Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 237584 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhira Puspita Ayuningtyas
"Pasien kanker membutuhkan perawatan paliatif untuk menangani gejala dan meningkatkan kualitas hidupnya. Pasien seharusnya dirujuk kembali ke layanan primer untuk mendapatkan perawatan paliatif. Di Indonesia, rujuk balik kasus kanker belum berjalan dengan baik, karena dalam cakupan program rujuk balik BPJS, kanker belum termasuk didalamnya. Penelitian bertujuan untuk menilai situasi terkini terkait rujuk balik kanker di Indonesia dan menganalisis kesenjangan yang ada. Penelitian merupakan studi deskriptif analisis kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dari kuesioner yang disebarkan secara daring ke 1209 Puskesmas di Indonesia. Data kualitatif didapatkan berdasarkan hasil wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah. Didapatkan 1124 puskesmas yang mengisi kuesioner, 82.4% puskesmas yang mendapatkan rujukan balik kasus paliatif dari Rumah Sakit, dengan hanya 25.7% diantaranya mendapatkan rujuk balik paliatif kasus kanker. Berdasarkan data kualitatif dari wawancara dan diskusi kelompok terarah didapatkan faktor yang mempengaruhi kesenjangan implementasi pelaksanaan rujuk balik paliatif kanker di Indonesia, yaitu faktor regulasi, pembiayaan, kompetensi, akses, komunikasi, pengetahuan pasien, integrasi layanan kesehatan, dan kolaborasi rumah sakit dengan puskesmas serta kerjasama lintas sektor. Implementasi rujuk balik kanker di Puskesmas Indonesia saat ini belum berjalan dengan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi implementasi rujuk balik kanker. Dibutuhkan upaya mulai dari pemangku kebijakan hingga pelaksana untuk meningkatkan implementasi rujuk balik kanker.

Cancer patients need palliative care to manage their symptoms and improve their quality of life. Patients should be referred back to primary care for palliative care. In Indonesia, cancer referral has not gone well, because in the scope of the BPJS referral program, cancer is not included. This research aims to assess the current situation regarding cancer referral back in Indonesia and analyze the existing gaps. This research is a descriptive study of quantitative and qualitative analysis. Quantitative data was obtained from questionnaires distributed online to 1209 Community Health Centers (CHC) in Indonesia. Qualitative data was obtained based on the results of in-depth interviews and focus group discussions. There were 1124 CHC that filled out the questionnaire, 82.4% received palliative case referrals from the hospital, and only 25.7% of them received palliative cancer case referrals. Based on qualitative data from interviews and focus group discussions, it was found that the factors influencing the gap in the implementation of cancer palliative referral back in Indonesia were regulation, financing, competency, access, communication, patient knowledge, integration of health services, and collaboration between hospitals and CHC as well as multisectoral cooperation. The implementation of cancer referral at the Indonesian CHC is currently not going well. Many factors influence the implementation of cancer back referral. Efforts from policy makers to health workers are needed to improve the implementation of cancer referral."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mercy Nafratilova
"Berduka pada orangtua selama perawatan paliatif dapat mempengaruhi kualitas hidup anak dan keluarga. Penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif ini bertujuan menggali pengalaman orangtua merawat anak kanker dengan kondisi paliatif. Wawancara mendalam pada 10 partisipan dan analisis data dengan Metode Colaizzi, menghasilkan 10 tema yaitu merawat dengan cinta, tetap berharap ada keajaiban, terus berjuang, berserah diri kepada Tuhan, perasaan tidak menentu, perubahan dalam kehidupan, menjadi perawat bagi anak, merawat anak tidak mudah, berusaha menjadi orang tua normal, dan mencari bantuan. Orangtua merawat anak dengan cinta, walaupun merasakan perasaan tidak menentu, kesulitan dan perubahan dalam kehidupan selama perawatan paliatif. Orangtua juga membutuhkan dukungan komprehensif dalam menjalankan perannya sebagai pengasuh utama bagi anak yang merawat dengan cinta. Perawat dan semua pihak terkait diharapkan dapat berkolaborasi dalam memberikan asuhan paliatif yang komprehensif dan berkesinambungan pada anak dan orangtua.

