Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghina Sylvarizky
"Apotek sebagai sarana pelayanan kefarmasian, menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau. Sebagai seorang apoteker dituntut untuk dapat mengelola sediaan farmasi yang tersedia, termasuk suplemen kesehatan. Pemasaran melalui media sosial atau social media marketing. Hal tersebut, memberikan peluang bagi para pemasar untuk dapat melakukan komunikasi pemasaran tanpa dibatasi jarak dan waktu. Pelaksanaan promosi yang hanya dilakukan di apotek melalui mulut ke mulut dirasakan belum begitu efektif meskipun sudah berjalan dengan baik, begitu pula yang dirasakan Apotek Kimia Farma 143 Margonda, sehingga diperlukan pemasaran alternatif yang dapat memberikan hasil yang efektif dalam waktu yang sempit. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui hasil strategi pemasaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan suplemen kesehatan melalui laman sosial media (social media marketing). Tugas khusus ini diawali dengan mempelajari Produk Suplemen Kesehatan lalu menyiapkan bahan untuk promosi dan melakukan pemasaran melalui laman sosial media, seperti Whatsapp dan Instagram yang selanjutnya, dilakukan pengolahan data hasil penjualan. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dalam jangka waktu yang sempit, berhasil terjual sebanyak tiga buah dengan omset yang didapat sebesar Rp1.461.600,-. Pemanfaatan media sosial yang dilakukan sebagai pemasaran alternatif, lebih fleksibel dan tidak terbatas oleh jarak, tempat dan waktu. Pemasaran alternatif ini dapat dilaksanakan sebagai promosi utama bersama dengan promosi langsung kepada pasien yang dilaksanakan di apotek.

As a means of pharmaceutical services, pharmacy guarantees the availability of Pharmaceutical Preparations, Medical Devices, and Medical Consumables that are safe, quality, useful, and affordable. As a pharmacist, you are required to be able to manage available pharmaceutical preparations, including health supplements. Marketing through social media or social media marketing. This provides opportunities for marketers to carry out marketing communications without being limited by distance and time. The implementation of promotions that are only carried out in pharmacies through word of mouth is felt to have not been very effective even though it has gone well, as well as Apotek Kimia Farma 143 Margonda, so alternative marketing is needed that can provide effective results in a narrow time. This special task aims to determine the results of marketing strategies and factors that affect the sale of health supplements through social media pages (social media marketing). This special task begins with studying Health Supplement Products and then preparing materials for promotion and marketing through social media pages, such as Whatsapp and Instagram, which process sales data. Based on the results obtained, three pieces were sold in a narrow period of time with a turnover of Rp1,461,600,-. The use of social media is carried out as alternative marketing, more flexible, and not limited by distance, place, and time. This alternative marketing can be implemented as the main and direct promotion to patients carried out in pharmacies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
"Penilaian kepuasan pelanggan diperlukan untuk menentukan apakah strategi yang digunakan telah memberikan kebermanfaatan bagi pasien atau konsumen (patient-oriented) dan menilai keefektifan strategi pemasaran bagi apotek (Tietze, 2011). Kepuasan pelanggan termasuk salah satu kunci untuk keberlangsungan apotek komunitas yang efisien dalam jangka panjang, keberhasilan bisnis dan pada saat yang sama memainkan peran penting untuk memperluas nilai pasar. Kelangsungan hidup dan profitabilitas yang konsisten adalah tujuan bisnis utama untuk apotek. Apotek harus memberikan kualitas produk yang menarik pelanggan dan kualitas pelayanan yang baik untuk mempertahankan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang (Chaganti, 2019). Berdasarkan uraian diatas, apoteker berperan penting dalam strategi pemasaran produk apotek yang tak hanya berpusat pada keuntungan (benefits- oriented) namun juga berpusat pada pasien (patient-oriented). Oleh karena itu, tugas khusus ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pelanggan terhadap pemasaran produk suplemen berbasis saluran digital (digital marketing channels) di Apotek Kimia Farma 143 Margonda. Tujuan tugas khusus ini antara lain, mengetahui penjualan suplemen berdasarkan pemasaran berbasis saluran digital (digital marketing channels) dan mengetahui kepuasan pelanggan terhadap produk suplemen di Apotek Kimia Farma 143 Margonda periode 21-25 November 2022.

