Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Andreas Tommy Parlaungan
"Penelitian bertujuan menganalisis dampak perubahan Amandemen IAS 41 pada penyajian, pengungkapan dan besar perubahan nilai aset biologis dan tanaman produktif. Penelitian ini menggunakan 7 perusahaan perkebunan yang listed di Singapura untuk tahun 2014-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan telah menyajikan dan mengungkapkan Amandemen IAS 41 sesuai dengan isi Amandemen IAS 41 tersebut. Seluruh perusahaan melakukan penyajian kembali laporan keuangan 2015 dengan menggunakan Amandemen IAS 41 efektif 2016.

The study aims to analyze the impact of changes in the IAS 41 Amendment on the presentation, disclosure and magnitude of changes in the value of biological assets and productive plants. This study used 7 plantation companies listed in Singapore for 2014-2015. The results showed that companies have presented and disclosed the IAS 41 Amendment in accordance with the contents of the IAS 41 Amendment. All companies restated the 2015 financial statements using the IAS 41 Amendment effective in 2016."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Salindri Wulandari
"[ABSTRAK
Dalam operasi migas di Indonesia, pemeliharaan merupakan faktor penting untuk
menjaga agar produktivitas kilang mencapai target yang diharapkan, hal ini dapat
dicapai apabila perusahaan sudah menerapkan manajemen pemeliharaan yang
baik dari perencanaan sampai penilaian kinerja. Disamping itu tujuan dari suatu
perusahaan dan proses produksi adalah kelangsungan operasi produksi sehingga
mencapai produktivitas yang tinggi. Produktivitas Kilang yang dicapai oleh PT. X
adalah sebesar 93%, hal ini disebabkan karena penghentian operasi tidak
terencana (unplanned shutdown) dan perencanaan yang kurang tepat. Kondisi
Manajemen Pemeliharaan di PT. X adalah dalam tahapan AVERAGE / Rata-Rata.
Dimana dalam praktiknya PT. X telah melakukan identifikasi dan penilaian
lengkap terhadap organisasi, menentukan potensi pengembangan,
mengembangkan strategi Peningkatan Keandalan serta mendapatkan komitmen
dari manajemen puncak untuk mengembangkan pemeliharaan ke arah prediktif.
Berdasarkan hasil analisa didapatkan bahwa dengan Manajemen Pemeliharaan
yang baik maka kerusakan dapat dieliminasi (eliminate breakdown) dan pekerjaan
terencana dapat dioptimasi (optimize planned) sehingga mendukung pencapaian
Produktivitas Kilang yang lebih tinggi. Sehingga Kinerja Pemeliharaan memiliki
pengaruh yang KUAT terhadap Produktifitas Kilang.

