Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178918 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danang Setyo Nugroho
"Latar belakang. Dispepsia fungsional merupakan masalah yang sering pada anak dan dapat mengganggu kualitas hidup anak. Belum ada penelitian yang mengevaluasi faktor risiko yang berhubungan dengan dispepsia fungsional di Indonesia menggunakan kritereia Rome IV. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi prevalens, kualitas hidup, dan faktor risiko dispepsia fungsional pada anak sekolah menengah atas (SMA). Metode. Penelitian potong lintang ini melibatkan anak/sederajat SMA di Jakarta Pusat yang dipilih menggunakan metode cluster random sampling. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tentang sosiodemografi dan faktor risiko, kuesioner Rome IV yang sudah dilakukan adaptasi budaya, serta Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQL) 4.0 Generic Core Scale Laporan Remaja. Hasil. Terdapat 875 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Prevalens dispepsia fungsional pada anak SMA/sederajat di Jakarta Pusat sebesar 3,1% (27 dari 875 subjek). Anak dengan dispepsia fungsional memiliki kualitas hidup yang secara signifikan lebih rendah (p < 0,001). Faktor risiko yang memengaruhi dispepsia fungsional anak adalah keluarga dekat memiliki sakit berat (p 0,034, adjusted OR 2,46, IK95% 1,072 – 5,625). Kesimpulan. Dispepsia fungsional secara signifikan menurunkan kualitas hidup anak. Keluarga dekat memiliki sakit berat merupakan faktor yang memengaruhi dispepsia fungsional anak.

Background. Functional dyspepsia is commonly found in children and affects quality of life. There is no study assessing the risk factors associated with functional dyspepsia in Indonesia based on the Rome IV criteria. Objectives. This study describes the prevalence, quality of life, and risk factors of functional dyspepsia in high school students. Method. This cross-sectional study involved high school students in Central Jakarta who were selected using cluster random sampling method. This study was conducted using questionnaire consisted of questions on sociodemographic and risk factors, the Rome IV questionnaire which has undergone cultural adaptation, and Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQL) 4.0 Generic Core Scale self-report form for teens. Result. A total of 875 subjects were included in this study. The prevalence of functional dyspepsia in high school students in Central Jakarta is 3,1%. Children with functional dyspepsia had significantly lower quality of life (p < 0,001). The risk factor associated with functional dyspepsia is serious illness in a close family member (p 0,034, adjusted OR 2,46, IK95% 1,072 – 5,625). Conclusion. Functional dyspepsia significantly reduces children’s quality of life. Serious illness in a close family member is associated with functional dyspepsia in children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahman
"Kanker pada anak menjadi permasalahan yang sangat kompleks, karena berpengaruh kepada orang disekitar anak khususnya orang tua yang akan berdampak pada kualitas hidupnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dukungan komunitas sosial terhadap kualitas orang tua di Yayasan Komunitas Taufan (YKT) Jakarta. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah orang tua dari anak dengan kanker yang mendapatkan pendampingan dari YKT sebanyak 106 orang. Alat pengumpul data dukungan menggunakan kuesioner Interpersonal Support Evaluation List (ISEL), sedangkan kualitas hidup menggunakan World Health Organization Quality of Life- BREF (WHOQoL-BREF). Analisis mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan (p=0,000), status tempat tinggal (p=0,000), pendapatan (p=0,000), lama anak sakit (p=0,000) dan dukungan sosial (0,000). Kualitas hidup yang baik mengartikan semua domain dari kualitas hidup baik. Diharapkan kepada perawat agar dapat melakukan asuhan keperawatan secara menyeluruh serta bekerja sama dengan kelompok pendukung dan organisasi sosial dalam memaksimalkan dukungan terhadap orang tua.

