Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124099 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfiah Septiana
"Evaluasi kesesuaian peresepan obat dengan formularium nasional menjadi isu penting dalam pengelolaan farmasi dan perawatan pasien rawat jalan. Formularium nasional merupakan panduan resmi yang menyediakan daftar obat-obatan yang disetujui oleh otoritas kesehatan suatu negara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana peresepan obat pada pasien rawat jalan sesuai dengan rekomendasi yang tercantum dalam formularium nasional. Manfaat dari penelitian ini adalah meningkatkan wawasan mengenai Formularium Nasional dan memberikan informasi terkait kesesuaian peresepan obat yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres dengan Formularium Nasional. Metode penelitian yang digunakan studi deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Data yang dikumpulkan diambil menggunakan metode random sampling yakni pengambilan 5 resep setiap hari selama bulan Juli hingga Agustus 2022. Peresepan obat akan dianalisis berdasarkan daftar obat yang tercantum dalam formularium nasional. Hasil evaluasi kesesuaian peresepan obat akan diukur berdasarkan beberapa parameter, termasuk persentase obat yang sesuai dengan formularium nasional. Persentase kesesuaian peresepan obat di puskesmas kecamatan kalideres pada bulan Juli 2022 mencapai 95,40% sementara pada bulan Agustus 2022 mencapai 91,74%. Obat-obatan yang tidak tercantum dalam Formularium Nasional dan masih diresepkan di Puskesmas Kecamatan Kalideres antara lain ambroksol tab 30 mg; ambroksol sirup 15 mg/5 ml; gentamisin salep kulit 0,1%; gliseril guaiakolat tab 100 mg; OBH sirup; dan piroksikam tab 10 mg. Kesimpulan dari penelitian ini, kesesuaian peresepan obat di Puskesmas Kecamatan Kalideres memiliki persentase di atas 90% dan diharapkan dapat dilakukan pengkajian terkait obat-obatan yang perlu diadakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres dan memperhatikan kesesuaiaan pemilihan obat dengan Formularium Nasional.

Evaluation of the suitability of drug prescriptions with the national formulary is an important issue in pharmaceutical management and outpatient care. The national formulary is an official guide that provides a list of medicines approved by a country's health authorities. The purpose of this study was to evaluate the extent to which outpatient drug prescribing complies with the recommendations listed in the national formulary. The benefit of this research is to increase knowledge about the National Formulary and provide information related to the suitability of drug prescribing carried out at the Kalideres District Health Center with the National Formulary. The research method used is a descriptive study with a cross-sectional research design. The data collected was taken using the random sampling method, namely taking 5 prescriptions every day from July to August 2022. Drug prescriptions will be analyzed based on the list of drugs listed in the national formulary. The results of the drug prescription suitability evaluation will be measured based on several parameters, including the percentage of drugs that comply with the national formulary. The percentage of drug prescription conformity at the Kalideres sub-district health center in July 2022 reached 95.40% while in August 2022 it reached 91.74%. Drugs that are not listed in the National Formulary and are still being prescribed at the Kalideres District Health Center include ambroxol tab 30 mg; ambroxol syrup 15 mg/5 ml; gentamicin ointment skin 0.1%; glyceryl guaiacolate tab 100 mg; OBH syrup; and piroxicam tab 10 mg. The conclusion of this study is that the percentage of drug prescriptions at the Kalideres District Health Center is above 90% and it is hoped that an assessment can be carried out regarding medicines that need to be held at the Kalideres District Health Center and pay attention to the suitability of drug selection with the National Formulary."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Wijayanti
"Formularium nasional merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. Pembuatan formularium nasional diharapkan dapat menjadi acuan untuk tiap tingkatan fasilitas kesehatan memilih obat yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu evaluasi untuk melihat kesesuaian penggunaan obat yang digunakan di Puskesmas Kecamatan Kalideres dengan daftar obat yang disarankan pada formualrium nasional. Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas khusus ini adalah penelitian observasional dengan design cross sectional. Data diambil secara retrospektif terhadap data sekunder yaitu data penggunaan obat yang diperoleh dari instalasi farmasi Puskesmas Kecamatan Kalideres periode Januari-Februari 2022. Pengambilan data dilakukan dengan metode convenience sampling terhadap 5 resep yang mewakili setiap harinya. Secara keseluruhan, terdapat 295 pasien yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan total resep yang diperoleh adalah 902 resep. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 91,67% obat yang diresepkan oleh dokter pada bulan Januari dan 94,55% di bulan Februari tahun 2022 di Puskesmas Kecamatan Kalideres telah memenuhi kesesuaian obat yang terdaftar di Fornas tahun 2021.

