Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179247 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fara Dzanufiya Indawan
"Skripsi ini menyelidiki hubungan antara peniruan influencer kecantikan, materialisme, rasa takut ketinggalan (FOMO), perbandingan sosial, niat beli, dan variabel baru yang diperkenalkan yaitu pembelian aktual pada konsumen Generasi Z di Indonesia. Sampel terdiri dari perempuan yang telah membeli produk kecantikan yang direkomendasikan oleh influencer kecantikan di Instagram dari Indonesia, berdomisili di Indonesia, dan berusia antara 16 hingga 26 tahun yang dianggap sebagai Generasi Z. Kuesioner disebar secara daring. Jumlah responden yang terkumpul dalam penelitian ini adalah 284. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak PLS-SEM. Hasil penelitian mengungkapkan temuan yang signifikan dalam konteks produk kecantikan. Peniruan influencer secara positif terkait dengan materialisme, menunjukkan bahwa pengikut yang meniru influencer cenderung memiliki kecenderungan materialistik. Selain itu, FOMO berhubungan positif dengan niat beli, menunjukkan bahwa individu yang mengalami FOMO terkait produk kecantikan yang direkomendasikan lebih cenderung memiliki niat beli yang lebih tinggi. Perbandingan sosial juga berhubungan positif dengan FOMO, menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam perbandingan sosial dengan influencer lebih cenderung mengalami FOMO. Penting untuk dicatat, penelitian ini memperkenalkan variabel pembelian aktual, yang menunjukkan hubungan positif dengan niat beli. Temuan ini memberikan wawasan berharga tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pembelian konsumen Generasi Z dan memiliki implikasi bagi pemasar yang menargetkan demografi ini dalam industri kecantikan di Indonesia.

This thesis investigates the relationship between imitation of beauty influencers, materialism, fear of missing out (FOMO), social comparison, buying intention, and actual purchase among Generation Z consumers in Indonesia. The respondents are woman who purchased any beauty products recommended by local beauty influencers in Instagram, and are aged between 16 to 26 years old. The questionnaire is distributed online. The total number of respondents collected in this study was 284. The collected data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) method using PLS-SEM software. The results reveal significant findings in the context of beauty products. The imitation of influencers is positively associated with materialism, indicating that followers who imitate influencers are more likely to exhibit materialistic tendencies. Additionally, FOMO is positively related to buying intention, suggesting that individuals experiencing FOMO regarding endorsed beauty products are more inclined to express a higher intention to purchase. Social comparison is also positively associated with FOMO, indicating that individuals who engage in social comparison with influencers are more likely to experience FOMO. Importantly, the study introduces the variable of actual purchase, demonstrating a positive association with buying intention. These findings provide valuable insights into the factors influencing Gen-Z consumers' purchase behavior and have implications for marketers targeting this demographic in the beauty industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Rayhana Maimanah
"Penelitian ini fokus untuk menemukan apakah atribut influencer dapat menyebabkan niat pengikut mereka untuk membeli dengan karakterisasi sebagai mediator. Penelitian ini mengembangkan model penelitian berdasarkan teori persuasi yang diciptakan untuk meneliti kepentingan relatif hubungan para-sosial (PSR). Penelitian tersebut memperhitungkan tiga karakterisasi (kepercayaan, keahlian yang dirasakan, dan PSR) serta tiga karakteristik pribadi (sikap homofili, kecantikan fisik, dan daya tarik sosial) sebagai anteseden niat beli. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepada responden Gen Z yang tinggal di wilayah Jabodetabek serta mereka yang sudah membeli setidaknya satu barang atau jasa setelah menonton video di TikTok dari influencer kecantikan favoritnya. Ada 200 responden yang dikumpulkan, dan data dianalisis dengan alat Smart PLS. Studi ini menemukan bahwa PSR memiliki dampak positif paling signifikan terhadap niat beli relatif terhadap karakterisasi lainnya dan hubungan para-sosial secara signifikan terkait dengan tiga atribut pribadi. Survei menunjukkan bahwa strategi pemasaran influencer media sosial perlu disesuaikan berdasarkan atribut dan karakteristik pribadi.

