Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daffa Hakim Alaina Nugroho
"Hidrokarbon Aromatik Polisiklik atau HAP merupakan salah satu golongan pencemar yang terdapat pada pengolahan minyak bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri Gram positif yang mampu mendegradasi naftalena. Pengambilan sampel dilakukan di pantai Samudera Baru, Karawang. Isolasi bakteri dilakukan dengan metode pengayaan menggunakan medium Bushnell-Haas yang ditambah minyak diesel 1%. Dua isolat diperoleh yaitu SB 1.2.1 (Gram positif) dan SB 1.2.2 (Gram negatif). Isolat SB 1.2.1 dikarakterisasi secara biokimia. Isolat SB 1.2.1 tidak memiliki kompleks sitokrom C oksidase, menghasilkan enzim katalase, memetabolisme glukosa dengan cara selain oksidasi-fermentasi, serta tidak dapat memfermentasi glukosa. Isolat SB 1.2.1 ditumbuhkan dalam medium Bushnell-Haas dengan tambahan naftalena 0,02% dan yeast extract 0,5% dengan penurunan jumlah sel (dari 3,42 x 107 CFU/mL menjadi 1,97 x 107 CFU/mL pada batch pertama dan dari 7,05 x 107 CFU/mL menjadi 6,84 x 107 CFU/mL pada batch kedua) setelah 48 jam. Hasil pengukuran konsentrasi naftalena menggunakan HPLC menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi naftalena sebanyak 29,13% setelah 48 jam inkubasi dibandingkan dengan kontrol tanpa ditemukan senyawa lain saat HPLC.

Polycyclic Aromatic Hydrocarbons or PAHs are a class of pollutants found in petroleum processing. This study aims to isolate and characterize Gram-positive bacteria capable of degrading naphthalene. Sampling was carried out on the coast of Samudera Baru, Karawang. Isolation of bacteria was done by enrichment of Bushnell-Haas medium with the addition of 1% diesel oil. Two isolates were obtained, namely SB 1.2.1 (Gram positive) and SB 1.2.2 (Gram negative). The SB 1.2.1 isolate was further characterized biochemically. The SB 1.2.1 isolate does not have a cytochrome C oxidase complex, produces catalase enzymes, metabolizes glucose in a way other than oxidation-fermentation, and cannot ferment glucose. The SB 1.2.1 isolate was then grown in Bushnell-Haas medium with the addition of 0.02% naphthalene and 0.5% yeast extract for 48 hours. There was a decrease in the total number of cells (from 3.42 x 107 CFU/mL to 1.97 x 107 CFU/mL on the first batch and form 7.05 x 107 CFU/mL to 6.84 x 107 CFU/mL on the second batch) after 48 hours. Analysis of naphthalene concentration using HPLC showed that there was a decrease in naphthalene concentrations of 29.13% after 48 hours of incubation compared to controls without other compounds found during HPLC."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carlos Daniel
"Isolat bakteri SB 1.2.1 merupakan bakteri Gram positif yang diisolasi dari sampel pasir di Pantai Samudera Baru, Karawang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan biodegradasi naftalena oleh isolat SB 1.2.1 yang ditumbuhkan dalam medium Bushnell-Haas dengan penambahan naftalena 0,02% (b/v) dan glukosa 0,5% (b/v). Pertumbuhan isolat SB 1.2.1 diukur menggunakan metode total plate count (TPC) dan spektrofotometer panjang gelombang 600nm. Pengurangan konsentrasi senyawa naftalena diukur menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan panjang gelombang 254 nm, 276 nm, 278 nm, 304 nm, dan 339 nm. Hasil pengukuran pertumbuhan menunjukkan peningkatan jumlah sel (6,78 x 106 menjadi 1,18 x 107 CFU/mL pada batch pertama dan 1,09 x 107 menjadi 1,28 x 107 CFU/mL pada batch kedua) pada inkubasi 24 jam dan pengurangan jumlah sel menjadi (3,92 x 106 CFU/mL pada batch pertama dan 3,21 x 106 CFU/mL pada batch kedua) pada inkubasi 48 jam. Hasil pengukuran konsentrasi senyawa naftalena setelah inkubasi 48 jam menunjukkan ada pengurangan konsentrasi naftalena sebesar 14,26%.

