Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148357 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cazelya Aryaninda Margo Putri
"Pada penelitian ini, penulis menganalisis dua lagu Jerman, yaitu “Vincent” oleh Sarah Connor dan “Queere Tiere” oleh Sookee. Kedua lagu ini dipilih karena dianggap sebagai platform untuk merepresentasikan komunitas homoseksual, yang dapat dibuktikan dari performativitas gender pada kedua lirik lagu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif untuk menganalisis makna kedua lirik lagu. Selain itu, penulis menggunakan Queer theory oleh Judith Butler (1990), didukung dengan konsep gender performativity untuk menjabarkan performativitas gender yang ditampilkan pada kedua lirik lagu tersebut dan menunjukan bagaimana performativitas pada kedua lagu tersebut dapat dikatakan sebagai performativitas homoseksual. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua lagu tersebut menunjukkan adanya gender performativity dan performativitas yang ditampilkan pada kedua lirik tersebut membentuk identitas gender seorang homoseksual.

In this research, writers analyzed two German songs "Vincent" by Sarah Connor and "Queere Tiere" by Sookee. These two songs were chosen because they are considered as platforms to represent the homosexual community, which can be proven from the gender performativity in both song lyrics. In this research, the author uses descriptive analysis method to analyze the meaning of both song lyrics. In addition, writers use Queer theory by Judith Butler (1990), supported by the concept of gender performativity to describe the gender performativity displayed in both song lyrics and show how the performativity in both songs can be said to be homosexual performativity. From this research, it can be concluded that both songs show the existence of gender performativity and the performativity displayed in both lyrics forms the gender identity of a homosexual."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naiborhu, Yanti Fransiska
"Penelitian ini membahas proses pembentukan identitas homoseksual dalam lagu Petit Pédé yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Renaud Séchan. Petit Pédé ini merupakan salah satu lagu dalam albumnya yang berjudul Boucan D?enfer yang rilis pada tahun 2002.Lagu ini menceritakan kisah hidup seorang anak umur 15 tahun yang menyadari bahwa iatertarik dengan sesama jenis kelaminnya. Renaud tidak memaksudkan lagu ini untuk menyudutkan kaum homoseksual. Akan tetapi, lagu ini dimaksudkan untukmenceritakan kisah hidup yang dilalui oleh seorang homoseksual dengan segala perlakuan diskriminasi yang sering diterimanya dari orang-orang di sekeliling, bahkan keluarganya sendiri. Setiap baitnya memperlihatkan proses yang dilalui seorang homoseksual untuk menciptakan identitas baru dalam dirinya. Proses konstruksi identitas homoseksual akan dipaparkan melalui lirik lagu ini.

This essay studies the consctruction of identity homosexual in Petit Pédé that composed and sung by French singer named Reanaud Séchan. Petit Pédé is one of the songs in his album that release in 2002, entitled Boucan d?Enfer. This song talks about the life of a boy aged 15 years who, for the first time, realizes that he is attracted to others with same-sex. With this song, Renaud does not mean to marginalize all homosexuals. However, this song wants to explain life of a homosexual with all the discrimination that homosexuals often receive from people around him, even from his own family. Each stanza shows the process of construction of identity which a homosexual can create his new identity. The process will be presented through the explanation of the lyrics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asyraf Nadhif Bellamy
"Budaya Jepang identik dengan sikap ketergantungan ketika memiliki suatu ikatan dalam berhubungan dengan orang lain. Sikap ini disebut sebagai amae, dimana pelaku amae berusaha untuk mendapatkan perhatian penuh terhadap orang lain. Amae tidak terbatas pada hubungan orang tua anak, tetapi juga di setiap hubungan lain, termasuk hubungan antar sesama jenis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis perilaku amae dan patologi amae yang terdapat pada drama Restart After Come Back Home. Tujuan yang lain dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perasaan homoseksualitas yang terjadi pada tokoh utama dalam drama tersebut. Teori utama yang dipakai dalam melakukan penelitian ini adalah teori amae menurut Takeo Doi (1992). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penelitian ini juga dibantu dengan teknik sinematografi menurut Bordwell dan Thompson (2003) untuk meneliti data. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa perasaan homoseksualitas tokoh Mitsuomi dapat menyebabkan berbagai perilaku amae seperti toriiru, suneru, higamu, hinekureru, dan uramu. Selain itu, juga terjadi patologi amae seperti toraware, rasa takut terhadap orang lain, kuyamu dan kuyashii, perasaan terluka.

