Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126125 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wakhyono Budianto
"Pestisida, yang digunakan oleh petani untuk mengendalikan hama tanaman, dapat juga menimbulkan permasalahan pada lingkungan maupun manusia. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah masih adanya petani yang mengalami dampak negatif akibat penggunaan pestisida. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan model pencegahan dampak negatif penggunaan pestisida sintetik pada petani berbasis sosial budaya. Metode penelitian adalah observasional dengan desain crossectional dan pendekatan analisis mix method yaitu kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian sebagian besar petani terdampak (78%) akibat penggunaan pestisida. Para petani memiliki persepsi baik (64,7%) tentang pestisida sintetik dan setuju (65,3%) menggunakannya. Petani berperilaku kurang baik dalam menyimpan (49,3%) menyemprotkan (34%), dan menangani residu pestisida (42,67%). Perilaku petani dalam mencampur pestisida sebagian besar tidak baik (62,64%). Sebesar 82% petani tidak menggunakan APD lengkap dalam menangani pestisida. Petani merasakan pengaruh faktor karakteristik budaya mereka terhadap penggunaan pestisida sintetik. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor sosial dan budaya masyarakat berhubungan signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap terjadinya dampak negatif penggunaan pestisida.

Pesticides are applied by the farmers for control plant pests but can also cause problems for the environment and human being. The problem in this study is that there are still many farmers who had negative impacts due to pesticides. The purpose of this research was to formulate a statistic model for preventing the negative impacts of using synthetic pesticides on farmers based on social culture. The research method is observational with a cross-sectional design and a mixed method analysis approach, which quantitative and qualitative. The results of the study showed that most of the farmers (78%) were affected by the used of pesticides. Farmers have a good perception (64.7%) about synthetic pesticides and agree (65.3%) to use them. Storing behaviour of the farmer is not good enough (49.3%) spraying (34%), and handling pesticide residues (42.67%). Most of the farmer behaviour in mixing pesticides was not good (62.64%). 82% of farmers do not use complete PPE in handling pesticides. Farmers perceived that their social and cultural characteristics influence them to control the plant pests by applying synthetic pesticides. The conclusion of this study is that social and cultural factors have a significant corelation, both directly and indirectly to the negative impact of pesticide use."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Ardhyarini Hayuning Pratiwi
"ABSTRAK
Indonesia memiliki persebaran sawah di wilayah pesisir yang sangat sensitif pada kejadian cuaca ekstrim seperti kekeringan. Kabupaten Cirebon yang berlokasi di Pantai Utara Jawa termasuk sebagai wilayah rentan kekeringan, diantaranya Desa Pegagan Kidul. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah petani padi di Desa Pegagan Kidul dapat menerima guncangan kekeringan sehingga memberikan implikasi pada penurunan pendapatan, namun mereka belum mempunyai ketahanan penghidupan yang berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan untuk mengembangkan model ketahanan penghidupan petani padi untuk menangani dampak kekeringan. Metode yang digunakan adalah metode campuran dengan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif untuk mengembangkan dan mensimulasikan model system dynamics yang mengeksplorasi interaksi sistemik aset kapital, self-organisation, kapasitas pembelajaran dengan kondisi curah hujan. Model ini digunakan untuk menilai status ketahanan penghidupan petani padi yang diukur melalui pendapatan sebagai outcome dari penghidupan. Hasil permodelan dengan skenario bussiness as usual hingga tahun 2030 memperlihatkan bahwa pendapatan petani masih mengalami penurunan saat terindikasi kekeringan. Skenario intervensi model terbaik dilakukan dengan meningkatkan debit outflow Waduk Jatigede, klaim asuransi pertanian, pemahaman risiko produksi pertanian, dan mengembangkan usaha non-tani serta perlindungan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan ketahanan penghidupan lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat lebih besar dengan adanya intervensi di beberapa subsistem yang dapat menjadi langkah antisipatif dan adaptif.

