Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simbolon, Porman Tiurmaida
"Dampak pencemaran udara telah menyebabkan menurunnya kualitas udara yang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan khususnya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi 10 tertinggi dengan prevalensi ISPA sebesar 13,2%. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian lebih mendalam mengenai korelasi antara kualitas udara ambien dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018-2022. Desain penelitian ini adalah studi ekologi dengan analisis time series. Data yang digunakan adalah data bulanan jumlah kasus ISPA balita dan data kualitas udara ambien diperoleh dari data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang kemudian dikonversi menjadi nilai konsentrasi per bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata jumlah kasus ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018-2022 sebesar 6.048 kasus dengan jumlah kasus tertinggi sebesar 65.972 kasus. Konsentrasi parameter kualitas udara ambien yang melebihi baku mutu adalah parameter O3 dengan konsentrasi rata-rata sebesar 126 ug/m3. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa O3 memiliki hubungan yang signifikan dan korelasi arah positif dengan nilai p=<0,001; r=0,307). Kesimpulan dari penelitian ini adalah parameter kualitas udara ambien yang memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada balita ialah O3, sedangkan PM10, PM2.5,NO2 dan SO2 tidak berhubungan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta tahun 2018-2022. Dari hasil temuan ini perlu dilakukan upaya dalam pengendalian pencemaran udara terkait parameter tersebut. Untuk peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian dengan rentang waktu yang lebih lama untuk melihat kekuatan hubungan antara kualitas udara ambien dan kejadian ISPA pada balita.<

The impact of air pollution has caused a decrease in air quality which can cause various health problems, especially Acute Respiratory Infections (ARI). Based on the results of the 2018 Basic Health Research, DKI Jakarta Province is the 10th highest province with an ARI prevalence of 13.2%. Therefore, it is necessary to conduct a more in-depth study of the correlation between ambient air quality and the incidence of ARI in toddlers in DKI Jakarta Province in 2018-2022. The design of this research is an ecological study with time series analysis. The data used are monthly data on the number of cases of ARI under five and ambient air quality data obtained from Air Pollution Standard Index (ISPU) data which is then converted into concentration values per month. The results of this study show that the average number of ARI cases in toddlers in DKI Jakarta Province in 2018-2022 was 6,048 cases with the highest number of cases of 65,972 cases. The concentration of ambient air quality parameters that exceed quality standards is the O3 parameter with an average concentration of 126 ug/m3. The results of the Spearman Rank correlation test show that O3 has a significant relationship and a positive directional correlation with a value of p = <0.001; r=0.307). The conclusion of this study is that ambient air quality parameters that have a relationship with the incidence of ARI in toddlers are O3, while PM10, PM2.5, NO<2 and SO2 are not related to the incidence of ARI in under five in DKI Jakarta Province in 2018-2022. From these findings, efforts need to be made in controlling air pollution related to these parameters. For further researchers, it is necessary to conduct a study with a longer time span to see the strength of the relationship between ambient air quality and the incidence of ARI in toddlers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahman
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi penyakit terbanyak di Kota Depok. Penurunan kualitas udara ambien dan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) karena pembangunan yang semakin berkembang diduga memiliki kaitan dengan hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat trend Kualitas Udara Ambien, RTH dan Jumlah Kasus ISPA yang terjadi di Kota Depok tahun 2013-2017 serta bagaimana kaitan ketiganya dalam kualitas kesehatan lingkungan. Desain penelitian ini adalah studi ekologi. Unit analisisnya adalah data sekunder konsentrasi lima parameter kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO, Pb dan PM10) dan luas RTH dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), serta data jumlah kasus ISPA dari Dinkes Kota Depok. Analisis dilakukan secara spasial dan statistik. Hasil penelitian disajikan dalam tabel, grafik trend dan pemetaan. Terdapat trend fluktuasi yang acak dari konsentrasi lima parameter kualitas udara dan ISPA, sedangkan RTH mengalami trend perubahan yang teratur. Disarankan kepada pemerintah serta instansi kedinasan di Kota Depok untuk merumuskan regulasi dan berbagai program untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan serta menurunkan jumlah kasus ISPA di Kota Depok.

