Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Savira Syahfitri Ikhsan
"Sub-DAS Citarum Hulu merupakan daerah aliran sungai, area penelitian menjadi salah satu sumber air bagi masyarakat Bandung. Sub-DAS Citarum Hulu memiliki permasalahan utama terkait dengan erosi, sedimentasi, aliran sungai yang tercemar, banjir, dan lahan kritis. Banjir merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi, hal ini didukung oleh respon dari curah hujan semakin meningkat, kondisi geologi, dan vegetasi pada area penelitian. Informasi potensi resiko banjir dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap kerapatan pengaliran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan tersebut berdasarkan kontrol faktor geologi, iklim, dan vegetasi terhadap kerapatan pengaliran. Hasil analisis didapatkan dari korelasi regresi menggunakan data curah hujan, DEMNAS, Citra Landsat 8, dan data tutupan lahan untuk mengetahui hubungan kerapatan pengaliran dengan setiap parameter, serta dapat diketahui faktor paling dominan mengontrol kerapatan pengaliran pada sub-DAS Citarum Hulu. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa korelasi regresi negatif ditunjukkan pada kontrol geologi, dimana hubungan antar parameter memiliki perbandingan berbanding terbalik, yaitu ketika wilayah dengan kerapatan kelurusan rendah, maka wilayah akan memiliki kerapatan pengaliran tinggi, dan terjadi sebaliknya. Sedangkan korelasi regresi positif ditunjukkan pada kontrol iklim dan vegetasi, dimana hubungan memiliki perbandingan saling berbanding lurus, yaitu ketika wilayah dengan tingkat curah hujan tinggi, kerapatan vegetasi semakin rapat, maka wilayah akan memiliki kerapatan pengaliran tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor pengontrol paling mendominasi pada sub-DAS Citarum Hulu yaitu faktor geologi ditinjau dari kerapatan kelurusan. Hal ini didukung oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,8737 menunjukkan bahwa hubungan antar kedua parameter sangat kuat. Jadi, dengan mengetahui kerapatan pengaliran pada daerah penelitian maka informasi terkait karakeristik dari DAS juga dapat diketahui dan memberikan manfaat terhadap penanggulangan banjir.

The Upper Citarum sub-watershed is a watershed, and the research area is a source of water for the people of Bandung. The Upper Citarum sub-watershed has major problems related to erosion, sedimentation, polluted river flows, flooding, and critical land. Flooding is one of the problems that often occurs, this is supported by the response to increasing rainfall, the geological conditions, and the vegetation in the research area. Information on the potential risk of flooding can be identified by analyzing the drainage density. This study aims to analyze these problems based on the control of geological, climatic, and vegetation factors on drainage density. The results of the analysis were obtained from regression correlation using rainfall data, DEMNAS, Landsat 8 imagery, and land cover data to determine the relationship between drainage density and each parameter, and to determine the most dominant factor controlling drainage density in the Upper Citarum sub-watershed. Based on the results of the analysis, it was found that the negative regression correlation was shown in the geological control, where the relationship between parameters has an inverse ratio, that is, when an area with low structural density, the area will have a high drainage density, and vice versa. While the positive regression correlation is shown in climate and vegetation controls, where the relationship has a direct proportional comparison, that is, when an area with a high level of rainfall, the density of vegetation is denser, then the area will have a high drainage density. So it can be concluded that the controlling factor dominates the Upper Citarum sub-watershed, namely geological factors in terms of structural density. This is supported by the correlation coefficient value of 0.8737, indicating that the relationship between the two parameters is very strong. So, by knowing the density of drainage in the study area, information related to the characteristics of the watershed can also be known, which can provide benefits for flood prevention."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Syahfitri Ikhsan
