Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117737 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debora Gebby Tumundo
"Insomnia dikarakterisasikan dengan keluhan subjektif mengenai ketidakpuasan terhadap kualitas dan durasi tidur, kesulitan untuk menginisiasi tidur pada jam tidur, atau terbangun di tengah malam. Pengobatan herbal efektif dalam mengatasi gangguan tidur karena mengandung senyawa aktif yang memiliki efek sedatif hipnotik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang produk herbal yang membantu meringankan gangguan sulit tidur, menganalisis market dalam negeri maupun luar negeri produk serupa, menganalisis kompetitor produk sejenis, membuat rencana branding produk dan membuat rencana marketing produk. Hasil yang didapat adalah bahan aktif dalam rancangan produk obat herbal ini terdiri dari Valerianae radix extract (Akar Valerian), Myristica frograns semen extract (Biji Pala), Curcumae domestica extract (Kunyit), Alyxia reinwardtii extract (Kulit Pulasari), Foeniculum vulgare extract (Adas), Anacardium occidentale (Daun jambu mete). Masing-masing bahan aktif herbal ini mempunyai zat aktif yang memiliki aktivitas hipnotik sedatif, sehingga bermanfaat untuk mengatasi insomnia. Berdasarkan analisa pasar, total penjualan produk serupa menurut data IQVIA 2021 adalah sebesar Rp25,786,851,721 dan juga kompetitor pada produk herbal serupa masih minim sehingga membuat peluang bisnis untuk produk herbal ini sangat besar. Berdasarkan tinjauan produksi, PT. Indofarma memiliki kapasitas untuk memproduksi obat herbal. Rencana branding dan marketing akan menggunakan marketing ATL serta BTL untuk meningkatkan penjualan produk.

Insomnia is characterized by subjective complaints of dissatisfaction with sleep quality and duration, difficulty initiating sleep at bedtime, or waking up in the middle of the night. Herbal medicine is effective in overcoming sleep disorders because it contains active compounds that have a sedative-hypnotic effect. The purpose of this research is to design herbal products that help relieve insomnia, analyze domestic and foreign markets for similar products, analyze competitors for similar products, make product branding plans and make product marketing plans. The results obtained are that the active ingredients in the design of this herbal medicinal product consist of Valerianae radix extract (Valerian root), Myristica frograns semen extract (Nutmeg Seed), Curcumae domestica extract (Turmeric), Alyxia reinwardtii extract (Pulasari peel), Foeniculum vulgare extract ( Fennel), Anacardium occidentale (Cashew leaves). Each of these herbal active ingredients has an active substance that has sedative-hypnotic activity, making it useful for treating insomnia. Based on market analysis, total sales of similar products according to IQVIA 2021 data amounted to IDR 25,786,851,721 and also competitors for similar herbal products are still minimal, making the business opportunities for these herbal products very large. Based on the production review, PT. Indofarma has the capacity to manufacture herbal medicines. The branding and marketing plan will use ATL and BTL marketing to increase product sales.
"
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
London: Penguin , 1991
R 641.357 COM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Moynihan, Noel
Basle, Switzerland: Editiones Roche, 1988
616.849 82 MOY i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andre
"ABSTRAK
Latar belakang : Insomnia merupakan gangguan tidur yang sering dialami pascatrauma
kepala, tetapi faktor yang berhubungan dengan insomnia belum banyak diketahui.
Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi insomnia pascatrauma kepala dan faktor
yang berhubungan.
Metode penelitian: Desain penelitian potong lintang deskriptif menggunakan Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI) versi Bahasa Indonesia pada pasien pascatrauma kepala di
Poliklinik Neurologi RSUPN Ciptomangunkusumo, RSUD Pasar Rebo dan RSPAD
Gatot Soebroto selama bulan Maret-Mei 2016 dengan onset minimal tiga bulan. Faktor
yang dianalisis adalah derajat keparahan trauma kepala, gambaran CT-Scan kepala,
derajat nyeri kepala, gangguan depresi dan ansietas. Derajat keparahan trauma kepala
dinilai berdasarkan skala koma Glasgow, lamanya pingsan, lamanya amnesia
pascatrauma dan CT-Scan kepala. Insomnia ditetapkan jika skor PSQI >8. Nyeri kepala
dinilai dengan numeric rating scale, gangguan depresi dan ansietas dinilai dengan Mini
Internasional Neuropsychiatric Interview Version ICD-10 (MINI ICD-10).