Grieving parents during palliative care may affect the quality of life of children and families. This qualitative research descriptive phenomenology aims to explore the experience of caring for children with palliative conditions. In depth interviews with 10 participants and data analysis with the Colaizzi methods, resulting in 10 themes, care with love, still hope there is a miracle, keep fighting, submission to God, mixed feelings, changes in life, being a caregiver for a child, caring for children is not easy, trying to be a normal parent, and seeking help. Parents care for their children with love, despite mixed feelings, difficulties, and changes in life during palliative care. Parents also need comprehensive support in performing their role as primary caregivers for caring children with love. Nurses and all parties are expected to collaborate in providing and ongoing palliative care to children and parents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Martina
"ABSTRAK
LatarBelakang: Di Indonesia insidens keganasan meningkat dan mayoritas datang pada stadium lanjut sehingga peran layanan paliatif sangat penting. Profil unmet needs pada pasien keganasan meliputi seluruh stadium belum tersedia di Indonesia dan di RSCM.Unmet needs diduga berperan pada kualitas hidup pasien keganasan. Tujuan: Mengetahui profil unmet palliative needs dan kualitas hidup pasien keganasan di RSCM. Metode: Studi ini merupakan studi potong lintang dengan metode pengambilan sampel secara konsekutif di poliklinik dan gedung rawat inap RSCM sejak bulan September hingga Desember 2015. Profil unmet needs diperoleh menggunakan kuesioner PNPC-sv sedangkan kualitas hidup dinilai dengan kuesioner EORTC QLQ-C30. Kriteria inklusi adalah pasien keganasan berusia 18 tahun atau lebih yang bersedia mengikuti studi. Kriteria eksklusi adalah pasien dengan gangguan kognitif, afektif, atau kondisi umum lemah sehingga tidak memungkinkan pengisian kuesioner. Hasil: Sejumlah 329 pasien didapatkan melalui consecutive sampling di poliklinik dan gedung A RSCM.Unmet needssecara umum masih tinggi dengan dominasi pada ranah fisik pada kisaran 59,5-73,2%; spiritual 58,1-78,1%; sosial (masalah dengan pasangan 58,8%; kesulitan menemukan orang untuk diajak bicara 66,1%), psikologis (takut dengan penderitaan akibat penyakitnya 56,7%; tidak siap dengan kondisi masa depan 62,9%) dan finansial (kehilangan penghasilan, 51,3%). Kualitas hidup global 66,7 dengan kecenderungan skor yang lebih baik pada item unmet needs yang lebih sedikit. Kesimpulan: Unmet palliative needs ranah spiritual, fisik, psikologis, sosial, dan finansial masih tinggi, dengan dominasi aspek spiritual dan fisik. Skor kualitas hidup global pasien keganasan di RSCM adalah 66,7, dengan skala fungsional terendah pada fungsi peran dan skala simtomatik tertinggi pada nyeri, fatik, dan masalah finansial

ABSTRACT
Background: The incidence of cancer is increasing globally. In Indonesia the majority of them admitted at advanced stage where the target of treatment is to support the best possible quality of life.Unmet palliative needs are thought to be associated with quality of life and influenced by cultural background.The data regarding unmet palliative needs among all stages of cancer patients in Indonesia is limited. Objectives: To know unmet palliative needs profile and quality of life of cancer patients in RSCM. Method: This is a cross sectional study using consecutive sampling method in outpatient and inpatient clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital since September to December 2015. Unmet palliative needs was evaluated using PNPC-sv while quality of life was evaluated with EORTC QLQ-C30. Inclusion criterias werecancer patients aged 18 years or more and approved to join the study. Exclusion criterias were cognitive or affective disorders, and medically unstable patient. Result: Three hundred twenty nine cancer patients joined the study. In general, unmet needs prevalence were high, with predominance of physical(59.5-73.2%); spiritual (58.1-78.1%); social (problems in the relationship with life companion 58.8%; difficulties in finding someone to talk to 66.1%), psychological (fear of physical suffering 56,7%; difficulty coping with the unpredictability of the future 62.9%) and financial (loss of income because of the disease, 51.3%). Global quality of life was 66.7 with a trend of better score in less items of unmet needs. Conclusion: The proportion of unmetspiritual, physical, phsycological, social, and financial needs are still high, with predominance of spiritual and physical domain. Global quality of life score of cancer patients in RSCM is 66.7, the lowest functional scale was role and highest symptomatic scale were pain, fatigue, and financial problems"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Nidaul Hasanah
"Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan bisa menyebar ke organ lain. Kanker tidak hanya menjadi masalah bagi orang dewasa namun juga menjadi masalah bagi anak-anak. Penanganan kanker pada anak harus mengintegrasikan perawatan paliatif. Orang tua sekaligus caregiver utama mempunyai peranan penting dalam perawatan paliatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dan pengalaman caregiver dalam merawat anak kanker kondisi paliatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode fenomenologi dengan melibatkan 9 partisipan Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam (indepth interview). Data penelitian berupa transkrip wawancara dan analisa data menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian ini didapatkan 5 tema yaitu: orang tua fokus merawat anak, perjalanan menuju resiliensi, kebutuhan support system, gangguan ekonomi dan perubahan peran sosial serta harapan kesejahteraan anak Kesimpulan penelitian ini adalah berdasar 5 tema didapatkan orang tua sebagai care giver mempunyai peranan yang cukup besar dalam merawat anak kanker kondisi paliatif dan menyiapkan akhir yang dignity Perawat berperan dalam memberdayakan fungsi orang tua agar tercapai peningkatan kualitas hidup pada anak kanker serta memberikan asuhan keperawatan yang holistik.

Cancer is a disease characterized by uncontrolled cell growth and can spread to other organs. Treatment of cancer in children must integrate palliative care. Parents as well as primary caregivers have an important role in palliative care. This study aims to determine the needs and experiences of caregiver in treating children with cancer in palliative conditions. The approach used in this study is phenomenology involving 9 participants. The results of this study 5 themes: parents fokus on caring for children, the journey to resilience, the need for a support system, economic disturbances and changes in social roles and expectations of child welfare. The conclusion of this study is based on 5 The theme is found that parents as care givers have a significant role in caring for children with cancer in palliative conditions and preparing for a dignified ending. Nurses play a role in empowering parents' functions to achieve an increase in the quality of life for children with cancer and provide holistic nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Faktor -faktor yang berhubungan dengan anggota keluarga dalanl mengatasi nyeri
paliatif di RS Kanker Darmais. penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang
hubtmgan atara karakteristik anggota keluarga yang meliputi usia , pendidikan,
pekerj aan, status dalam keluarga, agama, keyakinan dan pengalaman dalam mengatasi
nyeri masa lalu. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Cross
seksional, dengan pendekatan kuantitatit; sebagai unit analisa adalah anggota keluarga
pasien yang mengalami nyeri paliatif. Jumlah responden 33 responden dengan rentang
umur 24 sampai dengan 62 tahun dengan klasifikasi dewasa tua dan dewasa muda,
dengan presentasi terbanyak dewasa tua ( 81,8 %). Untuk tingkat pendidikan antara SD
sampai dengan perguruan tinggi dengan presentasi terbesar SMA dan perguruan tinggi
sama (-42,4 %), dalam status anggota keluarga presentasi terbesar sebagai suami (33,3 %)
presentase pekerjaan terbesar sebagai karyawan swasta ( 48.5 %) Keyakinan keluarga
dalam mengatasi nyeri paliatif didapatkan (57,6 %) dan untuk pengalaman keluarga
mengatasi nyeri yang mempunyai pengalaman presentase terbesar ( 51,5 %) peran
keluarga dengan nilai maksimal 83 melakukan perannya dalam mengatasi nyeri paliatif
tetapi belum optimal yang seharusnya 100. Pada analisa Bivariant dengan pengujian
korelasi pearson hasil yang diperoleh untuk usia p =0,038 dengan ketentuan hubungan p
< 0,05 maka usia memiliki hubungan dengan peran anggota keluarga dalam mengatasi
nyeri paliatif karena dan untuk pendidikan ,pekerjaan, agama , dan status angota
keluarga tidak didapatkan hubtmgan pada penelitian ini. Menjadikan rujukan kepada
perawat di lapangan untuk menjadikan pertimbangan apabila akan memberikan
penjelasan harus secara jelas dan spesifik karena penimbangan di atas yaitu usia menjadi
faktor yang mempengaruhi kepada anggota keluarga yang akan merawat pasien dengan