ABSTRACT
Indonesia has a distribution of rice fields on the coastal area which very sensitive to extreme weather events such as droughts. Cirebon Regency located on the North Coast of Java is susceptible areas of drought, including Pegagan Kidul Village. The research problem is rice farmers in Pegagan Kidul Village has experienced drought which implicates income decline, but they do not have livelihood resilience. This paper aims to develop the rice farmers rsquo livelihood resilience model to cope with drought impact. We employed mixed methods by combining quantitative and qualitative data to develop and simulate a system dynamics model that explores the systemic interaction of capital assets, self organisation, capacity for learning with rainfall condition. The model is used to assess rice farmers rsquo livelihood resilience status that measured through the income earned as a livelihood outcome. The result of modelling with business as usual scenario up to 2030 shows that farmers 39 income still decreased during drought event. The best model intervention scenario is done by increasing the outflow of Jatigede Reservoir, agricultural insurance claims, understanding the risks of agricultural production, and developing non farm enterprises as well as social protection. This study concludes that improving livelihood resilience is more sustainable and provides greater benefits with interventions in some subsystems that can be anticipative and adaptive measures. "
2018
T50188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita
"Penggunaan pestisida oleh para petani di Desa Nunuk untuk tanaman di sawah mereka bukanlah sebuah hal yang baru. Hal ini sudah sejak lama dilakukan, bahkan berbagai program pengendalian hama terpadu yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia ini nampaknya tidak membawa banyak perubahan dalam praktik penggunaan pestisida oleh para petani ini. Hal ini bukannya tanpa alasan. Ada kesamaan dalam skema para petani yang melandasi terus dilakukannya praktik ini, skema kognitif yang membuat para petani berada pada kerangka dunia yang disederhanakan, yaitu mengenai bagaimana mereka sendiri membayangkan dunia ini semestinya?terutama terkait padi dan sawah. Ini adalah sebuah proses kognitif, yang kemudian menghasilkan variasi dalam perilaku petani memilih dan menggunakan pestisida. Penelitian skripsi yang melewati tidak kurang dari dua kali masa panen ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan connectionism sebagai kerangka analisisnya. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi dan wawancara mendalam kepada para informan di sebuah desa yang menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Pesticide usage by farmers in Nunuk Village is not a new thing. This has been going on for a long time, even the integrated pest management programs with the objective of diminishing chemical pesticides usage among farmers seem to have no significant influence in changing farmers pesticide practices. This isn't without reason. There's a similarity in their schemas which makes this practice continue, a cognitive scheme which makes the farmers exist in such a simplified world, that is about how they imagine what this world should be-mainly about paddy and their rice fields. This, including the various practices in selecting and using pesticides, is a cognitive process. This research which was undertaken through not less than two harvests season uses qualitative method with connectionism as the analytical framework. The data has been collected through observation and in-depth interviews with the informants in a village which administratively is a part of Indramayu district, West Java.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulia Ditriya Yulistiana
"Akses terhadap pasar global yang dihasilkan dari teknologi internet adalah sebuah kesempatan bagi perusahaan asing untuk mengenalkan produknya kepada khalayak yang lebih besar. Kesempatan tersebut dapat diraih melalui strategi globalisasi, yaitu dengan mendistribusikan produk yang sama dan mengkomunikasikannya secara seragam ke semua negara tujuan. Namun, pergerakan industri di seluruh dunia yang membuat konsumen tak lagi merasakan koneksi terhadap produk memicu perubahan strategi untuk dapat lebih menyesuaikan diri dengan target khalayak. Strategi ini disebut dengan glokalisasi yang dilakukan dengan membedakan cara komunikasi produk di masing-masing negara walaupun distribusi produknya sama. Proses penerapan strategi glokalisasi tersebut dapat dijelaskan melalui teori hibridisasi budaya yang mengatakan bahwa di dalam proses komunikasi yang dilakukan perusahaan asing terjadi peleburan antara budaya global yang dibawa produk dengan budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat. Tulisan ini akan menganalisis bagaimana Netflix menggunakan pendekatan glokalisasi dan hibridisasi budaya dalam mempromosikan produknya di Indonesia menggunakan strategi pemasaran media sosial di platform Instagram. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa di dalam konten Instagram, Netflix mengakomodasi budaya lokal seperti bahasa, makanan, dan hiburan populer yang ada di Indonesia. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan bahwa Netflix menggunakan tokoh lokal yang familiar bagi masyarakat Indonesia untuk merepresentasikan produk melalui konten yang didistribusikan.

Access to global markets resulting from internet technology is an opportunity for foreign companies to introduce their products to a larger audience. This opportunity can be achieved through a globalization strategy that distributes the same product and communicates it uniformly to all target markets. However, the movement of industries around the world that makes consumers feel no longer connected to products has triggered a change in strategy to adapt to consumers. This strategy is called glocalization, which differentiates the communication of products in different target market even though the products are distributed uniformly. The implementation of the glocalization strategy can be explained through the cultural hybridization theory which states that in the communication process, there is a fusion between the global culture brought by the product with the local culture owned by the community. This essay will analyze how Netflix uses the glocalization and cultural hybridization approach in promoting its products in Indonesia using social media marketing on Instagram. The result of the analysis conducted shows that in its social media content, Netflix accommodates local culture such as language, food, and popular entertainment. Netflix also uses local figures who are familiar to the community to represent products through distributed content."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karimah Mahdiyyah
"Penggunaan pestisida selain memberikan manfaat untuk mengendalikan hama ternyata dapat memberikan dampak, baik untuk manusia maupun lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan pestisida harus digunakan secara bijaksana sesuai dengan jenis, dosis, sasaran, cara, dan waktu aplikasi. Penggunaan pestisida yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai efek kesehatan, baik yang akut maupun kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan petani dalam penggunaan pestisida dengan keluhan kesehatan petani di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang merupakan penyemprot pestisida di Desa Cikandang, dengan metode accidental sampling. Berdasarkan hasil univariat, 57 memiliki pengetahuan yang kurang baik, 82 sikap yang baik, dan 79 perilaku yang kurang baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat, ditemukan bahwa yang memiliki hubungan signifikan dengan keluhan kesehatan adalah perilaku OR=4,24 . Hasil ini menunjukkan perlunya penyuluhan mengenai pestisida serta Alat Pelindung Diri APD untuk petani penyemprot pestisida agar tidak mengalami keluhan kesehatan.

