Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 229692 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Priyaji Agung Pambudi
"Pertambangan batubara berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi. Masalah pada penelitian ini adalah citra pertambangan cenderung negatif karena reklamasi dan pascatambang tidak dilakukan dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menyusun strategi reklamasi dan pascatambang batubara melalui pendekatan eko- habitat. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan melalui observasi fisik dan sosial, data dianalisis secara spasial, SWOT, dan deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan kondisi biologi (vegetasi) di lokasi telah terganggu namun dijumpai bioindikator kualitas air, sedangkan kondisi kimia dan fisik berada pada ambang batas normal. Pelibatan masyarakat lokal sebagai pekerja perlu ditingkatkan guna mitigasi konflik sosial yang berisiko mengganggu stabilitas operasional. Perusahaan memiliki komitmen mengembangkan sumber daya manusia melalui skema pemberian beasiswa pendidikan tinggi. Strategi reklamasi dan pascatambang berada di kuadran negatif, sehingga perlu intervensi dengan pendekatan eko-habitat untuk mengatasi ancaman berbasis pada optimalisasi potensi yang dimiliki. Melalui pendekatan eko-habitat reklamasi dan pascatambang dapat memberikan nilai ekologi, sosial, dan ekonomi secara optimal.

Coal mining contributes greatly to economic growth. The problem in this study is that the image of mining tends to be negative because reclamation and post-mining are not carried out properly. The aim of the research is to develop its strategies through an eco-habitat approach. The research was conducted uses a quantitative approach with a mixed method through physical and social observations, data were analyzed spatially, SWOT, and through descriptive exploration. The results showed that the biological conditions (vegetation) at the site had been disturbed, but water quality bio-indicators were found, while the chemical and physical conditions were within normal limits. The involvement of local communities as workers needs to improve the social conflict management function, which risks disrupting operational stability. The company is committed to developing human resources through a higher education scholarship program. Reclamation and post-mining strategies are in the negative quadrant, so intervention with an eco-habitat approach is needed to overcome threats based on optimizing their potential. It can optimally provide ecological, social, and economic values."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faraby Advisda Ilmi
"Pencabutan izin usaha pertambangan sebagai bentuk sanksi administratif terhadap pemegang izin usaha pertambangan batubara menimbulkan permasalahan terkait pelaksaan kewajiban reklamasi dan pascatambang. Ditemukan kasus yaitu perusahaan pemegang izin usaha pertambangan batubara pada Provinsi Bengkulu dan Provinsi Riau setelah izinnya dicabut, kewajiban reklamasi dan pascatambangnya tidak dilaksanakan. Padahal sudah dinyatakan secara tegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang reklamasi dan pasatambang bawa sanksi administratif berupa penabutan izin usaha pertambangan batubara tidak mengilangkan kewajibannya untuk melakukan reklamasi dan pasatambang.
Reklamasi dan Pascatambang wajib dilaksanakan untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup yang terganggu akibat pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan batubara. Penelitian ini akan mencoba menguraikan permasalahan tersebut dan menguraikan kekurangan yang ada dalam pengaturan mengenai reklamasi dan pascatambang. Metode penulisan dalam skripsi ini adalah yuridis normatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemegang izin usaha pertambangan batubara yang telah dicabut tidak melaksanakan kewajiban reklamasi dan pascatambang.

Revocation of coal mining business licences as a form of administrative sanction toward holders of coal mining business licenses raises problems related to the implementation of reclamation and postmining obligations. It was found that the holder of coal mining business licenses in Bengkulu Province and Riau Province after its licenses are revoked, its reclamation and postmining obligations are not implemented. Whereas it has been stated explicitly in Government Regulation Number 78 Year 2010 about reclamation and postmining that administrative sanction in the form of revocation of coal mining business licences does not eliminate its obligation to do reclamation and postmining.