Bacterial isolate SB 1.2.1 is a Gram-positive bacteria isolated from Samudera Baru beach in Karawang. This study aims to determine the capability of bacterial isolate SB 1.2.1 to degrade naphthalene. The isolate was grown in Bushnell-Haas medium with addition of 0.02% (w/v) napthalene and 0.5% glucose (w/v). Bacterial growth was measured using TPC (Total Plate Count) method and absorbance measurement used spectrophotometer at 600 nm. The decrease of napthalene concentration was measured using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) at 254 nm, 276 nm, 278 nm, 304 nm, and 339 nm wavelengths. Bacterial isolate SB 1.2.1 showed an increase in cell numbers after 24 hours of incubation (from 6.78 x 106 into 1.18 x 107 CFU/mL on the 1st batch dan 1.09 x 107 into 1.28 x 107 CFU/mL on the 2nd batch) and decrease in the number of isolate (into 3.92 x 106  CFU/mL on the 1st batch dan 3.21 x 106 CFU/mL on the 2nd batch) after 48 hours of incubation. There was a 14.26% decrease in naphthalene concentration after 48 hour."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurellia Ester Maharani
"Naftalena merupakan senyawa hidrokarbon yang bersifat karsinogenik dan berbahaya bagi makhluk hidup. Pencemaran naftalena dapat diremediasi menggunakan bakteri hidrokarbonoklastik. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan Pseudomonas sp. SM 1_7 dalam mendegradasi senyawa naftalena. Pseudomonas sp. SM 1_7 diinkubasi dalam medium Bushnell-Haas yang ditambahkan naftalena 0,02 % dan yeast extract 0,5%. Pertumbuhan bakteri diukur menggunakan Total Plate Count (TPC) dan spektrofotometri. Pertumbuhan diukur pada periode inkubasi 0 jam, 24 jam, dan 48 jam. Konsentrasi senyawa naftalena diukur menggunakan HPLC setelah inkubasi 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 24 jam inkubasi, jumlah bakteri meningkat dari 5 x 108 CFU/mL menjadi 7,1 x 108 FU/mL pada batch pertama, 4,2 x 108 CFU/mL menjadi 5,3 x 109 CFU/mL pada batch kedua, dan 4,1 x 108 CFU/mL menjadi 5,9 x 108 CFU/mL pada batch ketiga. Penurunan jumlah sel terjadi setelah inkubasi 48 jam menjadi 2,4 x 107 CFU/mL pada batch pertama, 3,4 x 109 CFU/mL pada batch kedua, dan 2,3 x 108 CFU/mL pada batch ketiga. Konsentrasi naftalena berkurang sebanyak 43,65% setelah inkubasi 48 jam. Pseudomonas sp. SM 1_7 memiliki kemampuan dalam mendegradasi naftalena.