nyeri
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5143
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Viona
"Lebih dari 56,8 juta manusia di seluruh dunia mengalami penderitaan yang sebenarnya bisa ditangani dengan layanan paliatif, namun hanya 14% pasien yang akhirnya mendapatknannya. Pengintegrasian layanan paliatif ke sistem kesehatan primer akan mempermudah akses pasien terhadap layanan paliatif, mengurangi overkapasitas pelayanan di fasilitas kesehatan lanjut, dan mengurangi beban finansial baik untuk fasilitas kesehatan lanjutan maupun untuk pasien. Kunjungan rumah oleh tim paliatif juga dapat mengurangi angka hospitalisasi, lama rawat inap saat hospitalisasi, dan lebih memungkinkan pasien meinggal di rumah daripada di Rumah Sakit. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui ketersediaan sumber daya di Puskesmas Indonesia dan dampaknya dalam penyelenggaraan layanan paliatif kanker. Saat ini tingkat ketersediaan sumber daya di Puskesmas Indonesia berada pada tingkat sedang – baik dengan permasalahan yang terjadi adalah tidak adanya regulasi, minimnya atensi dari pemerintah mengenai layanan paliatif, tidak adanya pembiayaan khusus, serta ketidak tersediaan morfin di Puskesmas. Untuk mengembangkan layanan paliatif di Puskesmas Indonesia, diperlukan adanya pembentukan regulasi, penjaminan ketersediaan obat – obatan, edukasi kepada tenaga kesehatan yang terstruktur dan terstandarisasi nasional mengenai layanan paliatif dan penjaminan pembiayaan program paliatif.

More than 56.8 million people worldwide experience suffering that can be treated with palliative services, but only 14% of patients that finally get it. Integrating palliative services into the primary health system will facilitate easier access to palliative services, reduce overcapacity of services at secondary health facilities, and reduce the financial burden for both secondary health facilities and for patients. Home visits by the palliative team can also reduce hospitalization rates, length of stay during hospitalization, and are more likely to die at home than in the hospital. This research is an analytic descriptive study with quantitative and qualitative methods to determine the availability of resources at Indonesian primary health centers and its impact on the implementation of cancer palliative services. At present, the level of resource availability at primary health care is at a moderate level but problems that occur are the absence of regulations, the lack of attention from the government regarding palliative services, the absence of allocated financing, and the unavailability of morphine in primary health centers. To develop palliative services at Indonesian primary health centers, it is necessary to form regulation about palliative services, guarantee the availability of medicines, educate health workers regarding palliative services that is structured and nationally standardized and guarantee the financing of palliative programs."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Marlon
"Fokus perawatan kanker stadium akhir yaitu memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual untuk megurangi penderitaan pasien menuju kematian yang bermartabat. Tujuan perawatan paliatif yaitu kenyamanan dan sesuai dengan prinsip asuhan keperawatan paliatif. Keberanian dan pengabdian perawat memenuhi kebutuhan yang kompleks ketika pasien sekarat dan menghadapi kematian menjadi pengalaman unik bagi perawat paliatif. Pengalaman yang unik ini di eksplorasi menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif. Delapan perawat paliatif terlibat sebagai partisipan. Hasil wawancara di analisis menggunakan metode Collaizi. Hasil analisis data penelitian diperoleh enam tema yaitu: asuhan perawatan paliatif di rumah dilakukan diluar pekerjaan utama di rumah sakit, keluarga menganggap peran perawat paliatif sama dengan caregiver, perawat paliatif lebih fokus menangani pemenuhan fisik dan psikologis pasien, Perawat paliatif lebih dominan melakukan kolaborasi untuk mengatasi nyeri dan tindakan edukasi dan motivasi untuk menangani masalah psikologis, Memberikan asuhan menjelang ajal dan kematian sesuai standar operasional prosedur keperawatan menjelang ajal, Tantangan dalam pengambilan keputusan tindakan perawatan paliatif. Direkomendasikan agar meningkatkan layanan menjadi keperawatan paliatif spesialis, meningkatkan pendidikan dan pelatihan perawatan paliatif serta pengaturan kebijakan layanan keperawatan paliatif dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.

