Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118933 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Omar Mohtar
"Penelitian ini membahas perkembangan rancang bangun Bendung Katulampa yang ada di Buitenzorg pada 1910 hingga 1912. Sebelum tahun 1911, Bendung Katulampa dibangun dari bahan yang mudah rusak, sehingga Departemen BOW (Burgerlijke Openbare Werken) kerap melakukan perbaikan terhadap bangunan bendung. Pada 1905 hingga 1910, departemen BOW melakukan perbaikan menggunakan usulan dari Ir. P.L. van Blanken dan Ir. van Rossum yang memperkuat struktur bendung dengan keranjang besi yang diperkuat dengan bebatuan. Meskipun sudah diperkuat, bendung kembali rusak pada tahun 1910. Ir. Herman van Breen kemudian mengusulkan pembangunan Bendung Katulampa yang baru dengan menggunakan campuran batu dan semen atau beton yang dilengkapi dengan pintu air untuk mengatur aliran Sungai Ciliwung. Setelah disetujui oleh pemerintah, Departemen BOW memulai pembangunan dengan dana 66.200 gulden yang dikerjakan pada April 1911 hingga Oktober 1912. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengapa Pemerintah Hindia Belanda kemudian memutuskan untuk membangun ulang Bendung Katulampa. Dari permasalahan tersebut muncul beberapa pertanyaan penting yang diajukan, yaitu apa faktor-faktor yang membuat Bendung Katulampa dibangun ulang oleh Departemen BOW? dan bagaimana perkembangan rancang bangun Bendung Katulampa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, digunakan metode sejarah. Dari hasil analisis, Bendung Katulampa yang baru dibangun karena kenaikan debit air Sungai Ciliwung dan bahan bendung yang tidak dapat bertahan lama. Bahan awal yang menggunakan keranjang dan bebatuan kemudian berkembang dan digantikan dengan beton.

This research discusses the design development of the Katulampa Weir in Buitenzorg from 1910 to 1912. Before 1911, the Katulampa Weir was built from materials that were easily damaged, so the BOW Department (Burgerlijke Openbare Werken) often made repairs to the weir building. In 1905 to 1910, the BOW department made improvements using design from Ir. P.L. van Blanken and Ir. van Rossum by strengthening the weir structure with iron baskets reinforced with rocks. Even though it had been strengthened, the weir was damaged again in 1910. Ir. Herman van Breen then suggested that the new Katulampa Weir built using a mixture of stone and cement or concrete equipped with a sluice to regulate the flow of the Ciliwung River. After being approved by the government, the BOW Department started construction with funds of 66,200 guilders which was carried out from April 1911 to October 1912. The problem discussed in this research is to know why the Dutch East Indies Government decide to rebuild the Katulampa Weir. From these problems a number of important questions emerged, namely what were the factors that caused the Katulampa Weir to be rebuilt by the BOW Department? and how is the development of the Katulampa Weir? To answer this question, the historical method is used. From the results of the analysis, the newly built Katulampa Weir was due to an increase in the water discharge of the Ciliwung River and the materials of the weir could not last long. The initial material that used baskets and rocks then developed and was replaced with concrete."
Depok: Fakultas Ilmu pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Asrafi
"ABSTRAK
Berdasarkan Comprehensive Flood Management Plan CFMP salah satu alternatif pengendalian banjir pada sungai Ciliwung ialah pembangunan Dry Dam JICA Yachiyo Engineering Co, 2013 . Pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi yang terletak di Kabupaten Bogor diharapkan dapat mengurangi puncak banjir dan menambah waktu konsentrasi akibat limpasan sungai Ciliwung, yang selama beberapa tahun memberikan dampak kerugian banjir. Dengan dibangunnya Bendungan Ciawi dan Sukamahi, perlu dilakukan penelitian terkait pengaruh kedua bendungan tersebut pada Bendung Katulampa, salah satu titik pantau sistem peringatan dini banjir di DKI Jakarta. Analisis hidrologi dengan bantuan aplikasi Win-TR 20 dan HEC-RAS dilakukan untuk mengetahui perubahan level siaga banjir pada sistem peringatan dini banjir di DKI Jakarta dengan adanya kedua bendungan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan puncak banjir setelah dibangunnya Bendung Ciawi dan Bendung Sukamahi sekitar 2.5 sehingga terdapat penurunan level siaga banjir pada Bendung Katulampa setelah dibangunnya Bendung Ciawi dan Bendung Sukamahi.