The national formulary is a list of selected drugs needed and used as a reference for writing prescriptions in the implementation of health services in the administration of health insurance programs. The creation of a national formulary is expected to be a reference for each level of health facility to choose the right drug. Therefore, an evaluation is needed to see the suitability of the use of drugs used in the Kalideres District Health Center with the list of recommended drugs in the national formulary. The research method used in making this special assignment is an observational study with a cross-sectional design. Data were collected retrospectively from secondary data, namely data on drug use obtained from the pharmacy installation of the Kalideres District Health Center for the period January-February 2022. Data was collected using the convenience sampling method for 5 representative prescriptions every day. Overall, there were 295 patients who were sampled in this study with a total of 902 prescriptions obtained. Based on the results of the study, it can be concluded that 91.67% of the drugs prescribed by doctors in January and 94.55% in February 2022 at the Kalideres District Health Center met the suitability of drugs registered at Fornas in 2021."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Sari Dewi
"Salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan yaitu penggunaan obat yang rasional demi tercapainya kesehatan pasien. Peresepan berkualitas bertujuan untuk mewujudkan penggunaan obat yang rasional, hal tersebut meliputi tepat indikasi, tepat pasien, tepat dosis, tepat obat, dan tepat interval waktu penggunaan. Di seluruh dunia, sekitar 50% dari semua obat yang diresepkan, dibagikan, dan dijual secara tidak tepat, serta separuh dari semua pasien gagal meminum obatnya dengan benar. Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat dan kebijakan penggunaan obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi, yang ditetapkan oleh direktur/kepala rumah sakit. Formularium Rumah Sakit menjadi kendali mutu dan kendali biaya obat yang akan memudahkan pemilihan obat yang rasional, mengurangi biaya pengobatan, dan mengoptimalkan pelayanan kepada pasien. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap peresepan obat di RSUI periode Januari – Desember 2020, hasil kajian menujukkan bahwa belum terpenuhinya standar pelayanan minimal pelayanan kefarmasian. Peresepan yang sesuai dengan formularium RSUI baru mencapai 56,5%. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian peresepan dan jenis obat di RSUI dengan formularium RSUI pada periode Januari – Juni 2021. Penyakit kronis merupakan penyakit dengan durasi panjang dengan proses penyembuhan atau pengendalian kondisi klinis yang pada umumnya berkembang secara lambat dan diakibatkan oleh faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku. Contoh dari penyakit kronis yaitu penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke), diabetes, kanker, dan penyakit respiratori kronis. Penyakit kronis, khususnya diabetes dan hipertensi memerlukan monitoring dan pengelolaan secara terus menerus seumur hidup. Jenis obat untuk diabetes dan hipertensi tergolong banyak, sehingga memerlukan strategi terapi yang tepat untuk menjamin penggunaan obat yang rasional agar keberhasilan terapi dapat tercapai. Salah satu peran Apoteker di apotek yang bertujuan untuk mengoptimalkan terapi obat dalam pengelolaan penyakit kronis adalah dengan melakukan kajian terhadap keseluruhan terapi obat yang digunakan oleh pasien pada seluruh tingkat pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan unutk mengevaluasi kesesuaian penggunaan obat antidiabetes dan antihipertensi dengan algoritma terapinya pada pasien di Apotek Kimia Farma Condet.