The focus of end stage cancer care is to meet physical, psychological, social, and spiritual needs to reduce the suffering of the patient to a dignified death. The goal of palliative care is comfort and in accordance with the principles of palliative care nursing. The courage and dedication of nurses fulfills a complex need when the patient is dying and facing death becomes a unique experience for palliative nurses. This unique experience is explored using a descriptive phenomenology approach. Eight palliative nurses were involved as participants. The results of interviews in the analysis using Collaizi method. The results of the research data analysis obtained six themes, namely care palliative care at home conducted outside the main work in the hospital, the family considers the role of palliative nurse same with caregiver, palliative nurse more focus on handling physical and psychological fulfillment of patients, palliative nurse more dominant to collaborate to overcome pain and educational action and motivation to deal with psychological problems, Providing upturn and death care according to operational standards of dying nursing procedures, Challenges in decision making palliative care measures. It is recommended to improve services to palliative specialist nursing, improve palliative care education and training and palliative care policy setting in the national health care system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melbourne: Ausmed , 2003
616.029 PAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail Prasetyaningtyas
"Latar Belakang : Palliative prognostic index (PPI) adalah skor prognostik yang umum digunakan di unit perawatan paliatif. PPI mencakup lima variabel klinis yang didasari oleh penelitian Morita dkk pada tahun 1999, untuk menilai kesintasan kurang dari 3 minggu, 3 - 6 minggu atau lebih dari 6 minggu. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan validasi skor PPI pada pasien kanker stadium lanjut yang dikonsulkan ke tim paliatif di RSCM.
Tujuan : Menilai performa model skor PPI dalam memprediksi kesintasan pasien stadium lanjut di RSCM.
Metode : Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif yang dilakukan di rumah sakit tersier terhadap pasien kanker stadium lanjut yang dikonsulkan ke tim paliatif pada Juli 2017 sampai Desember 2018S. Performa kalibrasi skor PPI dinilai dengan uji Hosmer-Lemeshow dan plot kalibrasi. Untuk menilai akurasi prediktif skor PPI, sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV dan akurasi setiap grup skor PPI dihitung. Diskriminasi dinilai dengan area under the reciever operating characteristic curve (AUC).
Hasil Penelitian : Sebanyak 160 pasien dengan rentang usia 20–83 tahun masuk dalam penelitian ini. Performa kalibrasi skor PPI berdasarkan uji Hosmer menunjukan nilai P=0,259. Akurasi skor PPI dalam memprediksi kesintasan pasien kanker stadium lanjut penelitian untuk kesintasan < 3 minggu 81% , dengan sensitivitas 85%, spesifisitas 70%, PPV 86%, dan NPV 67%. Akurasi untuk prediksi kesintasan 3-6 minggu 76%, sensitivitas 66%, spesifisitas 88%, PPV 85% dan NPV 70%. Performa diskriminasi skor PPI ditunjukkan dengan nilai AUC sebesar 0,822 (IK95% 0,749-0,895).
Simpulan : Skor Palliative Prognostic Index memiliki performa akurasi dan diskriminasi yang baik dalam memprediksi kesintasan pasien kanker stadium lanjut dalam perawatan paliatif di RSCM.