"Sub-DAS Citarum Hulu merupakan daerah aliran sungai, area penelitian menjadi salah satu sumber air bagi masyarakat Bandung. Sub-DAS Citarum Hulu memiliki permasalahan utama terkait dengan erosi, sedimentasi, aliran sungai yang tercemar, banjir, dan lahan kritis. Banjir merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi, hal ini didukung oleh respon dari curah hujan semakin meningkat, kondisi geologi, dan vegetasi pada area penelitian. Informasi potensi resiko banjir dapat diketahui dengan melakukan analisis terhadap kerapatan pengaliran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan tersebut berdasarkan kontrol faktor geologi, iklim, dan vegetasi terhadap kerapatan pengaliran. Hasil analisis didapatkan dari korelasi regresi menggunakan data curah hujan, DEMNAS, Citra Landsat 8, dan data tutupan lahan untuk mengetahui hubungan kerapatan pengaliran dengan setiap parameter, serta dapat diketahui faktor paling dominan mengontrol kerapatan pengaliran pada sub-DAS Citarum Hulu. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa korelasi regresi negatif ditunjukkan pada kontrol geologi, dimana hubungan antar parameter memiliki perbandingan berbanding terbalik, yaitu ketika wilayah dengan kerapatan kelurusan rendah, maka wilayah akan memiliki kerapatan pengaliran tinggi, dan terjadi sebaliknya. Sedangkan korelasi regresi positif ditunjukkan pada kontrol iklim dan vegetasi, dimana hubungan memiliki perbandingan saling berbanding lurus, yaitu ketika wilayah dengan tingkat curah hujan tinggi, kerapatan vegetasi semakin rapat, maka wilayah akan memiliki kerapatan pengaliran tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor pengontrol paling mendominasi pada sub-DAS Citarum Hulu yaitu faktor geologi ditinjau dari kerapatan kelurusan. Hal ini didukung oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,8737 menunjukkan bahwa hubungan antar kedua parameter sangat kuat. Jadi, dengan mengetahui kerapatan pengaliran pada daerah penelitian maka informasi terkait karakeristik dari DAS juga dapat diketahui dan memberikan manfaat terhadap penanggulangan banjir.

The Upper Citarum sub-watershed is a watershed, and the research area is a source of water for the people of Bandung. The Upper Citarum sub-watershed has major problems related to erosion, sedimentation, polluted river flows, flooding, and critical land. Flooding is one of the problems that often occurs, this is supported by the response to increasing rainfall, the geological conditions, and the vegetation in the research area. Information on the potential risk of flooding can be identified by analyzing the drainage density. This study aims to analyze these problems based on the control of geological, climatic, and vegetation factors on drainage density. The results of the analysis were obtained from regression correlation using rainfall data, DEMNAS, Landsat 8 imagery, and land cover data to determine the relationship between drainage density and each parameter, and to determine the most dominant factor controlling drainage density in the Upper Citarum sub-watershed. Based on the results of the analysis, it was found that the negative regression correlation was shown in the geological control, where the relationship between parameters has an inverse ratio, that is, when an area with low structural density, the area will have a high drainage density, and vice versa. While the positive regression correlation is shown in climate and vegetation controls, where the relationship has a direct proportional comparison, that is, when an area with a high level of rainfall, the density of vegetation is denser, then the area will have a high drainage density. So it can be concluded that the controlling factor dominates the Upper Citarum sub-watershed, namely geological factors in terms of structural density. This is supported by the correlation coefficient value of 0.8737, indicating that the relationship between the two parameters is very strong. So, by knowing the density of drainage in the study area, information related to the characteristics of the watershed can also be known, which can provide benefits for flood prevention."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Sekar Arum
"Erosi, sedimentasi, banjir, lahan kritis, hingga aliran sungai yang tercemar merupakan beberapa permasalahan yang dihadapi di sub-DAS Citarum Tengah. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dianalisis dan ditanggulangi dengan cara mencari nilai kerapatan pengaliran yang kemudian dikorelasikan dengan faktor pengontrol DAS. Faktor pengontrol potensi air hidrologi antara lain struktur geologi, vegetasi, dan iklim. Jika ada perubahan dari ketiga faktor tersebut akan berpengaruh langsung terhadap DAS. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui korelasi faktor-faktor pengontrol seperti geologi, iklim, dan vegetasi terhadap pengaruh kerapatan pengaliran di sub-DAS Citarum Tengah. Hasil korelasi ketiga faktor tersebut kemudian akan didapatkan faktor pengontrol dominan yang berpengaruh di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah dengan analisis korelasi regresi linear serta perbandingan secara visual antara peta kerapatan pengaliran dan masing-masing faktor pengontrol. Berdasarkan hasil analisis korelasi regresi antara kerapatan pengaliran dengan kerapatan curah hujan, didapatkan nilai koefisien R² = 0.5929 atau sebesar 59.29% pengaruh faktor iklim terhadap kerapatan pengaliran. Korelasi ini berbanding lurus dengan trendline yang cenderung naik. Sehingga faktor pengontrol yang mendominasi pada sub-DAS Citarum Tengah adalah iklim.

