Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmawati Dewi Handayani
"Pendahuluan: Pediatic Intensive Care Unit (PICU) merupakan ruang perawatan intensif anak di rumah sakit yang merawat pasien anak dengan gangguan kesehatan yang serius. Berbagai prosedur tindakan yang dilakukan di ruang perawatan intensif akan dapat menimbulkan pengalaman stress dan nyeri, salah satunya adalah tindakan Endotracheal Suction (ETS). Salah satu terapi non farmakologik yang dapat digunakan untuk menangani nyeri selama tindakan ETS adalah terapi musik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap nyeri selama tindakan ETS di ruang PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan posttest only with control group design. Subjek penelitian adalah pasien anak yang dirawat di ruang PICURSUP DR.Sardjito Yogyakarta yang mendapatkan tindakan ETS. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa terapi musik selama 30 menit. Kelompok kontrol tidak diberikan terapi musik. Musik yang diberikan menggunakan musik Mozart jenis Piano Sonata No 17 in B-Flat Major Adagio.
Hasil: Uji hipotesis menggunakan Mann Whitney U-Test dengan taraf signifikansi 5% menghasilkan p=0,001 artinya ada perbedaan nyeri pada kelompok kontrol dengan nyeri pada kelompok intervensi.
Kesimpulan: Terapi musik berpengaruh terhadap nyeri selama tindakan ETS pada pasien anak di ruang PICU RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.

Introduction: The Pediatic Intensive Care Unit (PICU) is a pediatric intensive care unit in a hospital that treats pediatric patients with serious health problems. Various procedures performed in the intensive care unit can cause stress and pain, one of which is Endotracheal Suction (ETS). One of the non-pharmacological therapies that can be used to treat pain during ETS procedures is music therapy.
Purpose: This study aims to determine the effect of music therapy on pain during ETS procedures in the PICU of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Methods: This research is a quasy-experimental study with a posttest only with control group design. The research subjects were pediatric patients who were treated at the PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta room who received ETS procedures. The sample was divided into the intervention group and the control group. The intervention group received an intervention in the form of music therapy for 30 minutes. The control group was not given music therapy. The music provided uses Mozart's Piano Sonata No. 17 in B-Flat Major Adagio.
Results: Hypothesis testing using the Mann Whitney U-Test with a significance level of 5% resulted in p = 0.001, meaning that there was a difference in the mean pain in the control group and pain in the intervention group.
Conclusion: Music therapy has an effect on pain during ETS procedures in pediatric patients in the PICU of Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Arifin Kusuma Gani
"Hospitalisasi dapat menyebabkan kecemasan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap respon fisiologis dan perilaku kecemasan anak usia sekolah selama hospitalisasi di rumah sakit wilayah Cilacap. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Experimental, Pretest Posttest Non Equivalent Control Group Design, sampel berjumlah 36 anak dengan masingmasing 18 anak pada kelompok intervensi dan kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan secara bermakna pada rata-rata respon fisiologis kecemasan setelah dilakukan terapi musik (p value = 0,029). Pada rata-rata respon perilaku kecemasan juga terdapat penurunan yang bermakna setelah dilakukan terapi musik (p value = 0,000). Rekomendasi dari penelitian ini adalah supaya perawat dapat menerapkan intervensi terapi musik sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan pada anak usia sekolah selama hospitalisasi.

Hospitalization can cause anxiety in children. This study aimed to determine the effect of music therapy on physiological responses and anxiety behavior during hospitalization for school-age children in Cilacap district hospitals. This study uses Quasi Experimental design, pretest posttest Non Equivalent Control Group Design, samples from 36 children with each of the 18 children in the intervention and the control groups.
The results showed there is significant fall in average physiological responses of anxiety after music therapy (p value = 0,029). On average there are also concerns the response behavior of a significant decrease after music therapy (p value = 0,000). Recomendations from this study is that nurses can apply music therapy intervention in an attempt to reduce anxiety in school-age children during hospitalization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadevita
"Salah satu upaya untuk meminimalkan penggunaan oksigen pada bayi adalah dengan pemberian terapi musik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik terhadap saturasi oksigen, frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan bayi yang menggunakan ventilasi mekanik. Jenis penelitian adalah quasi experiment dengan pretest-posttest without control design. Pemilihan sampel secara consecutive sampling dengan jumlah 13 orang bayi. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata saturasi oksigen, frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan bayi yang menggunakan ventilasi mekanik sebelum dan setelah pemberian terapi musik (p value <0,05). Pemberian terapi musik dapat diberikan pada bayi yang menggunakan ventilasi mekanik untuk memperbaiki saturasi oksigen, frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan.

