Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213116 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Athalia Aghani
"Salah satu bentuk pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di depo farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) ialah melakukan analisis penggunaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang dilakukan tiap periode 3 bulan untuk mengetahui serta mengevaluasi daftar obat dan BMHP yang masuk ke kategori penggunaan slow moving. Setelah mengetahui kelompok obat dan BMHP yang termasuk ke dalam kategori slow moving, langkah selanjutnya yaitu dapat dipertimbangkan terkait metode pengadaan untuk periode berikutnya berdasarkan analisis Always, Better, Control (ABC). Metode tersebut sangat berguna dalam memfokuskan penentuan jenis obat dan BMHP yang paling penting dan perlu diprioritaskan dalam persediaan. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan studi literatur dan pengolahan terhadap data penggunaan obat dan BMHP di depo farmasi IGD RSUI selama periode Januari hingga Maret 2023.Jumlah obat dan BMHP yang tergolong slow moving di depo farmasi IGD RSUI pada periode Januari hingga Maret 2023 adalah sebanyak 275 item. Salah satu bentuk perencanaan obat dan BMHP slow moving di depo farmasi IGD adalah menggunakan metode ABC dengan mempertimbangkan nilai investasi barang tersebut. Apoteker selayaknya berperan serta aktif dalam menentukan pengelompokkan obat dan BMHP berdasarkan kecepatan penggunaannya, dan pengendalian persediaan tersebut selayaknya diterapkan secara periodik untuk menjamin ketersediaan obat dan BMHP sesuai standar pelayanan kefarmasian.

One form of management of pharmaceutical preparations and BMHP at the pharmacy depot at the Emergency Room at the University of Indonesia Hospital (RSUI) is to conduct an analysis of the use of drugs and Consumable Medical Materials (BMHP) which is carried out every 3 months to find out and evaluate the list of drugs and BMHP is included in the category of slow moving use. After knowing which drug groups and BMHP are included in the slow moving category, the next step is to consider the procurement method for the next period based on the Always, Better, Control (ABC) analysis. This method is very useful in focusing on determining the most important types of drugs and BMHP and needs to be prioritized in inventory. The method used is to conduct a literature study and process data on drug use and BMHP at the RSUI Emergency Room pharmacy depot during the period January to March 2023. Number of drugs and BMHP which is classified as slow moving at the RSUI Emergency Room pharmacy depot from January to March 2023 is 275 items. One form of drug planning and slow moving BMHP at the emergency room pharmacy depot is to use the ABC method by considering the investment value of the item. Pharmacists should play an active role in determining the grouping of drugs and BMHP based on the speed of their use, and inventory control should be applied periodically to ensure the availability of drugs and BMHP according to pharmaceutical service standards."
Depok: 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Manuela
"Pengelolaan terhadap bahan medis habis pakai (BMHP) sangat penting untuk diperhatikan karena dalam menunjang fasilitas pelayanan terhadap pasien serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Apoteker perlu memahami berbagai macam BMHP beserta fungsi dan tingkat pemakaiannya. Namun, minimnya pengenalan calon apoteker dan paparan pengetahuan secara formal mengenai BMHP dapat menyulitkan calon apoteker dalam memahami dan mengelola BMHP sedangkan hal tersebut merupakan tanggung jawab apoteker, khususnya di RSUI dengan kapasitas pasien rawat inap yang relatif tinggi, tentu akan menggunakan banyak BMHP dan perlu dikelola dengan tepat. Oleh karena itu, penulis berminat untuk menelaah penggunaan kelompok BMHP umum dan set urin. Tujuan penulisan ini adalah mengenal berbagai macam BMHP umum dan set urin serta menganalisis laju pergerakan BMHP tersebut di Farmasi Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Indonesia pada Desember 2022 – Januari 2023. Metode yang digunakan adalah observasi langsung, studi literatur dan menghitung penggunaan BMHP oleh pasien selama dua bulan terakhir. Hasil menunjukkan bahwa BMHP umum yang paling tinggi penggunaannya adalah Disposable Syringe with Needle 1; 3; 5; 10 CC/mL, Disposable Syringe without Needle 20 CC/mL dan BMHP set urin yang banyak digunakan adalah Urine Bag 2L, Underpad 60 x 90 cm, Foley Catheter 16 FR Rusch, Pediatric Urine Collector, Female Catheter 12 FR Aximed, Kondom Kateter M, Nelaton Catheter. Dapat disimpulkan bahwa berbagai macam BMHP umum dan set urin tersebut harus dijaga persediaannya dan BMHP yang termasuk kategori slow moving dapat direalokasikan ke depo lain yang lebih membutuhkan.