Cancer in children is a very complex problem, because it affects people around children, especially parents who will affect their quality of life. The purpose of this study was to determine the effect of social community support on the quality of parents at Yayasan Komunitas Taufan (YKT) Jakarta. The research design is quantitative with a cross-sectional approach. The sample in this study were parents of children with cancer who received assistance from the YKT as many as 106 people. The support data collection tool uses the Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) questionnaire, while the quality of life uses the World Health Organization Quality of Life- BREF (WHOQoL-BREF). The analysis found that there was a relationship between education (p=0.000), residence status (p=0.000), income (p=0.000), length of illness (p=0.000) and social support (0.000). Good quality of life means all domains of good quality of life. It is expected that nurses will be able to carry out nursing care as a whole and be able to create or work together with support groups and social organizations in maximizing support for parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Febriyanti Chusniah
"Menurut World Health Ranking 2020, kematian epilepsi di Indonesia mencapai 706 orang dari total kematian dan menempatkan Indonesia pada peringkat 183 di dunia. Kualitas hidup pasien epilepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup anak epilepsi. Menggunakan metode cross sectional dengan accidental sampling dan didapatkan 94 responden, yaitu orang tua anak epilepsi berumur 4-18 tahun. Uji yang digunakan adalah Chi Square dengan Quality of Life in Childhood Epilepsy Questionner (QOLCE-16). Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai QOLCE-16 anak epilepsi adalah 42.25 dimana 52.1% anak memiliki kualitas hidup buruk. Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup anak epilepsi, yaitu usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, status pendidikan anak, lama pengobatan, frekuensi kejang, jenis OAE, dan durasi epilepsi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan pengkajian keperawatan pada pasien epilepsi terkait kualitas hidup.

According to the 2020 World Health Ranking, Indonesia ranked 183rd with 706 epilepsy-related fatalities out of total deaths. Various factors impact the life quality experienced by those with epilepsy. Finding the variables affecting children with epilepsy's life quality is the goal of this study. 94 parents of children with epilepsy between the ages of 4 and 18 were selected from the population using an unintentional sampling technique. Chi Square with Life quality in Childhood Epilepsy Questionner (QOLCE-16) was the test utilized. The study finds 52.1% of children with epilepsy reported a low life quality, with an average QOLCE-16 score of 42.25. AED type, length of therapy, frequency of seizures, length of parental education, and length of epilepsy are all factors that affect the life quality for children with epilepsy. These findings can be referenced when creating life quality nursing assessments for patients with epilepsy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Litha Almira Hediati
"Hubungan yang terjalin antara lansia dan anaknya yang tinggal bersama akan lebih kuat dan terlihat interaksinya sehingga dapat berdampak pada psychological well-being-nya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi kualitas hubungan lansia dan anaknya yang tinggal bersama dengan psychological well-being pwb lansia. Kualitas hubungan terdiri dari kualitas hubungan positif dan negatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling dengan sampel sebanyak 102 orang lansia. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan lansia dan anaknya adalah Positive and Negative Social Exchanges PANSE dan Ryff's Scale of Psychological Well-Being RSPWB untuk mengukur pwb pada lansia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kualitas hubungan positif dengan pwb lansia. Kemudian, terdapat korelasi yang negatif dan signifikan antara kualitas hubungan negatif dengan pwb lansia r = -0,335, N = 102, p < 0,01, one-tailed . Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar perilaku tidak simpatik, sikap ikut campur, kegagalan untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan, serta pengabaian/penolakan yang diperoleh dari anak, maka semakin rendah psychological well-being lansia, dan begitu pula sebaliknya.

The relationship that exists between older parent and their child in co residence living will have a salient and stronger interaction so that it may affect their psychological well being. This research was conducted to find the correlation of older parent their child relationship quality in co residence living and their psychological well being pwb. Relationship quality consists of positive and negative quality. The sampling technique used in this research was convenience sampling and sample counted were 102 participants. Older parent their child relationship was measured by using Positive and Negative Social Exchanges PANSE Measurement and psychological well being was measured by using Ryff's Scale of Psychological Well Being RSPWB.
The main result indicated positive and not significant correlation between positive quality and pwb. Then, negative and significant correlation between negative quality and pwb r 0,335, N 102, p 0,01, one tailed . The result showed that the greater the unsympathetic behavior, intrusion, failure to provide needed help, and rejection reglect from the child, then the lower the psychological well being of older parent, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S70059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius A. Pramono
"Latar Belakang. Kualitas hidup merupakan keluaran klinis yang seringkali terlupakan pada pengkajian pasien penyakit Graves. Saat ini belum ada kuesioner kualitas hidup pasien gangguan tiroid yang tervalidasi dalam Bahasa Indonesia. Penelitian terkait kualitas hidup belum pernah dilakukan pada pasien penyakit Graves di Indonesia.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang terbagi ke dalam dua tahap yaitu (1) validasi kuesioner ThyPRO dalam Bahasa Indonesia dan (2) pengambilan data kualitas hidup pasien penyakit Graves dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Studi ini dikerjakan pada bulan Maret sampai November 2022 di Poliklinik Endokrin Metabolik RSCM, Jakarta, Indonesia.
Hasil. 50 subjek pasien gangguan tiroid dan 150 subjek pasien penyakit Graves berpartisipasi masingmasing pada tahap pertama dan kedua penelitian ini. Tahap pertama studi ini menghasilkan kuesioner ThyPROid (Thyroid-Related Patient-Reported Outcome Indonesian version) atau “Kuesioner Kualitas Hidup Pasien Tiroid Berbahasa Indonesia” yang secara keseluruhan valid dan reliabel. Kualitas hidup pasien penyakit Graves yang diperoleh pada penelitian ini adalah baik (72,7%) dan kurang (27,3%). Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas hidup kurang pada penelitian ini adalah Indeks Wayne dengan skor di atas 19 dan oftalmopati derajat sedang-berat dan aktif. Riwayat sudah diobati, baik dengan obat anti-tiroid, pembedahan maupun terapi iodium radioaktif merupakan faktor protektif bagi kualitas hidup kurang.
Kesimpulan. Menggunakan kuesioner ThyPROid yang sudah divalidasi dalam Bahasa Indonesia, sebagian besar pasien penyakit Graves memiliki kualitas hidup yang baik. Faktor yang memengaruhi kualitas hidup kurang adalah Indeks Wayne, oftalmopati derajat sedang-berat dan aktif. Riwayat sudah diobati, baik dengan obat anti-tiroid, pembedahan maupun terapi iodium radioaktif, merupakan faktor protektif kualitas hidup kurang. Kata kunci. Penyakit Graves, kualitas hidup, Indonesia, ThyPRO, Indeks Wayne, oftalmopati, pengobatan, obat anti-tiroid, pembedahan, terapi iodium radioaktif.