The assessment of customer satisfaction is necessary to determine whether the strategies employed have been beneficial to patients or consumers (patient-oriented) and to evaluate the effectiveness of marketing strategies for the pharmacy (Tietze, 2011). Customer satisfaction is one of the keys to the long-term efficiency of a community pharmacy, business success, and simultaneously plays a significant role in expanding market value. Sustained survival and consistent profitability are the primary business objectives for a pharmacy. Pharmacies must offer quality products that attract customers and provide good service quality to maintain long-term customer loyalty (Chaganti, 2019). Based on the above description, pharmacists play a crucial role in the marketing strategy of pharmacy products that are not only profit-oriented but also patient-oriented. Therefore, this specific task is carried out to determine customer satisfaction with the marketing of supplement products through digital marketing channels at Kimia Farma 143 Margonda Pharmacy. The objectives of this specific task include understanding supplement sales based on digital marketing channels and understanding customer satisfaction with supplement products at Kimia Farma 143 Margonda Pharmacy during the period of November 21-25, 2022."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Arifa Aldi
"Suplemen makanan adalah produk yang berfungsi untuk melengkapi nutrisi yang didapat dari makanan. Multivitamin adalah produk yang memiliki formula mencakup vitamin tunggal, beberapa, bahkan kombinasi dengan mineral. Soft selling adalah metode promosi secara halus yaitu tidak langsung mengarahkan konsumen untuk membeli produk sehingga konsumen tidak merasa terpaksa untuk membeli produk. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara dan deskriptif melalui platform media sosial berupa instagram. Pengamatan dilakukan dengan melakukan riset terhadap produk suplemen dan multivitamin, pembuatan konsep, melakukan promosi, mengumpulkan data pembeli, dan melakukan analisis. Hasil penelitian ini didapatkan profil pembeli yang melakukan pembelian melalui soft selling berdasarkan jenis kelamin, perempuan sebanyak 57% dan laki-laki sebanyak 42%. Berdasarkan usia, 71,5% pembeli berusia 17-24 tahun dan 28,5% berusia 25-45 tahun. Berdasarkan status pekerjaan, 72,5% pekerja dan 28,5% pelajar/mahasiswa. Berdasarkan alasan membeli produk, 71,44% membeli karena konten menarik dan edukatif, 14,28% membeli karena promo produk, dan 14,28% membeli karena testimoni produk. Hasil penjualan pada tanggal 20-27 Oktober 2022 sebanyak 7 transaksi dengan omset Rp 1.268.500 dengan presentasi pengikut instagram yang tertarik untuk membeli sebanyak 0,61% sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode soft selling dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan suplemen dan multivitamin.