ABSTRACT<>br>
Based on the Comprehensive Flood Management Plan CFMP , one of the flood control alternatives in the Ciliwung Watershed is dry dam construction JICA Yachiyo Engineering Co, 2013 . Construction of Ciawi and Sukamahi Dams located in Bogor District are expected to decrease the flood peak and increase the time of concentration in order to reduce the loss caused by flood in DKI Jakarta due to Ciliwung river. With the construction of Ciawi and Sukamahi Dams, it is necessary to conduct research on the influence of both dams in Katulampa Weir, one of monitoring points dams on the DKI Jakarta flood early warning system. Hydrological analysis with Win TR 20 and HEC RAS was conducted to identify changes in flood level in flood early warning system in DKI Jakarta without and with both dams available. The results of this study indicate that the peak floods decreased around 2.5 after implementation of Ciawi and Sukamahi Dam. The impact of this reduction will cause the changes on flood early warning system level at Katulampa Weir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Luthfi Werdiantoro
"ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk di Jakarta mengakibatkan bertambahnya kebutuhan akan pemukiman dan fasilitas pendukungnya. Untuk memenuhi kebutuhan akan pemukiman tersebut dilakukan dengan berbagai cara dari pemanfaatan lahan terbuka hingga memanfaatkan sempadan sungai, khususnya Sungai Ciliwung. Pemanfaatan sempadan sungai ini mengakibatkan hilangnya kealamiahan sempadan sungai sehingga berubahlah kondisi hidrolis dari Sungai Ciliwung. Perubahan-peruhanan sempadan sungai ini akan sangat berpengaruh pada koefisien kekasaran saluran. Koefisien kekasaran sungai ini merupakan suatu nilai yang dipengaruhi oleh ketidakteraturan saluran, variasi penampang saluran, pengaruh penghalang, vegetasi, dan derajat belokan sungai. Perubahan koefisien kekasaran saluran akan mempengaruhi kecepatan aliran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik sempadan sungai terhadap koefisien kekasaran alur sungai yang mempengaruhi kecepatan aliran yang akan mempengaruhi waktu tempuh puncak banjir. Pergeseran waktu tempuh puncak banjir dapat dilihat pada karakteristik hidrograf banjir rencana Sungai Ciliwung di ruas Bendung Katulampa hingga Pintu Air Manggarai. Identifikasi kondisi sempadan Sungai Ciliwung di ruas tersebut dilakukan dengan cara penelusuran sungai. Aplikasi HEC-RAS digunakan untuk mendapatkan hidrograf banjir rencana di Pintu Air Manggarai. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sempadan sungai terhadap koefisien kekasaran alur, simulasi HEC-RAS dilakukan dengan menggunakan kondisi eksisting dan Natural condition untuk membandingkan hidrograf kedua kondisi tersebut. Dari simulasi HEC-RAS didapatkan hasil berupa nilai debit aliran perjamnya. Berdasarkan hasil simulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan debit puncak banjir dan lebih panjangnya waktu puncak banjir yang terjadi.