Music therapy can minimize oxygen consumption among infant with mechanical ventilation. This study aimed to identify the effect of music therapy to oxygen saturation, heart rate and respiratory rate of infants using mechanical ventilation. The research used a quasi experiment with a pretest-posttest design without control. Method of sample selection was consecutive sampling with 13 infants. There was a significant difference the average of oxygen saturation, heart rate and respiratory rate of infants using mechanical ventilation before and after music therapy (p value <0,05). Music therapy can be used for infants who use mechanical ventilation to improve oxygen saturation, heart rate and respiratory rate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
"Penanganan masalah nyeri secara non-farmakologi dengan terapi musik belum digunakan secara optimal di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dari berbagai sumber literatur mengenai manfaat terapi musik dan untuk membuat rekomendasi penelitian terkait standar operasional prosedur terapi musik terhadap penurunan nyeri setelah tindakan pembedahan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan artikel penelitian eksperimental terkait terapi musik pada anak usia 0-18 tahun. Desain penelitian ini yaitu dengan melakukan pencarian artikel menggunakan Dalam penelitian ini didapatkan 8 artikel yang dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 1) artikel jurnal dengan penelitian eksperimental terkait terapi musik untuk penanganan nyeri setelah pembedahan pada anak, 2) literatur berbahasa Inggris, dan 3) literatur yang dipublikasikan dalam periode 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi yaitu jika literatur yang diterbitkan dalam tidak lengkap hanya berupa abstrak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa terapi musik efektif sebagai penatalaksanaan nyeri setelah tindakan pembedahan serta telah dibuat rekomendasi standar operasional prosedur terkait terapi musik pada anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perawat dalam penanganan nyeri secara non-farmakologi pada anak setelah pembedahan dengan penerapan terapi musik.

Non-pharmacological therapy for pain with music has not been used optimally in Indonesia. The aim of this study was to analyze from various sources of literature on the benefits of music therapy and to make research recommendations related to the operational standard of music therapy procedures for pain after surgery. The method used in this study was literature review by collected experimental research related to music therapy in children aged 0-18 years. The design of this study was to collect article using the ProQuest, Scopus, ScienceDirect, and Sage Journal databases. In this study, 2917 research articles were obtained with the keywords "children", "music therapy", "pain", "pediatrics", "post-surgery", "post-surgery". Then 8 articles were analyzed with inclusion criteria 1) articles with experimental research related to music therapy for reduce pain after surgery in children, 2) English-language literature, and 3) literature that can be used in the last 10 years. The exclusion criteria in this study is that if the literature published in the database is incomplete it only contains abstracts. Based on studies conducted, that music therapy is effective as pain management after surgery and standard operating procedure recommendation has been made for children in this study. The results is expected to be useful for nurses to application of music therapy for pain management after surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Widiastuty Anggerainy
"Selama menjalani perawatan di rumah sakit, anak dapat mengalami masalah gangguan istirahat tidur. Tujuan studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur pada anak dengan penyakit akut melalui penerapan intervensi terapi musik menggunakan pendekatan model adaptasi Roy. Pengkajian perilaku dan stimulus dilakukan pada keempat mode adaptasi terhadap kelima kasus terpilih yang menunjukkan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur. Penetapan tujuan dan implementasi ditujukan untuk mempromosikan adaptasi, memanajemen stimulus, dan meningkatkan koping agar klien berada pada respon adaptif. Intervensi terapi musik terbukti efektif meningkatkan kualitas tidur anak dan dapat diaplikasikan pada anak dengan penyakit akut yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat/tidur.