This research focus on finding whether influencer attributes could lead to intention of their followers to purchase with characterizations as a mediator. This research developed the research model based on the theory of persuasion, which was created to research the relative importance of para-social relationship (PSR). The research took into account three characterizations (trustworthiness, perceived expertise, and PSR) as well as three personal characteristics (attitude homophily, physical beauty, and social attractiveness) as antecedents of purchase intention. Data were collected through a questionnaire of respondents for Gen Z who live in Jabodetabek area as well as those who already buy at least one good or service after watching a video in TikTok from their favorite beauty influencer. There were 200 respondents collected, and the data was analyzed using Smart PLS tools. The study found that PSR has the most significant positive impact on purchase intention relative to other characterizations and para-social relationship was significantly related to the three personal attributes. The surveys show that social media influencer marketing strategies need to be adjusted based on personal attributes and characteristics. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sofi Yatasya
"Merek dan bisnis kini semakin tertarik untuk menemukan cara menggunakan influencer sebagai ‘tokoh populer’ untuk mengenalkan produk kepada audiens mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredibilitas dan interaksi parasosial oleh Youtube influencer terhadap intensi pembelian produk kecantikan yang dipengaruhi oleh physical attractiveness, attitude homophily, serta social attractiveness. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) untuk pengolahan data berdasarkan data dari 639 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pengguna aktif Youtube yang mengikuti (berlangganan) pada beauty influencer Indonesia selama lebih dari 3 bulan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa physical attractiveness, attitude homophily, dan social attractiveness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap para-social interaction. Selanjutnya physical attractiveness dan attitude homophily berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap credibility dari influencer. Terakhir, credibility dan para-social interaction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap purchase intention. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut di dalam penelitian ini.

Brands and businesses are increasingly interested in finding ways to use influencers as ‘popular figures’ to introduce products to their audience. This study aims to determine the influence and parasocial interaction by Youtube influencer on the intensity of purchasing beauty products influenced by physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness. This quantitative research uses Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) for data processing based on data from 639 respondents obtained through questionnaires to active Youtube users who have subscribed to Indonesian beauty influencers for more than three months. This study shows that physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness have a positive and significant effect on interpersonal interactions. Furthermore, physical attractiveness and attitude homophily have a positive and significant effect on the credibility of the influencer. Finally, credibility and parasocial interaction have a positive and significant effect on purchase intention. The managerial implications and suggestions for further research are discussed further in this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Bernardo Mahardhika Setyono
"Pesatnya pertumbuhan platform media sosial, khususnya TikTok, menjadikannya sebagai media periklanan yang menjanjikan dan mampu menjangkau khalayak yang luas. Meskipun demikian, penelitian mengenai dampak influencer TikTok terhadap kesejahteraan dan niat membeli konsumen Gen Z masih terbatas, terutama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh influencer TikTok terhadap kesejahteraan dan niat membeli konsumen Gen Z berdasarkan beberapa variabel yaitu kualitas argumen, kredibilitas sumber, dan kebaikan. Penelitian ini mengumpulkan data melalui kuesioner survei online. Total sampel yang dikumpulkan dalam penelitian ini berjumlah 242 yang merupakan konsumen Gen Z yang berdomisili di wilayah Jabodetabek, pengguna aktif TikTok, dan pengikut dari influencer Fadil Jaidi dan Keanu Angelo. Sampel tersebut kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Partial Least Square - Structural Equation Method (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan konsumen dipengaruhi secara signifikan oleh kualitas argumen, kredibilitas sumber, serta kebaikan dan juga berpengaruh signifikan terhadap niat membeli. Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dan pemasar untuk memahami dampak penggunaan influencer media sosial sebagai alat pemasaran dalam meningkatkan kesejahteraan konsumen dan niat membeli mereka.

The rapid growth of social media platforms, particularly TikTok, has made it a promising advertising medium that can reach a large audience. Although, research on the impact of TikTok influencers on Gen Z consumers' well-being and purchase intention is still limited, especially in Indonesia. This study aims to investigate the effects of TikTok influencers on Gen Z consumers' well-being and purchase intention based on several variables namely argument quality, source credibility, and kindness. This research collected data through an online survey questionnaire. There are a total of 242 samples collected in this research which were Gen Z consumers domiciled in Jabodetabek region, who are active TikTok users and followers of influencers namely Fadil Jaidi and Keanu Angelo. The samples are then processed and analyzed using Partial Least Square - Structural Equation Method (PLS-SEM). The results of this study have shown that consumer well-being is significantly influenced by argument quality, source credibility, as well as kindness and it also significantly influences purchase intention. This research is expected to assist companies and marketers to understand the impact of utilizing social media influencers as a marketing tool in enhancing consumer well-being and their purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahma
"ABSTRAK
Tesis ini membahas produksi nilai-tanda “alami” yang dihasilkan oleh The Body
Shop sebagai brand kecantikan dan menciptakan kesadaran palsu pada masyarakat
konsumen. Penelitian ini adalah penelitian kritis dengan desain kualitatif yang
menggunakan metode semiotika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap
proses produksi nila-tanda “alami” dan membuktikan bahwa nilai-tanda “alami”
menghasilkan sebuah tanda baru sebagai mitos yang akhirnya menjadi kesadaran
palsu dalam industri kecantikan The Body Shop. Hasil penelitian menunjukkan
masing-masing objek penelitian mengandung nilai-tanda “alami” yang kemudian
direpresentasikan oleh konsumen dan menggantikan objek itu sendiri.