Introduction. Quality of life is a clinical outcomes which frequently forgotten in any assessment of patients with Graves’ disease. There is currently no questionnaire for quality of life assessment for patients with thyroid disease which are validated in Bahasa Indonesia. Study about quality of life has never been conducted in patients with Graves’ disease in Indonesia.
Methods. This cross-sectional study divided into two phases, that is: (1) ThyPRO questionnaire validation in Bahasa Indonesia, and (2) data collection on quality of life in patients with Graves’ disease and the factors affected it. This study was conducted on March to November 2022 in Endocrine & Metabolic Polyclinic Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia.
Results. 50 subjects of patients with thyroid disease and 150 subjects of patients with Graves’ disease participated each in the first and the second phase of the study. First phase of the study resulted with ThyPROid questionnaire (Thyroid-Related Patient Reported Outcome Indonesian version) which overall is valid and reliable. Quality of life in patients with Graves’ disease that were obtained from this study was good (72,7%) and poor (27,3%). Factors that affected poor quality of life in this study was higher score of Wayne Index (total score > 19) and moderate-to-severe degree and active Graves’ ophthalmopathy. History of treatment, either with anti-thyroid medication, surgery, or radioactive iodine therapy, was protective factor for poor quality of life.
Conclusion. Using ThyPROid questionnaire which were validated in Bahasa Indonesia, most of the patients with Graves’ disease in this study has good quality of life. Factors which affected poor quality of life was high Wayne Index and moderate-to-severe degree and active Graves’ ophthalmopathy. History of treatment, either with anti-thyroid medication, surgery, or radioactive iodine therapy, was protective factor for poor quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indrayani
"Peningkatan populasi lansia berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Pada masa lansia terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif maupun psikologis. Harapan hidup dan kualitas hidup merupakan hal yang sangat penting bagi lansia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia. Subjek penelitian berjumlah 242 orang lansia yang diperoleh dengan cara random dari populasi yang berjumlah 349 lansia di Desa Cipasung Kabupaten Kuningan. Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, kuesioner dukungan keluarga dan fungsi keluarga.
Penelitian ini dianalisis dengan uji Chy Square dan uji Regresi Logistik. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia adalah pendidikan (OR=4,9, p value=0,022), pekerjaan (OR=3,5, p value=0,000) dan dukungan keluarga (OR=5,7, p value=0,000). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga dengan nilai OR 5,7 yang berarti bahwa lansia dengan dukungan keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan dengan lansia yang mendapat dukungan keluarga baik. Berdasarkan penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga, pendidikan dan pekerjaan.