During hospitalization, the child may experience sleep disorder problems. The purpose of this case study is to provide an overview of the need for rest/sleep in children with acute illness through the application of music therapy interventions using Roy's adaptation model approach. Behavioral and stimulus assesstmen were conducted in all four modes of adaptation to the five selected cases showing impaired fulfillment of rest/sleep needs. Goals setting and implementations aimed at promoting adaptation, managing stimuli, and increasing coping so that clients are in an adaptive response. Interventions of music therapy have proven to be effective in improving child's sleep quality and can be applied to children with acute illness who experience impaired fulfillment of rest/sleep needs. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul Hadi
"Latar Belakang : Nyeri seringkali tidak dikelola dengan adekuat pada lebih kurang separo dari semua kasus bedah. 1 Sebuah konsep baru untuk mengurangi rasa nyeri dengan pemberian analgetik sebelum munculnya stimulus nyeri , lebih efektif dibandingkan pemberian analgetik setelah munculnya stimulus nyeri. Inilah prinsip dari preemptive analgesia.1 Nyeri pasca operasi dapat diatasi dengan penggunaan blok anestesi lokal, Opioid, obat anti inflamasi non steroid, atau kombinasi dari ketiganya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Ketorolak pra operasi pada nyeri Pasca Operasi pada pasien yang dilakukan operasi prostatektomi transuretral, di RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Manfaat bagi pasien adalah meningkatnya kenyamanan dengan menurunnya sensasi nyeri pasca operasi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang, analitik, dan prospektif. Kami mengelompokkan pasien pembesaran prostat jinak (PPJ) dari bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012 di RSUP dr Sardjito Yogyakarta menjadi dua. Kelompok I diberikan Ketorolak 30 mg intravena dua kali sehari , sehari sebelum operasi dan pagi hari sebelum operasi . Kelompok II tidak diberikan Ketorolak preoperatif. Pasien dilakukan operasi prostatektomi transuretral dengan anastesi spinal. Setelah 24 jam pasca operasi, kami melakukan wawancara tentang sensasi nyeri dengan menggunakan Visual Analogue Scale (VAS) . Kemudian dibandingkan antar kelompok I dan II.
Hasil: Duapuluh empat pasien termasuk dalam penelitian ini dengan rerata umur 66 tahun dengan usia paling muda 45 tahun dan tertua 80 tahun (sd 8,77744). Kelompok I ( 17 pasien ) , Skor VAS 1 hingga 7 dengan median 3 dan rerata 3,4118 ( sd 1,66053 ) . Kelompok II ( 7 pasien ) Skor VAS 1 hingga 8 dengan median 3 dan rerata 3,8571 ( sd 2,8357 ). Kami menghitung secara statistik menggunakan tes Mann-Witney U dengan p 0,951.
Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan nyeri pasca operasi yang bermakna antara pasien yang dilakukan operasi prostatektomi transuretral yang diberikan Ketorolak praoperasi dan yang tidak diberikan Ketorolak pra operasi.

Background : Pain is often not assesed adequately in about half of all surgical case. 1 There is a new concept to relief pain by administering analgesics before pain stimulus, which is more effective than when administered after pain stimulus. This is the principle of preemptive analgesia.1 Postoperative pain maybe controlled by the use of local anaesthetic block, opioids, non steroidal anti inflamatory drugs or combination of these. The aim of this study is to know the effect of preoperative Ketorolak on postoperative Transurethral Prostatectomy pain in Sardjito Hospital Yogyakarta. We expected to increase patients comfort by decreasing postoperative pain sensation.
Methods: This is a cross sectional, analitic, prospective study. We devide BPH patients - from October 2011 until February 2012 in Sardjito Hospital Yogyakarta - into two groups. Group I given Ketorolak 30 mg intravenously twice a day one day before operation day and in the morning before operation. Group II without Ketorolak preoperatively. Patient undergo Transurethral operation with spinal anaesthesia. After 24 hours ,postoperatively, we asses pain using Visual Analogue Scale (VAS) . And then we compare between Group I and Group II
Result: Twenty four patients were included in this study with mean of the age is 66 years old with the youngest 45 years old and the oldest 80 years old (sd 8,77744). Group I ( 17 patients) , VAS score 1 until 7 with median 3 and mean 3,4118 ( sd 1,66053 ) . Group II ( 7 patients ) VAS score 1 until 8 with median 3 and mean 3,8571 ( sd 2,8357 ). We count it using Mann-Witney U with p 0,951.
Conclusion: There is no significance difference of postoperative pain between Transurethral prostatectomy patients which administered and without Ketorolak preoperatively."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
"Penanganan masalah nyeri secara non-farmakologi dengan terapi musik belum digunakan secara optimal di Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dari berbagai sumber literatur mengenai manfaat terapi musik dan untuk membuat rekomendasi penelitian terkait standar operasional prosedur terapi musik terhadap penurunan nyeri setelah tindakan pembedahan. Metode yang digunakan adalah studi literatur dengan mengumpulkan artikel penelitian eksperimental terkait terapi musik pada anak usia 0-18 tahun. Desain penelitian ini yaitu dengan melakukan pencarian artikel menggunakan database ProQuest, Scopus, ScienceDirect, dan Sage Journal. Pada penelitian ini didapatkan 2917 artikel penelitian dengan kata kunci children, music therapy, pain, pediatric, post operative, dan post surgery. Dalam penelitian ini didapatkan 8 artikel yang dianalisis sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 1) artikel jurnal dengan penelitian eksperimental terkait terapi musik untuk penanganan nyeri setelah pembedahan pada anak, 2) literatur berbahasa Inggris, dan 3) literatur yang dipublikasikan dalam periode 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi yaitu jika literatur yang diterbitkan dalam database tidak lengkap hanya berupa abstrak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa terapi musik efektif sebagai penatalaksanaan nyeri setelah tindakan pembedahan serta telah dibuat rekomendasi standar operasional prosedur terkait terapi musik pada anak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perawat dalam penanganan nyeri secara non-farmakologi pada anak setelah pembedahan dengan penerapan terapi musik.