ABSTRACT
The focus of this study is about the “natural” sign-value in The Body Shop as a
beauty brand and which create false consciousness on consumer society. It is a
critical semiotic research. The purpose of this research is to reveal the production
process of “natural” sign-value and to prove that the “natural” sign-value creates
new signs as myths which will become a false consciousness in the beauty
industry of The Body Shop. The output showed that each research object has
“natural” sign-value and will be represented by the consumers and then will be
replacing the object itself."
2013
T35388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairana Izzati
"Muslim diprediksi menjadi komunitas beragama terbesar didunia. Selain itu, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbanyak di dunia, menunjukkan potensi pasar yang besar. Meningkatnya masyarakat menengah di Indonesia mendorong pertumbuhan industri kecantikan di Indonesia, termasuk produk kecantikan hijau. Industri kecantikan menunjukkan tren pertumbuhan pada produk hijau, yaitu didorong oleh preferensi konsumen terhadap kealamian kandungan produk atau disebut produk kecantikan organik. Konsumsi produk hijau merupakan salah satu bentuk konsumsi ramah lingkungan atau beretika. Perilaku konsumsi beretika terbentuk untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan secara global.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi faktor penentu perilaku konsumsi beretika wanita muslim terhadap produk perawatan tubuh dan kecantikan untuk kemudian memberikan gambaran berupa karakteristik konsumen muslim di industri kecantikan. Pengambilan sampel penelitian sebanyak 234 sampel dan melakukan analisis pengolahan data menggunakan Structural Equation Modeling SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fair Trade Attitude berpengaruh terhadap perilaku konsumsi beretika wanita muslim. Namun, Environmentalism, Materialism, Extrinsic Religiousity Social, Extrinsic Religiousity Personal, Consumption Ethics, dan Intrinsic Religiousity bukan merupakan faktor penentu perilaku konsumsi etis wanita muslim terhadap produk perawatan tubuh dan kecantikan.

Muslim is predicted to be the largest religion community in the world. In the other hand, Indonesia is the country which has the the greatest muslim population in the world and shown as potential emerging market. The increasing middle income society in Indonesia indicates a changing consumption behavior to the more ethical consumption. Ethical Consumption Behavior is made to support the Sustainability Development Goals SDGs. Personal Care and Beauty Industry has exhibited a continuous growth, particularly in Indonesia. The trend of green beauty product has also been occurred by the growing consumers preferences towards natural ingredients or commonly called as organic product.
This research is aimed to investigating the key factors of ethical consumption behavior on woman muslim towards personal care and beauty product and an understanding about the characteristics of the consumers. This research uses 234 samples and utilize Structural Equation Modeling SEM as its methodology in doing the analysis.
The result shows us that Fair Trade Attitude have significant effect on muslim ethical consumption behavior, yet, Environmentalism, Extrinsic Religiousity Personal, Materialism, Consumption Ethics, Intrinsic Religiousity, Extrinsic Religiousity Social, do not have significant effect on muslim ethical consumption behavior towards personal care and beauty products.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Alviananta
"Industri game seluler telah muncul sebagai sektor yang menonjol dan dinamis dalam domain teknologi game, menarik banyak perhatian dalam masyarakat kontemporer. Akuisisi barang virtual dan konten dalam game lainnya dengan cepat menjadi bentuk konsumsi online yang dominan bagi para gamer, sekaligus menjadi sumber pendapatan utama bagi penerbit game. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang faktor-faktor yang mempengaruhi niat untuk membeli virtual item pada game mobile FreeFire. FreeFire diprediksi akan menjadi tren game mobile terkemuka di Indonesia pada tahun 2022. Studi ini mengevaluasi dampak motivasi gameplay dan pengalaman item terhadap niat beli. Sebuah survei online dilakukan terhadap game-game mobile terkemuka, dengan fokus pada 203 responden dari Generasi Y (lahir antara 1981-1996) dan Generasi Z (lahir antara 1997-2007) yang pernah atau sedang memainkan game mobile FreeFire dan mengungkapkan keinginan untuk membeli barang dalam game. Data yang terkumpul dari tahap pre-test menjalani penilaian validitas dan reliabilitas menggunakan IBM SPSS Statistics 24. Data uji utama diolah dan dianalisis menggunakan SmartPLS (v. 3.2.9) untuk menjawab pertanyaan penelitian. Temuan studi mengungkapkan bahwa frekuensi bermain, interaksi sosial, dan tahap permainan berpengaruh positif terhadap niat beli. Selain itu, pengalaman pemain dengan item virtual berdampak positif pada niat untuk membeli item tersebut. Di sisi lain, pengalaman mendapatkan item gratis tidak memoderasi dampak frekuensi game, tahapan, dan interaksi sosial terhadap niat membeli. Ini menunjukkan bahwa menawarkan item gratis adalah strategi yang efektif tidak hanya untuk pemula tetapi juga untuk pemain yang terampil. Oleh karena itu, developer game harus mempertimbangkan dengan hati-hati untuk memberikan insentif dan penghargaan kepada pengguna yang membayar untuk pembelian berkelanjutan. Menggambar pada temuan empiris, penelitian ini memberikan implikasi manajerial dan menyarankan arah untuk penelitian masa depan.