ABSTRACT<>br>
Increasing population in Jakarta leads to increased needs of settlement and its supporting facilities. To compensate, various ways are being done from utilization of open area to the riparian, especially in Ciliwung River. This utilization results in the loss of riparian natural ability that changes the hydraulic condition of Ciliwung River. These riparian changes will affect significantly to roughness coefficient. The roughness coefficient is a value that is affected by channel irregularity, variation of cross section, effect of obstraction, vegetation, and degree of meandering. Change of roughness coefficient will influence the velocity of the stream. The purpose of this research is to determine the effect of riparian characteristics to the roughness coefficient that affects the stream velocity, which has impact on the peak time. The peak time shift can be seen on flood hydrograph characteristics of Ciliwung River on Katulampa Weir until Manggarai sluice gate. Identification of Ciliwung riparian condition at that segment is conducted by river routing. HEC RAS application is used to get design flood hydrograph at Manggarai water gate. To get to know the influence of riparian characteristics to roughness coefficient, HEC RAS simulation is done using existing and natural condition to compare the hydrograph of those two conditions. From the simulation, the result is the value of flow rate per hour. Based on the simulation result, it can be concluded that there is a lower peak discharge and lengthened the duration of discharge."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Yahya Naqsyabandi
"Secara geografis, Jakarta dibagi menjadi hulu dari 13 sungai dan terletak di daerah dataran rendah (Napier, 2021). Menurut laporan BPBD DKI Jakarta tahun 2018, terdapat 7.228 rumah tangga atau 11.450 orang yang terdampak banjir pada Selasa sore, 6 Februari 2018. Salah satu pendekatan pengurangan banjir yang mengurangi kerusakan akibat banjir adalah bendungan kering. Bendungan kering adalah daerah tangkapan yang dirancang untuk menampung kelebihan air selama banjir sambil memungkinkan air mengalir bebas dalam situasi normal. Ini adalah metode mitigasi banjir jangka pendek yang menahan air untuk durasi singkat sebelum melepaskannya secara bertahap untuk mencegah banjir di hilir. Analisis efektivitas bendungan kering dilakukan dengan analisis daerah aliran sungai menggunakan ArcGIS, curah hujan rancangan, analisis model hidrologi menggunakan HEC-HMS, dan analisis model tingkat air menggunakan HEC-RAS dengan dan tanpa bendungan untuk periode ulang 50 tahun, 100 tahun, dan banjir maksimum yang mungkin terjadi (PMF). Hasil perbandingan pengurangan banjir dan tingkat air dianalisis berdasarkan perubahan debit, tingkat air di Bendung Katulampa, dan tingkat peringatan di Bendung Katulampa. Debit dari pemodelan dikalibrasi dengan data aktual menggunakan analisis NSE, yang menghasilkan nilai 0,872; diklasifikasikan sebagai baik. Tingkat air dan tingkat peringatan untuk Tr 50 tahun di Bendung Katulampa berubah dari 2,59 m menjadi 1,98 m atau sebesar 24%, dan tingkat peringatan turun dari level 1 ke level 2. Namun, untuk Tr 100 tahun, tingkat peringatan tidak berubah karena tetap tercatat pada level 1, dan model PMF tidak dapat ditampung oleh bendungan karena melebihi elevasi maksimum.

Geographically, Jakarta becomes the headwaters of 13 rivers and is located in the lowlands area. (Napier, 2021). According to the DKI Jakarta BPBD report 2018, there were 7,228 households or 11,450 people affected by the floods on Tuesday afternoon, 6th February 2018. One of flood reduction approaches that reduce the damage caused by flooding is dry dam. Dry dams are catchment areas designed to hold surplus water during flooding while allowing water to flow freely under normal situations. This is a short-term flood mitigation method that holds water for short duration before gradually releasing it to prevent downstream flooding. The analysis of effectiveness of dry dams conducted by watershed analysis on ArcGIS, design rainfall, hydrological model analysis on HEC HMS, and water level model analysis on HEC-RAS with and without dams for 50, 100 years, and probable maximum flood (PMF) return period. The comparison between result in flood reduction and water level would be analyzed as the changes in discharge, water level at Katulampa Weir, and warning level at Katulampa Weir. The discharge from modelling calibrated to the actual data by NSE analysis, which resulted in 0.872; classified as good. The water level and warning level were resulted for Tr 50 years at Katulampa Weir changed from 2.59 m to 1.98 m by 24% and so the warning level from level 1 to level 2. However, for TR 100 years the warning level did not change as it was recorded at level 1 and the PMF model could not be accommodated by the dams as it exceeded the maximum elevation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vandersteen, Willy
Antwerpen: Standaard, 1999
BLD 741.5 VAN i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rigan Agus Setiawan
"Artikel ini hadir untuk memberikan gambaran bagaimana proyek perluasan kota Buitenzorg pada awal abad ke-20 dilaksanakan serta dampaknya terhadap tata kota dan kehidupan masyarakat. Terdapat tiga studi yang mengamati hal serupa, yakni Ontwerpen aan de stad, Stedenbouw in Nederlands-Indie en Indonesie (1905–1950) karya Pauline K.M. Van Roosmalen (2008), Kota Bogor: Studi Tentang Ekologi Kota Abad ke-19 hingga ke-20 karya Mumuh Muhsin Zakaria (2010), serta Peran Thomas Karsten dalam Pengembangan Permukiman Eropa di Buitenzorg, 1903–1942 karya Widdy Nuril Ahsan (2023). Berbeda dengan karya sebelumnya, artikel ini memberikan perhatian pada satu proyek perluasan kota yang menggambarkan peran pemerintah kota (gemeente) dalam membentuk kota dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Pada awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan UU Desentralisasi dan menetapkan beberapa kota sebagai Gemeente atau kota mandiri. Hal ini sejalan dengan peningkatan kedatangan orang Eropa ke Hindia Belanda, termasuk Buitenzorg. Kebutuhan akan kompleks peru mahan dan pemukiman menjadi faktor utama proyek perluasan di kota-kota kolonial pada awal abad ke-20. Artikel ditulis menggunakan metode sejarah yang didasarkan pada data berupa arsip Binnenlandsch Bestuur (BB), laporan (verslag) dari berbagai instansi terkait, surat kabar dan majalah sezaman, koleksi foto, kartografi, buku, disertasi serta artikel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa proyek perluasan kota Buitenzorg memberikan dampak bagi tata kota yang ditunjukkan dengan dibangunnya wilayah tersebut, khususnya sub-distrik Kedoeng Halang sesuai prinsip kota taman yang semula adalah tanah partikelir menjadi permukiman dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Lebih dari itu, perluasan kota juga berdampak pada kehidupan sosial masyarakat seperti munculnya kompetisi renang, asosiasi ibu rumah tangga, hingga perbaikan kampung.

