Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145843 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dede Widia Ningsih
"Kota Cirebon menjadi salah satu kota pusaka yang berada di Pulau Jawa. Keberadaan pusaka perkotaan (urban heritage) tersebut berpotensi untuk dijadikan objek wisata. Urban heritage yang dijadikan sebagai objek wisata di Kota Cirebon diantaranya yaitu Keraton Kasepuhan dan Kota Tua. Keberadaan urban heritage diharapkan mampu menjadi daya tarik dalam meningkatkan city branding yang dimiliki kota tersebut. Pemerintah Kota Cirebon memiliki tagline city branding dalam sektor pariwisata yakni “The Gate of Secret”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tempat yang memiliki identitas urban heritage di Kota Cirebon dan mengidentifikasi kesesuaian persepsi antara identitas Kota Cirebon dengan branding "The Gate of Secret". Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan melalui observasi destinasi wisata urban heritage di Kota Cirebon dan wawancara mendalam untuk mengetahui persepsi masyarakat lokal maupun wisatawan terhadap identitas destinasi wisata urban heritage. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Identitas Kota Cirebon yang dominan muncul adalah sebagai tempat yang bersejarah dengan banyaknya cerita didalamnya. Identitas Kota Cirebon yang didapatkan cenderung menghasilkan brand image Kota Cirebon sebagai The City of Stories dibandingkan dengan brand The Gate of Secret.

Cirebon City is one of the heritage cities on the island of Java. The establishment of urban heritage has the potential to become a tourist attraction. Urban heritage which is used as a tourist attraction in Cirebon City includes the Kasepuhan Palace and the Old City. The existence of urban heritage is expected to be an attraction in increasing the city branding of the city. Cirebon City Government has a city branding tagline in the tourism sector, namely "The Gate of Secret". This study aims to identify places that have urban heritage identities in the city of Cirebon and identify a match between the perceptions of the identity of the city of Cirebon and the branding "The Gate of Secret". This study uses data collected through observation of urban heritage tourist destinations in the city of Cirebon and in-depth interviews to determine the perceptions of local people and tourists towards the identity of urban heritage tourist destinations. The results of this study state that the dominant identity of the City of Cirebon appears as a historical place with many stories in it. The identity of Cirebon City that is obtained tends to produce a brand image of Cirebon City as The City of Stories compared to The Gate of Secret brand."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zubair
"ABSTRAK
Urban heritage tourism merupakan kegiatan wisata yang memberi kesempatan turis untuk mendapatkan monumen bersejarah dan bangunan, dan juga lanskap sejarah, seni dan budaya dari kota tersebut. Kota Surakarta dikenal sebagai kota budaya yang kental dengan warisan tradisi jawa kuno. Dalam kaitannya dengan urban heritage tourism, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan urban heritage Kota Surakarta saat ini berdasarkan sebaran atraksi urban heritage dan fasilitas wisata yang ada. Data sekunder yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan metode pertampalan peta dari variabel fasilitas wisata yaitu fasilitas primer, sekunder dan kondisional dengan variabel penggunaan tanah. Hasil analisis menunjukkan bahwa persebaran heritage Kota Surakarta dapat dikategorikan berdasarkan periode pembangunan heritage menjadi tiga, yakni masa kerajaan jawa, masa pemerintahan kolonial dan masa kemerdekaan. Persebaran urban heritage mengelompok sesuai dengan pola kekuasaan penguasa pada peridoe dibangunnya heritage tersebut. Adapun fasilitas sekunder yang mendukung kegiatan wisata menyebar di pusat kota. Semakin menjauhi pusat kota, fasilitas sekunder semakin terbatas. Hal ini tidak sejalan dengan persebaran atraksi wisatanya. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola persebaran urban heritage di Surakarta terutama di pusat kota saat ini, namun semakin menjauhi pusat kegiatan masa lalu.