Naphthalene is a hydrocarbon compound that is carcinogenic and harmful to living organisms. Hydrocarbonoclastic bacteria can be used in naphtalene remediation. This study will examine the biodegradation of naphthalene by Pseudomonas sp. SM 1_7 grown in Bushnell-Haas medium with the addition of 0.02% (w/v) naphthalene and 0.5% (w/v) yeast extract for 48 hours. Bacterial growth is measured by Total Plate Count (TPC) and spectrophotometry. Naphthalene concentration in the medium after 48 hours was measured using HPLC. The results showed that after 24 hours of incubation, the number of bacteria increased from 5 x 108 CFU/mL to 7.1 x 108 FU/mL in the first batch, 4.2 x 108 CFU/mL to 5.3 x 109 CFU/mL in the second batch, and 4.1 x 108 CFU/mL to 5.9 x 108 CFU/mL in the third batch. Number of cells decreased after 48 hours of incubation to 2.4 x 107 CFU/mL in the first batch, 3.4 x 109 CFU/mL in the second batch, and 2.3 x 108 CFU/mL in the third batch. The concentration of naphthalene in the medium after 48 hours decreased by 43.65%. Pseudomonas sp. SM 1_7 has the capability to degrade naphthalene."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avianaura Hanani
"Bakteri pendegradasi naftalena dapat diisolasi dari lumpur vulkanik yang kaya akan organik bahan seperti hidrokarbon aromatik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi isolat bakteri yang mampu menurunkan naftalena dan mengkarakterisasi penggunaan isolat metode fenotipik dan molekuler. Isolasi isolat bakteri dilakukan dengan menggunakan a metode penyebaran setelah melalui teknik pengayaan di Bushnell-Haas (BH) sedang ditambah dengan bahan bakar diesel 1% (w / v). Bakteri isolat DRK 9.1 diperoleh dari sampel lumpur di Desa Renokenongo, Sidoarjo. Isolat ditanam di Bushnell- Haas medium dengan penambahan ekstrak ragi 0,5% (b / v) dan naphthalene 0,02% (b / v). Penambahan ekstrak ragi diyakini mampu meningkatkan pertumbuhan hidrokarbon mendegradasi bakteri dan degradasi hidrokarbon. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan Metode Jumlah Lempeng Total dan degradasi naftalena ditentukan kuantitatif dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC).
Hasilnya terungkap isolat DRK 9.1 mampu tumbuh dalam medium dengan penambahan ekstrak ragi 0,5% (b / v) dan 0,02% naftalena (b / v), dengan jumlah sel total meningkat setelah 24 jam dari 2,71 x 109 menjadi 5,61 x 1010 CFU / mL dan menurun setelah 96 jam menjadi 2,83 x1010 CFU / mL. Hasil analisis HPLC mengungkapkan bahwa isolat bakteri DRK 9.1 bisa menurunkan naphthalene hingga 70,42% setelah 24 inkubasi dan 99,59% setelah 96 jam inkubasi. Karakterisasi bakteri dilakukan dengan pengamatan fenotipik, uji biokimia, dan metode molekuler menggunakan gen 16S-rRNA. Hasil dari fenotipik dan karakterisasi biokimia menunjukkan bahwa isolat DRK 9.1 memiliki karakteristik dari bakteri yang menjadi anggota genus Pseudomonas. Isolat menunjukkan Kemiripan 99,64% dengan Pseudomonas aeruginosa JCM5962.

Naphthalene degrading bacteria can be isolated from volcanic mud that is rich in organic materials such as aromatic hydrocarbons. The purpose of this study was to isolate bacterial isolates capable of reducing naphthalene and characterize the use of phenotypic and molecular isolates. Isolation of bacterial isolates was carried out using the spread method after the enrichment technique in Bushnell-Haas (BH) was being added with 1% (w / v) diesel fuel. DRK 9.1 isolate bacteria were obtained from mud samples in Renokenongo Village, Sidoarjo. Isolates were grown in Bushnell-Haas medium with yeast extract 0.5% (w / v) and naphthalene 0.02% (w / v). The addition of yeast extract is needed to increase hydrocarbon growth degrade bacteria and degradation of hydrocarbons. Enumeration was carried out using the Quantity Plate Method and the degradation was determined quantitatively by High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