Reclamation and postmining must be implemented to restore environmental functions that are disrupted by the activity of coal mining. This research will attempt to elaborate on the issue and elaborate in the lack of government regulation related to reclamation and postmining. The method in writing this thesis is normative juridical method. The results of this research indicate that the holder of coal mining business licence that has been revoked does not carry out the reclamation and postmining obligations.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Pratiwi Putri
"Pemukiman Tangsi Buruh Tambang batubara adalah pemukiman kolonial yang berada di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat. Pembangunan Pemukiman Tangsi terpola mengikuti jalur ekploitasi pertambangan yang direncanakan oleh pemerintah Hindia Belanda.  Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan penelitian yang dikaji adalah Bagaimana bentuk dan hubungan antar Pemukiman Tangsi di Kota Sawahlunto? Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi bentuk Pemukiman Tangsi dan mengetahui gambaran perkembangan  Pemukiman Tangsi pada masa Hindia Belanda. Penelitian ini menggunakan metode analisis bersifat deksriptif yang terdiri dari analisis khusus dan analisis kontekstual. Analisis khusus terdiri dari bentuk bangunan, ukuran, teknologi, gaya fitur, dan objek, sedangkan analisis kontekstual akan menitikberatkan pada sebaran dari Pemukiman serta hubungan antar Pemukiman Tangsi. Berdasarkan hasil analisis di delapan Pemukiman Tangsi yang terdiri dari Pemukiman Tangsi Rantai, Pemukiman Tangsi Gunung Durian, Pemukiman Tangsi Kampung Surian, Pemukiman Tangsi Tanah Lapang, Pemukiman Tangsi Sungai Durian, Pemukiman Tangsi Baru, Pemukiman Tangsi Sikalang dan Pemukiman Tangsi Gunung Air Dingin menunjukkan adanya perkembangan bentuk bangunan Pemukiman Tangsi berdasarkan letak dan klasifikasi buruh tambang.

Tangsi Residence for coal miners is a colonial residence in Sawahlunto City, West Sumatera. The construction of Tangsi Residence for coal miners is patterned following the exploitation mining pathway planned by the Dutch government. Based on this background, the current study’s question is the shape and relationship among Tangsi Residence City Recent studies questions relationship between the shape and the relationship among Tangsi Resident. Focus of this study is reconstruct (the context of) the Tangsi Residence’s shape and discover the development illustration of Tangsi Residence during the Dutch era. the (this) study used a descriptive-analytical method comprising specific and contextual analyses. The specific analysis consists of building shapes, sizes, technologies, feature styles, and objects. Meanwhile, the contextual analysis focuses on residential distribution, the relationship among Tangsi Residence, and the relationship between Tangsi Residence and surrounding objects. Based on the analyses in eight Tangsi Residence areas, i.e., Tangsi Rantai, Tangsi Gunung Durian, Tangsi Kampung Surian, Tangsi Tanah Lapang, Tangsi Sungai Durian, Tangsi Baru, Tangsi Sikalang, and Tangsi Gunung Air Dingin, development was present in Tangsi Residence shape, such as barrack shape, koppel shape, and house shape based on the miner classification. Furthermore, the residential location displays a relationship between Tangsi Residence and surrounding objects, e.g., coal mine pits or other supporting buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugenga Harmono
"ABSTRAK
Owa Jawa (Hylobates moloch) adalah primata endemik Pulau Jawa yang saat ini semakin terancam keberadaannya. Owa Jawa tercatat dalam status sangat genting (critically endagered) IUCN dan juga masuk dalam Appendix 1 Convention on International Trade in Endagered Spesies of Wild Fauna and Flora (CITES). Kerusakan habitat, perburuan dan perdagangan illegal adalah ancaman utama kelestarian Owa Jawa. Saat ini diperkirakan Owa Jawa berjumlah sekitar 400-2000 individu yang terisolasi di beberapa kawasan konservasi. Salah satu habitat terbesar Owa Jawa berada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara degradasi habitat dengan populasi Owa Jawa dengan menggunakan system dynamics serta menyusun strategi pengelolaan Owa Jawa di Koridor TNGHS. Manfaat penelitian antara lain adalah memberikan saran dan masukan mengenai strategi dan aksi untuk pelestarian Owa Jawa di Koridor Halimun Salak kepada Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) - Departemen Kehutanan melalui Balai Taman Nasional. Dari sisi ilmu lingkungan sumbangan yang diberikan dalam penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya upaya pelestarian satwa langka serta pencegahan kerusakan hutan di taman nasional.
Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif dan metode System Dynamics. Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: (1) desk study untuk mengkaji berbagai hasil peneltian yang telah dilakukan, (2) analisa deskriptif melalui survei lapangan, dan (3) Pembuatan model dengan metode system dynamics.