Erosion, sedimentation, flooding, critical land, and polluted river flows are some of the problems faced in the Central Citarum sub-watershed. These problems can be analyzed and overcome by finding the drainage density which is then correlated with the watershed controlling factor. The factors that controlled hydrological water potential include geological structure, vegetation, and climate. If there is a change in these three factors, it will directly affect the watershed. The purpose of this study was to determine the correlation of controlling factors such as geology, climate, and vegetation on the influence of drainage density in the Central Citarum subwatershed. The results of the correlation of the three factors will then get the dominant controlling factor that influences the research area. The method used for this research is a linear regression correlation analysis and a visual comparison between the drainage density map and each controlling factor. Based on the results of the regression correlation analysis between drainage density and rainfall density, the coefficient value R² = 0.5929 or 59.29% is the influence of climate factors on drainage density. This correlation is directly proportional to the trendline which tends to rise. So that the controlling factor that dominates the Central Citarum sub-watershed is climate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrani Nur Anisa Irfiyanti
"Perubahan tutupan vegetasi sebagai indikator penting dalam mitigasi resiko banjir pada debit aliran sungai. Tutupan lahan dan kondisi vegetasi mengoptimalkan penyerapan air dalam tanah serta melindungi dari daya angkut aliran permukaan dan dampak partikel air hujan yang memengaruhi pergerakan air dalam DAS. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan tutupan vegetasi berdasarkan parameter Leaf Area Index (LAI) serta menganalisis pengaruh antara tutupan vegetasi terhadap variasi debit aliran di DAS Samin. Tutupan vegetasi berdasarkan Leaf Area Index (LAI) didapatkan dari citra Landsat 7 dan 8 yang diolah dengan Google Earth Engine selama periode 2003-2023 dengan menggunakan pendekatan indeks vegetasi EVI dalam perhitungan dan menganalisis LAI. Data hidrologi secara kontinu didapatkan dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) yang kemudian dianalisis dengan menghubungkan dengan perubahan tutupan vegetasi. Faktor lainnya mencakup curah hujan, kelerengan, jenis tanah menjadi pertimbangan analisis bersama dengan tutupan vegetasi terhadap dinamika debit aliran menjadi lebih holistik dan komprehensif. Ini memungkinkan untuk memahami pengaruh interaksi antara lingkungan fisik dan kondisi manusia terhadap siklus air dan aliran sungai di suatu daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik skoring dan overlay dengan beberapa variabel. Hasil dari penelitian dengan analisis korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tutupan vegetasi dan debit aliran sungai, seperti deforestasi dan urbanisasi, secara signifikan memengaruhi variabilitas debit aliran sungai di wilayah Sub DAS Samin.

Changes in vegetation cover as an important indicator in mitigating flood risk in river discharge. Land cover and vegetation conditions optimize water absorption in the soil and protect against the carrying capacity of surface flows and the impact of rainwater particles which influence water movement in the watershed. This research aims to analyze the dynamics of changes in vegetation cover based on the Leaf Area Index (LAI) parameters and analyze the influence of vegetation cover on variations in flow discharge in the Samin watershed. Vegetation cover based on the Leaf Area Index (LAI) was obtained from Landsat 7 and 8 images processed with Google Earth Engine during the 2003-2023 period using the EVI vegetation index approach in calculating and analyzing LAI. Continuous hydrological data was obtained from the Bengawan Solo River Basin Center (BBWS) which was then analyzed by correlating it with changes in vegetation cover. Other factors including rainfall, slope, soil type are taken into consideration in the analysis together with vegetation cover to make the dynamics of flow discharge more holistic and comprehensive. This makes it possible to understand the influence of interactions between the physical environment and human conditions on the water cycle and river flow in an area. The method used in this research uses scoring and overlay techniques with several variables. The results of research using Spearman correlation analysis show that there is a significant relationship between vegetation cover and river flow discharge, such as deforestation and urbanization, which significantly influence the variability of river flow discharge in the Samin Sub-watershed area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Santosa Sukardi
"ABSTRAK
Riset ini dilatarbelakangi oleh rusaknya kondisi DAS Citarum temasuk Sub DAS
Cisokan dan adanya penduduk khususnya petani yang mengalami rawan pangan.