Management of consumable medical materials (BMHP) is important because it supports service facilities and improves the quality of life of patients. Pharmacists need to understand the various types of BMHP, as well as their functions and usage levels. However, the lack of knowledge and formal exposure about BMHP can make it difficult for future pharmacists to manage BMHP, meanwhile, this is the responsibility of the pharmacist, especially in RSUI with a relatively high capacity of inpatients, so a lot of BMHP need to be managed appropriately. Therefore, the author is interested in reviewing the use of general BMHP and urine sets. This paper aims to recognize various types of general BMHP and urine sets and to analyze the rate of movement of these BMHP at the Inpatient Pharmacy at the Universitas Indonesia Hospital in December 2022 – January 2023. The methods were direct observation, literature study, and calculating the use of BMHP for the last two months. The results showed that the most used BMHP was Disposable Syringe with Needle 1; 3; 5; 10 CC/mL, Disposable Syringe without Needle 20 CC/mL and BMHP urine sets were Urine Bag 2L, Underpad 60 x 90 cm, Foley Catheter 16 FR Rusch, Pediatric Urine Collector, Female Catheter 12 FR Aximed, Condom Catheter M, Nelaton Catheter. In conclusion, general BMHP and urine sets must be kept in stock and BMHP in the slow-moving category can be reallocated to other depots that are more in need."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hibban Arasy
"RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia) adalah rumah sakit pendidikan kelas B yang terletak di kampus Universitas Indonesia. Dibangun pada tahun 2009 dan beroperasi sejak 2018, RS UI memiliki visi untuk menjadi rumah sakit pendidikan kelas dunia pada tahun 2030. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan penaggung jawab Depo Farmasi Rawat Jalan RSUI, masih ditemukannya obat maupun BMPH yang mengalami dead stock atau tidak ada transaksi selama 3 bulan berturut-turut Depo Farmasi Rawat jalan. Masalah ini berpotensi menurunkan efisien kerja antar depo farmasi yang ada di RSUI karena akan ada beban kerja tambahan dan waktu tunggu apabila harus melakukan order tranfer barang antar depo farmasi. Dead stock obat dan BMHP yang ada di Depo Rawat Jalan seharusnya dapat di distribusikan lebih efisien ke depo farmasi lain yang membutuhkannya melalui gudang farmasi RSUI. Laporan ini akan berfokus terhadap tahapan analisis dan pembaharuan kategori Dead Stock terhadap obat dan BMHP yang digunakan di Rawat Jalan Rumah Sakit Universitas Indonesia pada bulan januari sampai dengan maret 2023.