The use of pesticides in addition to provide benefits to control pests can also have impacts both for humans and the environment. Therefore, pesticides should be used simultaneously according to the type, dose, target, manner, and time of application. Incorrect use of pesticides can lead to various health effects, both acute and chronic. This study aims to determine the relationship between knowledge, attitude, and actions of farmers in the use of pesticides with health problem of farmers in the Cikandang Village, Cikajang District, Garut Regency. The study used cross sectional design. The samples involved in this research were 100 people who were pesticide sprayers in Cikandang Village, using accidental sampling method. Based on univariate results, 57 had poor knowledge, 82 good attitude, and 79 bad behavior. In addition, it was found that behavior OR 4,24 had the strongest relationship with health problem. These results indicated the need for counseling on pesticides and personal protective equipment PPE for pesticide sprayers to avoid health problem. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Eliya Nova
"Tanaman kubis yang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting, umumnya memerlukan pemeliharaan yang intensif. Berbagai jenis oganisme pengganggu tumbuhan (OPT) menyerang tanaman kubis sehingga sering kali menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Kehilangan hasil panen sayuran akibat serangan organisme penganggu tumbuhan dapat mencapai 30-100%. Bahkan pada tingkat serangan OPT yang rendah pun dapat mengurangi kualitas produk sayuran sehingga mengakibatkan menurunnya harga jual (Sastrosiswojo, 1992a). Hal inilah yang mendorong petani untuk menggunakan pestisida. Pada umumnya penggunaan pestisida pada tanaman kubis sangat intensif. Keadaan tersebut menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya dampak negatif penggunaan pestisida terhadap unsur-unsur lingkungan yang ada pada ekosistem pertanian. Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dapat mengakibatkan penurunan populasi musuh alami harus dan serargga berguna lainnya, serta makhluk bukan sasaran (Oka, 1995). Akibatnya apabila keadaan lingkungan mendukung, dapat terjadi ledakan populasi hama karena terjadinya resurgensi hama. Demikian juga residu pestisida di lingkungan dapat terbawa oleh gerakan air dan udara sehingga residu pestisida dapat berada di berbagai unsur Iingkungan di permukaan bumi (Untung, 1992). Hal ini dapat mengakibatkan penurunan keragaman jenis (diversitas species) dalam ekosistem pertanian tersebut yang mempengaruhi kestabilan ekosistem. Pada umumnya masyarakat telah memahami, bahwa pestisida merupakan bahan berbahaya yang dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Namun demikian, sesungguhnya pestisida juga dapat memberikan manfaat. Oleh karena itu pestisida digunakan dalam pembangunan di berbagai sektor termasuk sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultira. Untuk menghindari pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan perlu diupayakan agar penggunaan pestisida dilakukan dengan tepat dan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dinyatakan bahwa penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir, sesuai dengan konsep PHT. Apabila terpaksa menggunakan pestisida maka harus dilakukan dengan bijaksana, artinya :
1. Pestisida yang digunakan telah terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian (Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1973).
2. Memenuhi kriteria 5 tepat, yaitu tepat dosis, tepat waktu, alat, dan cara aplikasi, tepat mutu, tepat jenis, tepat komoditas dan tepat sasaran (Daryanto, 1999). Hal ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan tindakan petani dalam penggunaan pestisida serta pengawasan dari pihak pemerintah yang bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan peraturan penggunaan pestisida tersebut.
Masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Apakah pengetahuan, sikap dan tindakan petani alumni SLPHT kubis terhadap pestisida lebih baik daripada petani Non-SLPHT kubis?
2. Apakah pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pestisida mempengaruhi petani alumni SLPHT kubis dan Non-SLPHT kubis dalam mematuhi peraturan penggunaan pestisida?
3. Apakah petani alumni SLPHT kubis lebih mematuhi peraturan penggunaan pestisida daripada petani Non-SLPHT kubis?
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimanakah pengetahuan, sikap dan tindakan petani alumni SLPHT kubis dan petani Non-SLPHT kubis terhadap pestisida.
2. Mengetahui apakah pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pestisida mempengaruhi petani alumni SLPHT kubis dan petani Non-SLPHT kubis dalam mematuhi peraturan penggunaan pestisida.
3. Mengetahui bagaimanakah kepatuhan petani alumni SLPHT kubis dan petani Non-SLPHT kubis terhadap peraturan penggunaan pestisida.
Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Pengetahuan, sikap dan tindakan petani alumni SLPHT kubis terhadap pestisida lebih balk daripada petani Non-SLPHT kubis.
2. Pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pestisida mempengaruhi petani alumni SLPHT kubis dan petani Non﷓ SLPHT kubis dalam mematuhi peraturan penggunaan pestisida,
3. Petani alumni SLPHT kubis Iebih mematuhi peraturan penggunaan pestisida daripada petani yang belum pernah dilatih dalam SPLHT kubis.
Penelitian ini dilaksanakanan dengan metode survei yaitu mewawancarai petani kubis yang terpilih sebagai sampel untuk memperoleh data primer. Teknik pengambilan sampel yang digunal:an adalah purposive, samplng : sampel dengan sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang pernah mengikuti Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) dan yang tidak pernah mengikuti SLPHT. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bandung dan Garut mulai bulan Oktober sampai Desember 2000. Wilayah penelitian ini meliputi Kecamatan Lembang, Pangalengan, Cikajang dan Cisurupan. Dipilih dua sampel desa dari tiap kecamatan, dan pada tiap desa terdiri atas petani alumni SLPHT kubis dan Non-SLPHT kubis. Ditentukan 10 petani alumni SLPHT kubis dan 10 petani Non-SLPHT kubis pada tiap desa sampel. Jumlah responden di delapan desa sampel tersebut ialah 160 petani yang terdiri atas 80 petani alumni SLPHT kubis dan 80 petani Non-SLPHT kubis.
Hasil penelitian penting yang dapat disimpulkan adalah:
1. Pengetahuan dan sikap petani responden SLPHT kubis terhadap pestisida lebih baik daripada petani responden Non-SLPHT kubis di Kabupaten Bandung dan Garut.
a. Di Kabupaten Bandung, 72,5% jumlah petani responden alumni SLPHT kubis dan 45% jumlah petani responden Non-SLPHT kubis memiliki pengetahuan tinggi dan sedang terhadap pestisida.
b.Di Kabupaten Garut, 62,5% jumlah petani responden alumni SLPHT kubis dan 32,5% jumlah petani responden Non SLPHT Kubis memiliki pengetahuan tinggi terhadap pestisida.
c. Di Kabupaten Bandung, 82,5% jumlah petani responden alumni SLPHT kubis dan 25% jumlah petani Non-SLPHT kubis memiliki tingkat sikap tinggi (baik) dan sedang terhadap pestisida.
d. Di Kabupaten Garut, 60% jumlah petani responden alumni SLPHT kubis dan 7,5% jumlah petani responden Non SLPHT kubis memiliki tingkat sikap tinggi (baik) dan sedang terhadap pestisida.
2. Di Kabupaten Bandung dan Garut hanya tindakan petani responden alumni SLPHT kubis dan Non-SLPHT kubis terhadap pestisida yang mempengaruhi mereka dalam mematuhi peraturan penggunaan pestisida.
a. Di Kabupaten Bandung dan Garut pengetahuan dan sikap petani responden alumni SLPHT kubis dan Non SLPHT kubis terhadap pestisida tidak mempengaruhi mereka dalam mematuhi peraturan penggunaan pestisida.
3. Petani responden alumni SLPHT kubis di Kabupaten Garut lebih mematuhi peraturan penggunaan pestisida daripada petani responden SLPHT kubis di Kabupaten Bandung.
a. Di Kabupaten Bandung hanya 7,5% jumlah petani responden alumni SLPHT kubis dan 6,3% jumlah petani responden Non-SLPHT kubis yang menggunakan pestisida sesuai dengan peraturan penggunaan pestisida.
b. Di Kabupaten Garut, 52,5% jumlah petani responden alumni SLPHT kubis dan tidak ada (0%) petani responden Non-SLPHT kubis yang menggunakan pestisida sesuai dengan peraturan penggunaan pestisida.

Cabbage is an important vegetables crop, which needs intensification, including cultivation patterns, use of resistant varieties and intensive protection. Many harmful organisms attack cabbages that may cause great financial loss. The crop loss due to pests and diseases on major vegetable crops ranging from 30% to totally loss. Even the low pest attack can reduce vegetable yield and its quality, and reduce the price of vegetables (Sastrosiswojo, 1992a). This is the main reason why the farmers use pesticides as the commonly control measure. Generally, the use of pesticides by the cabbage farmer is very intensive. Since pesticides are used inappropriately, the population of natural enemies and other beneficial insects is reducing (Oka, 1995). Pesticide residues in the environment can be transported by water and air movements (Untung, 1992). This will effect and decrease diversity of species in agricultural ecosystem which will effect ecosystem stability.
Pesticides are harmful (toxic) materials that may cause negative impact to human health and environment. However, proper use of pesticides may contribute advantageous in the development of agricultural sector, especially on food and vegetable crops.
To avoid negative effects on man (human) and environment, the use of pesticides should be done as stated in the pesticide regulation. In Act Number 12, 1992 about Plant Cultivation Systems, it is stated that the use of pesticides should be the last alternative in line with the Integrated Pest Management (IPM) concept. The important considerations to use of pesticides are as follows:
1. The pesticides have been registered and permitted for their use by the Minister of Agriculture (stated in Government Regulation Number 7, 1973).
