suksesi yang dilakukan raja-raja pada masa Jawa Kuno akan mempengaruhi cara ia melegitimasi dirinya. Semakin banyak usaha yang dilakukan seorang raja untuk melegitimasi dirinya, maka semakin bisa diyakini bahwa raja tersebut tidak berhak atas takhtanya.

Succession is the process of transferring power from one person, regime or government. In ancient Java, succession was the process of changing the throne from a king to his successor. After the kings ascend the throne, they will exercise legitimacy to prove that he is entitled to his throne. This study discusses the forms of succession and the forms of legitimation of kings in ancient Java, and how the relationship between both. The method used three stages of archeological methods, first, collecting data by collecting transcripts from inscriptions used as data sources, second, processing data by analyzing forms of succession and legitimation in ancient Java that were obtained from data sources, and third, interpretation data by trying to explain the relationship between these two things and the comparison of the two things to the kingdoms in Central Java and East Java. Based on the inscriptions in the ancient Javanese period VIII-XV, it is known that the inscriptions that contain information about succession also contain information about legitimacy. Meanwhile, not all inscriptions containing information on legitimacy contain succession information. It was also known that the form of succession carried out by the kings in ancient Java would influence the way he legitimized himself. The more effort a king makes to legitimize himself, the more it can be believed that the king is not entitled to his throne."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Cahyanita
"ABSTRACT
Seseorang yang meninggal menyebabkan munculnya berbagai permasalahan mengenai kelanjutan hak dan kewajibannya, penyelesaiannya akan diatur dalam hukum waris. Pewarisan sudah berlangsung sejak zaman dahulu seperti pada masa Jawa Kuna. Pewarisan masa Jawa Kuna dapat diketahui berdasarkan prasasti dan kitab-kitab dari masa tersebut seperti kitab agama dan Manawadharmasastra. Beberapa peneliti sudah melakukan penelitian mengenai pewarisan masa Jawa Kuna, tetapi belum pernah dibahas secara mendalam. Penelitian ini membahas mengenai penerapan pewarisan pada masa Jawa Kuna. Pewarisan dalam prasasti dikaitkan dengan kitab agama dan Manawadharmasastra yang menghasilkan penjelasan mengenai penerapan pewarisan masa Jawa Kuna. Pewarisan pada masa tersebut memiliki tiga unsur yaitu pewaris, harta warisan, dan ahli waris. Pewaris dan ahli waris masa Jawa Kuna berdasarkan prasasti tidak membedakan jenis kelamin. Harta warisan yang diteruskan dibagi menjadi dua yaitu harta berwujud yang berupa tanah, kebun, dan sawah, serta harta tidak berwujud berupa takhta, hak-hak istimewa, hutang piutang, dan pajak. Pewarisan pada masa Jawa Kuna menerapkan pewarisan parental seperti masyarakat adat Jawa sekarang ini.