RSUI (Rumah Sakit Universitas Indonesia) is a class B educational hospital located on the campus of Universitas Indonesia. Established in 2009 and operational since 2018, RSUI has a vision to become a world-class educational hospital by 2030. Based on observations and interviews with the the person on charge of the Outpatient Pharmacy Depot at RSUI, it has been found that there are still drugs and BMPH (Disposable Medical Supplies) experience dead stock, meaning no transactions have occurred for three consecutive months at the Outpatient Pharmacy Depot. This issue has the potential to decrease the efficiency of inter-pharmacy depot operations at RSUI, as it would lead to additional workload and waiting time if orders for inter-pharmacy tranfers are required. The dead stock of medicines and BMPH at the Outpatient Pharmacy Depot should ideally be distributed more efficiently to other pharmacy depots in need through the RSUI pharmacy warehouse. This report will focus on the analysis and updating of the Dead Stock category for drugs and BMPH used in the Outpatient Department of Rumah Sakit Universitas Indonesia from January to March 2023."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
"Standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pada tugas khusus ini, dibahas mengenai pengendalian yang merupakan salah satu pengelolaan sediaan farmasi dengan mengevaluasi jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP) pada kelompok slow moving. Tujuan disusunnya tugas khusus ini untuk mnegetahui cara pengendalian, penggolongan sediaan farmasi berdasarkan perputaran pemakaian, dan nilai investasi pada sediaan farmasi dan BMHP di IGD. Metode pengendalian dilakukan dengan mengolah data hasil penjualan pada tanggal 1 November 2022 – 31 Januari 2023 metode penggolongan perputaran penggunaan dan penggolongan nilai investasi atau ABC. Dari item tersebut dilakukan pengelompokan dengan melihat penjualan rata-rata per item atau perputarannya. Item yang termasuk kelompok slow moving sebanyak 249 item (10,65%). Obat yang memiliki data penjualan tertinggi di kelompok slow moving adalah Asam Ursodeoksikolat 250 mg Kaps dengan penjualan 123 kapsul di bulan Januari. Vitamin dan suplemen yang memiliki data penjualan tertinggi adalah Caviplex tablet dengan penjualan 660 tablet di bulan Desember. Bahan medis habis pakai yang memiliki data penjualan tertinggi adalah Needle 18G x 38 mm Onemed sebanyak 400 pieces di bulan Januari. Kemudian dilakukan pengelompokan berdasarkan nilai investasi menggunakan metode ABC. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan item di kelompok A sebanyak 26 item (10,48%), kelompok B sebanyak 50 item (20,16%), dan kelompok C sebanyak 172 item (69,36%). Dengan penggolongan tersebut diharapkan dapat meminimalisir terjadinya stok berlebih atau kekosongan.

Pharmaceutical service standards in hospitals are used as guidelines for health workers in administering pharmaceutical services. On this paper is discussed about management of pharmaceutical products by evaluating the type and amount of inventory and use of drug, medical devices, and consumable medical materials (BMHP) in the slow-moving group. The aims of this paper is to find out how to control, classify pharmaceutical preparations based on usage, and the value of investment in pharmaceutical preparations and BMHP in the Emergency Unit. The method is processing the data sales results on November 1, 2022 - January 31, 2023, using the usage classification and investment value classification (ABC). These items are grouped by looking at the average sales per item or its turnover. The items that included in slow-moving group were 249 items (10.65%). The drug that has the highest sales data in the slow-moving group is Ursodeoxycholic Acid 250 mg Caps with sales of 123 capsules in January. Vitamins and supplements that have the highest sales data are Caviplex tablets with sales of 660 tablets in December. The consumable medical material that has the highest sales data is Needle 18G x 38 mm Onemed with 400 pieces in January. Based on the results of data processing using the ABC method, there were 26 items (10.48%) in group A, 50 items (20.16%) in group B, and 172 items (69.36%) in group C. With this classification, it is expected to minimize the occurrence of excess stock or vacancies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Kartika Ratri
"Fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan harus memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan perbekalan farmasi yang memenuhi standar pelayanan. Mengelola perbekalan farmasi merupakan peran dari apoteker, termasuk di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Dalam mengelola perbekalan farmasi, apoteker harus menjamin kualitas, fungsi, dan keamanannya. Banyak perbekalan farmasi seperti obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) yang tersedia dan/atau harus disediakan di depo farmasi IGD termasuk ke dalam kategori emergensi, sehingga dalam pengelolaan dan pengendaliannya harus menjamin jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pengendalian perbekalan farmasi penting dilakukan di IGD untuk memastikan bahwa persediaan yang ada efektif dan efisien. Dalam melakukan pengendalian, dibutuhkan kontrol dan pengawasan yang lebih ketat pada persediaan fast moving karena barang-barang tersebut lebih sering dikeluarkan. Tujuan dilaksanakannya tugas khusus ini adalah melihat dan menentukan perbekalan farmasi (obat dan BMHP) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Universitas Indonesia (IGD RSUI) yang termasuk ke dalam kategori Fast Moving, kemudian menentukan kelompoknya berdasarkan penyerapan dananya yang didapat dari analisis ABC. Untuk melakukan hal tersebut, diambil data penggunaan obat dan BMHP di IGD RSUI selama bulan November 2022 sampai Januari 2023, kemudian dilakukan pengolahan data dan analisis interpretasi. Total barang fast moving di Depo Farmasi IGD RS UI adalah sejumlah 356 item, dengan 238 item di antaranya adalah obat dan 118 item berupa BMHP. Dari seluruh barang fast moving, item dengan penyerapan dana paling besar adalah Desrem 100 mg Powder Injection, obat COVID-19 yang berisi Remdesivir. Obat ini memiliki harga yang relatif mahal dan penggunaannya meningkat pada November 2022 karena terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada saat itu.