2. Based on five criteria, i.e. proper in dose, proper in time, and in tools for its application, good quality, good type, right commodity and target of pest or diseases (Daryanto, 1999). Proper use of pesticides is very much affected by knowledge, attitude, and practice (skill) of the farmers and government institution responsible for the implementation of pesticide regulation.
The problems of this study are as follows :
1. What is knowledge, attitude, and practice by the graduated farmers from IPM FFS on cabbage are better than Non-IPM FFS against the use of pesticides?
2. What the use of pesticides by the graduated farmers from IPM FFS and Non-IPM FFS farmers are affected by their knowledge, attitude, and practice?
3. What the graduated from IPM FFS on cabbage follow the pesticide regulation better than Non-IPM FFS farmers?
The objectives of this study are as follows:
1. To know whether knowledge, attitude, and practice of pesticides by the graduated farmers (alumni of) IPM, Farmers Field School (IPM FFS) are better than Non-FFS farmers.
2. To know whether the use of pesticides the graduated by farmers from IPM FFS on cabbage and Non-IPM FFS are affected by their knowledge, attitude, and practice.
3. To know whether the graduated farmers from IPM FFS on cabbage follow the pesticide regulation better than Non-IPM FFS farmers.
The hypothesis of this study are as follows:
1. Knowledge, attitude, and practice by the graduated farmers from IPM FFS on cabbage are better than Non-IPM FFS against the use of pesticides.
2. The use of pesticides by the graduated farmers from IPM FFS and Non-IPM FFS farmers are affected by their knowledge, attitude, and practice.
3. The graduated from IPM FFS on cabbage follow the pesticide regulation better than Non-IPM FFS farmers.
The gathering of data for the study was done by field surveys. Selected areas were surveyed throng the following techniques : (1) structure surveyed questioners, (2) interview of key informants, i.e. sampled farmers representing the alumni of IPM FFS and Non-IPM FFS on cabbage. The selected areas were sub districts of Lembang and Pangalengan (Bandung district or regency), Cikajang and Cisurupan sub districts (Garut district). The field surveys were conducted from October to December 2000. Two villages were selected from each sub districts. Purposive sampling was used to selected 10 farmers from the alumni of IPM FFS and 10 farmers from Non-IPM FFS on cabbage in each selected village. The number of respondents (sample farmers) in eight sampled village were 160 farmers, namely 80 graduated farmers from IPM FFS on cabbage and 80 Non-IPM FFS farmers.
The important results of this study were as follows:
1. Knowledge, attitude, and practice against the use of pesticide by the graduated farmers from IPM FFS on cabbage were higher or better than Non-IPM FFS farmers.
a. In Bandung, 72,5% out of the number of farmers graduated from IPM FFSs on cabbages and 45% Out of number of farmers from Non-IPM FFS showed high and moderately high levels of knowledge in using pesticides.
b. In Garut district, 62,5% out of the number of farmers graduated from IPM FFSs cabbage and 32,5% out of number of farmers from Non-IPM FFS showed high and moderately levels of knowledge in using pesticides.
c. In Bandung district, 82,5% out of the number of farmers from IPM FFS on cabbage and 25% out the number of farmers from Non-IPM FFS indicated high and moderately high levels of attitude against the use of pesticides.
d. In Garut district, 60% out of number of farmers from graduated from 1PM FFSs cabbages and 7,5% out of number of farmers from Non-IPM FFS cabbages indicated high and moderately high levels of attitude against the use of pesticide.
2. In Bandung and Garut district, only practice of farmers in using pesticides affected graduated farmers from 1PM FFS and Non IPM FFS farmers in the implementation of pesticides regulation on the use of pesticide.
a. In Bandung and Garut district, the obedience of farmers graduated from cabbage IPM FFS and Non-IPM FFS farmers to follow the pesticide in regulation on the use of pesticides were not affected by their knowledge and attitude.
3. The graduated farmers from cabbage IPM FFS in Garut district followed the pesticide regulation better than the alumni of cabbage IPM FFS in Bandung district.
a. In Bandung district, only 7,5% out of the number of farmers graduated from cabbage IPM FFS and 6,3% out of number of farmers from Non-IPM FFS obeyed the pesticide regulation on the use of pesticide.
b. In Garut district, 52,5% out of the number of farmers graduated from cabbage IPM FFS and no farmers from Non-IPM FFS obeyed the pesticide regulation on the use of pesticides.
"
2001
T4048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi
"ABSTRAK
Melihat kecendrungan meningkatnya pemakaian pestisida sejalan dengan usaha peningkatan produksi pertanian, satu hal yang perlu diperhatikan adalah dampak negatif akibat pestisida tersebut, baik pada manusia khususnya maupun pada lingkungan. Dampak penggunaan pestisida sebenarnya dapat meliputi seluruh unsur dalam lingkungan, baik lingkungan hayati, sosial maupun lingkungan fisik.