ABSTRACT
In the oil and gas operations in Indonesia, maintenance is an important factor to
keep the plant productivity reached the expected target, this can be achieved if the
company is already implementing good maintenance management from planning
to performance evaluation. Besides, the goal of an enterprise and the production
process is continuity of production operations so as to achieve high productivity.
Planty productivity achieved by PT. X is at 93%, this was due to unplanned
shutdowns and the lack of proper planning. Conditions of Maintenance
Management in PT. X is in AVERAGE stage. Where in practice PT. X has already
identify and complete assessment of the organization, determine the potential for
development, develop strategies Improved Reliability and get a commitment from
top management to develop towards predictive maintenance. Based on the
analysis found that the Maintenance Management is good then the damage can be
eliminated (Eliminate breakdown) and planned work can be optimized (optimize
planned) so as to support the achievement of higher refinery productivity. So that
the maintenance performance has a strong influence on plant productivity.
Keywords:, In the oil and gas operations in Indonesia, maintenance is an important factor to
keep the plant productivity reached the expected target, this can be achieved if the
company is already implementing good maintenance management from planning
to performance evaluation. Besides, the goal of an enterprise and the production
process is continuity of production operations so as to achieve high productivity.
Planty productivity achieved by PT. X is at 93%, this was due to unplanned
shutdowns and the lack of proper planning. Conditions of Maintenance
Management in PT. X is in AVERAGE stage. Where in practice PT. X has already
identify and complete assessment of the organization, determine the potential for
development, develop strategies Improved Reliability and get a commitment from
top management to develop towards predictive maintenance. Based on the
analysis found that the Maintenance Management is good then the damage can be
eliminated (Eliminate breakdown) and planned work can be optimized (optimize
planned) so as to support the achievement of higher refinery productivity. So that
the maintenance performance has a strong influence on plant productivity.
Keywords:]"
2016
T45542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindayanti
"ABSTRAK
Sektor pertanian pada waktu ini masih memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Jambi. Selain pertanian rakyat, perkebunan juga merupakan usaha yang penting, khususnya perkebunan rakyat: kopi, lada, cengkeh, karet, kelapa, tebu, tembakau, dan teh. Pada waktu ini di antara berbagai tananan keras ini, yang terbanyak dihasilkan oleh Jambi adalah karet.
Luas perkebunan karet rakyat di Jambi pada tahun 1990 adalah 476.859 Ha dengan produksi sebanyak 209.447 ton. Menurut Sensus Pertanian tahun 1983 jumlah petani karet di Jambi adalah 84.495 orang, sedangkan jumlah seluruh petani di Indonesia adalah 881.908 orang.
Selain di Jambi terdapat perkebunan karet rakyat juga di beberapa daerah lain, seperti Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Pada waktu ini karet masih merupakan produk ekspor yang penting bagi propinsi Jambi. Tulisan ini akan mengka,ji proses masuknya karet ke Jambi, sampai men jadi tanaman. rakyat, dan proses perkembangan perkebunan karet rakyat di Jambi selama masa kolonial Belanda.
Perkebunan karet pada dasarnya dapat digolongkan dalam dua kategori, yang dibedakan menurut modal yang ditanamkan, sistem pembayaran kepada penyadap dan pelaksanaan administrasi perkebunan, yaitu perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Di Jambi semasa jaman kolonial Belanda hanya terdapat tiga perkebunan besar, yaitu Batanghari, Pondok Meja dan Sungei Bluru, sedangkan jumlah perkebunan rakyat adalah besar sekali.
Dalam suatu proses yang panjang perkembangan perkebunan karet rakyat dari tahun 1906 sampai berakhimya kekuasaan pernerintah Belanda pada tahun 1942, karet merupakan satu faktor yang berhasil meningkatkan ekonomi masyarakat Jambi. Oleh karena itu masa karet dikenal oleh penduduk setempat sebagai masa hujan emas (istilah hujan emas juga dikenal di daerah Palembang). Permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini adalah bagaimana pengaruh perkebunan karet rakyat terhadap perekonornian masyarakat Jambi.
Tulisan mengenai perkebunan karat rakyat di Jambi sebenarnya sudah pernah dilakukan bersama dengan pembahasan kebun karet rakyat di Palembang oleh A.H.P. Clemens dalam skripsinya 'De Bevolkingsrubbercultuur in Djambi en Palembang Tijdens het Interbellum' (Perkebunan Karet Rakyat.di. Jambi dan Palembang Di Antara Dua Perang Dunia). Clemens membandingkan perkebunan karet rakyat di Jambi dan Palembang dengan perkebunan karet milik orang Eropa dan juga mengkaji bagaimana produsen karet pribumi menanggapai perkembangan harga karet di pasaran dunia dan terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda mengenai masalah yang berkenaan dengan karet rakyat.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Falaq Ajipakerti
"Indonesia saat ini berupaya mengembangkan sektor energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang selama ini didominasi oleh energi fosil. Indonesia memiliki potensi energi gelombang laut yang tinggi khususnya di Jawa Timur yang dapat diekstraksi dan diubah menjadi energi listrik dengan teknologi wave dragon yang merupakan salah satu teknologi pembangkit listrik tenaga gelombang laut tercanggih. Lokasi yang ditentukan paling ideal untuk implementasi di Jawa Timur adalah pada koordinat 112.225 x -8.388. Analisis risiko menunjukkan bahwa untuk tingkat kepercayaan 95% interval kepercayaan untuk NPV adalah antara $4.850.212 dan $4.416.399, PBP antara 4,3 dan 4,09 tahun, dan IRR antara 22,16% dan 23,53%. Untuk strategi yang tersedia, opsi expand paling baik dilaksanakan pada tahun ke-20, opsi contract dapat dieksekusi segera setelah tahun ke-11, opsi abandon dapat dieksekusi paling awal pada tahun 11.2, dan opsi open dapat dilaksanakan pada tahun ke-1 hingga 19.9.