Health Care facilities that provide emergency services such as hospitals, must have human resources, facilities, infrastructure, and pharmaceutical supplies that meet service standards. Managing pharmaceutical supplies is mainly a pharmacist’s role, including those in the emergency department. In managing pharmaceutical supplies, pharmacists must guarantee their quality, function, and safety. Many pharmaceutical supplies such as medicines and consumable medical materials that are available and/or must be provided at the emergency department are included in the emergency category, hence the inventory control must ensure the quantity and type of the supplies to comply with the established list of emergency supplies. Therefore, it is important to control pharmaceutical supplies in the Emergency Department to ensure that existing supplies are effective and efficient. In carrying out inventory control, stricter supervision is especially needed on fast-moving items because those supplies are used more frequently. The aim of this project is to see and determine which pharmaceutical supplies (medisines and consumable medical materials) in the Emergency Department of the University of Indonesia Hospital (IGD RSUI) are in the Fast-Moving category, then determine the item’s group based on the absorption of funds obtained from the ABC analysis. To do this, pharmaceutical supplies usage data in the period of November 2022 to January 2023 in the IGD RSUI was taken, and then the data was processed and interpretation analysis were carried out. The total amount of fast-moving items at the IGD RSUI is 356 items, of which 238 items are medicines and 118 items are consumable medical materials. Of all the fast-moving items, the item with the largest absorption of funds is Desrem 100 mg Powder Injection, a COVID-19 medicine containing Remdesivir. This medicine has a relatively expensive price and its use was increased in November 2022 due to an increased case of COVID- 19 at that time."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Russendra Setiawan
"Saat ini rumah sakit dan tenaga kesehatan rawan akan tuntutan-tuntutan yaitu tuntutan mutu pelayanan, tuntutan hukum dari pasien dan banyak pesaing dalam bidang perumahsakitan. Atas dasar ilu perlu perbaikan mutu dan menjaga mum. Rekam medis yang tidak lengkap merupakan kendala daiam menghasilkan rekam medis yang bermutu, formulir relcam medis rawat inap merupakan salah satu sumber data untuk mendapatkan informasi asuhan medis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentiiilcasikan kelengkapan rekam medis rawat inap Rumah Sakit Family Medical Center. Sehingga diharapkan kualitas rekam medis dapat ditingkatkan yang secara tidak langsung mereileksikan mutu pelayanan medis di rumah sakit bersangkutau. Penelitian dilalcukan dengan metode pendekatan lcuantitatifdan pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian pada rekam medis rawat inap pada bulan Januari - Mare: tahun 2009 adalah dari 444 rekam medis pemeriksaan Esik (anamnesis) ketidaklcngkapannya sebesar 50%, pemyataaan pulang paksa yaitu 85%, selanjutnya fommlir Resume medis mempakan hal yang paling sering tidak 50 %_ Dari wawancam mendalam pada kelengkapan pengisian rekam medis memang masih ada kekurangan dalam pengisian rekam medis. Ditemukan juga beberapa faktor yang mempenganzhi kelengkapan rekam medis Rumah Sakit Family Medical Center.