Peningkatan penggunaan pestisida yang disertai dengan aplikasi yang kurang memadai, dapat mengakibatkan terjadinya pemaparan pestisida pada petani pengguna, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan, juga mengakibatkan pencemaran pada lingkungan. Pencemaran pertanian pada badan air, khususnya Ciliwung, biasanya berasal dari penggunaan pupuk dan pestisida yang mengalir melalui permukaan tanah (run off) dan pencucian (leaching), sehingga dapat mencapai sungai. Oleh karena itu penelitian terhadap seluruh aspek lingkungan akibat penggunaan bahan kimia tersebut, khususnya pestisida perlu dikembangkan. Aspek pencemaran pestisida pada badan air maupun pada manusianya, merupakan bahan kajian yang penting untuk diteliti.
Pada penelitian ini, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana tingkat penggunaan dan aplikasi pestisida, bagaimana tingkat pemaparan pestisida, serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pemaparan pestisida tersebut pada petani sayuran di Ciliwung hulu.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penggunaan dan aplikasi pestisida pada petani sayuran di Ciliwung hulu. Adapun yang menjadi tujuan khusus/utamanya adalah untuk mengetahui tingkat pemaparan pestisida pada petani sayuran serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemaparan pestisida pada petani sayuran di Ciliwung hulu.
Penelitian terdiri dari penelitian utama, yaitu tingkat pemaparan pestisida pada petani sayuran di Ciliwung hulu, dan wawancara dengan petani responden, untuk melihat tingkat penggunaan dan aplikasi pestisida pada tingkat petani sayuran di Ciliwung hulu.
Untuk pengamatan tingkat pemaparan pestisida pada petani dilakukan dengan metoda langsung dari Durham & Wolfe sebagaimana direkomendasi dalam Protokol Standar dari WHO (1982). Pads dari Alpha Cellulose ukuran 10 x 10 cm yang telah diekstraksi untuk pemurnian, setelah dilapisi dengan aluminium foil di bagian belakangnya, dipasang secara sistematis pada bagian tubuh petani sebagai berikut (modifikasi dari Protokol Standar WHO):
- satu buah di pertengahan lengan kiri
- satu buah di dada
- masing-masing satu buah di paha kanan dan kiri sedikit di atas lutut.
Setelah selesai penyemprotan pada dipotong bagian tepinya, sehingga tinggal bagian tengah dengan ukuran 5 x 5 cm. Pads lalu disimpan dalam botol atau kantong plastik yang kedap sinar matahari, diberi label untuk kemudian dianalisis di Laboratorium.
Dari hasil penelitian, didapatkan tingkat penggunaan pestisida oleh petani sayuran di sepanjang Sungai Ciliwung adalah 1,52 1/ha untuk insektisida dan 1,94 kg/ha untuk fungisida (belum melebihi batas yang dianjurkan). Dengan teknik aplikasi yang masih kurang memadai.
Jenis pestisida yang banyak digunakan adalah, fungisida dengan bahan aktif Propineb, Mankc2eb dan Maneb dari golongan Ditiokarbamat, serta insektisida dengan bahan aktif Profenofos, Asefat, Kiorpirifos dan Diazinon dari golongan Fosfat-organik.
Tingkat pemaparan pestisida pada petani secara ekstraseluler masih rendah, yaitu Fungisida (Antracol 70WP 0,089 mg/kg, Dithane M45 8OWP 0,118 mg/kg) dan Insektisida (Curacron 500EC 0,097 mg/kg, Thiodan 0,033 mg/kg). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemaparan adalah tingkat pendidikan yang pada uji statistik memberikan korelasi yang sangat nyata pada taraf uji 1%, dan tingkat pengetahuan yang pada uji statistik memberikan korelasi yang nyata pada taraf uji 5%, sedangkan faktor umur tidak memberikan korelasi yang nyata.
Selain itu tingkat pemaparan pestisida dapat juga dipengaruhi oleh tingkat penggunaan pestisida oleh petani yang berkaitan dengan kontak petani dengan pestisida dan kemungkinan adanya residu pestisida pada unsur lingkungan, terutama tanah, dan air. Dari pengujian ternyata yang mempengaruhi tingkat penggunaan pestisida oleh petani adalah tingkat pendidikan, yang memberikan korelasi yang nyata pada taraf uji 5%, sedangkan faktor umur dan tingkat pengetahuan tidak memberikan perbedaan yang nyata.
Daftar Kepustakaan : 32 (1962-1993)
Jumlah Halaman : halaman permulaan 17, halaman isi 73, tabel 17, gambar 8, lampiran 8

ABSTRACT
Reviewing the increasing tendency of pesticides usage, which is in line with efforts to increase agricultural production, one thing that should be considered is the negative impact of the pesticides both on human being and the environment. The impact of pesticides usage actually includes all elements in the environment, both biological, social and physical.
The pesticides increasing usage, which is accompanied by lack of application, may cause the accurence of pesticides exposure on the farmers as users. This will cause health disorder and pollution to the-environment. The agricultural pollution on the body of water, especially of the Ciliwung water, usually result from the fertilizer and pesticide usage which run off and leaching, which then arrive in the water. Therefore, research toward the whole environment aspects due to the application of the chemicals, especially pesticide, should be developed. The pesticide pollution aspect on the body water and the human being is an important topic to be studied.