Hasil : Diantara 70 orang subjek pascatrauma kepala, didapatkan prevalensi insomnia
sebesar 33%. Subjek cedera kepala berat (31%) memiliki risiko 3,4 kali mengalami
insomnia dibandingkan cedera kepala ringan (42%) (IK 95% 1,072-10,806). Subjek
dengan nyeri kepala sedang sampai berat (26%) memiliki risiko 5,78 kali mengalami
insomnia dibandingkan subjek tanpa nyeri sampai nyeri kepala ringan (74%) (IK 95%
1,730-19,315). Tidak didapatkan hubungan antara gangguan depresi (9%), ansietas (3%)
dengan insomnia.
Kesimpulan : Insomnia banyak dijumpai pascatrauma kepala. Keluhan nyeri kepala
sedang sampai berat, dan cedera kepala berat merupakan faktor yang berhubungan
dengan insomnia

ABSTRACT
Background : Insomnia is very common following traumatic brain injury (TBI), but the
related factors with insomnia is less known. This study was aimed to determine the
prevalence of insomnia after TBI and related factors.
Methods : Cross-sectional descriptive study using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
Indonesian version on patients with history of TBI, with a minimum of three months since
onset, in Neurology clinic of Cipto Mangunkusumo general hospital, Pasar Rebo general
hospital and Gatot Soebroto Army hospital during March-May 2016. The analyzed
factors consisted of: severity of TBI, head CT-Scan findings, severity of headache,
depression, and anxiety disorders. Severity of TBI was assessed on Glasgow coma scale,
duration of loss of consciousness, duration of post traumatic amnesia and head CT-Scan
findings. Insomnia was determined if PSQI score > 8. Severity of headache was measured
by numeric rating scale, depression and anxiety disorders were assessed based on Mini
Internasional Neuropsychiatric Interview Version ICD-10 (MINI ICD-10).
Results : Prevalence of insomnia among 70 subjects after TBI was 33%. Severe TBI
subjects (31%) had 3.4 times the chance of developing insomnia compared to mild cases
(42%) (CI 95% 1.072-10.806). Moderate-severe headache subjects (26%) had 5.78 times
the risk of having insomnia compared to no headache-mild headache cases (74%) (CI
95% 1.730-19.315). No significant relation could be established between depression
(9%), anxiety disorders (3%) with insomnia.
Conclusion : Insomnia is common after TBI. Moderate-severe headache and severe TBI
are the related factors of insomnia."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry, John
"Buku yang berjudul "New guide to medicines & drugs" ini dipersembahkan oleh The British Medical Association. Buku ini berisikan panduan mengenai obat-obatan."
London: Dorling Kindersley, 1995
R 615.1 BRI n III
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Adeleyna
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat insomnia yang terjadi pada mahasiswa melalui pendekatan pengaruh kecemasan tes. Hal ini menjadi penting bagi mahasiswa karena pada mahasiswa yang memiliki kecemasan tes yang tinggi, maka mahasiswa tersebut dapat mengalami insomnia. Penelitian ini berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Eysenck yang mengatakan bahwa ketegangan atau kecemasan yang tinggi dapat membuat konsentrasi belajar terhambat, sehingga mahasiswa tersebut dapat menderita insomnia. Pemakaian model pada penelitian ini dikarenakan konstruk kecemasan tes memiliki indikator-indikator yang tidak dapat diukur atau diamati secara langsung, maka dilakukan dengan uji model struktural. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 167 orang. Dari hasil perhitungan dengan LISREL dengan analisis Goodness of Fit (GOF), didapat hasil Chi-Square yang cukup besar 1958.91 (p=0.0). Artinya model yang menggambarkan adanya pengaruh kecemasan tes terhadap insomnia pada mahasiswa yang sedang dalam masa ujian tidak sesuai dengan data.