Atas dasar temuan tersebut disarankan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan staff sub bagian rekam medis, peningkatan iimgsi dan peranan manajemen, peningkatan disiplin waklu kerj; peningkatan sosialisasi buku pedoman pengelolaan rekam medis, peningkatan prasarana Esik dan sarana.

Recently, the hospital and health personel are troubled by claims that are the claim of service quality, the claim of employee’s welfare, criminal procedure by teha patient and other competitors in hospitalization aspects. Base on those facts, so some effort improving and maintaining the quality is needed. Incomplete medical records are the constraint in producing good and valuable medical record of which inpatient medical record as a one of many data resource to produce information about medical record.
The objective of this research is to identify the completeness of inpatient medical records content in "Family Medical Center" hospital in order. That effort is to assure the medical records quality could be developed which is indirectly reflect the quality of health care in the hospital. The research methodology is canied out by quantitive approach and qualitative approach.
The result of this research was from 444 medical records can be found in assessment and physical examination 50% incomplete, force discharged 85% incomplete, and medical resume 50% incomplete. From in-depth interview whether in completeness of medical records are still there are lacking in writing medical records documentation. The research also found some factors that influence the firltllling medical record sheet and make it incomplete.
Based on those findings, it is suggested to improve the quality of human resources and make the management to be efficient, enhance the function, improve the discipline of working hours, enhance the socialization of the guiding book of medical record management, improve the physical utility and pre-utility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34267
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bonita Risky Aprilenia
"Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk menghindari terjadinya kekosongan stok maupun stok obat yang berlebih. Stok obat yang berlebih dapat menyebabkan kondisi dead stock. Suatu obat dapat dikategorikan sebagai dead stock ketika persediaan obat tidak digunakan sama sekali dalam waktu tiga bulan berturut-turut. Obat keadaan darurat medis merupakan daftar jenis obat yang diperlukan untuk penanganan kasus pasien dalam keadaan darurat medis sebagai pedoman atau gambaran pada tempat praktik mandiri dokter dan klinik yang tidak menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Obat ini harus selalu tersedia di dalam fasilitas pelayanan kesehatan karena termasuk obat dengan kategori lifesaving. Terdapat 330 jenis obat yang tergolong ke dalam kategori dead stock di depo farmasi IGD RSUI, dan dua diantaranya termasuk kedalam daftar obat keadaan darurat medis yaitu, lidokain 2% 2 mL injeksi dan dobutamine 250 mg/20 mL inj. Dead stock dapat terjadi karena beberapa alasan antara lain, obat, perencanaan obat yang kurang tepat sehingga stock obat berlebih, dan kurangnya langkah tindak lanjut untuk menangani obat dengan penggunaan dan perputaran yang rendah.