Japanese culture is identical with the attitude of dependence when it has a bond in dealing with other people. This attitude is referred to as amae, where the amae perpetrator tries to get the full attention of others. Amae is not limited to parent-child relationships, but also in every other relationship, including same-sex relationships. This study aims to describe the types of amae behavior and amae pathology found in the drama Restart After Come Back Home. Another purpose of this study is to describe the feelings of homosexuality that occur in the main character in the drama. The main theory used in conducting this research is the amae theory according to Takeo Doi (1992). The method used in this research is descriptive analysis method. This research is also assisted by cinematographic theory according to Bordwell dan Thompson (2003) to examine the data. The results of this study found that Mitsuomi's feelings of homosexuality can cause various amae behaviors such as toriiru, suneru, higamu, hinekureru, and uramu. In addition, amae pathologies also occur such as toraware, fear of others, kuyamu and kuyashii, feelings of hurt.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Zacharis Diandrio
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami perkembangan identitas homoseksual dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk melela pada laki-laki homoseksual di Indonesia. Melalui metode penelitian kualitatif, dilakukan wawancara terhadap laki-laki homoseksual dewasa muda (usia 23-29 tahun), dengan menggunakan panduan berdasarkan Model Formasi Identitas Homoseksual oleh Cass (1979). Dalam analisis tematik terhadap wawancara delapan partisipan, ditemukan bahwa perkembangan identitas homoseksual dimulai ketika seluruh responden merasakan ketertarikan terhadap sesama jenis sejak kecil. Perkembangan identitas melewati fase penolakan di suatu tahap dalam hidup individu homoseksual sebelum akhirnya bisa diterima secara penuh. Penerimaan diri dan keputusan untuk melela di tengah perkembangan identitas memiliki arah hubungan yang kompleks dan tidak pasti terkait mana yang lebih dulu antara penerimaan atau melela identitas. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa keputusan untuk melela tidak hanya dipengaruhi oleh faktor perkembangan identitas yang koheren dan sehat, namun juga faktor-faktor situasional seperti dukungan orang-orang terdekat dan sikap masyarakat secara umum terhadap eksistensi kelompok seksual non-normatif, risiko akan diskriminasi dan persekusi, serta sumber daya individu homoseksual untuk bisa berdiri sendiri ketika risiko yang dipersepsikan terjadi saat mereka memtusukan untuk melela.

This research seeks to understand how homosexual identity develops and what factors influence the decisions of gay men in Indonesia to come out. Using qualitative research methods, interviews were conducted with young adult gay men (aged 23-29) following Cass's (1979) Model of Homosexual Identity Formation. By analyzing the interviews of eight participants, it was found that the journey of homosexual identity begins when individuals feel attracted to the same sex from a young age. The process involves overcoming denial and eventually accepting themselves fully. The relationship between self-acceptance and coming out is complex, as it is unclear which comes first. The decision to come out is influenced not only by personal development but also by situational factors such as support from significant others, societal attitudes towards non-normative sexual orientations, the fear of discrimination and persecution, and the personal resources needed to face these challenges when deciding to come out."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alinda Febrina
"Isu mengenai gender merupakan salah satu bentuk keanekaragaman fenomena sosial yang cukup sensitif di kalangan masyarakat. Setiap individu memiliki kebebasan dalam memilih peran gendernya masing-masing. Akan tetapi, akibat adanya paham dan nilai-nilai masyarakat patriarki yang mengkategorikan peran gender telah memunculkan pakem tertentu tentang peran gender perempuan dan laki-laki. Seiring berjalannya waktu mulai terjadi perubahan peran gender tradisional dalam masyarakat Korea. Representasi dari peran gender perempuan salah satunya tercermin dalam drama berjudul My Mister. Penelitian ini menganalisis peran gender perempuan yang direpresentasikan melalui tiga tokoh perempuan dalam drama My Mister, dengan melihat narasi visual dan oral yang disajikan melalui gambar dan dialog antar tokoh. Hasil penelitian menunjukkan peran gender perempuan dalam drama My Mister terbagi menjadi tiga kategori, yaitu perempuan dalam sektor publik, perempuan dalam sektor domestik, dan maskulinitas perempuan dalam melawan kekerasan yang membuktikan adanya perubahan peran gender perempuan yang cukup signifikan dengan berubahnya stereotipe perempuan dalam peran gender tradisional.