ABSTRACT
Urban heritage tourism is a tourism activity that gives a chance the tourist to get historical monuments and buildings, and also landscapes of history, art and culture of the city. Surakarta city is known as a city with a strong cultural heritage of the ancient Javanese tradition. In relation to the urban heritage tourism, this study aims to determine the spatial pattern of urban heritage in Surakarta City based on current distribution of urban heritage attractions and tourism facilities. Secondary data obtained were analyzed using methods map overlay based on tourism facilities which are primary, secondary and conditional facilities, and also land use variables. The analysis showed that the distribution of the heritage in Surakarta can be categorized based on the pdevelopment period of heritage into three, which are the kingdom of Java, the colonial goverenment and independence period. Distribution of urban heritage clustered in accordance with the ruling power pattern period. As for the secondary facilities that support tourism activities spread in the city core. Further away from the city core, secondary facilities are limited. This is not same as the spread of tourism attractions. The conclusion of this study showed that the distribution pattern of urban heritage in Surakarta, especially in the city core today, but further away from the center of past activities."
2016
S64351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Putri Utami
"ABSTRACT
Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan satuan ruang geografis yang telah ditetapkanmenjadi heritage kota Jakarta. Penelitian ini membahas penerapan manajemen heritagekota pada kawasan Kota Tua Jakarta. Hal ini mengingat kawasan Kota Tua Jakartadimanfaatkan untuk banyak kegiatan, termasuk kegiatan pelestarian sebagai kawasanheritage sehingga pengelolaannya menjadi suatu hal yang penting. Penelitian inimenggunakan pendekatan post-positivist di mana teori manajemen heritage kotamenjadi dasar analisis temuan penelitian. Data diperoleh dari wawancara, observasidan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen heritage dikawasan Kota Tua Jakarta belum optimal karena sistem regulasi, keterlibatanmasyarakat, teknis pengelolaan dan finansial pengelolaan belum sejalan dan memilikipersoalan di masing-masing dimensi.

ABSTRACT
The Jakarta Old City Area is a geographical space unit that has been appointed asurban heritage of Jakarta. This study discusses the application of urban heritagemanagement in the Jakarta Old City Area. This matter related to the fact that theJakarta Old City Area is used for many activities, including conservation activities asa heritage area, so its management becomes an important thing to be noticed. Thisstudy uses a post positivist approach in which the theory of urban heritagemanagement becomes the basis of analysis of research findings. Data obtained frominterviews, observation and literature study. The result of the study shows that heritagemanagement in Jakarta Old City Area has not been optimal yet because the regulationsystem, community engagement, technical and financial of the management are notaligned and have problems in each dimensions."
2017
S68214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradana Ghalib Ramadhan
"Kawasan wisata Pantai Padang mengalami revitalisasi di beberapa titik sehingga mengalami perubahan dari tahun 2016. Kawasan wisata ini juga termasuk ke dalam salah satu kawasan wisata terpadu (KWT) yang direncanakan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Padang. Pembangunan yang terjadi di kawasan wisata Pantai Padang ini antara lain disebabkan oleh pandangan negatif pengunjung saat berkunjung ke pantai ini. Ditambah lagi, pantai ini dikenal dengan payung atau tenda ceper sebagai tempat kegiatan negatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepekaan pengunjung terhadap kawasan wisata Pantai Padang dan kaitannya dengan branding tempat yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah pada kawasan wisata ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap informan yang telah ditentukan dan observasi lapangan. Proses analisis dilakukan dengan memetakan tempat yang bernilai bagi pengunjung dan verbatim hasil wawancara. Data yang digunakan berasal dari data primer yaitu saat langsung di lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kawasan wisata Pantai Padang memiliki 3 tempat yang bernilai bagi pengunjung, Tempat tersebut antara lain Monumen Merpati Perdamaian, Tugu IORA, dan Masjid Al-Hakim. Ketiga tempat ini dapat disebut sebagai landmark Pantai Padang yang membedakan pantai ini dengan yang lain. Fungsi atau nilai tempat tersebut berbeda, seperti Masjid Al-Hakim yang memiliki identitas tempat spiritual. Berkaitan dengan branding yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah yaitu LUCINDA dan Padang Halal Tourism, Pantai Padang memiliki kesesuaian ciri dengan tujuan dari branding tersebut. Namun, dari perspektif pengunjung masih belum mengenal kedua branding ini. Branding ini diterapkan untuk mengubah citra dari Pantai Padang sekaligus mengenalkan kawasan wisata pantai yang berbeda. Hal ini selaras dengan tujuan Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang tahun 2019-2024 untuk meningkatkan potensi wisata dan mengenalkan Padang Halal Tourism.