One of the important elements in health services is the rational use of medicines to achieve patient health. Quality prescribing aims to realize the rational use of medicines, this includes the correct of indication, patient, dose, medicine, and the time interval for use. In worldwide, approximately 50% of all medicines are prescribed, dispensed and sold inappropriately, and half of all patients fail to take their medicines correctly. The Hospital Formulary is a list of drugs and its use policies, agreed upon by medical staff, compiled by the Pharmacy and Therapy Committee/Team, which is determined by the director/head of the hospital. The hospital formulary provides quality control and drug cost control which will facilitate rational drug selection, reduce medical costs and optimize service to patients. Based on an evaluation carried out on drug prescribing at RSUI for the period January – December 2020, the results of the study show that minimum service standards for pharmaceutical services have not been met. Prescriptions in accordance with the RSUI formulary have only reached 56.5%. This study aims to evaluate the compatibility of prescribing and types of drugs at RSUI with the RSUI formulary in the period January – June 2021. Chronic diseases are defined as diseases of long duration with a process of healing or controlling clinical conditions which generally develop slowly and caused by genetic, physiological, environmental and behavioral factors. Examples of chronic diseases are cardiovascular disease (heart disease and stroke), diabetes, cancer and chronic respiratory disease. Chronic diseases, especially diabetes and hypertension, require continuous monitoring and management throughout life. There are many types of medicines for diabetes and hypertension, so appropriate therapeutic strategies are needed to ensure the rational use of medicines to achieve therapeutic success. One of the roles of pharmacists in pharmacies which aims to optimize drug therapy in the management of chronic diseases is to conduct studies on all drug therapy used by patients at all levels of health services. This study aims to evaluate the suitability of the use of antidiabetic and antihypertensive drugs with the therapeutic algorithm for diabetes and hypertension patients at Kimia Farma Condet Pharmacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Mitani Nur Alfaini
"Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih yang disusun oleh Komite Nasional berdasarkan bukti ilmiah terkini, berkhasiat, aman, dan bermutu, sebagai acuan penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Namun, pemanfaatan formularium sebagai salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan obat belum terlaksana secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian peresapan obat dengan formularium nasional pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Kalideres. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional deskriptif dengan rancangan cross-sectional yang dilakukan dalam sekali waktu. Sampel pada penelitian menggunakan data resep pada bulan Mei dan Juni 2022 dengan pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dan diperoleh sampel per hari sebanyak 5 resep obat dan total sampel penelitian yaitu 305 resep obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peresepan obat di Puskesmas Kecamatan Kalideres periode Mei-Juni tahun 2022 termasuk dalam kategori baik atau sudah sesuai dengan formularium nasional dengan nilai persentase kesesuaian item obat dengan Formularium Nasional sebesar 95,04% pada bulan Mei dan sebesar 94,35% pada bulan Juni. Beberapa alasan dilakukannya pengadaan obat yang tidak terdaftar dalam formularium nasional antara lain sediaan obat yang tidak terdaftar dalam formularium nasional masih dibutuhkan untuk peresepan dokter, sediaan obat merupakan obat dropping/hibah, sediaan obat ada dalam formularium nasional namun bukan formularium nasional versi terbaru, dan sediaan obat tidak terdaftar dalam formularium nasional tetapi terdaftar dalam DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional).

The National Formulary is a list of selected medicines compiled by the National Committee based on the latest scientific evidence, efficacious, safe and quality, as a reference for writing prescriptions in the implementation of health services in the implementation of the National Health Insurance (JKN) program. However, the use of formularies as a tool to increase the efficiency of drug management has not been implemented optimally. This study aims to determine the level of conformity of drug absorption with the national formulary in outpatients at the Kalideres District Health Center. The research method used was descriptive observational with a cross-sectional design carried out at one time. The sample in the study used prescription data in May and June 2022 with sampling using a convenience sampling technique and samples were obtained per day of 5 drug prescriptions and the total research sample was 305 drug prescriptions. Researchers conducted a literature study to compare the use of prescription drugs with the list of drugs listed in the National Formulary which will assess the level of conformity in the form of a percentage. The results of the research show that drug prescribing at the Kalideres District Health Center for the period May-June 2022 is included in the good category or is in accordance with the national formulary with a percentage value of conformity of drug items with the National Formulary of 95.04% in May and 94.35% in June. Several reasons for procuring drugs that are not registered in the national formulary include drug preparations that are not listed in the national formulary which are still needed for doctor's prescription, drug preparations are dropping/grant drugs, drug preparations are in the national formulary but not the latest version of the national formulary, and supplies drugs are not listed in the national formulary but are listed in the DOEN (National List of Essential Medicines)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
16-24-64717478
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian bagi apoteker dan tenaga kefarmasian lain. Pelayanan yang dimaksud berupa pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait sediaan farmasi yang bertujuan untuk mencapai hasil yang pasti dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien (Kemenkes RI, 2017). Tujuan penulisan tugas khusus ini adalah agar penluis dapat memahami pelaksanaan pengkajian resep yang dilaksanakan di Apotek Roxy Pitara sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa resep pertama dan kedua tidak lengkap dalam aspek administratif. Ditemukan juga interaksi obat pada resep pertama yaitu peningkatan risiko hipoglikemia pada penggunaan Diamicron DR dan Trajenta dan pada resep kedua yaitu peningkatan risiko ulkus peptik dan pendarahan pada penggunaan Pirofel dan Prednisone secara bersamaan.