The mobile gaming industry has emerged as a prominent and dynamic sector within the gaming technology domain, garnering considerable attention in contemporary society. The acquisition of virtual goods and other in-game content has rapidly become the dominant form of online consumption for gamers, while also serving as a major source of revenue for game publishers. This research aims to enhance our understanding of the factors that influence the intention to purchase virtual items in the FreeFire mobile game. FreeFire is predicted to be the leading mobile game trend in Indonesia in 2022. The study evaluates the impact of gameplay motivation and item experience on purchase intention. An online survey was conducted on leading mobile games, focusing on 203 respondents from Generation Y (born between 1981-1996) and Generation Z (born between 1997-2007) who have played or are currently playing the FreeFire mobile game and express a desire to buy in-game goods. The collected data from the pre-test phase underwent validity and reliability assessments using IBM SPSS Statistics 24. The main test data was processed and analyzed using SmartPLS (v. 3.2.9) to address the research questions. The study findings reveal that playing frequency, social interaction, and game stage positively influence purchase intention. Additionally, the player's experience with virtual items has a positive effect on the intention to purchase those items. On the other hand, the experience of obtaining free items does not moderate the impact of game frequency, stages, and social interactions on purchase intent. This suggests that offering free items is an effective strategy not only for beginners but also for skilled players. Therefore, game developers should carefully consider incentivizing and rewarding paying users for ongoing purchases. Drawing upon the empirical findings, this research provides managerial implications and suggests directions for future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Rawil
"Lingkungan media sosial yang mampu menyajikan berbagai informasi akan menjadi suatu hal yang memudahkan individu dalam menemukan hal yang mereka inginkan. Salah satunya dalam mengetahui informasi akan suatu produk. TikTok menyajikan berbagai jenis konten informatif yang berisi ulasan dari berbagai sudut pandang berdasarkan pengalaman yang dimiliki reviewer. Hal ini membantu konsumen dalam mengadopsi informasi yang didukung oleh kenyamanan, popularitas, kepercayaan, penghinaan melalui ulasan yang dibagikan. Ulasan konsumen pada platform TikTok menawarkan informasi yang beragam dengan jumlah informasi yang dapat membantu konsumen dalam mengevaluasi produk sebelum membeli. Penelitian ini menggunakan dual process theory dalam mengetahui persepsi konsumen dengan mediasi bantuan informasi (information helpfulness). Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa homofili sumber dan popularitas sumber mempengaruhi kemanfaatan informasi. Source Homophily memberikan pengaruh yang signifikan terhadap niat beli, pengaruhnya terhadap niat beli secara tidak langsung dimediasi oleh bantuan informasi. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling menggunakan survei online kepada pengguna TikTok dengan umur 17-34 tahun. dikumpulkan sebanyak 200 responden yang kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Penelitian ini dapat membantu manajer merumuskan strategi perusahaan pemasaran yang menargetkan pengguna TikTok khususnya pada industri kecantikan.