ABSTRACT
People who dies causes the emergence of various problems regarding the continuity of his rights and obligations, the settlement will be regulated in law of inheritance. Inheritance has been going on since long time ago as in ancient Javanese. The inheritance of the Old Javanese can be known by the inscriptions and books of the period such as agama and Manawadharmasastra. Some researchers have done research on ancient Javanese inheritance, but have not been discussed in depth. This research discusses the application of inheritance in the Old Javanese period. Inheritance in the inscription is associated with the agama and Manawadharmasastra books which resulted in an explanation of the application of the ancient Javanese inheritance. Inheritance at that time had three elements: inheritors, inheritance, and heirs. The inheritors and the heirs of Javanese Kuna based on the inscription do not distinguish the sexes. The proceeds of the inheritance are divided into two: tangible property in the form of land, gardens, and fields, and intangibles in the form of thrones, privileges, accounts payable, and taxes. The inheritance of the Old Javanese implements parental inheritance such as the Javanese indigenous people today."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Marha Setianingsih
"LATAR BELAKANG
Paleografi yang berasal dari kata Yunani palaios' (kuna) dan graphein (menulis), merupakan ilmu yang mempelajani jenis, bentuk, perkembangan atau perubahan aksara (De Casparis 1975: 5). Salah satu obyek paleografi adalah prasasti. Dalam bahasa Jawa Kuna, prasasti sering juga disebut Sang Hyang Ajna Haji Praasti, yang artinya perintah (ajna) raja yang mulia. Prasasti sendiri berarti syair pujian (metrical eulogistical) (Atmodjo 1994: 4)
Di Nusantara kajian paleografi untuk pertamakali telah dilakukan oleh Raffles dalam karyanya yang berjudul The History of Java. Ia membandingkan aksara yang terdapat dalam prasasti-prasasti yang ditemukan di Indonesia saat itu. "Ayunan langkah" Raffles ini segera diikuti oleh K.F.Holle, Cohen Stuart dan J.H. Kern, disusul L.C. Damais dan J.G. de Casparis. Belakangan, beberapa sarjana Indonesia dan asing lainnya ikut berkiprah menggeluti hal yang sama.
Dalam sejarah kebudayaan masa klasik Indonesia, terlihat adanya perkembangan yang sekilas menampakkan perbedaan dan perubahan antara kebudayaan masa Jawa Tengah dan kebudayaan masa Jawa Timur dalam kurun waktu abad ke - 9 hingga ke - 14. Perkembangan dimaksud tampak sebagai sebuah perkembangan budaya yang meluas dan mencakup waktu yang cukup panjang.
Perubahan dalam bidang kesenian terlihat pada bangunan candi (arsitektur), relief dan arca. Karya seni bangunan candi di Indonesia menurut kronologinya dibagi menjadi dua, yaitu zaman Jawa Tengah yang menghasilkan langgam Jawa Tengah dan yang berjaya pada masa sebelum 1000 Masehi, serta zaman Jawa Timur yang meliputi masa sesudah tahun 1000 M (sampai sekitar pertengahan abad ke - 16) (Soekmono 1986: 234). "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Setrawati
"Sejak masa Jawa Kuno, perdagangan merupakan salah satu sumber penghasilan masyarakat maupun kerajaan selain pertanian. Perdagangan pada umumnya merupakan kegiatan menjual dan membeli. Namun, kegiatan perdagangan tidak sesederhana artinya. Perdagangan melibatkan banyak faktor, yaitu adanya komoditi yang diperdagangkan, pelaku perdagangan (penjual dan pembeli), alat transportasi, alat pembayaran (mata uang), pajak perdagangan, dan pejabat yang mengengelola perdagangan. Selain itu, perdagangan juga tidak bisa dilepaskan dari tersedianya sumber daya alam yang memberikan bahan-bahan mentah untuk diolah menjadi barang yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan. Semua faktor itu membentuk satu kegiatan besar, yaitu perdagangan.

Abstract
Since the ancient Java era, trade has been one of the sources to earn for a living , beside farming, either for the common people or the noblemen. Trade in general is the activity of selling and buying, but it is actually not as simple as it means. Trade includes many factors, such as the commodity being traded, the seller and the buyer, means of transportation, the current of trade (money), the trade`s tax, and the officials who control it. Moreover, trade could not be separated from the availability of natural resources which functions as the raw materials for the things needed in life. All of those factors create one big activity called trade.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11957
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Hayati Nufus
"ABSTRACT
Hubungan internasional merupakan kegiatan yang menyangkut aspek region dan internasional yang dilakukan satu dengan negara lainnya dalam rangka memperoleh keuntungan. Hubungan internasional juga telah dilakukan oleh Jawa pada masa Hindu-Buddha yang bekaitan dengan perdagangan internasional. Bukti hubungan internasional di Jawa dapat diketahui dengan adanya penyebutan orang-orang asing  pada prasasti, naskah, berita asing, dan pada artefak. Pada  prasasti terdapat penyebutan orang asing secara langsung pada bagian wargga kilalan, hulun  haji, dan secara tidak langsung disebutkan pada bagian manilala drwyahaji. Penyebutan orang-orang asing mulai muncul secara konsisten pada prasasti yang berasal dari masa Airlangga hingga masa Majapahit. Dari penyebutan orang-orang asing tersebut dapat diketahui asal orang-orang asing dan intensitas hubungannya dengan Jawa; motif kedatangan orang asing dalam bidang agama, ekonomi, dan politik; serta pengaturan yang diberikan oleh kerajaan terhadap orang-orang asing tersebut. Dengan mengetahui asal, motif, dan pengaturan tersebut diharapkan dapat memberikan keterangan mengenai aktivitas orang-orang asing di Jawa berdasarkan data prasasti abad ke-11-15 Masehi.