Food supplements are products designed to complement the nutrients obtained from food. Multivitamins are products formulated with single vitamins, various combinations, and even minerals. Soft selling is a subtle promotional method that does not directly instructing consumers to purchase a product, ensuring that they do not feel pressured to buy. The method used in this research are interviews and a descriptive via the social media platform Instagram. Observations were made by conducting research on supplement and multivitamin products, developing concepts, executing promotions, collecting buyer data, and conducting analysis. The results of this research showed that the profile of buyers who made purchases through soft selling was based on gender, 57% female and 42% male. Based on age, 71.5% of buyers are 17-24 years old and 28.5% are 25-45 years old. Based on employment status, 72.5% are workers and 28.5% are students. Based on reasons for buying products, 71.44% bought because of interesting and educational content, 14.28% bought because of product promotions, and 14.28% bought because of product testimonials. The sales outcomes for October 20–27, 2022, included 7 transactions generate a turnover of IDR 1,268,500 with a percentage of Instagram followers who were interested in buying as much as 0.61%, so it can be concluded that the application of the soft selling method can be used to increase sales of supplements and multivitamins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Arifa Aldi
"Suplemen makanan adalah produk yang berfungsi untuk melengkapi nutrisi yang didapat dari makanan. Multivitamin adalah produk yang memiliki formula mencakup vitamin tunggal, beberapa, bahkan kombinasi dengan mineral. Soft selling adalah metode promosi secara halus yaitu tidak langsung mengarahkan konsumen untuk membeli produk sehingga konsumen tidak merasa terpaksa untuk membeli produk. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode wawancara dan deskriptif melalui platform media sosial berupa instagram. Pengamatan dilakukan dengan melakukan riset terhadap produk suplemen dan multivitamin, pembuatan konsep, melakukan promosi, mengumpulkan data pembeli, dan melakukan analisis. Hasil penelitian ini didapatkan profil pembeli yang melakukan pembelian melalui soft selling berdasarkan jenis kelamin, perempuan sebanyak 57% dan laki-laki sebanyak 42%. Berdasarkan usia, 71,5% pembeli berusia 17-24 tahun dan 28,5% berusia 25-45 tahun. Berdasarkan status pekerjaan, 72,5% pekerja dan 28,5% pelajar/mahasiswa. Berdasarkan alasan membeli produk, 71,44% membeli karena konten menarik dan edukatif, 14,28% membeli karena promo produk, dan 14,28% membeli karena testimoni produk. Hasil penjualan pada tanggal 20-27 Oktober 2022 sebanyak 7 transaksi dengan omset Rp 1.268.500 dengan presentasi pengikut instagram yang tertarik untuk membeli sebanyak 0,61% sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode soft selling dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan suplemen dan multivitamin.

Food supplements are products designed to complement the nutrients obtained from food. Multivitamins are products formulated with single vitamins, various combinations, and even minerals. Soft selling is a subtle promotional method that does not directly instructing consumers to purchase a product, ensuring that they do not feel pressured to buy. The method used in this research are interviews and a descriptive via the social media platform Instagram. Observations were made by conducting research on supplement and multivitamin products, developing concepts, executing promotions, collecting buyer data, and conducting analysis. The results of this research showed that the profile of buyers who made purchases through soft selling was based on gender, 57% female and 42% male. Based on age, 71.5% of buyers are 17-24 years old and 28.5% are 25-45 years old. Based on employment status, 72.5% are workers and 28.5% are students. Based on reasons for buying products, 71.44% bought because of interesting and educational content, 14.28% bought because of product promotions, and 14.28% bought because of product testimonials. The sales outcomes for October 20–27, 2022, included 7 transactions generate a turnover of IDR 1,268,500 with a percentage of Instagram followers who were interested in buying as much as 0.61%, so it can be concluded that the application of the soft selling method can be used to increase sales of supplements and multivitamins."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Kurnia Azzahra
"Pelayanan Kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait sediaan farmasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang pasti guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya adalah Apotek. Apotek merupakan suatu jenis bisnis eceran (retail) yang tidak lepas dari kegiatan pemasaran, salah satunya penjualan vitamin dan suplemen. Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah konsumen dalam membeli suplemen dan vitamin maka harus dilakukan pemasaran terhadap produk farmasi dengan menerapkan strategi pemasaran yang baik. Strategi pemasaran yang digunakan pada tugas khusus ini adalah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan, disusun dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen, mengembangkan barang yang dibutuhkan, menentukan harganya, mendistribusikan, dan mempromosikannya. Metode yang digunakan pada tugas khusus ini adalah secara non eksperimental yaitu deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan secara deskriptif normatif untuk mencari kesesuaian antara teori pemasaran farmasi dengan penerapan strategi bauran pemasaran pada pemasaran produk suplemen dan vitamin di Apotek Kimia Farma 143 Margonda. Berdasarkan hasil penerapan strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan, diketahui bahwa produk suplemen dan vitamin yang telah terjual selama periode tugas khusus ini yaitu sebanyak tujuh (7) produk dengan omset penjualan Rp1.970.325,00. Dapat dikatakan strategi bauran pemasaran cukup efektif meningkatkan omset penjualan, dimana dengan menerapkan empat elemen bauran pemasaran yang meliputi 4P yaitu product (produk), price (harga), promotion (promosi), dan place (tempat).