A social media environment that is able to present a variety of information will be something that makes it easier for individuals to find what they want. One of them in knowing the information about a product. TikTok presents various types of informative content that contains reviews from various points of view based on the reviewer's experience. This helps consumers adopt information that is supported by convenience, popularity, trust,  designed through shared reviews. Consumer reviews on the TikTok platform offer information that varies with the amount of information that can help consumers evaluate products before buying. This study uses dual process theory in knowing consumer perceptions by mediating information usefulness. Based on the research, it was found that Source Homophily and Source popularity affect the usefulness of information. Source Homophily also has a significant effect on purchase intention, its influence on purchase intention is indirectly mediated by information assistance. Data collection was carried out using a purposive sampling method using an online survey of TikTok users aged 17-34 years. 200 respondents were collected which were then processed and analyzed using the Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). This research can help managers formulate a marketing company strategy targeting TikTok users especially in the beauty industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Kenisha
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengaruh vloggers kecantikan dalam keputusan pembelian konsumen pada produk kecantikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah vloggers kecantikan memiliki pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kecantikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa vloggers kecantikan memiliki pengaruh besar pada keputusan pembelian konsumen. Data akan dikumpulkan melalui metode kualitatif dengan mewawancarai empat responden. Hasilnya adalah seperti yang diperkirakan bahwa vlogger kecantikan yang telah dipilih memiliki pengaruh besar pada keputusan pembelian konsumen.

ABSTRACT
This research is done to explore the influence of beauty vloggers in consumers buying decision on beauty products. The aim of this research is to determine whether the beauty vloggers has its influence on consumers buying decision on beauty products. The research has shown that beauty vloggers has a massive influence on consumers buying decision. The data will be gathered through qualitative method by interviewing four respondents. The result is as predicted that the beauty vlogger that has been chosen has a big influence on the consumer buying decision."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Emirsyah Irsan
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pengaruh pengetahuan CSR konsumen terhadap perilaku pembelian produk hijau. Penelitian ini menggunakan sampel konsumen muda berusia 16-30 tahun yang berdomisili di Indonesia ketika pengambilan data survey dilakukan. Terdapat 233 respon yang valid yang dikumpulkan dengan menggunakan metode convenience sampling. Data dalam penelitian ini diproses dan dianalisa dengan menggunakan Partial Least Square - Structural Equation Model (PLS-SEM). Penelitian ini menemukan bahwa perilaku pembelian produk hijau dipengaruhi secara langsung oleh pengetahuan CSR konsumen dan sikap konsumen terhadap lingkungan. Penelitian ini juga menemukan bahwa anggapan efektifitas konsumen memoderasi hubungan antara pengetahuan CSR konsumen dan perilaku pembelian produk hijau, namun tidak memoderasi hubungan antara pengetahuan CSR konsumen dan sikap konsumen terhadap lingkungan. Meski begitu, sikap konsumen terhadap lingkungan tidak dipengaruhi oleh pengetahuan CSR konsumen, serta tidak terdapat hubungan moderasi yang disebabkan sikap konsumen terhadap lingkungan, antara pengetahuan CSR konsumen dan perilaku pembelian produk hijau. Studi ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap pemerintah untuk mengetahui seberapa jauh konsumen muda di Indonesia telah memprioritaskan membeli produk ramah lingkungan. Serta untuk perusahaan, untuk mengetahui pentingnya melakukan kegiatan CSR dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada konsumen.

The purpose of this study is to understand whether consumer CSR knowledge influences green purchase behavior. The sample used in this study is young Indonesians aged 16-30 at the time the survey was taken. There were 233 valid responses collected using the method of convenience sampling. The data is processed and analyzed using the Partial Least Square—Structural Equation Model (PLS-SEM). This study finds that consumer CSR knowledge and environmental attitude directly influence green purchase behavior. Moreover, perceived consumer effectiveness moderates the relationship between consumer CSR knowledge and green purchase behavior but not in the relationship between consumer CSR knowledge and consumer environmental attitude. Meanwhile, consumer environmental attitude is not influenced by consumer CSR knowledge. Also, consumer environmental attitude does not mediate the relationship between consumer CSR knowledge and green purchase behavior. This study is expected to assist the government in measuring how far young Indonesian consumers have shifted to preferring a more environmentally-friendly product and for the company to assess the importance of exercising CSR activities and communicating effectively with the consumer."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>