ABSTRACT
International relations is an activity that concerns with regional and international aspects undertaken one with other countries in order to gain profit. International relations have also been made by Javanese during the Hindu-Buddhist era associated with international trade. Evidence of international relations in Java can be known by the mention of foreigners on inscriptions, manuscripts, foreign news, and on artifacts. On the inscription there is a direct mention of foreigners on the part of the wargga kilalaan, hulun haji, and indirectly mentioned in the manilala drwyahaji section. The mention of foreigners began to appear consistently on inscriptions from the Airlangga period to Majapahit. From the mention of foreigners can be known the origin of foreigners and the intensity of its relationship with Java; the motives of foreigners in the fields of religion, economy, and politics; as well as the regulations given by the kingdom against these foreigners. By knowing the origin, motives, and regulations are expected to provide information about the activities of foreigners in Java based on inscriptions 11-15th century AD."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Adhi Pradipta
"Lontar Yoga Catur Dewata (YCD) merupakan salah satu karya sastra berbahasa Jawa Kuno yang membahas mengenai yoga dalam memulai peperangan. Seni peperangan kebanyakan hanya berkaitan dengan strategi perang (Griffith: 2005; Suryohadiprojo, 2008). Pada penelitian ini ditemukan bahwa seni berperang yang berkembang pada masa Jawa Kuno menggunakan praktik yoga dengan pola astrologis. Manuskrip YCD sebagai objek penelitian tercatat dalam koleksi FS UI dengan kode AH.58 LT-142 dan kini disimpan di Perpustakaan UI. Teks dalam naskah memaparkan strategi perang dalam mengalahkan musuh secara personal dengan aspek astrologis-simbolik. Hal tersebut berkenaan dengan penghitungan hari, mantra, praktik yoga dari eksistensi dewa yang sedang ber-sthāna, svaravyanjana-nyasa ‘peneraan suku kata’, dan simbolisasi hewan (animal symbolicum). Rumusan utama masalah penelitian ini adalah bagaimana pengungkapan narasi pola astrologis-simbolik dan pemaparan keterkaitan pola astrologis dengan seni berperang Jawa Kuno. Penelitian memerlukan langkah kerja filologi untuk menghasilkan suntingan teks dari manuskrip YCD. Metode yang digunakan sebagai analisis data adalah deskriptif kualitatif dan teori semiotik Pierce (Hoed, 2014; Masinambow, 2001; Zaimar, 2008) untuk menganalisis tanda-tanda interpretatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa narasi astrologis yang ditemukan dalam teks YCD berkaitan dengan strategi peperangan pada masa Jawa Kuno. Hal tersebut merupakan sebuah local genius dan folk science yang berkembang di masyarakat dan tercatat dalam teks YCD.

Lontar Yoga Catur Dewata (YCD) is a literature in Old Javanese that discusses yoga for starting a war. The art of war is mostly concerned only with war strategy (Griffith: 2005; Suryohadiprojo, 2008). This study found that the art of war that developed in ancient Java used yoga practices with astrological patterns. YCD manuscripts as research objects are recorded in the FS UI collection with the code AH.58 LT-142 and are now stored in the UI’s Library. The text of YCD describes the strategy of war to defeat the enemy personally with astrological-symbolic aspects. It deals with counting days, mantras, yogic practices of the existence of deities in sthāna, svaravyañjana-nyasa 'syllabic applause', and animal symbolism. The main formulation of this research problem is how to reveal the narrative of astrological-symbolic patterns and the exposure of the relationship with astrological patterns by the art of war in ancient Java. Research requires philological work to produce text editions from YCD manuscripts. The methods used for data analysis are qualitative descriptive and Pierce's semiotic theory (Hoed, 2014; Masinambow, 2001; Zaimar, 2008) to analyze interpretive signs. The results of this study show that the astrological narrative found in the YCD text is related to warfare strategies in ancient Java. It is a local genius and folk science that developed in the community and is recorded in the YCD text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Matthews, Rupert
Essex: Miles Kelly, 2007
930.1 MAT a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>