It was revealed that DRK 9.1 isolate was able to grow in the medium by requiring yeast extract 0.5% (w / v) and 0.02% naphthalene (w / v), with the total cell count increasing after 24 hours from 2.71 x 109 to 5 .61 x 1010 CFU / mL and decreases after 96 hours to 2.83 x1010 CFU / mL. The HPLC analysis results revealed 9.1 DRK bacterial isolates can reduce naphthalene to 70.42% after 24 incubations and 99.59% after 96 hours of incubation. Bacterial characterization was carried out by phenotypic experiments, biochemical tests, and molecular methods using the 16S-rRNA gene. The results of phenotypic and biochemical characterization showed that DRK 9.1 isolate had characteristics of bacteria that belong to the genus Pseudomonas. Isolates showed 99.64% Similarity with Pseudomonas aeruginosa JCM5962.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Althea Buntaro
"Pseudomonas sp. SM 1_7 merupakan isolat bakteri Gram-negatif aerob hidrokarbonoklastik yang dapat mendegradasi senyawa naftalena pada sampel cair. Isolat Pseudomonas sp. SM 1_7 yang ditumbuhkan dalam medium Bushnell-Haas dengan penambahan ko-substrat glukosa 0,5% (b/v) dan naftalena 0,02% (b/v). Pengukuran pertumbuhan dilakukan dengan metode angka lempeng total dan pengukuran absorbansi suspensi sel menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada periode inkubasi 0 jam, 24 jam, dan 48 jam. Hasil pengukuran pertumbuhan Pseudomonas sp. SM 1_7 10% (v/v) pada medium Bushnell-Haas + naftalena 0,02% (b/v) + glukosa (0,5%) menunjukkan batch 1 mengalami kenaikan angka lempeng total dari 6,50 x 109 CFU/mL menjadi 4,26 x 1010 CFU/mL, batch 2 kenaikan angka lempeng total dari 3,94 x 109 CFU/mL menjadi 3,10 x 1010 CFU/mL, batch 3 mengalami kenaikan angka lempeng total dari 5,99 x 109 CFU/mL menjadi 3,39 x 1010 CFU/mL, kemudian mengalami penurunan angka lempeng total menjadi 1,99 x 1010 CFU/mL. Hasil analisis HPLC menunjukkan pengurangan konsentrasi naftalena sebesar 38,65% pada periode inkubasi 48 jam.

Pseudomonas sp. SM 1_7 is a Gram-negative aerobic hydrocarbonoclastic bacterial isolate renowned for the ability of hydrocarbon degradation in liquid samples. Pseudomonas sp. SM 1_7 is grown in Bushnell-Haas media with the addition of 0.02% naphthalene (w/v) and 0.5% glucose (w/v) as co-substrate. Enumeration of cells was carried out using the total plate count method simultaneously with the measurement of suspended cell absorbance in the media, using UV-Vis spectrophotometry at the 0, 24, and 48 hours incubation period. The results showed that the number of bacteria increased from 6.50 x 109 CFU/mL to 4.26 x 1010 CFU/mL in the first batch, 3.94 x 109 CFU/mL to 3.10 x 1010 CFU/mL in the second batch, and 5.99 x 109 CFU/mL to 3.39 x 1010 CFU/mL and then into 1.99 x 1010 in the third batch. The concentration of naphthalene in the medium after 48 hours decreased by 38.65%. Pseudomonas sp. SM 1_7 has the capability to degrade naphthalene.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Chatib Warsa
"Siprofloksasin adalah antibiotika kuinolon generasi ketiga yang dianggap sangat poten membunuh bakteri Gramnegatif dan Gram-positif. Penelitian multisenter telah dilakukan untuk pertama kalinya di Indonesia dengan tujuan melihat potensi Siprofloksasin, yaitu di 12 laboratorium mikrobiologi klinik se-Indonesia: Banda Aceh, Padang, Jakarta Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar dan Manado. Spesimen dari penderita penyakit infeksi yang sudah terseleksi kualitasnya diambil sebagai bahan penelitian. Spesimen tersebut berasal dari darah, cairan tubuh lain, bilasan bronkhus, sputum, usap tenggorok, usap hidung, usap telinga, cairan mata, usap urethra, usap vagina, pus, cairan luka, urin dan feses. Dengan metode cakram antibiotika Siprofloksasin, diperoleh hasil 72-98 % bakteri masih sensitif, sedangkan hanya 61 % dari 22 spesies Acinetobacteri spp. dan 40 % dari 19 spesies Neisseria gonorrhoeae yang masih sensitif. Dengan metode dilusi agar, uji KHM (Konsentrasi Hambat Minimal) menunjukkan 69 ? 98 % bakteri sensitif terhadap Siprofloksasin dan dengan metode E-test antara 78 ? 100 % sensitif. Untuk kuman Acinetobacteri spp. sensitivitasnya berkisar antara 61 ? 70 %, dan untuk Neisseria gonorrhoeae sensitivitasnya antara 89 ? 92 %.