Padang Beach tourist area has undergone revitalization at several points so that it has changed from 2016. This tourist area is also included in one of the integrated tourism areas (KWT) planned by the Padang City Culture and Tourism Office. The development that occurred in the Padang Beach tourist area was partly due to the negative views of visitors when visiting this beach. In addition, the beach is known for its umbrella or flat tents as a place for negative activities. This research was conducted to find out the sensitivity of visitors to the Padang Beach tourist area and its relation to the place branding that has been determined by the Regional Government in this tourist area. Data collection was carried out by interviewing predetermined informants and field observations. The analysis process was carried out by mapping places that are valuable to visitors and verbatim interview results. The data used comes from primary data, namely directly in the field. The results of the analysis show that the Padang Beach tourist area has 3 places that are valuable to visitors, these places include the Peace Dove Monument, the IORA Monument, and the Al-Hakim Mosque. These three places can be referred to as landmarks of Padang Beach that distinguish this beach from others. The function or value of the place is different, such as Al-Hakim Mosque which has the identity of a spiritual place. In relation to the branding applied by the Local Government, namely LUCINDA and Padang Halal Tourism, Padang Beach has the characteristics in accordance with the purpose of the branding. However, from the visitors' perspective, they still do not recognize these two branding. This branding is applied to change the image of Padang Beach while introducing a different beach tourism area. This is in line with the objectives of the Governor of West Sumatra Province and the Strategic Plan of the Tourism and Culture Office of Padang City in 2019-2024 to increase tourism potential and introduce Padang Halal Tourism. "
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Tjahjono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Aryati Rahman
"Tesis ini membahas tentang strategi komunikasi city branding melalui duta pariwisata yang dilaksanakan oleh Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu bekerja sama dengan Ikatan Abang None Jakarta Kepulauan Seribu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Penelitian ditujukan untuk menjawab Bagaimana strategi komunikasi pariwisata kepulauan seribu ? Bagaimana peran ikatan abang none jakarta kepulauan seribu dalam strategi komunikasi pariwisata kepulauan seribu? Dan Bagaimana bentuk kerjasama ikatan abang none jakarta kepulauan seribu dengan suku dinas pariwisata dan kebudayaan kepulauan seribu? Penelitian dilakukan di Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu dan Ikatan Abang None Jakarta Kepulauan Seribu yang menjelaskan tentang city branding kepulauan seribu yang dilakukan lewat peran duta pariwisata kepulauan seribu yang disebut dengan Abang None Jakarta Kepulauan Seribu.
Hasil penelitian menemukan bahwa efektivitas dari kehadiran Abang None Jakarta Kepulauan Seribu sebagai public relation pariwisata Kepulauan Seribu dirasa cukup mewakilkan upaya city branding Kepulauan Seribu yang menjadi tujuan dari Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu bekerja sama dengan Ikatan Abang None Jakarta Kepulauan Seribu.