Berdasarkan hasil simulasi dengan menggunakan system dynamics diperoleh kesimpulan bahwa dengan laju deforestasi sebesar 1,5% per tahun, maka habitat Owa Jawa di koridor Halimun Saiak akan berkurang sebesar 575 ha selama kurun waktu 20 tahun (2006-2025). Hal ini akan menyebabkan penurunan populasi Owa Jawa sebanyak 30%. Namun, apabila TNGHS berhasil menekan laju deforestasi menjadi 0,5% per tahun, kerusakan hutan TNGHS hanya sebesar 10% (190 ha) dan penurunan Owa Jawa akan sekitar 15%.
Kesimpulan lain yang diperoleh adalah bahwa penyebab utama kerusakan habitat di koridor Halimun Salak adalah tingginya laju deforestasi. Oleh karena itu, strategi konservasi Owa Jawa yang harus dilakukan oleh Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak adalah dengan mengendalikan laju deforestasi dan melakukan rehabilitasi koridor Halimun Salak.
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, maka beberapa saran yang disampaikan oleh peneliti adalah perlu dilakukan penggalakan Program Keluarga Berencana (KB) untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di koridor yang saat ini cukup tinggi yaitu sebesar 2,77%. Hal ini mengingat tekanan penduduk yang cukup besar terhadap taman nasional. Selain itu perlu juga dilakukan penggalakan dan peningkatan efektifitas Program Model Kampung Konservasi (MKK) yang meliputi peningkatan pengamanan kawasan, peningkatan pendapatan masyarakat dan restorasi habitat. Peningkatan pengamanan kawasan dapat dilakukan dengan penambahan jumlah tenaga jagawana atau menggalakkan Pam Swakarsa oleh masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat dapat dilakukan dengan lebih banyak melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kawasan taman nasional, misalnya melalui program Community-Based Forest Management (CBFM). Sedangkan restorasi habitat dilakukan terutama di kawasan yang terbuka untuk meningkatkan kontinuitas tajuk yang diperlukan sebagai saluran pergerakan satwa liar, terutama untuk jenis-jenis satwa liar arboreal yang membutuhkan tajuk untuk pergerakannya, misalnya Owa Jawa.

ABSTRACT
The Javan Gibbon or Owa Jawa (Hylobates moloch) is found only on the island of Java, Indonesia and specifically only in West Java and the western parts of Central Java. The Javan gibbonis one of the rarest and most endangered of the hylobatids and now categorized on the IUCN Red List of Threatened Species as Critically Endangered and Appendix I CITES. The Javan Gibbon has lost 98% of its natural habitat due to human encroachment and only small populations of gibbons exist in isolated forest remnants. Many of the scattered populations are considered non-viable. Some studied carried out estimated that population of Javan Gibbbon is around 400-2.000 wild gibbons. One of the biggest habitat remnants for Javan Gibbon is Gunung Halimun National Park.
The objective of this research is to built a dynamic model on impact of habitat degradation to Javan Gibbon population. This model could describe holistivally interiankage between population growth, habitat degradation and Java Gibbon population. The other objective is to develop some scenario in management of Javan Gibbon population in Coridor Halimun Salak National Park.
The research using the combination of qualitative and quantitative approaches and System Dynamics method. The research is divided into 3 phases: (1) desk study to review and study the previous research (2) descriptive analyses, and (3) build a dynamics model.
Based on the simulation of the dynamics model on the impact of habitat degradation to population of Javan Gibbon, it is concluded that there is an impact to the habitat degradation to population of Javan Gibbon. It is predicted that with rate of habitat degradation around 1,5% per year, the habitat of Javan Gibbon in corridor Halimun Salak will degraded about 575 ha in the next 20 years (2006-2025). The habitat degradation is predicted will lead to decrease in Javan Gibbon population around 30% for the next 20 years. However, if National Park Management can control the rate of deforestation up to 0,5% per year, habitat degradation can be reduced to 10% (190 ha) and loss of Java Gibbon will be only 15%.
Based on the result of this research that habitat degradation caused by encroachment by local people, it is suggested that national park should empowering of local people by generating alternative income. Other activities that should be done by national park is increase forest patrol as well as habitat rehabilitation.