Pharmaceutical care are direct and responsible services to patients related to pharmaceutical dosage form with the aim of obtaining definite results to improve the quality of life of patients. The implementation of pharmaceutical care can be carried out in health service facilities, on of which is a pharmacy. Pharmacy is a type of retail business that cannot be separated from marketing activites, one of which is the sale of vitamins and supplements. One effort to increase the number of consumers in buying supplements and vitamins must be done marketing of pharmaceutical products by implementing a good marketing strategy. The marketing strategy used on this task is the marketing mix. The marketing mix is a set of interconnected activities, structured with the aim of working the needs of consumers, developing the goods needed, determining their prices, distributing and promoting them. The method used on this task is non experimental, namely qualitative dexcriptive by using a normative descriptive approach to find compatibility between pharmaceutical marketing theory and the application of marketing mix strategies in marketing supplement and vitamin products at Apotek Kimia Farma 143 Margonda. Based on the results od the implementation of the marketing mix strategy that has been carried out, it is known that the supplement and vitamin products that have been sold during this task period as many as seven products with a sales turnover of Rp, 1,970,325.00. It can be conclude that the marketing mix strategy is quite effective in increasing sales turnover, where by applying four elements of the marketing mix which include the 4Ps, namely product, price, promotion, and place."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Kurnia Azzahra
"Pelayanan Kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait sediaan farmasi dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang pasti guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelaksanaan pelayanan kefarmasian dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya adalah Apotek. Apotek merupakan suatu jenis bisnis eceran (retail) yang tidak lepas dari kegiatan pemasaran, salah satunya penjualan vitamin dan suplemen. Salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah konsumen dalam membeli suplemen dan vitamin maka harus dilakukan pemasaran terhadap produk farmasi dengan menerapkan strategi pemasaran yang baik. Strategi pemasaran yang digunakan pada tugas khusus ini adalah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah sekumpulan kegiatan yang saling berhubungan, disusun dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan konsumen, mengembangkan barang yang dibutuhkan, menentukan harganya, mendistribusikan, dan mempromosikannya. Metode yang digunakan pada tugas khusus ini adalah secara non eksperimental yaitu deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan secara deskriptif normatif untuk mencari kesesuaian antara teori pemasaran farmasi dengan penerapan strategi bauran pemasaran pada pemasaran produk suplemen dan vitamin di Apotek Kimia Farma 143 Margonda. Berdasarkan hasil penerapan strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan, diketahui bahwa produk suplemen dan vitamin yang telah terjual selama periode tugas khusus ini yaitu sebanyak tujuh (7) produk dengan omset penjualan Rp1.970.325,00. Dapat dikatakan strategi bauran pemasaran cukup efektif meningkatkan omset penjualan, dimana dengan menerapkan empat elemen bauran pemasaran yang meliputi 4P yaitu product (produk), price (harga), promotion (promosi), dan place (tempat).

Pharmaceutical care are direct and responsible services to patients related to pharmaceutical dosage form with the aim of obtaining definite results to improve the quality of life of patients. The implementation of pharmaceutical care can be carried out in health service facilities, on of which is a pharmacy. Pharmacy is a type of retail business that cannot be separated from marketing activites, one of which is the sale of vitamins and supplements. One effort to increase the number of consumers in buying supplements and vitamins must be done marketing of pharmaceutical products by implementing a good marketing strategy. The marketing strategy used on this task is the marketing mix. The marketing mix is a set of interconnected activities, structured with the aim of working the needs of consumers, developing the goods needed, determining their prices, distributing and promoting them. The method used on this task is non experimental, namely qualitative dexcriptive by using a normative descriptive approach to find compatibility between pharmaceutical marketing theory and the application of marketing mix strategies in marketing supplement and vitamin products at Apotek Kimia Farma 143 Margonda. Based on the results od the implementation of the marketing mix strategy that has been carried out, it is known that the supplement and vitamin products that have been sold during this task period as many as seven products with a sales turnover of Rp, 1,970,325.00. It can be conclude that the marketing mix strategy is quite effective in increasing sales turnover, where by applying four elements of the marketing mix which include the 4Ps, namely product, price, promotion, and place."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Oktariani
"Pemasaran farmasi merupakan sub bagian dasar pemasaran dimana nilai pelayanan kefarmasian atau yang dikenal dengan Pharmaceutical care diaplikasikan. Bauran pemasaran adalah sebagai seperangkat variabel pemasaran, yang dapat dikendalikan dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran. Beberapa tahun terakhir, banyak suplemen yang beredar dimasyarakat, hal tersebut selaras dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan menjaga kesehatan. Strategi yang diterapkan pada Apotek Kimia Farma 143 dalam pemasaran produk suplemen dan vitamin adalah bauran pemasaran (marketing mix) berupa Product (Produk), Price (Harga), Promotion (Promosi), dan Place (Tempat).