This article is here to provide an overview of how the expansion project for the city of Buitenzorg in the early 20th century was carried out and its impact on urban planning and people's lives. Three studies observe the same thing, namely Ontwerpen aan de stad, Stedenbouw in Nederlands-Indie en Indonesie (1905–1950) by Pauline K.M. Van Roosmalen (2008), Bogor City: A Study of City Ecology in the 19th to 20th Century by Mumuh Muhsin Zakaria (2010), and the Role of Thomas Karsten in the Development of European Settlements in Buitenzorg, 1903–1942 by Widdy Nuril Ahsan (2023). Unlike previous work, this article pays attention to an urban expansion project that describes the role of municipal governments (gemeente) in shaping cities and their impact on people's lives. At the beginning of the 20th century, the Dutch East Indies government issued a Decentralization Law and designated several cities as Gemeente or independent cities. This was in line with the increasing arrival of Europeans to the Dutch East Indies, including Buitenzorg. The need for housing and settlement complexes became a major factor in expansion projects in colonial cities in the early 20th century. Articles are written using historical methods based on data in the form of Binnenlandsch Bestuur (BB) archives, reports (verslag) from various relevant institution, contemporary newspapers and magazines, photo collections, cartography, books, dissertations and articles. The research results show that the Buitenzorg city expansion project has an impact on urban planning as indicated by the development of the area, especially the Kedoeng Halang sub-district according to the principle of a garden city which was originally private land to become settlements with various facilities in it. More than that, the expansion of the city also has an impact on the social life of the community, such as the emergence of swimming competitions, housewives associations, and kampung improvements."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Safe`i
"Hipertensi merupakan penyakit umum lansia Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara jenis makanan dengan hipertensi pada lansia Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan sampel 93 yang dipilih secara acak sederhana Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 59 1 jenis makanan yang dikonsumsi lansia adalah tinggi garam 58 1 rendah sayur 41 9 rendah buah 35 5 dan tinggi lemak 57 serta terdapat hubungan yang bermakna antara jenis makanan dengan hipertensi Upaya pencegahan dengan mengubah konsumsi makanan disarankan untuk dilakukan masyarakat Dinas kesehatan dan Puskesmas kota Bogor perlu merancang program pembinaan lansia yang terkait pengendalian hipertensi.

Hypertension is a common disease for elderly This research aims to determine the relationship between food type and hypertension in the elderly This study applied cross sectional design with 93 randomly selected samples The results showed that the prevalence of hypertension was 59 1 the food type consumed high salt 58 1 low vegetable 41 9 low fruit 35 5 and high fat 57 There is a significant relationship between food type and hypertension Prevention efforts by changing the consumption of foods recommended to be done by society Health District Office and Public Health Center need to design programs related to elders rsquo hypertension control "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarryn Frances Nathalie Meka
"Mikroalga merupakan tumbuhan air tergolong ramah lingkungan dan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Salah satu jenis mikroalga yang sedang dikembangkan di Indonesia adalah ganggang hijau Chlorella sp. Selain kemampuan biofiksasi CO2 tinggi, Chlorella sp juga memiliki komposisi biomassa tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi bahan pangan alternatif dan sumber bahan baku biofuel.