Permasalahan yang dihadapi adalah adanya kesenjangan antara upaya pemenuhan
kebutuhan pangan dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan dengan kegiatan
pertanian soot ini. Tujuan riset ini adalah untuk menentukan model agroforestri
berkelanjutan yang sesuai dengan kondisi Sub DAS Cisokan untuk mendukung
ketahanan pangan. Pendekatan riset adalah.kuantitatif dengan metode utama survei.
Analisis dilakukan. dengan mengolah data spasial dan numerik, baik data primer
maupun sekunder serta permodelan. Hasil riset memperlihatkan bahwa mayoritas
petani di Sub DAS Cisokan tidak termasuk tahan pangan, secara kuantitatif status
sistem agroforestri kurang berkelanjutan dan model agroforestri yang berkelanjutan
adalah yang mengkombinasikan tanarnan pangan berbentuk pohon, tanaman
semusim dan hewan temak besar dan ikan. Pengembangan agroforestri perlu
mempertimbangkan tata ruang wilayah dan penutupan/penggunaan lahan.
Pengembangan pertanian monokultur sebaiknya sangat dibatasi karen a tidak sesuai
dengan kaidah ilmu lingkungan. Pengembangan agroforestri harus
mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

ABSTRACT
The background of the research is Citatum watershed including Cisokan sub
watershed very bad condition as well as local people food shortage. The problemis
the gap between food needs fulfilment efforts and sustainable environment
management in one hand and agricultural practices on the other. Objective of the
research is to define sustainable agroforestry model which suitable with Cisokan
sub watershed condition to support food resiJience. Research approach is
quantitative and survey is the main method. Data analysis was done by processing
both data spatial and numeric, followed by modelling. The result of the research
shows that majority of the farmers are not classified as food secured,quantitatively
agroforestry is less sustainable and agoforestry model can support food resilience
if combining food trees, annual crops, livestock and freshwater fisheries.
Agroforestry development should consider provincial spatial plan and existing land
use/land cover. It is recommended to limit monoculture agriculture since it is not in
line with environment sustainability principles. Agroforestry development should
consider social, economical and ecological aspects."
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwa Millennia Chaerani
"Penelitian dilakukan di Sub-DAS Citarik, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat dan merupakan bagian dari DAS Cimandiri, WS Cisadea-Cibareno. Sub-DAS Citarik. Secara geografis terletak pada 6°43'05" - 7°01'15"LS dan 106°30'50" - 106°41'00"BT. Litologi daerah penelitian secara regional terdiri dari batuan vulkanik, batuan piroklastik, dan batuan sedimen. Berdasarkan cakupan daerah aliran sungai, anakan Sungai Citarik mengalir dari kaki Gunung Salak hingga muara Pelabuhan Ratu. Karena itu Sungai Citarik memiliki beragam topografi dari bentukan lahan pegunungan hingga dataran rendah. Debit pada Sub-DAS Citarik yang sebagian besar berada pada daerah perbukitan dapat terpengaruh oleh struktur. Melalui analisis fault fracture density (FFD) dilakukan pendugaan zona permeabel dari suatu lokasi untuk mengetahui implikasinya terhadap debit aliran dasar, debit limpasan langsung, dan debit jumlah air tersedia. Berdasarkan perhitungan debit dengan pendekatan keseimbangan air metode F.J.Mock, didapatkan perbandingan rasio debit aliran dasar dan debit limpasan langsung pada zona FFD tinggi lebih besar dibandingkan dengan zona FFD rendah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahwa lebih banyak debit yang terinfiltrasi dibandingkan dengan debit yang mengalir di permukaan.