"
2007
T20470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriarto Panji Danan Setiawan
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara mega biodiversity, namun Indonesia juga dikenal memiliki tingkat penurunan kuatitas dan kuantitas hutan alami dan habitat satwa liar tertinggi. Demikian juga terjadi pada Macan Tutul Jawa (Panthera pardus) yang merupakan satwa endemik dan spesies utama di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak hingga termasuk ke dalam kategori Endangered species menurut 1UCN Red List of Threatened Animals (Hilton, 2000), dan tergolong appendix I CITES. Terdapat ancaman-ancaman TNGHS sebagai habitat dari Panthera pardus diantaranya aktivitas penduduk, yang berupa penebangan hutan (baik untuk kayu bakar, pembukaan lahan untuk pertanian, maupun untuk dijual kayunya) dan penambangan emas liar. Aktivitas-aktivitas ini menyebabkan terjadinya penyempitan dan fragmentasi di kawasan TNGHS. Atas dasar tersebut penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan membangun model dinamika populasi Panthera pardus serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga diperoleh gambaran holistik tentang dinamika populasi Panthers pardus di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
Hasil simulasi model subsistem habitat menunjukkan kondisi habitat terus terdegradasi dengan perilaku grafik yang dihasilkan oleh hasil simulasi menunjukkan perilaku pengurangan eksponensial (exponential collapse/diminishing). Berdasarkan hasil simulasi kondisi populasi babi hutan terus menurun sehingga perilaku grafik yang dihasilkan oleh hasil simulasi menunjukkan perilaku peluruhan (decaying). Degradasi habitat berhubungan positif dengan jumlah populasi babi hutan, dimana semakin berkurangnya luas habitat berkorelasi terhadap penurunan jumlah populasi babi. Pada subsistem Panthers pardus Berdasarkan hasil simulasi penurunan luas habitat alami memberikan efek negatif terhadap jumlah populasi Panthera pardus. Grafik hasil simulasi populasi Panthera pardus menunjukkan perilaku peluruhan (decaying), dengan jumlah populasi yang terus menurun.
Faktor yang paling mempengaruhi dinamika populasi Panthera pardus adalah kondisi habitat, dimana semakin berkurangnya habitat berkorelasi terhadap penurunan populasi Panthera pardus dan hewan mangsanya. Sehingga untuk upaya pelestarian perlu dilakukan usaha-usaha: Rehabilitasi kawasan; Peningkatan pemberdayaan masyarakat; Pengembangan ekonomi masyarakat dalam kawasan melalui penciptaan lapangan kerja baik formal maupun non formal atau pembangunan industri ramah lingkungan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja; Memasyarakatkan pengetahuan tentang peranan dan manfaat hutan serta isinya terhadap kehidupan, khususnya yang memiliki nilai ekonomi dan ekologi tinggi; Pemberlakuan regulasi yang ketat dan sanksi yang tegas untuk setiap pelanggaran."
2007
T 20488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martino Ratmono
"Kebutuhan energi Indonesia semakin besar, sementara itu minyak bumi yang selama ini berperan sebagai sumber energi utarna Indonesia kian menipis persediaannya.Untuk itu perlu adanya altematif sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Batubara dengan cadangan yang mencapai 39 milyar ton merupakan sumber energi yang sangat potensial untuk dapat bezperan di masa datang.
Dalam memanfaatkan batubara tentunya kita perlu mengetahui segala sesuatunya mengenai batubara. Untuk itu studi ini dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang menyangkut pemanfaatan batubara, meliputi karakteristik dan potensi cadangan batubara Indonesia, masalah-masalah yang ada dalam pemanfaatannya serta infommasi-infomaasi lain yang sckiranya panting bgi rencana pemanfaatan batubara. Selain itu perlu diketahui pula sektor-sektor pemakai batubara.
Pengumpulan data-data dilakukan dengan melakukan studi literatur, kunjungan ke instansi-instansi yang terkait dalam bidang batubara seperti Direktorat Batubara., laboratorimn batubara PPTM, Bandung Serta PLN sebagai pernakai batubara. Di samping itu penulis juga membuat kuesioner yang ditujukan bagi perusahaan-perusahaan penambang batubara untuk memperoleh data-data karakteristik dan potensi cadangan.