Pharmaceutical marketing is a basic sub-section of marketing where the value of pharmaceutical services or what is known as Pharmaceutical care is applied. Marketing mix is ​​a set of marketing variables, which can be controlled and integrated by the company to produce the desired response in the target market. In recent years, there have been many supplements circulating in the community, this is in line with the increasing public awareness of maintaining health. The strategy applied at Kimia Farma 143 Pharmacy in marketing supplement and vitamin products is the marketing mix in the form of Product, Price, Promotion, and Place."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Windiastuti
"Masalah yang sering terjadi terkait penggunaan obat di masyarakat di antaranya ialah kurangnya pemahaman mengenai penggunaan obat yang tepat dan rasional, penggunaan obat bebas yang berlebihan, serta kurangnya pemahaman tentang cara menyimpan dan membuang obat dengan benar. Selain itu dari pihak tenaga kesehatan pun dirasa masih kurang memberikan informasi tentang penggunaan obat yang mereka dapatkan. Tugas khusus ini dilakukan di Puskesmas Jatinegara dengan menggunakan metode kualitatif melalui studi literatur dengan disertai video pembelajaran mengenai DAGUSIBU. DAGUSIBU singkatan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang obat dengan benar. Dapatkan obat dari tempat resmi seperti apotek untuk menjaga keamanan dan keaslian obat. Gunakan obat sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan atau informasi dari apoteker. Simpan obat sesuai dengan aturan penyimpanan obat tersebut. Buang obat jika sudah masa kadaluwarsa atau sudah rusak dengan memperhatikan cara buang obat dengan benar.

Problems that often occur related to the use of drugs in the community include a lack of understanding about appropriate and rational use of drugs, excessive use of over-the-counter drugs, as well as a lack of understanding on how to properly store and dispose of drugs correct. In addition, the health workers are still lacking information about their drug use. This special task was carried out at the Jatinegara Health Center using a qualitative method through study literature accompanied by learning videos about DAGUSIBU. DAGUSIBU stands for Get, Use, Store and Dispose of medicine correctly. Get medicine from official places such as pharmacies to maintain drug safety and authenticity. Use the drug according to the instructions for use listed on the package or information from the pharmacist. Store medication accordingly rules for storing the drug. Throw away the medicine if it has expired or damaged by paying attention to how to properly dispose of the drug.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nandita Istiqomah
"Popularitas internet di Indonesia semakin meningkat dan terjadi pergeseran konsumsi konten, dari TV konvensional menjadi internet melalui video on demand. Di Indonesia, penyedia layanan video on demand juga semakin banyak. Hampir semua penyedia layanan menggunakan media sosial untuk mempromosikan layanannya, salah satunya adalah Netflix Indonesia. Pemasaran melalui media sosial lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan khalayaknya. Media sosial yang masih aktif dan digunakan oleh Netflix Indonesia hingga saat ini adalah Instagram dan Twitter.