The research was conducted in Citarik Sub-Watershed, Sukabumi Regency, West Java Province and part of the Cimandiri Watershed, WS Cisadea-Cibareno. Citarik sub-watershed. Geographically it is located at 6°43'05" - 7°01'15" S and 106°30'50" - 106°41'00"E. The lithology of the research area regionally consists of volcanic rocks, pyroclastic rocks, and sedimentary rocks. Based on the watershed coverage, the tributary of the Citarik River flows from the foot of Mount Salak to the Pelabuhan Ratu estuary. Therefore, the Citarik River has a variety of topography from mountainous landforms to lowlands. The flow of the Citarik Sub-watershed which is mostly located in hilly areas, can be affected by the structure. Through fault fracture density (FFD) analysis, it is possible to estimate the permeable zone to find out its implications for base flow discharge, surface runoff discharge, and total available water discharge. Based on the calculation of the discharge with the water balance approach, the F.J. Mock method, the ratio of base flow and surface runoff in the high FFD zone is greater than that in the low FFD zone. This indicates that more discharge infiltrate than flows on the surface."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syal Syabila Az-zahra
"Sub DA Ci Widey yang terletak di Kabupaten Bandung merupakan salah satu wilayah yang memiliki lokasi objek wisata yang cukup diminati oleh masyarakat Bandung maupun di luar Bandung. Objek wisata tersebut membuat wilayah Sub DA Ci Widey menjadi strategis dan mendorong investasi dan kegiatan ekonomi sehingga memicu bertambahnya jumlah pendatang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan kerapatan kehijauan vegetasi dan suhu permukaan pada tiap tutupan lahan dan mengkaji hubungan antar keduanya. Metode yang digunakan adalah metode pengindraan jauh yang terdiri dari NDVI, Mono-window Brightness Temperature, Supervised Classification, dan Raster Correlation. Hasil dari penelitian ini adalah kerapatan kehijauan vegetasi dan suhu permukaan pada tahun 1990-2020 mengalami perubahan. Perubahan kerapatan kehijauan vegetasi yang mengalami peningkatan adalah kebun campuran dan lahan terbangun, serta perubahan yang mengalami penurunan adalah sawah dan tegalan/ladang. Kemudian, perubahan suhu permukaan yang mengalami sangat terlihat jelas perbedaannya. Semua tutupan lahan mengalami perubahan suhu permukaan. Nilai kerapatan kehijauan vegetasi dan suhu permukaan pada tahun 1990, 2005, dan 2020 memiliki hubungan berbanding terbalik yang ditunjukkan dengan tanda negatif (-) di depan koefisien regresi, artinya apabila kerapatan kehijauan vegetasi menurun maka suhu permukaan akan meningkat, begitupun sebaliknya.

The Sub-Watershed which is located in Bandung Regency, is one of the areas that has tourism objects that are quite attractive to the Bandung citizens and outside Bandung. This tourist attraction makes the Sub-Watershed Ci Widey area strategic and encourages investment and economic activity, thus triggering an increase in the number of migrants. The purpose of this study was to analyze changes in vegetation greenness and surface temperature at each land cover and to examine the relationship between the two. The method used is a remote sensing method consisting of NDVI, Mono-window Brightness Temperature, Supervised Classification, and Raster Correlation. The results of this study were the vegetation density greenness and surface temperature changes in the years 1990-2020. Changes in the vegetation density greenness that have increased are mixed gardens and constructed lands, and changes that have decreased are rice fields and moor/field. Then, the change in surface temperature is very clear. All land cover changes in surface temperature. The value of vegetation density greenness and surface temperature in 1990, 2005, and 2020 has an inversely proportional relationship which is indicated by a negative sign (-) in front of the regression coefficient, meaning that if the vegetation density greenness decreases, the surface temperature will increase, and vice versa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganif Pratama
"Respon hidrologi di Daerah Aliran Sungai DAS perkotaan yang telah mengalami perkembangan wilayah ditandai oleh fluktuasi debit. Indikasinya adalah tingkat flashiness yang semakin besar. Melalui pengolahan data debit harian selama tahun 1994-2016 dengan metode Indeks Richard-Baker IRB, dianalisis tingkat flashiness pada empat sungai di DAS Citarum yang dikaitkan dengan perubahan karakteristik DAS dan curah hujan. Hasil analisis keruangan dan temporal menunjukkan bahwa indeks flashiness Sungai Cimeta paling tinggi. Variasi indeks flashiness pada empat sungai tersebut relatif homogen yang menunjukkan daerah pegunungan. Indeks flashiness tertinggi terjadi pada musim pancaroba dan flashiness terendah terjadi pada musim kemarau. Kerapatan jaringan sungai dan tutupan lahan berpengaruh pada indeks flashiness. Tingkat flashiness pada tahun-tahun El Nino relatif lebih kecil dibandingkan pada tahun-tahun bukan El Nino.