Increase of elderly population will have an impact on various aspects of life. In the elderly occurs a physical changes, cognitive and pshycological. Life expectancy and quality of life is very important for elderly. There are many factors affect the quality of life of elderly. The purpose of this research to know factors that relating with the quality of life of elderly. The subject of study were 242 the elderly obtained by means of random of the population which consisted of 349 elderly in Cipasung Village Kuningan. The interviewers were conducted using WHOQOL-Bref questionnaire, family support and family function questionnaire.
The study analyzed by Chy Square test and Logistic Regresion test. A variable that has a significant relation exists with the quality of life for the elderly is education (OR=4,9, p value=0,022), work (OR=3,5, p value=0,000) and the family support (OR=5,7, p value=0,000). Factors the most dominant relating to the quality of life of elderly is family support with the OR=5,7 which means that for the elderly with poor family support had a chance 5,7 times as great as having the quality of life poorly compared to good family support. Based on this research, factors that relating with quality of life of elderly is family support, education and work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini
"Kualitas hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial lansia, serta aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan (WHOQOL). Laju pertumbuhan penduduk di kota Tangerang Selatan merupakan yang paling cepat (3,36%) dibandingkan kabupaten/kota lain yang ada di provinsi Banten. Angka harapan hidup pada tahun 2015 merupakan yang tertinggi dibandingkan wilayah lain di Banten yaitu mencapai 72,2 tahun. Sekitar 5% penduduk di Tangerang Selatan berusia diatas 60 tahun (BPS, 2016) dan 0,8% dari total lansia di Tangerang Selatan memilih untuk tinggal di panti karena merasa mendapatkan banyak teman untuk beraktifitas, beribadah, dan menghilangkan rasa kesepian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup lansia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti werdha wilayah Tangerang Selatan.
Desain studi potong lintang digunakan pada 144 lansia yang terpilih secara acak dari 4 panti di Tangerang Selatan. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara menggunakan kuisioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya, serta dianalisis menggunakan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan 74,3% lansia yang tinggal di panti wilayah Tangerang Selatan memiliki hidup berkualitas, pendidikan lansia merupakan faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia (p=0,003; OR 3,22; 95% CI 1,49-6,97). Lansia dengan pendidikan yang tinggi memiliki peluang 3,2 kali hidupnya lebih berkualitas dibandingkan lansia yang berpendidikan rendah.

Quality of life is the functional condition of the elderly which includes physical health, psychological health, elderly social relationships, as well as sexual activity, and environmental conditions. Population growth rate in South Tangerang is the fastest (3.36%) compared to other regencies / cities in Banten province. Life expectancy in 2015 is the highest compared to other regions in Banten which reached 72.2 years. Approximately 5% of the population in South Tangerang is over 60 years old (BPS, 2016) and 0.8% of the total elderly people in Tangerang Selatan prefer to stay in the orphanage because they feel have many friends for activities, worshiping and eliminate loneliness.
This study aims to determine the quality of life of the elderly and the factors related to the quality of life of elderly living in the werdha orphanage of Tangerang Selatan region.
Cross-sectional study design was used in 144 selected randomly elderly from 4 orphanages in South Tangerang. Data collected using interview method using questionnaires that have been tested for validity and reliability, and analyzed using multiple logistic regression test.
The results showed that 74.3% of elderly people living in the orphanage of Tangerang Selatan have quality of life, elderly education is a factor related to the quality of life of the elderly (p = 0,003; OR 3,22; 95% CI 1,49-6, 97). Elderly with a high education has a 3,2 times more quality of life than the poorly educated elderly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T49291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalinda Bella
"Latar belakang : Kanker Payudara memiliki efek jangka panjang limfedema. Limfedema mempengaruhi aspek fisik, psikologis, dan psikososial yang berdampak buruk terhadap kualitas hidup.
Metode : metode crosssectional menggunakan kuesioner demografi, Zung Anxiety Rating Scale, Enrichd Social Support Instrument, dan Lymphedema Life Impact Scale.
Hasil : 120 responden menyelesaikan kuesioner dihasilkan 3 variabel yang berhubungan yaitu derajat limfedema, riwayat anti kanker yang dijalani, dan tingkat kecemasan sebagai faktor dominan.
Kesimpulan : kecemasan mempengaruhi kualitas hidup pasien limfedema, sehingga perlunya edukasi kesehatan sejak dini dalam upaya meningkatkan pengetahuan pencegahannya.