Acute Respiratory Infection (ARI) disease is still the highest number of disease in Depok City. Decline in ambient air qualityand availability of Green Open Space (GOS) due to the growing development is thought to be the causing factors. This study was conducted to determine the trend of Ambient Air Quality, GOS and the number of ARI cases that occurred in Depok during 2013-2017. The research design is ecological study. The units of analysis are the secondary data of the concentration of five parameters of ambient air quality (SO2, NO2, CO, Pb dan PM10) and GOS from Department of Hygiene and Environment, and data of ARI cases from Health Department in Depok. The analysis was done with spatial and statistical analysis. Result of the analysis showed in tables, graphs and mapping. There is random fluctuative trend on theambient air parametersand ARI. Whereas there is patterned change on the GOS. It is suggested to the city government as well as the official departments in Depok City to formulate regulations and various programs to improve the quality of environmental health and reduce the number of ARI cases in Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laila
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah salah satu penyebab kematian pada anak di negara berkembang. Anak-anak adalah salah satu dari kelompok yang paling berisiko. Selama dua tahun terakhir, ISPA merupakan sepuluh penyakit terbesar di Kecamatan Jatinegara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan PM10 dalam udara ruang kelas dengan kejadian ISPA pada siswa SD di Jakarta dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel 353 siswa dan 10 SDN di Kecamatan Jatinegara. Variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada siswa SD yaitu konsentrasi PM10 dalam ruang kelas, lubang udara di dapur, perilaku merokok dalam rumah, penggunaan obat anti nyamuk bakar, dan anggota keluarga sakit ISPA. Siswa SD dengan konsentrasi PM10 dalam ruang kelas yang tidak memenuhi syarat (>70 μg/m3) berisiko 1,7 kali mengalami ISPA setelah dikontrol oleh variabel lingkungan fisik kelas lainnya. Upaya yang perlu dilakukan diantaranya menjaga kebersihan kelas dan perawatan secara rutin, menanam pohon di halaman sekolah sebagai filter udara, berperilaku hidup bersih dan sehat, dan membuat ventilasi udara yang cukup agar sirkulasi udara dalam ruang lancar.

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of cause of death in children in developing countries. Children have the highest risk in increased dose of PM10 exposure. In last two years, ARI is one of the top ten diseases in Jatinegara. This study aimed to analyze the relationship of PM10 in air in classroom with ARI in the elementary school students in Jakarta. Study design was cross-sectional with 353 students as sample, taken from 10 SDN in Jatinegara area. Variables associated with ARI in elementary school students are PM10 concentrations in classrooms, ventilation in the kitchen, smoking behavior in house, uses of mosquito repellent, and family members with ARI. Students with PM10 concentrations in classrooms which not qualify the standards (> 70 ug/m3) has the risks 1,7 times in causing ARI after the controlled physical environmental class variables. Efforts should be made to prevent ARI include maintaining the class cleanliness and regular maintenance, planting trees in school yard as air filter, clean and healthy life behavior, and make adequate ventilation for air circulation in rooms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T53811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agisna Nur Fidya
"ISPA merupakan penyakit penyebab kematian yang paling umum pada anak-anak di Negara berkembang. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan PM10 dalam udara ruang kelas dengan kejadian ISPA pada siswa SD/MI di wilayah kerja Puskesmas Cilebut, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor tahun 2018. Sampel sebanyak 184 siswa kelas 4 dan 5 sekolah dasar yang berada di tiga sekolah terpilih. Selain PM10, variabel lainnya yang diteliti yang diduga berhubungan dengan kejadian ISPA pada siswa sekolah dasar yaitu suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi dan kepadatan hunian ruang kelas, serta status gizi siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada siswa SD/MI yaitu PM10 p=0,0001;OR=3,862, pencahayaan p=0,006;OR=3,111, dan kepadatan hunian kelas p=0,002;OR=2,952. Setelah dikontrol dengan variabel konfonding, didapatkan bahwa siswa yang berada dalam ruang kelas dengan konsentrasi PM10 di atas median dan kepadatan hunian yang tidak memenuhi syarat berisiko 4,5 kali untuk mengalami kejadian ISPA dibandingkan dengan siswa yang berada di ruang kelas dengan konsentrasi di bawah median dan kepadatan hunian yang memenuhi syarat. Upaya yang perlu dilakukan diantaranya menjaga kebersihan ruang kelas; menambahkan ventilasi dan sumber pencahayaan dalam ruang kelas; menambahkan pepohonan di sekitar lingkungan sekolah; serta membatasi jumlah siswa dalam satu kelas.