Pharmacy is a pharmaceutical service facility for pharmacists and other pharmaceutical personnel. The service in question is in the form of direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations which aim to achieve definite results in improving the quality of life of patients (RI Ministry of Health, 2017). The purpose of writing this special assignment is so that the writer can understand the implementation of the prescription review carried out at the Roxy Pitara Pharmacy in accordance with the standards set by the government, namely the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards at Pharmacies. Based on the analysis above, it can be concluded that the first and second prescriptions were incomplete in the administrative aspect. Drug interactions were also found in the first prescription, namely an increased risk of hypoglycemia when using Diamicron DR and Trajenta and in the second prescription, an increased risk of peptic ulcer and bleeding when using Pirofel and Prednisone together."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Manuela
"Narkotika, psikotropika, prekursor, dan obat-obat tertentu (OOT) merupakan golongan obat yang dapat dijual oleh apotek tertentu dan memerlukan perhatian khusus dalam proses pengelolaannya. Apotek Roxy Biak memiliki persediaan yang lengkap hingga mampu memenuhi kebutuhan obat-obat narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT sesuai permintaan pada resep. Adanya resep narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT yang masuk ke apotek ini setiap harinya, membuat penulis terpicu untuk menelaah profil peresepan obat-obat tersebut guna mengetahui jenis obat yang banyak dibutuhkan dan memiliki frekuensi penggunaan yang tinggi. Penulis juga perlu melakukan analisis pareto untuk menentukan kelompok obat yang butuh diprioritaskan persediaannya. Penulisan laporan ini bertujuan untuk menentukan obat narkotika, psikotropika, prekursor, dan OOT yang paling banyak diresepkan dan memiliki penjualan tertinggi selama tiga puluh satu hari terakhir di periode November hingga Desember 2022 serta memprediksi kebutuhan pengadaan untuk periode berikutnya. Metode yang digunakan adalah studi literatur, pengamatan lapangan, pencatatan resep selama tiga puluh satu hari terakhir, dan penarikan laporan pembelian dan penjualan obat. Hasil menunjukkan bahwa peresepan obat narkotika memiliki persentase 9,41%, psikotropika 44,62%, prekursor 31,68%, dan OOT 14,29%. Obat narkotika yang paling banyak diresepkan adalah Codikaf 20 mg, psikotropika adalah Braxidin, prekursor adalah Rhinos SR, dan OOT adalah Hexymer 2 mg. Dapat disimpulkan bahwa golongan obat yang paling banyak diresepkan adalah obat psikotropika sebanyak 8.269 obat dan persentase 44,62%. Prioritas tertinggi dalam perencanaan kebutuhan obat untuk diadakan di periode berikutnya jatuh pada kelompok obat psikotropia khususnya obat-obat kelas A.

Narcotics, psychotropics, precursors, and certain drugs (OOT) are a class of drugs that can be sold by certain pharmacies and require special attention in the management process. Roxy Biak Pharmacy has a complete inventory to meet the needs of narcotics, psychotropics, precursors, and OOT according to prescription requests. The prescriptions for narcotics, psychotropics, precursors, and OOT that enter this pharmacy every day has motivated the author to examine the prescriptions profiles for these drugs to find out the types of drugs that were much needed and frequently used. A pareto analysis to determine which drug need to be prioritized for supplies. This report aims to determine which narcotics, psychotropics, precursors, and OOT drugs were most prescribed and had the highest sales during the last thirty-one days from November to December 2022 and predict procurement needs for the following period. The methods used were literature studies, observations, recording prescriptions for the last thirty-one days, and withdrawing reports on drug purchases and sales. The results showed the percentage of prescribing narcotics was 9.41%, psychotropics 44.62%, precursors 31.68%, and OOT 14.29%. The most widely prescribed narcotic was Codikaf 20 mg, the psychotropic was Braxidin, the precursor was Rhinos SR, and the OOT was Hexymer 2 mg. In conclusion, the most widely prescribed class of drugs was psychotropic with 8,269 drugs and a percentage of 44.62%. The highest priority in planning the need for drugs in the next period falls on the psychotropic group, especially class A drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Firdiena Titian Ratu
"Pengkajian dan pelayanan resep serta dispensing merupakan bagian dari standar pelayanan farmasi klinik di apotek. Pelayanan resep yang teliti dengan waktu tunggu yang singkat menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kepuasan serta kenyamanan pasien. Evaluasi mengenai waktu tunggu pelayanan penting dilakukan sebagai salah satu indikator evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di apotek untuk mengetahui kecepatan pelayanan farmasi dalam meningkatkan kepuasan juga kenyamanan pasien. Evaluasi dilakukan melalui observasi langsung dan pencatatan waktu tunggu pelayanan tiap resep obat jadi dan obat racikan di Apotek Roxy Poltangan. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata waktu pelayanan baik obat jadi maupun racikan sudah sesuai dan dapat dikatakan baik karena masih berada dalam rentang 15-30 menit. Faktor-faktor yang memengaruhi waktu pelayanan resep di Apotek Roxy Poltangan yaitu jenis resep, jumlah staf yang bertugas, jumlah obat yang diambil, dan sistem komputer yang digunakan.