Hidrologic response in developed urban watershed marked from discharge fluctuation. The indication is increasing from flashiness level. Through daily discharge data processing during 1994 2016 with Richard Baker Index RBI , analyzed the flashiness level derived from four rivers in Citarum watershed connected with change of watershed characteristics and rainfall. The results of spatial and temporal analysis show that flashiness level of The Cimeta River is highest. Variation of flashiness index on four rivers is relatively homogeneous indicating mountainous area. The highest level of flashiness occurs during the transition season and the lowest flashiness occurs during the dry season. The density of river network and land cover affects the flashiness index. The level of flashiness in El Nino years is relatively smaller than in years not El Nino.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Setia Ningrum
"Daerah Aliran Sungai DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat dan merupakan DAS yang menjadi sumber air minum bagi kawasan urban Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang dan DKI Jakarta. DAS Citarum bagian hulu berfungsi sebagai daerah konservasi, oleh karena itu indeks kekritisan air di daerah ini perlu diperhatikan agar kebutuhan masyarakat di sepanjang sungai Citarum dapat terpenuhi. Namun, nilai pengamatan seperti indeks kekritisan air dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, memuat informasi spasial, oleh karena itu seringkali terdapat keterkaitan spasial antar pengamatannya nilai dari suatu pengamatan di suatu lokasi memiliki keterkaitan dengan nilai dari pengamatan di lokasi sekitarnya sehingga jika dimodelkan dengan model regresi linier maka asumsi keacakan residual seringkali tidak terpenuhi. Salah satu solusinya yaitu dengan memodelkannya menggunakan model regresi spasial. Model regresi spasial merupakan model regresi yang memperhatikan unsur spasial lokasi koordinat data.
Tujuan dari studi ini yaitu untuk memodelkan indeks kekritisan air di DAS Citarum hulu menggunakan Spatial Durbin Model SDM dan Spatial Durbin Error Model SDEM . Pengujian autokorelasi residual menggunakan uji Moran's I memberikan hasil bahwa terdapat autokorelasi spasial pada residual model regresi linier, variabel terikat indeks kekritisan air, dan juga pada variabel-variabel penjelas persentase luas hutan, luas kebun, luas perkebunan, dan kepadatan penduduk. Uji likelihood ratio menunjukkan bahwa model SDM dan SDEM lebih baik dari model regresi linier berganda dalam memprediksi indeks kekritisan air di DAS Citarum hulu. Berdasarkan nilai AIC dan R squared pada model SDM dan SDEM diperoleh kesimpulan bahwa model SDM lebih baik dibandingkan dengan model SDEM.

Citarum Watershed is the largest watershed in West Java and serves as the water supply for urban communities in Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang and Jakarta. Upper Citarum watershed serves as a conservation area, therefore, water criticality index in this area should be noted so that the needs of the communities along the Citarum river can be met. However, the observed values such as the index criticality of water and the factors influencing it, contain spatial information, where an observation at a locations correlates to the observations around it so that the assumption of randomness of the linear regression rsquo s residuals are often not fulfilled. One of the alternative solution is using spatial regression models. Spatial regression model is a regression model that takes into account the element of spatial location coordinate of the data .