ARI is the most common cause of death among children in developing countries. This research is using cross sectional design, to find out the association of PM10 in the classroom air with the incidence of ARI in elementary school students under Cilebut Primary Health Care work area, Bogor. The samples are 184 students in 4th and 5th grade in three selected elementary schools. In addition to PM10, other variables thought to be associated with ARI in elementary school students temperature, humidity, lighting, ventilation, density of the classroom, nutritional status of the students.
The results showed that the variables which associated with ARI in elementary school students were PM10 p 0,0001 OR 3,862, lighting p 0.011 OR 3.111, and density of the classroom p 0,004 OR 2,952. Found that students who were in the classroom with an above median PM10 concentration and uneligible class density were at risk 4.5 times for ARI compared with those in the classroom with concentrations below median and eligible class density. Effort that need to be done are maintaining the cleanliness of the classroom adding ventilation and lighting sources planting trees and limiting the number of students in one class.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerikco Lewiyonah
"Latar Belakangan: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit menular penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita di dunia, khususnya di negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu dari enam negara dengan kasus ISPA pada balita terbanyak di dunia dengan insiden yang cukup tinggi. Beberapa faktor yang berkaitan dengan ISPA pada balita diantaranya yaitu faktor sosio-demografi, , faktor sosio-ekonomi, dan faktor lingkungan. DKI Jakarta memiliki beberapa permasalahan yang umum terjadi di kota besar seperti masalah Kependudukan, pekerjaan, dan polusi udara. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019- 2020, seperti usia ibu, tingkat Pendidikan ibu, tingkat Pendidikan ayah, jumlah perokok, jumlah industri, jumlah kendaraan bermotor, dan ruang terbuka hijau (RTH) secara statistic. Metode: Penelitian ini menggunakan desai studi ekologi berdasarkan tempat yang mencakup 44 kecamatan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Hasil: studi menunjukkan adanya korelasi terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita di Provinsi DKI Jakarta yaitu usia ibu (p = 0.011, r = 0.381), tingkat pendidikan ibu (p = 0,000, r = -0,385), jumlah perokok (p = 0.007, r = 0.422), dam ruang terbuka hijau (p = 0.048, r = 0.325). Sementara itu, untuk tingkat Pendidikan ayah, jumlah kendaraan bermotor, dan jumlah industri menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian ISPA pada balita di Provinsi DKI Jakarta.

Background: Acute Respiratory Infection (ARI) is an infectious disease the main cause of morbidity and mortality in children under five years in the world, especially in developing countries. Indonesia is one of the six countries with most cases of ARI in children under five years in the world. There are several factors related to ARI in children under five years including socio-demographic, socio-economic, and environmental factors. DKI Jakarta had several problems that are common in big cities, such as population, employment, and air pollution. Objective: In this study the factors related to the incidence of ARI among children under five years in DKI Jakarta Province in 2019 and 2020, such as maternal age, mother’s level of education, father’s level of education, total of smokers, total of industries, total of vehicle, and quantity of green open space were analysed. Methods: An ecological study design based on region that includes 44 sub-districts in DKI Jakarta Province was used in this study. Results: Statistically significant correlations between incidence of Acute Respiratory Infection (ARI) in children under five years in DKI Jakarta Province, and maternal age (p = 0,011, r = 0,381) in 2019 and 2020, mother’s level of education (p = 0,000, r = -0,385), total of smokers (p = 0,007, r = 0,422) in 2019,quantity of green open space (p = 0,048, r = 0,325) in 2019 were observed in this study. Meanwhile, in signicant correlations between father’s level ofeducation, total of vehicle, and total of industries show insignificant correlation with incidence of ARI among children under five years in DKI Jakarta Province in 2019 and 2020 were showed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniatun
"Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dan perilakunya serta komponen lingkungan yang memiliki potensi penyakit (Achmadi, 2014). Penelitian ini bertujuan melihat hubungan konsentrasi PM2.5 terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pedagang di Terminal Bus Senen. Hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi PM2.5 mencapai 219 µg/m3. Didapatkan pedagang dengan ISPA sebesar 28% dari 93 sampel. Terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan kejadian ISPA (p=0,027). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara paparan PM2.5 , umur, status gizi, status merokok dan durasi kerja. Selanjutnya diperlukan pemantauan uji emisi kendaraan dan pemantauan kualitas udara.