Assessment and prescription and dispensing services are part of the clinical pharmacy service standards in pharmacies. Careful prescription service with short waiting times is one of the efforts to increase patient satisfaction and comfort. Evaluation of waiting time for important services is carried out as an indicator for evaluating the quality of pharmaceutical services in pharmacies to determine the speed of pharmaceutical services in increasing patient satisfaction and comfort. Evaluation was carried out through direct observation and recording of waiting times for each finished drug prescription and concoction drug at the Roxy Poltangan Pharmacy. The evaluation results show that the average service time for both finished and concoction drugs is appropriate and can be said to be good because it is still in the range of 15-30 minutes. Factors that affect prescription service time at the Roxy Poltangan Pharmacy are the type of prescription, the number of staff on duty, the number of drugs taken, and the computer system used."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus mematuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan, termasuk kesesuaian peresepan dengan Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kesesuaian peresepan obat di depo farmasi rawat jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dengan Formularium Nasional pada April 2023. Hasil menunjukkan bahwa dari 390 item obat yang diresepkan, 256 item (65,64%) sesuai dengan Formularium Nasional, sedangkan 134 item (34,36%) tidak sesuai. Peresepan BPJS yang tidak sesuai mayoritas berasal dari klinik anak, penyakit dalam, neurologi, dan pulmonologi. Keseluruhan peresepan BPJS yang tidak sesuai dengan Formularium Nasional adalah 27.749 obat (18,98%). Penelitian ini mengindikasikan bahwa kesesuaian peresepan obat di RSUI belum mencapai standar 100% yang diharapkan, disebabkan oleh ketidaktersediaan beberapa obat dalam Formularium Nasional. Disarankan agar dokter lebih memperhatikan formularium dalam penulisan resep untuk meningkatkan kesesuaian dan efisiensi biaya.

Pharmaceutical services in hospitals must comply with the minimum service standards set, including the conformity of prescriptions with the National Formulary. This study aims to evaluate the conformity of drug prescriptions at the outpatient pharmacy depot of the University of Indonesia Hospital (RSUI) with the National Formulary in April 2023. The results showed that of the 390 prescribed drug items, 256 items (65.64%) were by the National Formulary, while 134 items (34.36%) were not in accordance. The majority of inappropriate BPJS prescriptions came from pediatric clinics, internal medicine, neurology, and pulmonology. The total number of BPJS prescriptions that were not by the National Formulary was 27,749 drugs (18.98%). This study indicates that the conformity of drug prescriptions at RSUI has not reached the expected 100% standard, due to the unavailability of several drugs in the National Formulary. It is recommended that doctors pay more attention to the formulary in writing prescriptions to improve conformity and cost efficiency.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saintica Luthfia Utama
"Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Penggunaan antibiotik masih menjadi terapi andalan terhadap penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.. Risiko kejadian resistensi karena kesalahan penggunaan antibiotik adalah permasalahan serius yang harus diatasi. Dalam praktik kedokteran gigi, antibiotik diresepkan untuk tujuan profilaksis atau pun untuk tujuan terapeutik. Namun peresepan antibiotik pada oleh praktisi gigi sering kali tidak tepat sehingga turut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian resistensi antibiotik. Secara global, praktisi gigi meresepkan total 9%–10% dari semua resep antimikroba. Apoteker turut berperan dalam pengendalian, identifikasi dan penyelesaian masalah terkait penggunaan obat termasuk antibiotik yang diresepkan dari semua poli di Puskesmas, termasuk poli gigi. Dalam pengkajian rasionalitas penggunaan antibiotik, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Gyssens. Gyssens. Penelitian dilakukan secara retrospektif yaitu mengumpulkan data sekunder berupa rekam medik pasien poli gigi dan dilakukan penentuan kriteria ekslusi dan inklusi. rasionalitas penggunaan antibiotika di Poli Gigi Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada bulan Januari s.d. Maret 2023 adalah sebesar 52,67%. Terdapat 37,45% antibiotika yang digunakan masih tidak rasional yang disebabkan oleh tidak ada indikasi penggunaan antibiotik; sebesar 9,47%, karena adanya antibiotik yang lebih efektif ; 0,41% karena terdapat antibiotik lain yang kurang toksik/lebih aman.