ABSTRACT
The research has been done to study Insomnia among college students based on effect of test anxiety model. This study becomes important to college student because there is a possibility of insomnia among college student who have test anxiety. This study based on Eysenck?s theory who mentioned that high anxiety may distract the concentration for studying, even can make insomnia for some college students. The construct of test anxiety have indicator which can?t be direct observed, therefore researcher used structural equation modeling. The participants of this research are 167 college students. The analysis with Goodness of Fit (GOF), that have Chi-Square result 1958.91 (p=0.0). This result indicates model who have describe there is influence test anxiety to insomnia at college student does not fit with the data."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mirrah Ariandini Tedja
"[ABSTRAK
Dynamic Capabilities Theory (DC) merupakan teori yang menjelaskan untuk
mendapatkan keunggulan daya saing, perusahaan tidak hanya dengan memiliki
sumber daya yang istimewa, melainkan harus disadari dengan kemampuan
perusahaan dalam mengintegrasi dan menggunakan sumber daya tersebut. Salah
satu kemampuan dalam Dynamic Capabilities Theorya dalah kemampuan
pemasaran. Penelitian ini membahas pengaruh kemampuan pemasaran yang
dilakukan pada dVisi sepeda motor PT. Suzuki IndoMobil Motor yang terdiri dari
kemampuan market sensing, kemampuan customer relationship management
(CRM), dan kemampuan brand management terhadap kinerja pengembangan
produk baru (NPD). Dengan bantuan analisis structural equation modeling (SEM)
didapatkan hasil bahwa market sensing tidak memiliki hubungan langsung yang
signifikan, sedangkan kemampuan CRM dan kemampuan brand management
memiliki hubungan langsung yang signifikan, selain itu kemampuan market
sensing juga memoderasi CRM dan brand management terhadap kinerja
pengembangan produk baru dan didapatkan hasil signifikan, dan hubungan
moderasi CRM terhadap hubungan brand management terhadap kinerja
pengembangan produk baru dan didapatkan hasil signifikan. Dengan demikian,
Suzuki diharapkan meningkatkan kemampuan pemasarannya agar dapat
meningkatkan kinerja perusahaan dalam mengembangkan produk baru demi
kelangsungan bisnis kedepannya.

ABSTRACT
Dynamic Capabilities Theory (DC) is a development of resource based view
(RBV) theory. Although having excellent human resource may help getting
significant profit and competitive advantage, a company has to understand how to
integrate and empower the resource well. One of capabilities based on Dynamic
Capabilities Theory is marketing capabilities. This research aimed to determine
marketing capabilities on motorcycle division at PT Suzuki Indomobil Motor. This
research consists of market sensing capability, customer relationship
management (CRM) capability and brand management capability on performance
of new product development. Analysis using structural equation modeling
represent that market sensing has no significant and direct relationship to the
performance of new product development, while CRM and brand management
capability has significant and direct relationship to the performance of new
product development, besides market sensing capability moderates relationship
between CRM and brand management to performance of new product
development with significant value, moderation of CRM to brand management
relationship to performance of new product development has significant value.
According to the result of study, Suzuki is expected to increase the company
performance in developing new product by increasing marketing capabilities for
future business continuity., Dynamic Capabilities Theory (DC) is a development of resource based view
(RBV) theory. Although having excellent human resource may help getting
significant profit and competitive advantage, a company has to understand how to
integrate and empower the resource well. One of capabilities based on Dynamic
Capabilities Theory is marketing capabilities. This research aimed to determine
marketing capabilities on motorcycle division at PT Suzuki Indomobil Motor. This
research consists of market sensing capability, customer relationship
management (CRM) capability and brand management capability on performance
of new product development. Analysis using structural equation modeling
represent that market sensing has no significant and direct relationship to the
performance of new product development, while CRM and brand management
capability has significant and direct relationship to the performance of new
product development, besides market sensing capability moderates relationship
between CRM and brand management to performance of new product
development with significant value, moderation of CRM to brand management
relationship to performance of new product development has significant value.