This thesis discusses the communication strategy of city branding through tourism ambassador conducted by Departement of Tourism and Culture of Kepulauan Seribu in collaboration with the Association of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu. This research is qualitative descriptive design.
This Thesis is aimed to answer : How Kepulauan Seribu Tourism communication strategy? How the role of the league of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu in Kepulauan Seribu tourism communication strategy?and How cooperation between of the league of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu with Departement of Tourism and Culture of Kepulauan Seribu ? The research was conducted at the Department of tourism and culture of Kepulauan and the league of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu that describes about city branding of Kepulauan Seribu is done through the role of tourism ambassador Kepulauan Seribu called Abang None Jakarta Kepulauan Seribu.
The results found that the effectiveness of the presence of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu as a public relations of tourism of Kepulauan Seribu are considered to represent a city branding effort Kepulauan Seribu is the purpose of the Department of Tourism and Culture of Kepulauan Seribu in collaboration with the league of Abang None Jakarta Kepulauan Seribu.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novelisa S.D.
"Kawasan heritage memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dapat dinikmati hingga saat ini. Nilai sejarah yang terkandung merupakan sebuah keunikan dan karakter khas pada kawasan heritage. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut berkaitan dengan sejarah perkembangan fisik sebuah kota. Perkembangan yang terjadi pada kota dapat dirasakan hingga saat ini, baik dari pola perkembangan kota berdasarkan sumbu tertentu atau bahkan pada penggunaan kembali (re-use) bangunan tua dengan fungsi baru. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut mampu menarik perhatian banyak orang untuk datang berkunjung, sehingga fungsinya berubah menjadi kawasan wisata heritage. Obyek heritage sebagai obyek wisata pun membawa dampak perkembangan pada sebuah kota, khususnya pada elemen-elemen pendukung aktivitas wisata heritage. Elemenelemen tersebut berkembang sesuai fungsinya dan tidak terlepas dari aspek-aspek sejarah yang terkandung dalam kawasan heritage. Kawasan heritage adalah aset sebuah kota yang menjadi kawasan wisata heritage, dan merupakan salah satu faktor penyebab perkembangan sebuah kota.

Heritage areas have high historical values and could be enjoyed until today. Historical values which are contained in a heritage object's uniqueness and special character. The heritage areas' uniqueness and special character have a relation with a city's physical development history. Developments which were happen to the city could be seen today, from the city's development pattern based on an axis or even the re-usage old building with a new function. The heritage areas' uniqueness and special character may attract people's attention to visit, so its' function change become heritage tourism areas. Heritage areas as heritage tourism areas give the development effects to the cities; especially to the heritage tourism activity's supporting elements. Those elements develop affecting the city and could not be separate from historical aspects contained in heritage areas. Heritage areas are the city's assets which become heritage tourism areas, and also one of the causal factors of a city's development."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Qatrunnada Salsabila
"ABSTRACT
Globalisasi telah banyak mengubah apa yang terjadi di dalam kehidupan berkota. Globalisasi menciptakan persaingan antar kota juga memengaruhi masyarakat dan identitas kota. Akibatmya, pemerintah kota berlomba untuk memperbaiki serta mempromosikan kota melalui proses city branding. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia yang menerapkan city branding dalam proses perencanaan dan perancangan kota. Berkembangnya tren lari dilihat sebagai salah satu identitas masyarakat kota juga tanda atas kebutuhan ruang baru yang perlu untuk diwadahi Pemerintah Kota Bogor. Dengan mengembangkan kebiasaan baru, diharapkan dapat tercipta keteraturan dalam masyarakat yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di dalam kota. melihat olahraga lari sebagai gaya hidup dan industri yang memiliki target tertentu, identitas sebagai kota ramah pelari tentunya tidak memengaruhi masyarakat kota secara menyeluruh. Sehingga perencanaan dan perancangan kota menjadi kurang efektif. dapat dilihat melalui munculnya transkrip tersembunyi hidden transcript di dalam ruang kota sebagai bagian dari resistensi masyarakat.