Background : Palliative prognostic index (PPI) is a prognostic score that is commonly used in palliative care units. PPI includes five clinical variables based on the study of Morita et al in 1999, to assess survival in less than 3 weeks, 3-6 weeks or more than 6 weeks. This study aims to validate PPI scores in advanced cancer patients who are consulted to the palliative team at our hospital.
Objective : To assess the performance of the PPI score model in predicting survival in advanced cancerpatients at Cipto Mangunkusumo General Hospital.
Methods : This research is a retrospective cohort study conducted in a tertiary hospital of advanced cancer patients who were consulted to the palliative team from July 2017 to December 2018S. PPI score calibration performance was assessed with the Hosmer-Lemeshow test and calibration plot. To assess the predictive accuracy of PPI scores, sensitivity, specificity, PPV, NPV and accuracy of each PPI score group are calculated. Discrimination is assessed with area under the reciever operating characteristic curve (AUC).
Results : Total of 160 patients with an age range of 20-83 years participated in this study. PPI score calibration performance based on the Hosmer Lemeshow test in patients with advanced cancer showed a P value of 0.259. The accuracy of PPI scores in predicting survival in advanced cancer patients in studies for survival <3 weeks 81%, with a sensitivity of 85%, specificity 70%, PPV 86%, and NPV 67%. Accuracy for prediction of survival 3-6 weeks 76%, sensitivity 66%, specificity 88%, PPV 85% and NPV 70%. PPI score discrimination performance is shown with AUC value of 0.822 (IK95% 0.749-0.895).
Conclusion : Palliative Prognostic Index scores have good accuracy and discrimination in predicting the survival of advanced cancer patients in palliative care at RSCM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Viola Ananda
"Kanker paru merupakan kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia. Kanker paru pada awalnya tidak menimbulkan gejala spesifik hingga sel kanker terus berkembang, sehingga sebagian besar pasien kanker paru sudah berada pada stadium lanjut ketika mencari pertolongan kesehatan. Gejala yang dirasakan oleh pasien pada umumnya timbul ketika sel kanker telah menyebar ke nodus limfa maupun ke rongga pleura, sehingga timbul berbagai gejala yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien. Hal tersebut membuat asuhan keperawatan paliatif berperan penting dalam manajemen gejala kanker paru. Adapun masalah keperawatan yang sering ditemukan pada pasien kanker paru stadium lanjut adalah nyeri kronik. Intervensi untuk mengatasi masalah nyeri kronik dapat berupa manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, salah satunya adalah pijat aromaterapi. Penerapan pijat aromaterapi dapat meningkatkan relaksasi fisik dan psikis yang dapat mengurangi persepsi nyeri pada pasien. Efektivitas pijat aromaterapi dinilai berdasarkan pengukuran intensitas nyeri, frekuensi denyut jantung, serta tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi. Hasil intervensi selama empat hari menunjukkan adanya penurunan intensitas nyeri pada pasien, penurunan frekuensi denyut jantung pasien, frekuensi pernapasan, serta tekanan darah sistolik dan diastolik.

Lung cancer is the leading cause of cancer mortality worldwide. Most of lung cancers are diagnosed at the advanced stage, which affects the survival rate of lung cancer. As a result, the palliative care needs for patients with lung cancer are high and distressing, including high symptom burden that affects quality of life. Most of the symptoms experienced by the patients are due to the tumor metastasis in the lymph nodes and pleural space. Chronic pain is common in patients with advanced stage of lung cancer. There are pharmacologic and non-pharmacologic management of chronic pain. Aromatherapy massage has been recognized as one of the most popular complementary treatments in oncological and palliative settings. It is thought to have effects regarding improving blood circulation, muscle relaxation, and affecting emotions via physical and olfactory stimulation. The outcome measures of aromatherapy massage were evaluated by measuring the pain intensity, heart rate, and blood pressure before and after the intervention. Decreased pain intensity along with decreased heart rate and blood pressure after four sessions of aromatherapy massage were found in this study"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>