The process of planning requirements involves determining the quantity and procurement period of pharmaceuticals, medical equipment, and Disposable Medical Supplies in accordance with the results of the selection process to ensure the fulfillment of criteria including the right type, right amount, right timing, and efficiency. Planning is conducted to avoid both stock shortages and excessive drug supplies. Excessive drug supplies can lead to a condition known as dead stock. An item is categorized as dead stock when the inventory of that item remains unused for three consecutive months. Emergency medical condition drugs comprise a list of medications necessary for handling patient cases in emergency medical situations. This list serves as a guideline or reference in independent medical practice settings and clinics that do not provide pharmaceutical services. These medications must always be available in healthcare facilities due to their categorization as lifesaving drugs. Within the pharmacy depot of the Emergency Department at the University of Indonesia Hospital, there are 330 types of drugs categorized as dead stock, and two of these are also included in the emergency medical condition drugs list: lidocaine 2% 2 mL injection and dobutamine 250 mg/20 mL inj. Dead stock can occur due to several reasons, including inappropriate drug planning resulting in excess stock, and a lack of follow-up measures to address drugs with low usage and turnover."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Dewi
"Penggunaan dan pengelolaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) sama pentingnya dengan pengelolaan sediaan farmasi, namun tidak sedikit tenaga kefarmasian yang baru bergabung di RSUI, kurang mengenal BMHP termasuk jenis dan kegunaannya. Pengetahuan mengenai BMHP harus dimiliki semua tenaga kesehatan di rumah sakit agar dapat mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. Oleh karena itu, penulis membuat monografi mengenai BMHP Breathing Set dan Feeding Set di RSUI agar dapat digunakan dan menambah pengetahuan tenaga kefarmasian baru di RSUI. Persediaan BMHP di depo Farmasi Rawat Inap RSUI seringkali terjadi kelebihan stok sehingga terdapat BMHP yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan berturut-turut sehingga diperlukan analisis terkait persediaan dan penggunaan BMHP di depo Farmasi Rawat Inap RSUI. Penyusunan monografi BMHP dilakukan dengan cara peninjauan literatur mengenai fungsi dari berbagai macam BMHP di Farmasi Rawat Inap RSUI. Selanjutnya dilakukan pengambilan data penggunaan BMHP kategori Breathing Set dan Feeding Set di depo Farmasi Rawat Inap RSUI pada bulan Desember 2022 – Januari 2023. Data tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan persen kumulatif penggunaannya sehingga diperoleh klasifikasi persediaan BMHP di depo Farmasi Rawat Inap RSUI. Kemudian, dilakukan analisis terkait pengendalian persediaan BMHP berdasarkan klasifikasi persediaannya menggunakan metode Minimum-Maximum Stock Level. Terdapat 8 Breathing Set dan 3 Feeding set yang termasuk Fast Moving, 13 Breathing Set dan 3 Feeding set termasuk Moderate Moving, 40 Breathing Set dan 8 Feeding set termasuk Slow Moving, serta 8 Breathing Set dan 3 Feeding set termasuk Non Moving.

The use and management of Medical Consumable Materials (BMHP) at the University of Indonesia Hospital (RSUI) is as important as the management of pharmaceutical preparations, but not a few pharmaceutical staff who have just joined RSUI are not familiar with BMHP, including its types and uses. Knowledge of BMHP must be owned by all health workers in hospitals so that they can support health services in hospitals. Therefore, the author makes a monograph on BMHP Breathing Sets and Feeding Sets at RSUI. Inventory of BMHP at the RSUI Inpatient Pharmacy depot often occurs in overstock so that there are BMHP that have not been used for three consecutive months, so an analysis is needed regarding the supply and use of BMHP at the RSUI Inpatient Pharmacy depot. Furthermore, data was collected on the use of BMHP for the Breathing Set and Feeding Set categories at the RSUI Inpatient Pharmacy depot in December 2022 – January 2023. The data was processed and analyzed based on the cumulative percentage of usage so that a classification of BMHP supplies was obtained at the RSUI Inpatient Pharmacy depot. Then, an analysis is carried out regarding BMHP inventory control based on the inventory classification using the Minimum-Maximum Stock Level method. There are 8 Breathing Sets and 3 Feeding sets which include Fast Moving, 13 Breathing Sets and 3 Feeding sets including Moderate Moving, 40 Breathing Sets and 8 Feeding sets including Slow Moving, as well as 8 Breathing Sets and 3 Feeding the set includes Non Moving."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Theresa