Beberapa penelitian pendahuluan telah dilakukan untuk mengamati potensi pemanfaatan mikroalga serta metode paling optimal untuk mempersiapkan pembiakkan Chlorella sp. dalam skala besar. Salah satu hasil penelitian yang menjadi dasar kajian kali ini adalah mengenai peningkatan produksi biomassa dengan dua metode pencahayaan kontinu, yakni dengan intensitas tetap dan dengan metode alterasi. Penelitian lain yang juga dijadikan dasar adalah mengenai susunan optimum fotobioreaktor untuk peningkatan produksi biomassa.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian produksi biomassa yang bertujuan memperoleh komposisi nutrisi esensial dari biomassa Chlorella sp. hasil biakkan sebelumnya. Evaluasi kualitas nutrisi, seperti kandungan klorofil, protein, dan lipid sangat penting artinya dalam pembiakkan Chlorella sp. yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Hal ini disebabkan pemilihan metode pembiakkan Chlorella sp. sepatutnya tidak hanya unggul dalam hal kuantitas (jumlah sel) tetapi juga kualitasnya (kandungan nutrisi). Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran pemanfaatan biomassa Chlorella sp. yang telah dibiakkan selama ini berdasarkan jumlah kandungan nutrisinya.
Metode pengujian yang dipilih adalah spektrofotometri sinar tampak untuk identifikasi klorofil, metode Lowry untuk identifikasi jumlah protein, serta metode Bligh-Dryer untuk identifikasi lipid dalam biomassa Chlorella sp.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kandungan nutrisi esensial dalam biomassa Chlorella sp. dengan jumlah terbesar adalah protein sebesar 33.53 mg/L dan diikuti oleh klorofil sebesar 14.3 mg/L. Sementara komposisi lipid justru mengalami penurunan hingga 70% berat.

Microalgae are water plant which are environmentally friendly and also have high ability of adaptation. One kind of algae being developed in Indonesia nowadays is the genus of Chlorella sp. Not only that Chlorela sp. have high ability for CO2 fixation but also got high biomass potential which can be used as alternative food source and biofuel source.
Several previous research have been conducted to find out the biomass potential of this microalgae and the optimized method to produce it on a large scale. One of the research used as based on this experiment is about increasing biomass production in mid-scale reactor using two types of continuous illumination; the continuous and the alteration method. Other research used as based is about arranging the photobioreactor to increase biomass production.
This research is a further research in order to determine the essential nutritional content from the biomass production of Chlorella vulgaris. The evaluation of nutritional content such as chlorophyll, protein, and lipid is very important in producing Chlorella sp. with high economic value. It is because when producing Chlorella sp. we hoped that the biomass that we have is not only have great cellular content but also high nutritional content. Other goal of this research is to give prediction about how to process the biomass we ve got based on its nutritional content.
Method used to determine the nutritional content are visible spectrofotometer for chlorophyll identification, Lowry method for protein identification, and Bligh-Dryer Method for lipid identification in Chlorella vulgaris biomass.
From this research we found out that majority essential nutrition in our Chlorella sp. s biomass is protein (33.53 mg/L) followed by chlorophyll (14.3 mg/L). On the other hand, lipid composition decreased until 70% weight.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51835
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Banon
"Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi reminiscence dan psikoedukasi keluarga terhadap penurunan kondisi depresi (harga diri rendah, ketidakberdayaan, keputusasaan, dan isolasi sosial) dan peningkatan kualitas hidup lansia di Katulampa Bogor. Desain quasi eksperimental pendekatan pre test ? post test with control group. Populasi penelitian adalah lansia depresi di Katulampa Bogor, jumlah responden 72 orang (intervensi 36 orang dan kontrol 36 orang) yang dipilih secara random. Alat pengumpul data adalah kuesioner pengukuran skala depresi dan kuesioner quality of life WHO yang dimodifikasi. Data dianalisis menggunakan uji t-test.
Hasil penelitian menunjukkan ada penurunan yang bermakna kondisi depresi, ketidakberdayaan, keputusasaan, isolasi sosial ( p-value < 0,05), dan peningkatan yang bermakna pada harga diri dan kualitas hidup (p-value < 0,05) antara kelompok yang mendapat terapi reminiscence dan psikoedukasi keluarga dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapat psikoedukasi keluarga. Rekomendasi penelitian selanjutnya melihat karakteristik caregiver terhadap penurunan depresi dan meningkatkan kualitas hidup lansia.