According to the result of study, Suzuki is expected to increase the company
performance in developing new product by increasing marketing capabilities for
future business continuity.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Junaedi
"Pemakaian obat herbal dimasyarakat diiringi dengan berkembangnya industri obat tradisional. Khusus untuk Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) setiap tahun pertumbuhannya semakin meningkat. IKOT turut berkontribusi sebesar 20% dari omset nasional produk herbal. Permasalahan utama yang dihadapi oleh IKOT adalah ketersediaan bahan baku dan kualitas produksi yang belum terstandar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan bahan baku untuk produk IKOT dan kontribusi dari kualitas produk IKOT terhadap pemakaian produk herbal masyarakat. Metode yang digunakan adalah survey dan wawancara kepada 4 IKOT di kota Depok dan responden yang menggunakan produk herbal sebanyak 84 orang. Berdasarkan analisa hasil penelitian diperoleh Y = 0,549 X atau pemakaian produk = 0,549 kualitas produk. Artinya apabila kualitas produk ditingkatkan satu kali maka pemakaian produk akan meningkat 1/0,549 atau sekitar dua kali. Kualitas produk berkaitan secara bermakna dengan kualitas bahan baku herbal. Kontinuitas produksi di IKOT tergantung pada bahan baku yang berasal dari bukan hasil budidaya. Kemitraan dengan petani penyedia bahan baku melalui pola penanaman sistem Good Agriculture Practice (GAP). Pembinaan petani diarahkan pada cara budidaya, pengelolaan panen dan pasca panen serta cara penyimpanan bahan baku yang sesuai dengan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Kerjasama dengan pihak perguruan tinggi dalam hal pengujian bahan baku herbal harus dilakukan oleh IKOT agar kualitas bahan terstandar.

The use of herbs remedies in industrial growth accompanied by traditional medicine. Specifically for Small traditional medicine Industry (IKOT) increasing its growth each year. IKOT contribute 20% of the national turnover of herbs products. The main problems faced by IKOT is the availability of raw materials and production quality that has not been standardized. This research aims to analyze the availability of raw materials for the product and IKOT contributions from IKOT product quality to the use of herbs products community. The method used was a survey and interviews to 4 IKOT in Depok and respondents who use herbs products as much as 84 people. Based on an analysis of the research results obtained Y = 0.549 X or product usage = 0.549 product quality. It means that, when the quality of products improved once and then use the product to rise 1/0.549 or about twice. The quality of the product concerned significantly to the quality of raw herbs. Continuity of production at IKOT depending on the raw material comes from is not the result of cultivation. Partnership with farmers providing raw materials through a system of planting pattern of Good Agriculture Practice (GAP). The construction of the farmers directed at how the cultivation, harvest and post harvest management and storage of the raw materials according to the way of making a good traditional medicine (CPOTB). Cooperation with the College in terms of raw herbs material testing must be carried out by the quality of the ingredients, standardized so that the IKOT."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T32157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora E. Gondokusumo
"Brazilin dan 6-gingerol, senyawa bioaktif dalam ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), memiliki berbagai potensi manfaat farmakologis. Kombinasi ekstrak ini telah menunjukkan sifat antitrombotik dan antihiperlipidemia, sehingga menunjukkan potensi penggunaan kombinasi ini dalam produk herbal. Analisis kuantitatif diperlukan untuk memastikan kontrol kualitas produk herbal. Namun, kuantifikasi simultan Brazilin dan 6-gingerol menggunakan metode HPLC saat ini tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi metode kuantifikasi simultan untuk Brazilin dan 6-gingerol dalam ekstrak gabungan kayu secang dan jahe menggunakan KCKT- fase terbalik. Analisis kromatografi dilakukan menggunakan kolom C18 Inertsil ODS3 fase terbalik (4,5x250mm; ukuran partikel 5μm) pada suhu kamar, dengan deteksi pada 282nm menggunakan detektor UV. Fase gerak terdiri dari asetonitril (A) dan air yang mengandung 0,1% asam asetat (B), dengan elusi gradien yang dioptimalkan sebagai berikut: 0-12 menit 15% A: 85% B; 12-16 menit 30% A: 70% B; 16-21 menit 45% A: 55% B; 21-35 menit 60% A: 40% B, dengan laju aliran 1mL/menit dengan volume injeksi 20 μL. Metode yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian sistem yang dapat diterima (resolusi puncak, faktor tailing, nomor plat teoritis, selektivitas), dan parameter yang divalidasi. Baik Brazilin dan 6-gingerol menampilkan kurva kalibrasi linier (R2 > 0,999), presisi intraday dan interday tinggi (%RSD <2%), dan akurasi (93-106%). Studi ini berhasil mengembangkan dan memvalidasi metode KCKT yang cepat dan akurat untuk mengkuantifikasi Brazilin dan 6-gingerol secara simultan dalam ekstrak gabungan kayu secang dan rimpang jahe. Metode ini dapat digunakan unuk pengendalian mutu dan dapat memfasilitasi pengembangan produk herbal yang menggunakan kombinasi senyawa bioaktif ini.