Indonesia is currently trying to develop the renewable energy sector to supply the national energy demand that has been dominated by fossil energies for years. Indonesia has a high potential of ocean wave energy especially in East Java that can be extracted and converted into electrical energy with wave dragon technology which is one of the most advance ocean waves powered power plant technology. The location that is determined to be the most ideal for the implementation in east java is at the coordinates of 112.225 x -8.388. The risk analysis shows that for the 95% confidence level the confidence interval for NPV is between of $4,850,212 and $4,416,399, the PBP is between 4.3 and 4.09 years, and IRR between 22.16% and 23.53%. For the available strategies the expand option is best to execute at year 20, the contract option can be executed as soon as year 11, the abandon option can be executed earliest at year 11.2, and the open option can be implemented at year 1 until 19.9.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Aria Miranda
"Penelitian analisis jumlah kromosom dan perbandingannya dengan ukuran polen pada sembilan variasi bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis, L.) di Kampus UI Depok dan Citayam, Bogor telah dilakukan sejak bulan September 2012 hingga Maret 2013. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah kromosom dan pola ploidi sembilan variasi bunga Hibiscus rosa-sinensis, serta mengetahui perbandingannya dengan ukuran polen. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling pada beberapa lokasi di Kampus UI Depok sebanyak delapan variasi dan satu variasi dari Citayam, Bogor. Sediaan kromosom dibuat dengan menggunakan metode squash Aceto-orcein, dan sediaan polen dibuat dengan menggunakan asetolisis.
Hasil penghitungan kromosom menunjukkan jumlah kromosom yang beragam, dari n=ca. 15 sampai n=ca/ 56, dengan jumlah kromosom paling sedikit ditemukan pada bunga single merah pudar kecil dan paling banyak apda bunga double oranye. Dari perhitungan jumlah kromosom, perbandingannya dengan ukuran polen menunjukkan korelasi yang positif. Ukuran polen yang paling besar dimiliki oleh variasi dengan perkiraan jumlah kromosom yang paling banyak, yaitu bunga double oranye dari Citayam, sementara ukuran polen yang paling kecil dimiliki oleh variasi dengan perkiraan jumlah kromosom yang paling sedikit, yaitu bunga single pink kecil. Diperlukan studi lebih lanjut untuk mendapatkan jumlah kromosom yang pasti dari Hibiscus rosa-sinensis agar pola ploidi dapat ditentukan.

The analysis of chromosome count and its comparison to pollen grain size in nine variation of shoe-flower (Hibiscus rosa-sinensis, L.) in Universitas Indonesia, Depok and Citayam, Bogor, has been carried on since September 2012 to March 2013. The study is done to gain knowledge on the chromosome count and ploidy level in nine variation of Hibiscus rosa-sinensis, and to know its comparison to the pollen grain size. Purposive sampling was done to collect the samples, eight variation was collected from Universitas Indonesia, Depok, and one variation from Citayam, Bogor. Chromosome slides were prepared using the squash Acetoorcein method, and pollen slides using acetolysis.
Results shows a variety of the chromosome numbers from n=ca. 15 to n=ca. 56, with the smallest number found in the small single petaled pink flower, and the largest number in the double petaled orange flower. The comparison of the chromosome count to the pollen grain size shows a positive correlation. The double petaled orange is the variation with the largest pollen grain size, while the small single petaled pink has the smallest pollen grain size. Further studies are needed to gain the exact chromosome count of Hibiscus rosa-sinensis and to determine the level of ploidy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhana D.
"Nelayan mempunyai peranan penting dalam menjaga kualitas produk perikanan di Indonesia. Dalam menjaga kesegaran hasil tangkapannya, salah satu cara mereka adalah menggunakan media pendingin seperti es. Akan tetapi, ketersediaan es balok sering menjadi kendala bagi para nelayan, terutama yang berada didaerah terpencil. Sulitnya akses ke daerah terpencil ini menjadi suatu penyebab kurangnya kualitas ikan para nelayan di Indonesia. Oleh karena alasan tersebut maka dirancanglah suatu pabrik es mini yang dapat menjangkau hingga ke daerah terpencil. Pabrik es mini ini menggunakan petikemas 20 ft, dan didalamnya terdapat cetakan-cetakan es yang berfungsi meletakkan air kedalamnya untuk dijadikan es balok. Untuk melanjutkan pengembangan pabrik es mini ini, maka tujuan penelitian ini adalah melakukan pengukuran dan analisis terhadap distribusi temperatur yang terjadi didalam cetakan es. Dengan mengetahui distribusi temperatur tersebut, diharapkan dapat memberi kontribusi untuk pengembangan pabrik es mini dan memberi pengaruh yang baik pada kepada kualitas ikan di negara kita.