Makalah ini akan menganalisis mengenai strategi pemasaran media sosial yang digunakan berdasarkan fitur-fiturnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengambilan data menggunakan desk research melalui akun media sosial Netflix Indonesia. Dari analisis yang dilakukan, ditemukan fitur-fitur yang digunakan dalam strategi pemasaran media sosial Netflix Indonesia, yaitu tone positif, selebriti, humor, promosi konten, dan relevansi kultural. Secara umum, strategi yang digunakan adalah dalam bentuk humor dengan memasukkan budaya lokal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Ratri
"Pemasaran yang dilakukan melalui media sosial (social media marketing) telah banyak dimanfaatkan di era digital. Salah satu keuntungan dalam melakukan social media marketing adalah bisnis dapat mengenalkan merek (brand) kepada khalayak. Beberapa penelitian terdahulu juga telah membuktikan bahwa social media marketing memiliki pengaruh yang positif terhadap brand awareness dan brand image. Tesis ini menguji pengaruh social media marketing (pemasaran media sosial) terhadap brand awareness (kesadaran merek) dan brand image (citra merek) pada HuntStreet.com, bisnis yang bergerak di bidang sustainable fashion. Dimana HuntStreet.com aktif melakukan pemasaran di media sosial instagram, youtube, dan facebook. Namun respon khalayak dapat dikatakan rendah, hal ini dilihat dari hasil penelusuran di search engine Google terkait HuntStreet.com yang masih sedikit dan rating beserta ulasan terkait HuntStreet.com di Google Review yang juga rendah. Hal ini bertolak belakang dari konsep social media marketing dan juga hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya pengaruh ketika melakukan pemasaran di media sosial terhadap brand awareness dan brand image dari merek tersebut. Menggunakan paradigma positivisme, penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode analisis jalur yang menguji empat hipotesis berupa pengaruh social media marketing terhadap brand awareness, brand awareness terhadap brand image, social media marketin terhadap brand image, dan social media marketing terhadap brand image melalui brand awareness. Variabel social media marketing dalam penelitian ini menggunakan 6 dimensi: entertainment, interaction, customization, electronic word of mouth (E-WOM), trendiness, dan advertisement. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-empat hipotesis alternatif (Ha) diterima, yakni social media marketing memiliki pengaruh  positif terhadap brand awareness, brand awareness memiliki pengaruh  positif terhadap brand image, social media marketing memiliki pengaruh  positif terhadap brand image, dan social media marketing memiliki pengaruh  positif terhadap adap brand image melalui brand awareness. Kesimpulan bahwa hasil penelitian sejalan dengan penelitian-penelitian terdahulu dan pemasaran yang dilakukan menggunakan media sosial dapat berpengaruh terhadap pengetahuan khalayak terhadap merek dan membangun citra merek.

Using social media to do marketing (social media marketing) has been widely used in the digital era. One of the advantages of doing social media marketing is that businesses can introduce the brand to audiences. Several previous studies have also proven that social media marketing has a positive influence on brand awareness and brand image. This thesis examines the effect of social media marketing on brand awareness and brand image at HuntStreet.com, a business engaged in sustainable fashion. HuntStreet.com is actively marketing on social media such as Instagram, YouTube and Facebook. However, audience response can be said to be low, this can be seen from the search results on the Google search engine related to HuntStreet.com which are still low and ratings and reviews related to HuntStreet.com on Google Reviews which are also low. This is contrary to the concept of social media marketing and also the results of previous studies which show that there is an influence when marketing on social media has on brand awareness and brand image of the brand. Using the positivism paradigm, this research is a quantitative study that uses path analysis methods that test four hypotheses in the form of the influence of social media marketing on brand awareness, brand awareness on brand image, social media marketing on brand image, and social media marketing on brand image through brand awareness. Social media marketing variable in this study use 6 dimensions: entertainment, interaction, customization, electronic word of mouth (E-WOM), trendiness, and advertisement. The results showed that the four alternative hypotheses (Ha) were accepted, namely social media marketing had a positive effect on brand awareness, brand awareness had a positive effect on brand image, social media marketing had a positive effect on brand image, and social media marketing had a positive influence positive attitude towards adapting brand image through brand awareness. The conclusion is that the results of this research are in line with previous studies and marketing carried out using social media can influence audience knowledge of brands and build brand images."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>