The issue of gender is one form of the diversity of social phenomena that is quite sensitive in the community. Each individual has the freedom to choose their respective gender roles. However, due to the understanding and values of patriarchal society that categorize gender roles, it has given rise to certain standards regarding the gender roles of women and men. Over time, the traditional gender roles in Korean society began to change. The representation of women's gender roles is reflected in a drama called My Mister. This study analyzes the gender roles of women represented through three female characters in the drama My Mister, by looking at the visual and oral narratives presented through pictures and dialogues between characters. The results of the study show that the gender role of women in the drama My Mister is divided into three categories, namely women in the public sector, women in the domestic sector, and women's masculinity in fighting violence which proves that there is a significant change in women's gender roles with the changing stereotypes of women in traditional gender roles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Angelia Stefany
"Drama Korea merupakan salah satu media hiburan yang kerap kali mengangkat isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat Korea Selatan sebagai bagian dari narasi cerita. Kekerasan Berbasis Gender (KBG) menjadi permasalahan yang serius di Korea Selatan sehingga kerap diangkat dalam drama Korea. Salah satu drama yang mengangkat isu tersebut adalah Mask Girl dengan karakter bernama Mo-mi yang mengalami kekerasan berbasis gender. Tindak kekerasan berbasis gender yang dialami oleh Mo-mi menimbulkan perubahan perilaku pada dirinya menjadi agresif dan amoral. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perlawanan perempuan terhadap kekerasan berbasis gender melalui perubahan respons Mo-mi. Metode penelitian yang digunakan yakni kualitatif deskriptif dengan pendekatan gothic feminism oleh Diane Hoeveler. Sumber data penelitian berupa potongan adegan dan dialog pada beberapa episode yang relevan dengan kajian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kekerasan berbasis gender yang dialami oleh Mo mi adalah negative lookism, kekerasan psikologis, stereotip, dan kekerasan seksual. Respons yang dilakukan oleh Mo-mi terhadap kekerasan berbasis gender yang ia alami adalah internalisasi dan perlawanan agresif.
Korean dramas are one type of entertainment that often bring social issues that occur in South Korean society as part of its story narrative. Gender Based Violence (GBV) is a serious problem in South Korea so it is often brought up in Korean dramas. One of the dramas that brought up this issue is Mask Girl with a character named Mo-mi that has experienced gender-based violence. From all of those gender-based violence Mo-mi had experienced, her behavior turned aggressive and immoral. This study aims to explain women’s resistance to gender-based violence through changes in Mo-mi’s response. The research method used is descriptive qualitative along with a gothic feminism approach by Diane Hoeveler. The data source of this research is in the form of cuts of scenes and dialogue in several episodes that are relevant to this study. The research results show that the forms of gender-based violence Mo-mi’s had experienced are negative lookism, psychological violence, stereotypes, and sexual violence. Mo-mi's response to the violence she experienced was internalization and aggressive resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Ayu Permatasari
"Tesis ini membahas mengenai kekerasan simbolik heteroseksual terhadap homoseksual yang terjadi di lingkungan kerja. Penelitian dilakukan melalui metode studi kasus dengan paradigma critical social science (CSS). Teori yang digunakan dalam penelitian ini elaborasi dari teori modal sosial Piere Bourdieu dan teori queer Judith Butler. Hasil dari penelitian menunjukkan kekerasan simbolik terhadap homoseksual terjadi melalui reproduksi doxa heteronormativity dan legisitimasi doxa tersebut dalam habitus, kapital dan field untuk meneguhkan posisi kelompok dominan. Ketidaksesuaian antara gender pervormity dengan heteroseksual matriks yang berlaku di masyarakat menjadi pemicu dari kekerasan simbolik terhadap homoseksual.