In the research, the problem is to the extent the usage level and application of pesticides, to the extent of the pesticide exposure, and what factors which affect the pesticide exposure on the vegetables farmers at the up stream Ciliwung River.
Generally this research has the purpose to know the level of usage and application of the pesticides on the vegetable farmers at the up stream Ciliwung River. While the special purpose of the of the research is to recognize the level of pesticide exposure on the vegetables farmers and to recognize factors which affects the pesticides exposure on the vegetable farmers at the up stream Ciliwung River.
The research consists of main research, that is the level of the pesticides exposure on the vegetable farmers at the up stream Ciliwung River, and inter-view with the farmers respondents to see the level of usage and application of the pesticides on the vegetable farmers at the up stream Ciliwung River.
In order to observe the pesticides exposure on the farmers we use a direct method of Durham & Wolfe as recommended in the WHO Standard Protocol (1982). The Alpha Cellulose pad which has the size of 10 x 10 cm2 which is extracted for the purification is installed systematically on the farmers body as follows, after lined which aluminum foil on the back (modification of the WHO Standard Protocol)
- one unit in the left arm
- one unit on the chest
- one unit on the right thigh and slightly above the knee cap on the left thigh.
After spraying, the pads are cut on .its rim, which the only left is the middle part with the size of 5 x 5 cm2. Pads are stored in bottles or plastic bags which are sunlight proof, and labeled for further analysis in the laboratory.
From the results of the research, it can be concluded that the pesticides usage level by the vegetable farmers at the up stream Ciliwung River (both insecticides and fungicides) is still under the prescribed limits, which is 1,52 1/ha for insecticides and 1,94 kg/ha for fungicides with still sufficient application techniques.
The types of pesticides used widely, is fungicides with Propineb active material, Mankozeb and Maneb of Ditiocarbamat group and insecticides with Profenofos active material, Asefat, Klorpirifos and Diazinon of Organic Phosphat group.
The exposure level on the farmers extracellulairity is still low, that is fungicides (Antracol 7OWP 0,089 mg/kg, Dithane M45 SOWP 0,118 mg/kg) and insecticides (Curacron 500 EC 0,097 mg/kg, Thiodan 0,033 mg/kg). The factors which influence the exposure level is the level of education of the farmers on the statistic test which has a very significant correlation at test level of 1%, and the level of knowledge on the statistic test which has a significant correlation at test level of 5%, while the age factor has no, significant correlation.
Bisides, the, pesticides exposure level can also be affected by the pesticides usage by the farmers which is related with the farmers contact and the pesticides residue in the environmental elements, especially the soil and the water. From the test it turns out the factors which affect the pesticides level by farmers are the level of education, which provides a significant correlation at the test level of 5%, while the age and the level of knowledge factor provide no significant result.
Bibliography : 32 (1962-1993)
Introduction 17, content 73, tables 17, figures 8, appendices 8
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamilah Nuroktina Larasati
"Tugas karya akhir ini membahas mengenai strategi pencegahan kejahatan terhadap radikalisasi online. Radikalisasi online secara definisi adalah proses dimana individu melalui aktivitas online berinteraksi dengan menggunakan berbagai fasilitas internet, hingga menerima persepsi bahwa kekerasan sebagai metode yang tepat untuk menyelesaikan konflik sosial dan politik. Radikalisasi online dapat terjadi karena adanya penguatan dari luar. Dampak dari radikalisasi online sangat besar, karena dapat memunculkan aksi terorisme di kemudian hari. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pencegahan kejahatan secara sosial yang melibatkan masyarakat. Pencegahan kejahatan secara sosial yang dapat digunakan adalah pemblokiran situs. Pemblokiran situs tentu saja dilakukan oleh kominfo berdasarkan 4 kriteria BNPT. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa pemblokiran dapat mencegah radikalisasi online.

This thesis discusses about crime prevention strategy of online radicalization. Online radicalization by definition is a process whereby individuals through online activities interact using various internet facilities, thus accepting the perception that violence is the right method for resolving social and political conflicts. Online radicalization can occur due to outside reinforcement. The impact of online radicalization is huge, because it can lead to terrorism in the future. Therefore, it takes a social crime prevention involving the community. Social crime prevention that can be used is blocking sites. Blocking sites done by Ministry of Communication and Information Technology RI (Kominfo RI) based on 4 criteria from National Counter Terrorism Agency (BNPT). The purpose of this research is to know that blocking can prevent online radicalization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqy Fauzi
"Instensifikasi pertanian merupakan langkah peningkatan produk pertanian, seperti pengolahan lahan pertanian dan pembasmian hama atau penyakit pada tanaman. Pestisida dapat membasmi hama dalam waktu singkat namun berisiko buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Penggunaan pestisida pada lahan pertanian dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku petani dalam penggunaan pestisida serta memprediksi berapa banyak asupan cabai, kubis, dan kentang yang dikonsumsi petani menimbulkan risiko gangguan kesehatan di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan pendekatan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL). Sampel penelitian ini sebanyak 105 responden petani dan penyemprot tanaman menggunakan pestisida. Responden dipilih menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan hasil univariat, 93% berpengetahuan kurang baik, 68% bersikap baik, dan 63% berperilaku kurang baik. Berdasarkan hasil bivariat, bahwa faktor tingkat pengetahuan berhubungan signifikan dengan nilai risiko (RQ) gangguan kesehatan (p = 0,042; OR = 1,69). Hasil ini menunjukkan perlunya penyuluhan tentang penggunaan pestisida dan pengawasan aktivitas petani agar risiko gangguan kesehatan dapat dicegah.