Fishermen have important role in maintain the quality of our fishery product. There is one method to maintain the freshness of their haul; it is by using cooler medium like ice block. However availability of ice blocks often become a problem for fishermen, especially fishermen in the remote area, accesibility to this area become a constraint that makes ice block's supply can't fulfill fishermen needs. For that reason, a mini ice plant that can reach remote area was designed. The The mini ice plant is using a 20 ft container; in this container there is a number of ice can which used for place of fresh water become ice blocks. To continue the development of mini ice plant , the purpose this reaserch is doing measurement and analysis to time and temperature distribution in ice can. Hopefully it can give contribution to the development of mini ice plant and good influence for our country's fish product."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50927
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Eka Satria
"Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis (PGDP) adalah penyakit yang menyerang perkebunan karet Indonesia sejak akhir 2017. PGDP disebabkan oleh infeksi kelompok fungi Pestalotiopsis. PGDP mampu menyebabkan gugur daun hingga mencakup 75-90% kanopi dan penurunan produksi lateks hingga 45%. PGDP mampu menyerang semua jenis klon Hevea brasiliensis. Klon-klon tersebut antara lain adalah klon dengan resitensi moderat seperti IRR 112 dan klon rentan seperti PB 260. Analisis morfologi gejala penyakit belum pernah dilakukan sejak PGDP pertama kali terdeteksi dan diidentifikasi. Analisis morfologi gejala penyakit dilakukan guna mengetahui respons daun terhadap infeksi fungi Pestalotiopsis dan mengetahu pola persebaran miselia fungi Pestalotiopsis pada permukaan daun Hevea brasiliensis. Sebanyak 3 helai anak daun dari 3 individu Hevea brasiliensis klon IRR 112 dan PB 260 dipotong dan diinokulasi isolat fungi Pestalotiopsis secara ex planta. Inokulasi dilakukan di 3 titik pada permukaan anak daun daun dan diamati hingga 7 hari setelah inokulasi (hsi). Sediaan morfologi yang mewakili perkembangan gejala pada 3, 5, dan 7 hari setelah inokulasi juga dibuat dan diamati di bawah mikroskop cahaya. Respons yang ditunjukkan anak daun Hevea brasiliensis klon IRR 112 dan PB 260 adalah nekrosis dan klorosis. Selain itu terdapat 2 tipe lesi, yakni lesi tipe I yang diduga berasal dari kontaminasi fungi Colletotrichum sp. dan lesi tipe II yang merupakan ciri khas lesi hasil infeksi fungi Pestalotiopsis. Kedua lesi muncul berdampingan dalam kompleks lesi Pestalotiopsis-Colletotrichum. Hasil pengamatan mikromorfologi menunjukkan bawha kompleks miselia Pestalotiopsis-Colletotrichum cenderung tersebar pada dan/atau di sekitar pertulangan daun.

Pestalotiopsis Leaf Fall Disease (PLFD) is a disease affecting Indonesia’s rubber plantation since 2017. PLFD is caused by Pestalotiopsis fungi. PLFD is capable in defoliating up to 75-90% of tree canopy and decreasing latex production up to 45%. PLFD is capable in affecting every clone of Hevea brasiliensis. Some clones of which affected by the disease are moderately resistant clone such as  IRR 112 and susceptible clone such as PB 260. Disease morphology is yet to be analyzed since the first reported case and identification. Disease morphology analysis is conducted to determine various responses of Pestalotiopsis infected leaf and reveal Pestalotiopsis  mycellial distribution pattern on the surface of Hevea brasiliensis leaf. Three leaflets from 3 individuals of Hevea brasiliensis IRR 112 and PB 260 clones were cut and inoculated with Pestalotiopsis isolate following ex planta procedure. Inoculation was performed at 3 points on the leaflets surface and was observed until 7 days post inoculation (dpi). Samples for micromorphological observation were also made, each one representing disease development on 3, 5, and 7 dpi and were observed under the microscope. The responses shown by the leaflets of Hevea brasiliensis IRR 112 and PB 260 clones were necrosis and chlorosis. Accordingly, 2 types of lession were observed: type I of which suspected as Colletotrichum sp. contamination and type II of which similar to distinctive lession of  Pestalotiospis fungi. Both types occured simultaneously in the Pestalotiopsis-Colletotrichum lession complex. Micromorphological observation has shown that Pestalotiopsis-Colletotrichum mycellial complex was distributed at the vicinity of leaf veins."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arahon Fransiska
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dalam pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) di Area Kerja Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada periode April - Mei 2014 dengan jumlah responden 110 orang. Analisis data dengan menggunakan uji statistik Chi-Square yang menunjukan ada hubungan motivasi pemakaian APD terhadap perilaku pemakaian APD (p-value = 0,002), ketersediaan APD (p-value = 0,004) dan pengawasan pemakaian APD (p-value = 0,004). Sebaliknya, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang APD (p-value = 0,576), Sikap pemakaian APD (p-value = 0,134), penerapan peraturan tentang APD (p-value = 0,383) dengan perilaku pemakaian APD pada pekerja di area kerja Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta. Untuk meningkatkan perilaku positif pamakaian APD di area kerja Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta harus dilakukan pelatihan, pengawasan, penerapan reward dan punishment.