This thesis discusses about symbolic violence occured in workplace from heterosexual toward homosexual. This research is done by study case through critical social science paradigm. This study elaborates a social capital theory by Pierre Bourdieu and queer theory from Judith Butler. The results of this study indicate that symbolic violence happened through the reproduction of heteronormativity doxa and legitimation doxa inside of habitus, capital and field to strengthen the domination of heterosexual group. Discrepancy between gender pervormity with heterosexual matrix becomes the symbolic triggers of violence towards homosexual.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narestu Banie Prameswari
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai gambaran homoseksualitas di Tunisia yang direpresentasikan dalam film Le Fil sebagai homoseksual yang tertutup dan homoseksual yang terbuka. Selain itu, dibahas juga tentang stereotip yang dilatarbelakangi oleh agama dan masyarakat homofobia yang cenderung negatif. Analisis di dalam artikel ini menggunakan teori representasi dan kajian sinema. Hasil analisis menunjukkan bahwa representasi homoseksual tertutup lebih dominan dibandingkan dengan representasi homoseksual terbuka.

ABSTRACT
This article discusses the depiction of homosexuality in Tunisia which is represented in the film Le Fil as the closet and the open homosexuals. Moreover, this article also discusses about stereotype which is motivated by religion and homophobia society that tends to be negative. The analysis in this article based on the theory of representation and cinematographic approach. Results of the analysis showed that the representation of the closet homosexuals are more dominant than the representation of the open homosexuals."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anishya Rizka
"Ketidakadilan gender yang terjadi pada wanita di Korea Selatan tak terlepas dari budaya patriarki dan hal itu membuat munculnya film, novel, maupun web drama yang mengangkat isu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana bentuk representasi ketidakadilan gender terhadap wanita di dalam web drama Jom Yeminhaedo Gwaenchana 2. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan analisis semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa representasi ketidakadilan gender terhadap wanita dalam web drama  Jom Yeminhaedo Gwaenchana 2 lebih dominan terlihat pada tanda verbal berupa kalimat yang menyatakan kekerasan, marginalisasi, subordinasi, beban kerja dan stereotip dalam dialog tokoh. Sementara itu, tanda non-verbal yang menyatakan ketidakadilan  gender terhadap wanita dapat dilihat dari ekspresi wajah tokoh, tindakan tokoh, teks tertulis, gestur, gambar dalam adegan dan latar tempat pada adegan.

The cause of gender inequality against women in South Korea cannot be separated from the patriarchal culture and it has raised films, novels, and web-dramas which concern about that. This research aims to explain how the form of representation of gender inequality against women as seen in the web-drama titled Jom Yeminhaedo Gwaenchana 2 is. This research uses a descriptive analysis method and Roland Barthes`s semiotics analysis. The result of this research shows that the representation of gender inequality against women in the web-drama is dominantly seen in verbal signs or sentences in dialogue which contain violence, marginalization, subordination, workload, and stereotypes. On the other side, the non-verbal signs which reflect gender inequality against women can be seen through facial expression, behavior, written texts, gesture, pictures, and setting of the scenes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Hawari
Jakarta: Balai Penerbit , 2009
297.4 DAD p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>