ABSTRACT
Globalization has changed much of what happens in city life. Globalization creates inter city rivalry, also affects society and city identity. As a result, city government sare competing to improve and promote the city through the process of city branding. Bogor is one of the cities in Indonesia that implements city branding in the process of planning and designing the city. The growing trend of running is seen as one of the identity of the city and as a sign of the need for space that needs to be accommodated Bogor City Government. By developing new habits in everyday practices, it is expected to create order in society as it is also expected to solve the problems that occur in the city. Seeing running as a lifestyle and part of the industry that has a certain target, the identity as a runner friendly city certainly does not affect the urban community as awhole. So, the planning and design of the city can be less effective. The effect of city branding as runner friendly city can be seen through the emergence of a hidden transcript in the city space as part of peoples resistance."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Gordiston
"Kota Jakarta Pusat adalah salah satu wilayah administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Lokasinya yang berada di pusat kota membuat kota ini memiliki sifat kekotaan yang sangat kuat. Kota ini juga sudah ada sejak zaman penjajahan sehingga memiliki nilai sejarah yang sangat kuat. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta memiliki tujuan terwujudnya Jakarta sebagai kota tujuan wisata yang berdaya saing internasional memanfaatkan potensi yang dimiliki Kota Jakarta Pusat dengan menjadikan kawasan Cikini, Monas, dan Pasar Baru, sebagai destinasi wisata perkotaan (urban tourism). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola keruangan sense of place wisatawan kawasan urban tourism Kota Jakarta Pusat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif keruangan. Penelitian ini menyimpulkan adanya keterkaitan antara sense of place dan identitas tempat. Sense of place yang berbeda dari tiap informan menciptakan identitas tempat yang berbeda juga. Sense of place wisatawan kawasan urban tourism di Kota Jakarta Pusat tercipta dari adanya keterhubungan dan perpaduan antar tiga ragam elemen, yakni setting fisik, aktivitas, dan makna. Penelitan ini mungkin berguna bagi para perencana kota  dalam mengidentifikasi apa yang harus dilindungi dan ditingkatkan ketika ingin mengembangkan lebih lanjut kawasan urban tourism di Kota Jakarta Pusat.

Central Jakarta City is one of the administrative areas in DKI Jakarta Province. Its location in the city center makes this city have a very strong urban nature. This city has also existed since the colonial era so it has a very strong historical value. The Department of Tourism and Creative Economy of DKI Jakarta Province has the goal of realizing Jakarta as a tourist destination with international competitiveness by utilizing the potential of Central Jakarta City by making the Cikini, Monas and Pasar Baru areas as urban tourismdestinations (urban tourism). This study aims to determine the spatial pattern of the sense of place of tourists in the urban tourism area of ​​Central Jakarta City. The method used in this study is a qualitative method with spatial descriptive analysis. This study concludes that there is a relationship between sense of place and place identity. The different sense of place from each informant creates a different place identity. The sense of place for tourists in the urban tourism area in Central Jakarta City is created from the connectedness and combination of three different elements, namely physical setting, activity, and meaning. This research may be useful for urban planners in identifying what must be protected and improved when they want to further develop urban tourism areas in Central Jakarta City."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairunnisya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaplikasian city branding Kota Bukittinggi menggunakan model pengukuran yang menghubungkan brand equity dengan pendahulunya attitude toward the brand dan brand image dan konsekuensinya brand preference , brand equity di bentuk oleh tiga dimensi yaitu brand awareness, brand loyalty, dan perceived quality. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif melalui online survey terhadap sampel 250 wisatawan yang pernah berkunjung ke Kota Bukittinggi dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Pengujian hipotesi mengunakan analisis SEM. Pada penelitian ini ditemukan bahwa attitude toward the brand mempengaruhi brand equity, brand equity berpengaruh pada brand preference secara positif dan signifikan, dan brand equity terdiri dari brand loyalty dan perceived quality.

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the application of city branding in Bukittinggi city using a measurement model to link brand equity to its antecedents attitude toward the brand and brand image and consequences brabd preference , brand equity consists of 3 dimensions brand awareness, brand loyalty and perceived quality . The design research is quantitative with online survey as a tool to collect data from 250 tourists who travelled to Bukittinggi City in the past year. As for hypothesis testing, SEM analysis was used. The findings show that attitude toward the brand positively and significantly contributes to brand equity, brand equity positively and significantly contributes to brand preferences, and brand equity consists of brand loyalty and perceived quality."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T51666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>