Non-pharmacological therapy for pain with music has not been used optimally in Indonesia. The aim of this study was to analyze from various sources of literature on the benefits of music therapy and to make research recommendations related to the operational standard of music therapy procedures for pain after surgery. The method used in this study was literature review by collected experimental research related to music therapy in children aged 0-18 years. The design of this study was to collect article using the ProQuest, Scopus, ScienceDirect, and Sage Journal databases. In this study, 2917 research articles were obtained with the keywords children, music therapy, pain, pediatrics, post-surgery, post-surgery. Then 8 articles were analyzed with inclusion criteria 1) articles with experimental research related to music therapy for reduce pain after surgery in children, 2) English-language literature, and 3) literature that can be used in the last 10 years. The exclusion criteria in this study is that if the literature published in the database is incomplete it only contains abstracts. Based on studies conducted, that music therapy is effective as pain management after surgery and standard operating procedure recommendation has been made for children in this study. The results is expected to be useful for nurses to application of music therapy for pain management after surgery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Heny Purwati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap tingkat nyeri anak usia prasekolah yang dilakukan pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan studi quasi eksperimen dengan rancangan Nonequivalent control group, after only design. Terapi musik diberikan 5 menit sebelum pemasangan infus sampai 5 menit sesudah pemasangan infus. Terdapat perbedaan tingkat nyeri yang signifikan antara anak usia prasekolah yang diberikan terapi musik dengan anak usia prasekolah yang tidak diberikan terapi musik saat dilakukan pemasangan infus dengan p value 0,00.

Music is an effective distraction technique. It has the best influence in a short time. Music reduces the physiological pain, stress and anxiety by distracting someone?s attention from the pain. The objective of this research is to understand the influence of music therapy to pre-school children that having infusion attachment procedure. This research was using quasi experiment with Nonequivalent control group, after only design. Music therapy was given at 5 minutes before the infusion attachment process was started until 5 minutes after the process was done. There was a significant difference of pain level between pre-school children that was having music therapy than they who was not having music therapy during the infusion attachment process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29406
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, A.N. Dahlia
"Pendahuluan: Agitasi merupakan kejadian umum yang dialami pasien di ruang intensif, bersifat fluktuatif, terjadi kapan saja baik siang maupun malam hari sejak hari pertama menjalani perawatan di ruang intensif serta bisa berlanjut pada hari-hari berikutnya. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan agitasi adalah pemberian terapi komplementer berupa terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot terhadap penurunan agitasi pasien di ruang perawatan intensif. Metode: Desain penelitian quasy eksperiment pre post test design with control group. Metode pemilihan sampel yakni consequtive sampling dengan jumlah sebanyak 50 responden, dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang memenuhi kriteria inklusi berupa pasien berusia di atas 18 tahun, pasien dengan skala agitasi RASS ≥ 2, memiliki kemampuan mendengar yang baik dan berkomunikasi secara nonverbal (pada pasien terintubasi dapat dengan mengangkat jari, mengedipkan mata, atau menganggukkan kepala) jika ada pertanyaan peneliti pada saat pengumpulan data; GCS ≥ 9; tidak menggunakan sedasi minimal 3 jam sebelum perlakuan dan tidak menggunakan agen penghambat neuromuskuler. Instrumen penelitian dengan menggunakan Richmond Agitation Sedation Scale dalam mengumpulkan data agitasi sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Wilcoxon terdapat perbedaan rerata yang bermakna pada skor agitasi sesaat setelah (p<0,001: α:0,05) dan 3 jam setelah perlakuan (p=0,007: α:0,05). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tingkat agitasi antara kelompok kontrol dan intervensi sesaat setelah dan 3 jam setelah perlakuan (p<0.001; α:0.05). Kesimpulan: Intervensi kombinasi terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot sebagai bagian dari terapi komplementer dapat digunakan untuk menurunkan agitasi pada pasien di ruang intensif.