"Rumah sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat, salah satu contohnya adalah Rumah Sakit Universitas Indonesia. Secara umum, pelayanan kefarmasian di rumah sakit dibagi menjadi pengelolaan sediaan farmasi dan pelayanan farmasi klinis. Berfokus pada pengelolaan sediaan farmasi, kegiatan tersebut merupakan salah satu hal yang sangat penting karena dapat mempengaruhi keberlangsungan pelayanan hingga kesuksesan suatu instansi. Apabila tidak efektif maka dapat menyebabkan berkurangnya kebutuhan obat, overstock akibat adanya perencanaan yang tidak sesuai, hingga terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional. Overstock inilah yang nantinya akan menyebabkan kurangnya tempat penyimpanan obat yang baik hingga menimbulkan adanya dead stock sehingga menyebabkan pemborosan anggaran rumah sakit. Oleh karen itu, dalam hal untuk mengevaluasi dan mencegah adanya penumpukan sediaan farmasi di RSUI khususnya di Depo Farmasi IGD, maka dilakukan analisis untuk mengetahui sediaan obat dan BMHP yang termasuk ke dalam kategori dead stock beserta persentase jumlahnya yang berada di Depo Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Universitas Indonesia pada periode Januari – Maret 2023. Kegiatan ini dilakukan dengan desain observasional yang diawali dengan melakukan studi literatur dan dilanjutkan dengan pengambilan data Stock Card Detail dan Stock on Hand (SOH) khususnya pada Depo Farmasi IGD RSUI periode Januari – Maret 2023 yang kemudian diolah menggunakan Microsoft Excel. Sediaan obat dan BMHP yang masuk ke dalam kategori dead stock di Depo Farmasi IGD RSUI pada periode bulan Januari – Maret 2023 mencapai 1024 item dengan persentase 26,39%
A hospital is a health service institution that provides comprehensive individual health services that provide inpatient, outpatient, and emergency services, one example is the University of Indonesia Hospital. In general, pharmaceutical services in hospitals are divided into management of pharmaceutical preparations and clinical pharmacy services. Focusing on the management of pharmaceutical preparations, this activity is one of the most important things because it can affect the continuity of the successful service. If not effective, it can lead to reduced drug needs, overstock due to inappropriate planning, and irrational drug use. Those overstocks will lead to a lack of proper drug storage, which can lead to dead stock, resulting in a waste of the hospital budget. Therefore, in terms of evaluating and preventing the accumulation of pharmaceutical preparations in RSUI, especially in the Emergency Pharmacy Depot, an analysis is carried out to find out which drug preparations are included in the dead stock category along with the percentage of the amount in the Emergency Installation Pharmacy Depot at the University of Indonesia Hospital in the period January - March 2023. This activity was carried out with an observational design which began with conducting a literature study and continued with stock card detail and stock on hand (SOH) data collection, especially at the Emergency Pharmacy Depot for the January - March period 2023 then processed using Microsoft Excel. All drug preparations that fall into the dead stock category at the RSUI Emergency Pharmacy Depo in the January-March 2023period reached 1024 items with a percentage of 26.39%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Sudiana
"Menumbuhkan loyalitas pasien rawat inap dapat meningkatkan tingkat hunian rumah sakit, maka manajemen rumah sakit perlu mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan promosi rumah sakit dengan loyalitas pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel kualitas pelayanan, promosi rumah sakit terhadap loyalitas pasien. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional, sebagai sampel pasien yang melakukan kunjungan ulang rawat inap, dengan jumlah 61 orang. Pengumpulan data dengan penyebaran koesioner. Pengolahan data menggunakan SPSS dan SEM PLS (Structured Equation Model Partial Least Square).
Hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh langsung dan tak langsung kualitas pelayanan dan promosi rumah sakit terhadap loyalitas pasien. Model penelitian ini mempunyai nilai prediktif yang relatif baik atau layak. Dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan dan promosi rumah sakit mempengaruhi loyalitas pasien.

Cultivating loyalty inpatients may improve hospital occupancy rate, the hospital management needs to determine the effect of service quality and hospital promotion with the patient loyalty.
This study aims to determine the effect of direct and indirect variable service quality, hospital promotion of patient loyalty. This study uses a quantitative approach with cross-sectional design, as sample of patients who rehospitalization visits, the number of 61 people. Collecting data with the spread koesioner. Processing data using SPSS and PLS SEM (Structured Equation Model of Partial Least Square).
The results of this study are the direct and indirect influence service quality and the hospital promotion to the patient loyalty. This research model has good relative of the predictive value or feasible. It can be concluded that service quality and the hospital promotion to patient loyalty."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>