Invitro activity of . Ciprofloxacin against Gram-negative bacteria isolated from infected patients in Indonesia. Ciprofloxacin the third generation of the quinolone family was claimed very potent against Gram-negative and Grampositive pathogens compared to former generations. The first in-vitro multi centre study has been conducted in Indonesia including 12 clinical microbiology laboratories as follows: Banda Aceh, Padang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar and Manado. Selected specimens from infected persons were chosen to be included in this study such as from blood, body fluids, bronchial washing, sputum, throat, nose, ear, eye, urethra, vagina, pus, wound, urine and feces. The results of ciprofloxacin disk test technique to all 1457 Gramnegative pathogens showed that between 72 ?98 % were susceptible, while against 22 Acinetobacter sp, only 61 % and againt 19 Neiserria gonorrhoeae only 40 % were susceptible. Results of the agar dilution MIC (Minimum Inhibitory Concentrtion) test were between 69 ?98 % susceptible and the E test technique were between 78 ? 100 % susceptible, while against the Acinetobacter were between 61 % and 70 % respectively. N. gonorrhoeae strains was susceptible between 89 % and 92 %."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan reaksi inflamasi dari urotelium karena masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih. ISK dapat menyerang segala usia mulai tanpa gejala hingga gejala yang cukup berat. Penanggulangannya cukup dengan pemberian antibiotika, walaupun seringkali memberikan hasil resistensi terutama terhadap bakteri Gram negatif. Dilakukan isolasi bakteri sampel urin pasien
dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sampel urin berjumlah 50, dari 50 sampel tersebut berhasil diisolasi 23 isolat bakteri. Teridentifikasi 2 jenis spesies bakteri, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif. Hasil monitoring kepekaan bakteri dengan metode difusi cakram terhadap Ofloksazin
memperlihatkan bahwa efektivitasnya terhadap bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif sangat rendah. Sebagian besar isolat bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif resisten terhadap antibiotik ini. Amoksisilin menunjukkan efikasi yang mulai menurun terhadap hampir semua isolat bakteri. Fosfomisin dan Sefepim masih efektif
terhadap bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Berdasarkan data-data hasil penelitian ini, diketahui bahwa bakteri hasil isolasi menunjukkan pola kepekaan dan resistensi yang berbeda terhadap berbagai antibiotika.

Abstract
Urinary tract infections (UTI) was an inflammatory response of the urethra when attacked by microorganisms. This disease can happen to people at all ages beginning with asymptomatic to moderately symptomatic infections. Thus far, antibiotic treatment was the best for curing the UTI although the chances for being resistance to
the antibiotics were also high. Resistance to gram negative bacteri,a in particular, often occur with the antibiotics treatment. Our study at the Faculty of Medicine, University of Indonesia (UI), Bacterial isolation from patient urine sample was performed in the microbiology laboratory of UI. A total of 50 urine samples were collected from X patients volunteered in our study for bacterial isolation, however,
only 23 bacterial isolates were successfully obtained. Study was carried out to monitor the susceptibility of bacterial isolate towards several types of antibiotics (ofloksazim, amoxyicillin, fosfomisin and sefepim) using Cakram disffusion method. Study results
demonstrated that susceptibility of oflokazim to both gram positive and negative bacteria was very low while amoxycillin showed desecding trend of efficacy towards all types of bacteria. Fosfomisin and sefepim, on the other hand, demonstrated strong susceptibility to both gram positive and negative bacteria found in the isolates. Furthermore, it is very interesting to observe ofloksazim was resistant to gram postivie and negative bacteria. Collectively, these research findings strongly illustrated the susceptibility patten and resistance scale of baterial isolates towards various antibiotic tested in the study."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Pancasila. Fakultas Farmasi], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyati Fadilah
"Naphthalene adalah polutanik aromatik hidrokarbon (PAH) polutan hadir di lingkungan Hidup. Penghapusan naftalena dapat dicapai dengan biodegradasi menggunakan bakteri. Lumpur vulkanik mengandung bahan organik termasuk PAH, dan dapat mendukung pertumbuhan bakteri pendegradasi hidrokarbon. Strain bakteri Pseudomonas aeruginosa DRK 9.1 adalah diisolasi dari Lumpur Vulkanik di Desa Renokenongo, Sidoarjo.