Disease events are the result of interactive relationships between humans and their behavior and environmental components that have potential diseases (Achmadi, 2014).. This study aims to look at the correlation between PM2.5 with Incident Acute Respiratory Infection (ARI) at Merchant of Terminal Bus Senen. The results of this study showed PM2.5 concentration reached 219 µg/m3. Acute Respiratory Infection was found 28% of 93 samples. There were significant correlation between the length of work and the incidence of ARI (p = 0.027). There were no significant correlation was found with PM2.5 exposure, age, nutritional status, smoking status and duration of work. Furthermore, monitoring of vehicle emission testing and air quality monitoring."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rosdiana
"Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. ISPA menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia selama lebih dari dua dasawarsa. Penelitian dilakukan untuk menilai hubungan antara kualitas mikrobiologi dalam rumah pada balita di wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng, Kabupaten Bogor tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi case control dengan analisis multivariat. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran kualitas mikrobiologi udara dalam rumah, wawancara kuesioner, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan ISPA pada balita adalah total koloni bakteri dan total koloni kuman (p=0,025; OR=7,798), imunisasi (p=0,037; OR=3,845), dan penggunaan bahan bakar untuk memasak (p=0,038; OR= 4,312). Variabel rumah sehat (p=1), perokok dalam keluarga (p=0,526), kelembaban (p=0,088), kepadatan hunian (p=0,380), total koloni jamur (p=0,255), komponen rumah (p=0,066), dan sarana sanitasi (p=0,602) tidak berhubungan dengan kejadian ISPA.
Kesimpulannya bahwa ada hubungan yang signifikan antara total koloni bakteri dan kuman udara dalam rumah, imunisasi, dan penggunaan bahan bakar memasak dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng. Faktor risiko yang paing dominan menyebabkan ISPA pada balita adalah total koloni bakteri dan kuman.

Acute respiratory infection (ARI) is a principal cause of mortality and morbidity infection diseases in the world. Acute respiratory infection is as first rank from ten diseases in Indonesia during more two decades. The objective of this study is to assess of associated between microbiological indoor air quality to under five children in region of Puskesmas Leuwisadeng, Bogor regency, 2013. This study used case control study and multivariate analysis. The information was collected by measurement of microbiological indoor air quality, interview, and observation.
The result indicated a significant association was found between acute respiratory infection to under five children were total colony bacteria and total colony microbe (p=0,025; OR=7,798), incomplete immunization (p=0,037; OR=3,845), and using biomass for cooking (p=0,038; OR=4,312). Healthy house (p=1), smoking by any family member (p=0,526), humidity (p=0,088), crowding (p=0,380), total colony fungi (p=0,255), component of house (p=0,066), and sanitation facility (p=0,602) insignificant with acute respiratory infection.
Conclusion, there was significant association between total colony bacteria, total colony microbe, incomplete immunization, and using biomass for cooking with ARI in region of Puskesmas Leuwisadeng. The main risk factors that causes under five years ARI is total colony bacteria and total colony microbe.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Maulina Solihah
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh buruknya kualitas udara terutama kualitas udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan ditentukan oleh parameter fisika, kimia, dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parameter fisika dan mikrobiologis udara dalam ruangan (suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, dan total angka kuman) dengan keluhan gejala ISPA pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang yang bersifat kuantitatif dengan jumlah responden warga binaan sebanyak 100 orang dan sampel kamar tahanan sebanyak 14 kamar. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk melihat gejala ISPA pada warga binaan dan pengukuran parameter fisika-mikrobiologis untuk melihat kualitas udara di kamar tahanan. Pengambilan sampel total angka kuman pada udara kamar tahanan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban udara pada kamar tahanan dengan gejala ISPA (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71) dan terdapat pula hubungan yang signifikan antara pencahayaan pada kamar tahanan dengan keluhan gejala ISPA (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84).