Instensification agriculture is a step improvement of agricultural products, such as processing of agricultural land and eradication of pests or plant diseases. Pesticides can eradicate the pest in a short time but bad risk to health and the environment. The use of pesticides on agricultural land is affected by the knowledge, attitudes, and behavior of farmers. This study aims to determine knowledge, attitudes, and behaviors of farmers in the use of pesticides and to predict how much intake of chili, cabbage, and potatoes are consumed by the farmer raises the risk of health problems in the district Cikajang, Garut. This study used cross sectional design with environmental health risk analysis approach (ARKL). The research sample of 105 respondents of farmers and crop spraying using pesticides. Respondents were selected using the method of purposive sampling. Based on the results of the univariate, 93% less knowledgeable good, 68% to be good, and 63% misbehave. Based on the results of the bivariate, that factors significantly associated with the level of knowledge of the value of risk (RQ) health problems (p = 0.042; OR = 1.69). These results show the need for education about the use of pesticides and supervision of the activities of farmers to the risk of health problems can be prevented. that the knowledge level factors significantly associated with the risk value (RQ) health problems (p = 0.042; OR = 1.69). These results show the need for education about the use of pesticides and supervision of the activities of farmers to the risk of health problems can be prevented. that the knowledge level factors significantly associated with the risk value (RQ) health problems (p = 0.042; OR = 1.69). These results show the need for education about the use of pesticides and supervision of the activities of farmers to the risk of health problems can be prevented."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Andika
"Regresi Poisson adalah model regresi umum yang digunakan untuk menghitung data dengan equidispersion. Namun, perhitungan data tidak selalu memenuhi asumsi ini. Hitungan data tidak terpenuhi asumsi ini ketika overdispersi muncul. Overdispersion adalah suatu kondisi dimana varians lebih besar dari rata-rata. Dalam data
verdispersi karena kelebihan nol dan tambahan penyebaran berlebihan dalam nilai-nilai positif, salah satu model alternatif yang dapat digunakan adalah rintangan model binomial negatif. Rintangan model binomial negatif terdiri dari model dua bagian model biner dan model binomial negatif terpotong nol. Tugas akhir ini akan membahas tentang model rintangan konstruksi binomial negatif dan metode Bayesian untuk memperkirakan parameter dalam model binomial negatif rintangan. Algoritma metode Bayesian digunakan dalam proyek ini adalah Markov Chain Monte Carlo-Gibbs Sampling (MCMC-GS). Rintangan negatif model binomial akan diterapkan pada data Parkinson dari Parkinsons Growth Markers Database inisiatif (PPMI). Model diterapkan untuk menemukan faktor risiko dari komplikasi motorik kejadian dan frekuensinya berdasarkan Gerakan Disorder Society-Unified Parkinson Data Skala Timbangan Penyakit (MDS-UPDRS). Variabel signifikan untuk model bagian satu adalah skor total MDS-UPDRS Bagian III dan variabel total skor MDS-UPDRS Bagian II dan III untuk model bagian dua. Hasil lain yang diperoleh dari aplikasi data ini adalah parameter estimasi konvergen.

Poisson regression is a general regression model used to calculate data with equidispersion. However, data calculations do not always fit this consideration. Count data not met Suppose this overdispersion compilation appears. Overdispersion is a place where variants are greater than average. In data verdispersion due to zero excess and additional excessive spread in positive values, one alternative model that can be used is the constraints of the negative binomial model. The negative binomial obstacle model consists of a two-part binary model and the negative binomial zero-truncated model. This final project will discuss about the negative binomial constraint construction model and the Bayesian method for estimating parameters in the negative binomial resistance model. The Bayesian method algorithm is used in this project is the Markov Monte Carlo-Gibbs Sampling Chain (MCMC-GS). The negative barriers of the binomial model will be applied to Parkinsons data from Parkinsons Growth Markers Database Implementation (PPMI). The model applied to find risk factors for motor complications of events and their frequency is based on the Disorder-Unified Parkinsons Movement Disease Scale Data (MDS-UPDRS). The significant variable for the part one model is MDS-UPDRS Part III total score and MDS-UPDRS Part II and III total variable variables for the part two model. The results obtained from the application of this data are convergent estimation parameters.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>