The purpose of this research is to understand the influence of reminiscence therapy and family psycho education take effects on decreasing the state of depression (low-self esteem, helplessness, hopelessness, and social isolation) and also how it effects to the life quality increasement of the elderly that live at Katulampa, Bogor. Quasi experimental design, pre test ? post test approach with control group. The population for this research is the depressed elderly who lived in Katulampa, the quantity of the respondents is 72 randomly selected persons (36 persons is under interventioned state and 36 persons is under a controlled state). The data collecting tool that is used in this research is the depression scale measurement questionnaire and the modified WHO's quality of life questionnaire.
The data is analyzed using a t-test method, and the result indicates that there are some significant decrease on the state of depression, low-self esteem, helplessness, hopelessness, and social isolation (p-value < 0,05), and also a significant increase on the self esteem and life quality (p-value < 0,05) between the group that has both reminiscence therapy and family psycho education compared to the group that only have family psycho education. The recommendation for further research is to see the caregiver?s characteristics on decreasing the depression and to increase the life quality of the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widdy Nuril Ahyar
"Penelitian ini membahas peran Thomas Karsten dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg pada 1903 hingga 1942. Bangunan dan kawasan permukiman Eropa berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kedatangan orang Eropa ke Hindia Belanda pada awal abad ke-20 akibat desentralisasi yang diterapkan pada 1903. Oleh karena itu, dirancanglah kawasan permukiman Eropa di Buitenzorg yang memiliki keunikan tersendiri sejalan dengan status Kota Bogor sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Di Buitenzorg permukiman Eropa menempati lokasi yang strategis. Dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg, Thomas Karsten menyusun paket lengkap untuk membangun kota yang berisi rencana kota, rencana rinci dan peraturan bangunan. Beberapa rumusan masalah yang diangkat adalah: apa peran Thomas Karsten dalam pengembangan permukiman Eropa di Buitenzorg. Beberapa kajian terdahulu yang membahas peran Thomas Karsten dalam pengembangan tata kota di Hindia Belanda, ditulis oleh Joost Cote, Huge O’Neill dan Pauline Roosmalen. Namun sebagian besar difokuskan pada karya Thomas Karsten di Kota Semarang, Malang dan Bandung. Sumber-sumber primer dalam bentuk arsip kolonial Hindia Belanda, seperti staatsblad,gemeenteblad, verslag, gedenboek dimanfaatkan dalam penelitian ini. Melalui metode historis dan Teori Strukturasi yang dikemukakan Anthony Giddens, ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Thomas Karsten berperan merancang suatu pengembangan permukiman Eropa di sebelah timur Buitenzorg sejak 1917 dengan membuat rancangan perluasan kota dan mulai dilaksanakan pada 1920 hingga 1942 berdasarkan konsep Garden City.

This study discusses the role of Thomas Karsten in the development of a European settlement in Buitenzorg from 1903 to 1942. European buildings and residential areas developed rapidly along with the increasing arrival of Europeans to the Dutch East Indies in the early 20th century due to decentralization implemented in 1903. Therefore, a European residential area was designed in Buitenzorg which has its own uniqueness in line with the status of Bogor City as the center of the Dutch East Indies government. In Buitenzorg European settlements occupy a strategic location. In the development of European settlements in Buitenzorg, Thomas Karsten put together a complete package for building cities containing city plans, detailed plans and building regulations. Some of the problem formulations raised are: what is the role of Thomas Karsten in the development of European settlements in Buitenzorg. Several previous studies that discussed the role of Thomas Karsten in the development of urban planning in the Dutch East Indies, written by Joost Cote, Huge O'Neill and Pauline Roosmalen. But most of it is focused on the work of Thomas Karsten in the cities of Semarang, Malang and Bandung. Primary sources in the form of Dutch East Indies colonial archives, such as staatsblad, gemeenteblad, verslag, gedenboek are used in this research. Through the historical method and Structuration Approach put forward by Anthony Giddens, evidence was found showing that Thomas Karsten played a role in designing a European settlement development to the east of Buitenzorg since 1917 by making plans for the expansion of the city and began to be carried out from 1920 to 1942 based on the "Garden City" concept."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>