Acute Respiratory Infection (ARI) is an environmetal-based disease caused by poor air quality, especially poor indoor air quality. Indoor air quality is determined by physical, chemical and biological parameters. This study aims to analyze the correlation between Physical and Microbiological Parameters of Indoor Air Quality (temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, and total germ number) to symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Prisoner Cells, Jakarta Woman Prison Class IIA. This reaserch is cross sectional study with 100 respondents and 14 sample prisoner cells. The data were collected by using questionnaires to see symptoms of ARI in prisoners and measurement of microbiological-physical parameters to see the air quality in prisoner cells. The results of this study state that there is a significant relationship between humidity in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71), and also there is a significant relationship between lighting in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Maulina Solihah
"ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh buruknya kualitas udara terutama kualitas udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan ditentukan oleh parameter fisika, kimia, dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parameter fisika dan mikrobiologis udara dalam ruangan (suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, dan total angka kuman) dengan keluhan gejala ISPA pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang yang bersifat kuantitatif dengan jumlah responden warga binaan sebanyak 100 orang dan sampel kamar tahanan sebanyak 14 kamar. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk melihat gejala ISPA pada warga binaan dan pengukuran parameter fisika-mikrobiologis untuk melihat kualitas udara di kamar tahanan. Pengambilan sampel total angka kuman pada udara kamar tahanan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban udara pada kamar tahanan dengan gejala ISPA (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71) dan terdapat pula hubungan yang signifikan antara pencahayaan pada kamar tahanan dengan keluhan gejala ISPA (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84).

ABSTRACT
Acute Respiratory Infection (ARI) is an environmetal-based disease caused by poor air quality, especially poor indoor air quality. Indoor air quality is determined by physical, chemical and biological parameters. This study aims to analyze the correlation between Physical and Microbiological Parameters of Indoor Air Quality (temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, and total germ number) to symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Prisoner Cells, Jakarta Woman Prison Class IIA. This reaserch is cross sectional study with 100 respondents and 14 sample prisoner cells. The data were collected by using questionnaires to see symptoms of ARI in prisoners and measurement of microbiological-physical parameters to see the air quality in prisoner cells. The results of this study state that there is a significant relationship between humidity in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71), and also there is a significant relationship between lighting in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84). "
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin
"Pencemaran udara merupakan masalah yang terjadi di kota besar seperti Jakarta, dimana hal ini dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan pada manusia. Gangguan kesehatan berupa penyakit saluran pernafasan yang dapat terjadi antara lain adalah penyakit ISPA, Bronkitis dan Asma.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kecenderungan kejadian pencemaran udara dan kecenderungan penyakit pernafasan serta untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi pencemaran udara dengan kejadian penyakit saluran pernafasan di DKI Jakarta Tahun 2003-2004. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain studi ekologi.
Konsentrasi rata-rata tahunan zat pencemar udara adalah SO2 (4,9 ppb), NO2 (26,5 ppb), NO adalah (40,1ppb), NOx ( 64,8 ppb) dan partikulat (TSP) (92,79 ug/m3) . Rate penyakit saluran pernafasan per 100.000 penduduk memiliki rata-rata untuk ISPA adalah 1682,2, bronkitis 18,3 dan asma 56,3. Hubungan yang signifikan terjadi di beberapa kecamatan. Parameter yang signifikan di beberapa kecamatan adalah SO2 dengan ISPA, SO2 dengan bronkitis, NO dengan bronkitis, NO dengan asma, dan NOx dengan ISPA.
Kejadian penyakit saluran pernafasan kemungkinan disebabkan oleh pencemaran udara Penanggulangan dapat dilakukan dengan penyediaan transportasi umum yang nyaman dan substitusi bahan bakar kendaraan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan serta pengaturan tata guna lahan dan tata ruang perkotaan.
Daftar Pustaka : 47 (1993-2004)

The Correlation Between Ambient Air Quality and Cases of Acute Respiratory Infection, Bronchitis, and Asthma in DKI Jakarta During 2003 ? 2004 (An Ecological Study in 15 Sub Districts)Air pollution is a problem commonly in large cities such as Jakarta and cause various respiratory problems such as acute respiratory infections (ARI), bronchitis, and asthma.
This study aims to determine the concentration of air pollution and the tendency of respiratory problems, as well as to determine the correlation between concentration of air pollution and incidence of respiratory infections in DKI Jakarta during 2003-2004. This study is descriptive in nature and is an ecological study in design.
The air pollutants annual are SO2 (concentration of 4.9 ppb), NO2 (26.5 ppb), NO (40,.ppb), NOx ( 64.8 ppb) and particulate matter (TSP) (92.79 uglm3) . The average rate of incidence per 100.000 people is 1682,2 for ART, 18,3 for bronchitis and 56,3 for asthma. Significant correlation of parameters in several districts are SO2 with ARI, SO2 with bronchitis, NO with bronchitis, NO with asthma, and NOx with ARI.
Respiratory problem are caused by air pollution. Means to minimize the number of cases include a better arrangement of land use, the available of pubic transport and substituting gasoline fuel with environment friendly fuel.
Bibliography: 47 (1993-2004)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>