Antibiotics are substances produced by microorganisms that are able to inhibit the growth of other microorganisms. The use of antibiotics is still the mainstay of therapy for infectious diseases caused by bacteria. The risk of resistance due to incorrect use of antibiotics is a serious problem that must be addressed. In dental practice, antibiotics are prescribed for prophylactic purposes as well as for therapeutic purposes. However, antibiotic prescribing by dental practitioners is often inappropriate, contributing to the increase in the incidence of antibiotic resistance. Globally, dental practitioners prescribe a total of 9%–10% of all antimicrobial prescriptions. Pharmacists play a role in controlling, identifying and resolving problems related to the use of drugs including antibiotics prescribed from all clinics at the Community Health Center, including dental clinics. In assessing the rationality of antibiotic use, one method that can be used is the Gyssens method. Gyssens. The research was carried out retrospectively, namely collecting secondary data in the form of medical records of dental poly patients and determining exclusion and inclusion criteria. rationality for the use of antibiotics in the Dental Clinic of the Pasar Rebo District Health Center from January to March 2023 is 52.67%. There are 37.45% of antibiotics used which are still irrational due to there being no indication for antibiotic use; amounting to 9.47%, due to the presence of more effective antibiotics; 0.41% because there are other antibiotics that are less toxic/safer."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sakinah Qur`ani
"Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang memperhatikan mutu dan menjamin keselamatan pasien. Salah satu upaya untuk menjamin keselamatan pasien yaitu dilakukan skrining resep untuk meminimalkan kesalahan pengobatan. Skrining resep meliputi persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Oleh karena itu, pada tugas khusus ini bertujuan untuk melakukan skrining kelengkapan resep yang ditinjau berdasarkan persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif menggunakan resep pasien Rawat Inap Kartika RSPAD Gatot Soebroto periode 12-16 Desember 2022. Populasi penelitian berjumlah 477 resep dan sampel penelitian sebanyak 220 resep yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi pada tanggal 12-16 Desember 2022. Berdasarkan hasil skrining kelengkapan resep pasien rawat inap Kartika RSPAD Gatot Soebroto periode 12-16 Desember 2022, diperoleh hasil bahwa kelengkapan persyaratan administratif yang tidak lengkap terdapat pada aspek berat badan dan tinggi badan, kelengkapan persyaratan farmesetik yang tidak lengkap terdapat pada aspek bentuk dan kekuatan sediaan, serta kelengkapan persyaratan klinis yang tidak lengkap terdapat pada aspek interaksi obat.

Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang memperhatikan mutu dan menjamin keselamatan pasien. Salah satu upaya untuk menjamin keselamatan pasien yaitu dilakukan skrining resep untuk meminimalkan kesalahan pengobatan. Skrining resep meliputi persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Oleh karena itu, pada tugas khusus ini bertujuan untuk melakukan skrining kelengkapan resep yang ditinjau berdasarkan persyaratan administratif, farmasetik, dan klinis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif menggunakan resep pasien Rawat Inap Kartika RSPAD Gatot Soebroto periode 12-16 Desember 2022. Populasi penelitian berjumlah 477 resep dan sampel penelitian sebanyak 220 resep yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi pada tanggal 12-16 Desember 2022. Berdasarkan hasil skrining kelengkapan resep pasien rawat inap Kartika RSPAD Gatot Soebroto periode 12-16 Desember 2022, diperoleh hasil bahwa kelengkapan persyaratan administratif yang tidak lengkap terdapat pada aspek berat badan dan tinggi badan, kelengkapan persyaratan farmesetik yang tidak lengkap terdapat pada aspek bentuk dan kekuatan sediaan, serta kelengkapan persyaratan klinis yang tidak lengkap terdapat pada aspek interaksi obat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>