Agitation is a common occurrence experienced by patients in intensive care, is fluctuating, occurs at any time of the day or night since the first day of treatment in the intensive care unit and can continue in the following days. One intervention that can be used to reduce agitation is the provision of complementary therapy in the form of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy. Objective: This study aims to identify the effect of relaxation music therapy and bergamot citrus aromatherapy on reducing patient agitation in the intensive care unit. Methods: Quasy experimental research design pre post test design with control group. The sample selection method is consequtive sampling with a total of 50 respondents, divided into control groups and intervention groups who meet the inclusion criteria such as patients over 18 years of age, patients with RASS agitation scale ≥ 2, have good hearing ability and communicate nonverbally (in intubated patients can be by raising a finger, winking, or nodding the head) if there are researcher questions at the time of data collection; GCS ≥ 9; not using sedation at least 3 hours before treatment and not using neuromuscular blocking agents. The research instrument used the Richmond Agitation Sedation Scale in collecting agitation data before and after treatment. Results: Based on the results of bivariate analysis with Wilcoxon test, there is a significant mean difference in agitation score immediately after (p<0.001: α: 0.05) and 3 hours after treatment (p=0.007: α: 0.05). The Mann Whitney test results showed that there was a significant difference in the level of agitation between the control and intervention groups shortly after and 3 hours after treatment (p<0.001; α: 0.05). Conclusion: The combined intervention of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy as part of complementary therapy can be used to reduce agitation in patients in the intensive care unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tori Rihiantoro
"Terapi musik memiliki manfaat yang besar dalam dunia kesehatan. Beberapa studi telah dilakukan, namun yang berfokus pada pasien koma dan status hemodinamik masih sedikit yang dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap status hemodinamik pada pasien koma. Penelitian ini menggunakan disain quasi experimental one group pre post, dengan teknik consecutive sampling didapatkan sampel sebesar 21 pasien. Analisi deskriptif mengambarkan terjadi penurunan rata-rata MAP sesudah dilakukan terapi musik sebesar 6,80 mmHg, penurunan rata-rata heart rare sesudah terapi musik sebesar 6,76 kali/menit dan terjadi penurunan rata-rata frekuensi pernapasan sesudah terapi musik sebesar 4,08 kali/menit. Hasil analisis bivatiat dengan dependent t test menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna terapi musik terhadap MAP (p value = 0,03l), heart rare (p value = 0,015) dan frekuensi pernapasan (p value = 0,000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna terapi musik terhadap status hemodinamik pada pasien koma di ruang ICU RSUDAM Propinsi Lampung. Hal ini dapat terjadi karena terapi musik dengan memperdengarkan musik instrumentalia healing sound mampu menciptakan efek relaksasi sehingga mampu menurunkan tingkat kecemasan, stressor dan stimulus-stimulus lain yang berpengaruh buruk terhadap hemodinamik pasien. Efek relaksasi tersebut dapat menurunkan indikator-indikator hemodinamik seperti MAP, heart rare dan frekuensi pernapasan. Penurunan indikator status hemodinamik pada pasien koma dengan cidera kepala dan stroke akan membantu stabilisasi hemodinamik pasien sekaligus membantu proses pemulihan pasien."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>