Data-data karakteristik dan potensi cadangan yang diperoleh, dianalisa lalu digambarkan pada suatu peta sehingga dapat dilihat karakteristik batubara yang menonjol di daerah-daerah di Indonesia. Masalah-masalah yang sekiranya timbul dalam pemanfaatan batubara Indonesia diidentiiikasi dan diberikan suatu usulan bagi pemccahannya. Tenyata dari hasil analisa tadi diperoleh bahwa karakteristik batubara Indonesia secara umum sebagai berikut :
1. Kelas batubara rendah hingga menengah
2. Nilai kalor sebagian tinggi (di Kalimantan) dan sebagian tidak terlalu tinggi (Sum-sel)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Surya
"Pada PT. "X" penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka dan sistim continuous mining atau penambangan menerus dengan serangkaian alat yang terdiri dari Bucket Wheel Excavator, Belt Wagon, Conveyor Excavating yang merupakan peralatan gali, angkut dan muat sampai kepenumpukan batubara. Dalam perhitungan jam jalan kerja dari peralatan tambang tersebut saat ini ada beberapa halangan seperti : halangan terencana, halangan sistim tambang dan halangan tak terduga. Dalam tulisan ini yang akan di bahas adalah hanya pada halangan tak terduga. Dalam optimalisasi jam jalan alat tambang akibat halangan tak terduga ini yang dilakukan adalah memperbaiki cara kerja dari peralatan tambang tanpa mengubah dari sistim tambang yang ada, tetapi dengan memperbaiki operasi penambangan secara teknis dan non teknis yang penekanannya pada sumber daya manusia. Hasil dari penelitian ini adalah berupa peningkatan jam kerja efektif dari alat tambang sehingga secara langsung hasil produksi dapat meningkat, ini semua dengan usaha mengurangi waktu yang terbuang percuma akibat cara kerja yang kurang efektif dan perawatan peralatan yang kurang sempurna.

The mining activity that is carried out by PT. "X" is surface mining type using continuous mining sytem. The equipment being implemented among others are Bucket Wheel Excavator, Belt Wagon and Conveyor Excavating which are functionning as digging, transporting ang loading equipment. During the recording of the working hour of the equipment, there were some obstacles, mining system obstacles and unestimated obstacles. In this thesis discussion will be more stressed in the unestimated obstacles. In optimising the working hour of the equipment affected by the unestimated obstacles improvement is proposed to be carried out without any changing to procedures with more emphasis in human resources. Result of this research is the improvement of the effetive working hour of the equipment whic will directly affect the productivity of PT.X as a whole, due to the minimisation of the wasted time and in effective working method and equipment maintenance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T40673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Rahmat Putrayuda
"Dalam rangka mengamankan energi nasional pemerintah meiaksanakan diversifikasi energi. Batubara sebagai Salah satu energi alternative untuk menggantikan peranan minyak bumi, sangat penting peranannya, karena mempunyai cadangan batubara yang cukup besar yaitu sebesar 38,6 milyar ton (sumber Direktorat Batubara, 2000). Disamping itu, teknologi pemanfaatannya yang cukup ekonomis, dan dampak terhadap lingkungan masih dapat dikendalikan dengan baik.
Sebagai energi alternatif, batubara dalam pemanfaatannya untuk menggantikan sebagian fungsi minyak tanah adalah briket batubara. Selama ini dari mulai masa pemasyarakatannya (1993) sampai dengan sekarang dan temyata animo masyarakat (khususnya masyarakat industri kecil) sangat baik terbukti dengan banyaknya permintaan akan briket batubara, sehingga PT Tambang Batubara Bukit Asam, sebagai pioneer produksi briket batubara di indonesia tidak mampu mencukupi banyaknya permintaan tersebut.
Melihat kondisi yang menjanjikan ini, pemerintah mencoba untuk melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan produksi briket batubara, melalui beberapa kebijakan untuk mengundang investor menanamkan modalnya untuk mendirikan pabrik briket batubara.
Tujuan penulisan ini untuk melihat lokasi mana yang baik untuk mendirikan pabrik dan beberapa harga jual yang dapat diserap pasar. Tentu saja hasil dari penelitian ini, akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambil kebijakan dan calon investor untuk investasi di briket batubara.

In order to protecting governmental national energi execute to be diversified [by] energy. Coal as one of [the] alternative energi to replace role of petroleum, of vital importance its role, because having coal reserve which [is] big enough that is equal to 38,6 billion ton (source of Directorate Coal, 2000). From other sideing that, its economic exploiting technology enough, and affect to environment admit of to be controlled better.