The purpose of this study is to model the critical index of water in the upper Citarum watershed using Spatial Durbin Model SDM and Spatial Durbin Error Model SDEM . Residual autocorrelation testing using Moran 39 s I test showed there is significant spatial autocorrelation in the residual of linear regression model, the dependent variable water criticality index, and also the explanatory variables population density, the percentage of forest area, gardens, and plantations. Likelihood ratio test showed that the SDM and SDEM are better than multiple linear regression model in predicting the water criticality index in the upper Citarum watershed. Based on the value of AIC and R2 of the SDM and SDEM models, the SDM model is better than SDEM.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Anggraeni
"Underutilized Fruit Trees (UFTs) berhasil diidentifikasi, dimanfaatkan, dan dilestarikan oleh kelompok masyarakat hukum adat yang tinggal di Kampung Urug, Jawa Barat. Pada awal tahun 2020, Kampung Urug dilanda banjir dan tanah longsor yang menyebabkan lokasi tempat tumbuh UFTs rusak. Upaya sistematis dan terintegrasi untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim perlu dilakukan. Peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim dapat dilakukan dengan mendokumentasikan pengetahuan lokal masyarakat hukum adat dalam membudidayakan UFTs dan meminimalisir dampak perubahan iklim serta pendekatan lintas sektoral di tingkat lokal melalui analisis vegetasi dan analisis perubahan kerapatan vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan teknik budidaya UFTs, lokasi tempat tumbuh UFTs, menganalisis kerapatan vegetasi tempat UFTs ditemukan, mendokumentasikan pengetahuan lokal masyarakat hukum adat dalam menghadapi perubahan iklim, menganalisis perubahan kerapatan vegetasi selama 10 tahun, menganalisis struktur dan komposisi vegetasi di Kampung Urug. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kombinasi. Pengumpulan data dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan 16 orang, wawancara mendalam dengan 19 orang, dan observasi lapangan. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa teknik budidaya UFTs yang dilakukan oleh masyarakat hukum adat di Kampung Urug adalah pemilihan bibit (pilihan bibit tatangkalan), penyiapan lahan (nyiapkeun taneuh), penanaman tanaman (melak tatangkalan), perawatan tanaman (ngurus tatangkalan), dan pemanenan (panen). Sebanyak 53 UFTs yang berasal dari 13 spesies ditemukan di 24 placemark yang berbeda. Sebanyak 62% UFTs ditemukan di lokasi dengan indeks vegetasi sedang dan 38% UFTs ditemukan di lokasi dengan indeks vegetasi rendah. Masyarakat hukum adat mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan musim. Salah satu gejala adanya perubahan iklim adalah terdengarnya suara Presbytis comata yang tinggal di Gunung Pongkor. Pada daerah bervegetasi sangat tinggi terjadi penurunan luas kerapatan vegetasi sebesar 94%. Pada daerah bervegetasi rendah, bervegetasi sedang, dan bervegetasi tinggi terjadi peningkatan luas kerapatan vegetasi, secara berurutan sebesar 1%, 34%, dan 59%. Schima wallichii memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi (41,84%), diikuti oleh Mangifera kemanga (18,77%) dan Sandoricum koetjape (14,75%). Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan program konservasi keanekaragaman hayati.

Underutilized Fruit Trees (UFTs) have been identified, utilized, and preserved by indigenous people living in Urug Village. However, Urug Village hit by flooding and landslides in early 2020, damaging the location where UFT grew.  Therefore, a systematic and integrated effort is needed to increase resilience to climate change. Increasing resilience to climate change can be conducted by documenting local knowledge of indigenous peoples in cultivating UFTs and minimizing the impact of climate change, also a cross-sectoral approach at the local level through the analysis of vegetation and analysis of changes in vegetation density. This study aims to determine UFTs cultivation techniques, locations where UFTs grow, vegetation density where UFTs are found, find out local knowledge of indigenous peoples in dealing with climate change, changes in vegetation density over 10 years, structure and composition of vegetation in Urug Village. This research was conducted using a combination research method where data collection was carried out through Focus Group Discussions (FGD) with 16 people, in-depth interviews with 19 people, and field observations. Based on this research, the UFTs cultivation techniques carried out by the indigenous people in Urug Village are the selection of seeds (pilihan bibit tatangkalan), land preparation (nyiapkeun taneuh), planting (melak tatangkalan), caring (ngurus tatangkalan), and harvest (panen). A total of 53 UFTs from 13 species  found in 24 different placemarks. A total of 62% of UFTs were found in locations with medium vegetation index and 38% of UFTs were found in locations with low vegetation index. Indigenous peoples define climate change as a change in season. One of the symptoms of climate change is the sound of Presbytis comata who lives on Mount Pongkor (2) There is a decrease of vegetation density by 94% in the area with very high vegetation. There is an increase of vegetation density in the area with low, moderate, dan high vegetation density by 1%, 34%, dan 59%, respectively (3) Schima wallichii) has the highest Importance Value Index (41.84%), followed by Mangifera kemanga(18.77%), and Sandoricum koetjape (14.75%). The results of this research can be used as a basis for biodiversity conservation programs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>