Tujuannya Penelitian adalah untuk menentukan kemampuan Pseudomonas aeruginosa DRK 9.1 untuk terdegradasi naftalena dengan penambahan glukosa sebagai stimulan pertumbuhan. Pseudomonas aeruginosa DRK 9.1 ditanam di media Bushnell-Haas dengan penambahan naphthalene 0,02% (b / v) dan glukosa 0,5% (b / v). Enumerasi sel bakteri dilakukan menggunakan Total Plate Count (TPC) dan degradasi naftalena ditentukan secara kuantitatif menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC).
Hasilnya menunjukkan bahwa sel jumlah total meningkat dari 6,18 x 109 CFU / mL menjadi 2,10 x 1011 CFU / mL setelah 24 jam inkubasi. Setelah 96 jam inkubasi, jumlah sel menurun menjadi 3,32 x 1010 CFU / mL. Hasil biodegradasi naftalena oleh HPLC menunjukkan konsentrasi naftalena menurun masing-masing sebesar 40,85% dan 82,47% setelah inkubasi 24 dan 96 jam.

Naphthalene is an aromatic hydrocarbon pollutant (PAH) pollutant present in the environment. Elimination of naphthalene can be achieved by biodegradation using bacteria. Volcanic mud contains organic matter including PAH, and can support the growth of hydrocarbon degrading bacteria. The Pseudomonas aeruginosa DRK 9.1 bacterial strain was isolated from Volcanic Mud in Renokenongo Village, Sidoarjo.
The research objective is to determine the ability of Pseudomonas aeruginosa DRK 9.1 to degrade naphthalene by adding glucose as a growth stimulant. Pseudomonas aeruginosa DRK 9.1 was planted in Bushnell-Haas media with the addition of 0.02% (w / v) naphthalene and 0.5% (w / v) glucose. Enumeration of bacterial cells was carried out using Total Plate Count (TPC) and naphthalene degradation was determined quantitatively using High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
The results showed that the total cell count increased from 6.18 x 109 CFU / mL to 2.10 x 1011 CFU / mL after 24 hours of incubation. After 96 hours of incubation, the number of cells decreased to 3.32 x 1010 CFU / mL. The results of naphthalene biodegradation by HPLC showed that naphthalene concentrations decreased by 40.85% and 82.47% after 24 and 96 hours incubation, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aulia Kusherjendra
"Bakteri pendegradasi hidrokarbon dapat diisolasi dari daerah yang tercemar hidrokarbon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi bakteri pendegradasi hidrokarbon dan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon. Isolat bakteri B2 telah diisolasi dari sampel tanah pelabuhan Muara Angke. Pengukuran pertumbuhan dilakukan menggunakan metode Total Plate Count TPC dan analisa kemampuan degradasi hidrokarbon dilakukan dengan GC/MS. Hasil pengukuran pertumbuhan menunjukkan bahwa isolat bakteri B2 dapat tumbuh dalam medium dengan penambahan minyak diesel 1 v/v. Jumlah kenaikan koloni yang terbentuk dari 1,9x107 CFU/mL pada jam ke 0 menjadi 2,04x108 CFU/mL setelah inkubasi selama 120 jam.
Hasil GC/MS menunjukkan 9 senyawa hidrokarbon yang terdegradasi adalah dodekana sebanyak 77,68, tridekana sebanyak 75,89, tetradekana sebanyak 62,86, pentadekana sebanyak 36,68, heksadekana sebanyak 48,77, heptadekana sebanyak 42,24, nonadekana sebanyak 37,11, tetrakosana sebanyak 42,01 dan naftalena sebanyak 69,36 . Karakterisasi bakteri dilakukan berdasarkan pengamatan mikroskopik, makroskopik dan reaksi biokimia. Hasil dari karakterisasi bakteri menunjukan bahwa isolat bakteri B2 diperkirakan berasal dari genus Bordetella.