As alternative energy, coal in its exploiting to replace some of kerosene function [is] coal briquette. During the time from strarting a period of/to pemasyarakatannya ( 1993) up to now and in the reality society animo (specially small industrial society) very good, proven by its it [him] request of briquette of coal, so that Sour PT Coal-Mine Hill, as pioneer produce coal briquette in Indonesia unable to answer the demand [of] to the number of request.
See the condition of promising this, government try to [do/conduct] some strategy to increase produce coal briquette, passing some policy to invite investor inculcate its capital to found coal briquette factory.
Target of this writing to see which location [is] which is good to founding factory and some price sell able to be permeated [by] market. Of course result of from this research, will become consideration for the taker of to policy and investor candidate for invesment [in] coal briquette."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T5923
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Adi Pradana
"Riset ini dilaksanakan dikarenakan adanya permasalahan tidak sesuainya antara prediksi laju erosi dengan kondisi aktual laju erosi pada salah satu area reklamasi PT. X. Tujuan riset ini adalah untuk mengurangi dampak erosi pada kegiatan reklamasi pertambangan PT. X. Metode riset ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan laju erosi dengan USLE, perhitungan Indeks Bahaya Erosi (IBE) penilaian keberhasilan reklamasi, wawancara dengan masyarakat desa disekitar PT. X, perhitungan nilai ekonomi akibat erosi dengan valuasi ekonomi dengan menggunakan Nilai Ekonomi Total (NET) dan wawancara kepada ahli dibidang K3 dan reklamasi tambang untuk menentukan tingkat risiko dan prioritas pengendalian erosi. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor penyebab erosi yang paling dominan faktor penyebab erosi yang berpengaruh pada laju erosi adalah faktor P dengan perhitungan laju erosi dengan pendekatan USLE sebesar 35.351,69 ton/ha/tahun dan nilai Indeks Bahaya Erosi (IBE) dengan kategori Sangat Tinggi mendominasi area reklamasi dengan persentase 61,11%. Hasil penilaian keberhasilan reklamasi menunjukkan bahwa baru 2 dari 8 area reklamasi yang memiliki nilai diatas nilai minimum 80 dan tidak ada hubungan yang signifikan antara IBE terhadap nilai keberhasilan reklamasi namun ada hubungan signifikan dan berbanding terbalik antara IBE dengan parameter pengendalian erosi dan sedimentasi. Hasil perhitungan NET adalah Rp13,7 milyar/tahun dan prioritas utama dalam pengendalian erosi dari hasil judgement para ahli dari tingkat risiko rendah-sangat tinggi adalah kriteria efektivitas dengan jenis pengendalian erosi yaitu pengaturan kemiringan lereng sesuai standar geoteknik.

This research was carried out due to the mismatch between the predicted erosion rate and the actual condition of the erosion rate in one of the reclamation areas of PT. X. The purpose of this research is to reduce the impact of erosion on the mining reclamation activities of PT. X. This research method is carried out by using the calculation of the rate of erosion with USLE, the calculation of the Erosion Hazard Index (IBE) for the success of reclamation assessment, interviews with village communities around PT. X, calculation of economic value due to erosion using Total Economic Value (NET) and interviews with experts in the field of K3 and mine reclamation to determine the level of risk and priority for erosion control. The results of this study indicate that the most dominant factor causing erosion that affects the rate of erosion is the P factor with the calculation of the erosion rate using the USLE approach of 35,351.69 ton/ha/ year and the Erosion Hazard Index (IBE) value in the Very High category dominates. Reclamation area with a percentage of 61.11%. The results of the reclamation success assessment show that only 2 out of 8 reclamation areas have a value above the minimum value of 80. There is no significant relationship between IBE and the reclamation success value. However, there is a significant and inversely proportional relationship between IBE with erosion and sedimentation control parameters. The result of the calculation of NET is Rp13.7 billion/year and the main priority in erosion control from the results of the judgment of experts from the low-very high-risk level is the effectiveness criteria with the type of erosion control, namely setting the slope according to geotechnical standards."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Kajian Ilmu Lingkungan, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyartono
Jakarta: Studi Nusa, 2003
622.334 SUY g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>