Brazilin and 6-gingerol, bioactive compounds found in sappan wood (Caesalpinia sappan L.) and ginger rhizome (Zingiber officinale Rosc.) extracts, offer various potential pharmacological benefits. The combination of these extracts has shown promising antithrombotic and antihyperlipidemic properties, suggesting the potential use of this combination in herbal products. Quantitative analysis is required to ensure the quality control of herbal products. However, the simultaneous quantification of Brazilin and 6-gingerol using an HPLC method is currently unavailable. To address this gap, this study aimed to develop and validate a simultaneous quantification method for Brazilin and 6-gingerol in combined extracts of sappan wood and ginger using RP-HPLC. Chromatographic analysis was performed using a reverse-phase C18 Inertsil ODS3 column (4.5x250mm; particle size 5μm) at room temperature, with detection at 282nm using a UV detector. The mobile phase consisted of acetonitrile (A) and water containing 0.1% acetic acid (B), with gradient elution optimized as follows: 0-12 min 15% A: 85% B; 12-16 min 30% A: 70% B; 16-21 min 45% A: 55% B; 21- 35 min 60% A: 40% B, at a flow rate of 1mL/min with an injected volume of 20 μL. The developed method demonstrated acceptable system suitability (peak resolution, tailing factor, theoretical plate number, selectivity), and validated parameters. Both Brazilin and 6-gingerol displayed linear calibration curves (R2 > 0.999), high intraday and interday precision (%RSD < 2%), and accuracy (93-106%). This study successfully developed and validated a rapid RP- HPLC method for simultaneous quantifying Brazilin and 6-gingerol in combined extracts of sappan wood and ginger rhizome. This method provides a reliable means for quality control analysis and could facilitate the development of herbal products incorporating these bioactive compounds."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Zulkifli Abdullah
"Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan pada lanjut usia (lansia) dengan prevalensi sekitar 67%. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara kecemasan, depresi, dukungan keluarga, dan kondisi lingkungan dengan kejadian insomnia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan desain studi observasional dengan rancangan cross sectional dan metode exhausive sampling. Data dianalisis dengan uji chi square, koefisien phi (f) dengan a = 0,05. Sebanyak 96 lansia penghuni panti memenuhi kriteria penelitian. Uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kecemasan (nilai p = 0,014; f = 0,251), depresi (nilai p = 0,019; f = 0,238), dukungan keluarga (nilai p = 0,000); f = 0,797), dan kondisi lingkungan panti (nilai p < 0,05; f = 0,238) dengan kejadian insomnia. Pemberian penyuluhan kepada keluarga lansia adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga lansia bahwa lansia tidak hanya sekadar diperhatikan kebutuhan fisiknya tetapi juga kebutuhan psikologisnya.

Insomnia is sleep disorder, most often found on elderly with high prevalence about 67%. The aim of this research is to prove the relation between anxiousness, depression, family support, and environmental condition with the occurence of insomnia at old ages in social institution Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa Regency. This research used an observasional study with cross sectional design, using the exhausive sampling method. Data were analysed by chi square test, phi coefficient with a = 0,05. About 96 elderly in social institution met the research criteria, chi square test indicates that there are relation between anxiousness (p value = 0,014); f = 0,251), depression (p value = 0,019); f = 0,238), family support (p value = 0,000); f = 0,797), and environmental condition of social institution (p value = 0,019); f = 0,238) with the occurence of insomnia. Providing counseling to the family of the elderly is one of the important activities to improve their knowledge to note not only elderly physical needs, but also their psychological needs."
Makasar: Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>