This study aims to determine the factors related to the use of Personal Protective Equipment (PPE) in Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Jakarta Pertamina Lubricants Production Unit 2014. Research was a quantitative descriptive study with cross sectional approach. This research was conducted in the period April-May 2014, with the number of respondents 110 people. Data analysis using Chi-Square statistical test that showed association motivation towards the use of PPE usage behavior (p-value = 0.002), availability of PPE (p-value = 0.004) and control the use of PPE (p-value = 0.004). In contrast, there was no significant relationship between knowledge of the APD (p-value = 0.576), use of PPE Attitude (p-value = 0.134), the implementation of regulations on PPE (p-value = 0.383) with the use of PPE in the behavior of workers in the work area Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Jakarta Pertamina Lubricants Production Unit. To increase positive behaviors in the work area the use of PPE at Lube Oil Blending Plant (LOBP) PT. Jakarta Pertamina Lubricants Production Unit to do the training, supervision, implementation of reward and punishment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55651
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butarbutar, Marathur
"Dewasa ini kegiatan pemeliharaan disadari sebagai kegiatan yang berhubungan tidak hanya dengan masalah manajemen (internal) namun juga kualitas produk (eksternal). Keputusan terkait frekuensi kegiatan pemeliharaan yang tidak optimum dapat menimbulkan pembengkakan biaya. Menaikkan frekuensi kegiatan pemeliharaan akan menaikkan biaya intervensi sedangkan menurunkan frekuensi kegiatan pemeliharaan akan menaikkan biaya akibat penurunan kapasitas produksi. Industri Farmasi dipilih sebagai studi kasus karena merupakan salah satu industri dimana kegiatan pemeliharaan dan kualitas menjadi isu yang sangat penting. Program Linear dapat memberikan penyelesaian terhadap model matematika dari komponen biaya yang akan membantu menentukan keputusan kegiatan pemeliharaan yang optimal dari sisi biaya dengan berbagai skenario yang mungkin sedang atau akan dihadapi oleh perusahaan.

Nowadays, maintenance activity is considered not only as management?s problem (internal) but also product quality issue (external). Decision which is not optimal related to maintenance activity will have impact in bubbling budget. Increasing maintenance frequency will increase intervention cost while decreasing maintenance frequency will increase downtime cost. Pharmaceutical Industry is chosen for case study because maintenance and product quality are in issue in this industry. Linear Programming is able to give solution for cost mathematical model which will help determining optimal maintenance activity in terms of cost with any scenarios which are being or will be experienced by companies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Rais
"PDRB Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Konstruksi yang merupakan salah satu sektor dalam PDRB juga meningkat. Sebesar 60% konstruksi di Indonesia membutuhkan beton. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendirian pabrik beton. Salah satu aspek yang penting sebelum mendirikan pabrik beton ialah pemilihan lokasi. Terdapat tiga tahap dalam penentuan prioritas lokasi pabrik beton. Pertama adalah penentuan faktor yang mempengaruhi lokasi pabrik beton dan alternatif lokasinya. Terdapat 5 faktor utama penentuan lokasi pabrik beton, yaitu persaingan, akses, bahan baku, lahan, dan sosial lingkungan. Selanjutnya ialah penentuan bobot dari setiap lokasi dengan menggunakan fuzzy AHP. Faktor persaingan, akses, dan bahan baku memiliki bobot tertinggi. Terakhir ialah penentuan peringkat prioritas lokasi pabrik beton dengan menggunakan TOPSIS. Palembang merupakan prioritas utama lokasi pabrik beton di Sumatera bagian selatan.

GDRP in Indonesia always increases. Construction which is one of GDRP sector increases too. 60% of construction in Indonesia need concrete. Therefore, concrete batching plant have to be built. One of the aspect in building concrete batching plant is selection location of batching plant. There are 3 steps in selection of location of batching plant. First is selection the criteria which has the impact of batching plant location and the alternative of batching plant location. There are 5 main factors which have impacts in batching plant location include competitiveness, accessibility, material, land, and social and environment. Next step is calculation of weight for every criteria in selection of batching plant location with Fuzzy AHP method. Competitiveness, accessibility and material have the highest weights. Last step is make the rank of alternative in batching plant location with TOPSIS. The result is Palembang as the main priority for location batching plant in South of Sumatera.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S61235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>