Hydrocarbon degrading bacteria can be isolated from hydrocarbon pollutedarea. The objectives of this experiment are to isolate hydrocarbon degrading bacteriaand to study the capability of bacterial isolate B2 in degrading hydrocarbon. BacterialIsolate B2 was isolated from Muara Angke soil in Bushnell Haas medium with 1 diesel fuel v v . Calculation of bacteria growth used the total plate count method whileanalysis of hydrocarbon degrading capability was examined by GC MS. The resultsshowed that bacteria B2 isolate was able to grow in media with addition of 1 dieselfuel v v. The total number of CFUs grew from 1,9x107 until 2,04x108 CFU mL.
The result showed the degradation of 9 compounds, namely dodecane 77,68, tridecane75,89, tetradecane 62,86, pentadecane 36,68, hexadecane 48,77, heptadecane 42,24, nonadecane 37,11, tetracosane 42,01 and napthalene69,36 . Bacteria characterization was carried out by microscopic and macroscopicobservation and biochemical reaction. Characteritation showed that bacteria B2isolate is probably a member of the Genus Bordetella.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Ayutauricia
"Penggunaan enzim lipase dalam mendegredasi senyawa hidrokarbon dinilai ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas lipolitik isolat bakteri DJR 1.1 yang diisolasi dari lumpur vulkanik. Enumerasi menggunakan TPC menunjukkan adanya peningkatan sel setelah 24 jam pada medium dengan penambahan yeast extract, dari 4,57 x 109 CFU/mL menjadi 2,53 x 1010 CFU/mL, sedangkan pada medium dengan penambahan glukosa terjadi penurunan, dari semula 7,37 x 1010 CFU/mL menjadi 1,49 x 1010 CFU/mL. Pertumbuhan tertinggi terjadi setelah 48 jam, yaitu menjadi 3,88 x 1011 CFU/mL pada medium dengan penambahan glukosa dan menjadi 6,68 x 1011 CFU/mL pada medium dengan penambahan yeast extract. Setelah 72 jam, jumlah sel mengalami penurunan menjadi 5,91 x 1010 CFU/mL pada medium dengan penambahan glukosa dan 2,42 x 1011 CFU/mL. Hasil uji emulsifikasi menunjukkan tidak terbentuknya emulsi. Hasil uji kualitatif menunjukkan pembentukan zona perpendaran (halo) di sekitar koloni akibat penurunan pH. Hasil uji kuantitatif menggunakan metode titrasi menunjukkan ada peningkatan aktivitas lipolitik dari 2,33 U menjadi 3,63 U untuk medium yang ditambahkan glukosa dan dari 2,35 U/mL/min menjadi 3,12 U untuk medium yang ditambahkan yeast extract setelah masa inkubasi 48 jam.

The use of lipase enzymes in the degradation of hydrocarbon compounds is considered environmental friendly. The purpose of the study was to determine the lipolytic activity of bacterial isolate DJR 1.1 isolated from volcanic mud. Enumeration using TPC showed an increase in cells after 24 hours, Enumeration using TPC showed an increase in cells after 24 hours in yeast extract-addition medium, from 4.57 x 109 CFU/mL to 2.53 x 1010 CFU/mL, while in glucose-addition medium there was a decrease, from 7.37 x 1010 CFU/mL to 1.49 x 1010 CFU/mL. Maximum growth occurred after 48 hours, which became 3,88 x 1011 CFU/mL in glucose-addition medium and 6,68 x 1011 CFU/mL in yeast extract-addition medium. The number of cells decreased to 5,91 x 1010 CFU/mL in glucose-addition medium and 2,42 x 1011 CFU/mL in yeast extract-addition medium after 72 hours. Emulsification test results show no formation of emulsions. Qualitative test results showed the formation of halos around the colony due to a decrease in pH. Quantitative test results using titration method showed an increase in lipolytic activity from 2.33 U to 3.63 U for glucose-added medium and from 2.35 U to 3.12 U/mL/min for yeast extract-added medium after 48 hours incubation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>