Abstrak Berbahasa Inggris:
Background: Breast cancer has long-term effects of lymphedema. Lymphedema affects physical, psychological and psychosocial aspects which have a negative impact on quality of life.
Method: cross-sectional method using a demographic questionnaire, Zung Anxiety Rating Scale, Enrichd Social Support Instrument, and Lymphedema Life Impact Scale.
Results: 120 respondents completed the questionnaire resulting in 3 related variables, namely the degree of lymphedema, history of anti-cancer therapy, and level of anxiety as the dominant factor.
Conclusion: Anxiety affects the quality of life of lymphedema patients, so there is a need for health education from an early age in an effort to increase knowledge of prevention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiyatul Adawiyah
"Kualitas hidup merupakan salah satu parameter keberhasilan intervensi keperawatan pada penyakit kronik, terutama stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan empat dimensi kualitas hidup pasien pasca stroke menggunakan metode survei analitik pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 49 pasien pasca stroke. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Responden mengisi kuesioner berupa data demografi, 26 pertanyaan WHOQOL- Bref, 10 pertanyaan Index Barthel Scale (IBS), 19 pertanyaan Back Hopelessness Scale (BHS), dan 5 pertanyaan APGAR. Penelitian ini dianalisis menggunakan uji kai kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dengan domain lingkungan (p=0.004), kategori klinik dengan domain psikologis (p=0.038), status kecacatan dengan domain fisik (p=0.039) dan domain lingkungan (p=0.009). Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah besar sampel atau mespesifikasikan topik penelitian seperti faktor determinan yang mempengaruhi kualitas hidup pasien pasca stroke. Bagi pelayanan keperawatan dapat memberikan dan memodifikasi intervensi keperawatan untuk meningkatkan status kemampuan fungsional pasien.

The Quality of life is one of the success parameters of nursing interventions on chronic diseases, especially on stroke. The research aimed to identify the factors that related with four dimensions of quality of life in post-stroke patients used a survey analitic cross sectional design study. The research involved 40 post-stroke patients with using consecutive sampling. Respondents answered 26 questions of WHOQOL- Bref, 19 statements of BHS,5 statements of APGAR, they were tested by 10 questions of IBS.
The research shown a significant association between education level with environmental domain (p=0.004), clinical categorization with psychological domain (p=0.038), disability status with physical domain (p=0.039), environmental domain (p=0.009). Researcher recommends to perform further research with larger sampel size and specific research topics like the determinant factor that influences quality of life in post-stroke patients.While, the nursing services need to administer and modifiy nursing intervention for increasing the functional capability status of patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Budi
"Asma adalah penyakit kronik yang mempengaruhi fisik, emosi dan sosial. Pasien asma dapat terganggu kualitas hidupnya akibat keluhan-keluhan yang dirasakan, oleh karena itu tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu penatalaksanaan yang tepat ialah dengan melakukan senam asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas senam asma dengan kualitas hidup pasien asma di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian crossectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 73 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposif sampling.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,362), tidak ada perbedaan nilai kualitas hidup dengan usia (p=0.764), tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat asma dalam keluarga dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,658), tidak ada hubungan yang bermakna antara pengobatan dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,577) dan ada hubungan yang bermakna antara kualitas senam asma dengan kualitas hidup pasien asma (p=0,022).
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perawat dapat merencanakan senam asma sebagai salah satu intervensi keperawatan pada program manajemen asma di rumah sakit dengan memperhatikan aspek keteraturan senam dan pelaksanaan sosialisasi dalam senam asma tersebut serta melaksanakan perannya sebagai edukator, motivator dan patien manager dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien asma. Kepada penelitian selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien asma.

Asthma is a chronic disease that influence physical, emotional and social function of the patient. The Quality of life would be influenced by the symptoms occured. Therefore, the purpose of asthma care is to maintain and improve the quality of life of the asthmatic patient in order to improve patients’s ability in performing their activity daily living by performing asthma physical exercise as one of modality therapy. This study aimed to examine relationship between quality of the asthma physical exercise with quality of life in patients with asthma at RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. A crossectional design was used in this study. The total sample of 73 asthmatic patient were selected by purposive sampling method.
The result showed that there was no relationship between sex with quality of life (p=0,362), there was no relationship between age and quality of life (p=0.764), there was no relationship between asthma in the family with patient’s quality of life (p=0,658), and there was relationship between quality of asthma physical exercise with quality of life (p=0,022).
This study recommended the nurses to develop asthma physical exercise planning as a nursing intervention on asthma management at hospital and make emphasize on regularity of the asthma physical exercise and building social relationship. In addition, the nurses should do their role as educator, motivator and patient manager in taking care the patients. It is also recommended to further study to explore deeply about influencing factors of the quality of life of asthmatic patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>