Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ainun Fitri
"Latar Belakang: Skizofrenia ditandai dengan gangguan signifikan dalam persepsi dan perubahan perilaku. Gejala lainnya yang muncul termasuk delusi, halusinasi, pemikiran tidak teratur, perilaku tidak terarah atau agitasi yang ekstrim. Seseorang dengan skizofrenia mengalami kesulitan terus menerus dengan fungsi kognitif, namun pengobatan skizofrenia dapat dilakukan dengan patuh minum obat, psikoedukasi, intervensi keluarga, dan rehabilitasi psikososial. Gejala paling umum oleh penderita skizofrenia adalah halusinasi (persepsi yang salah tentang objek atau peristiwa yang melibatkan panca indra seperti penglihatan, suara, penciuman, sentuhan, dan rasa). Kasus: Ny. T (25 tahun) diantar suaminya karena sejak 2 minggu gelisah, sulit tidur, sering berteriak, bicara sendiri, mondar-mandir, tidak ada gairah, dan sudah tidak bisa diajak berkomunikasi. Pasien minum densol pukul 14.00 sudah di pasang NGT untuk kumbah lambung di RS Citra Insana. Pasien putus obat sejak 17 Januari 2023. Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi. Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama sepuluh hari sejak 8 April-17 April 2023 di ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Intervensi yang diberikan sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis untuk diagnosa utama halusinasi dengan dikombinasikan terapi menggambar dan menulis sebagai alternatif untuk mendistraksi pasien dari pikiran yang terpusat pada halusinasi yang muncul pada pasien. Kesimpulan: Penerapan intervensi generalis dengan pendekatan terapi seni menggambar dan menulis terhadap pasien Ny. T dengan masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda gejala dan meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi

Background: Schizophrenia is characterized by significant disturbances in perception and changes in behavior. Other symptoms include delusions, hallucinations, disorganized thinking, disorganized behavior or extreme agitation. Someone with schizophrenia experiences continuous difficulties with cognitive function, but schizophrenia treatment can be carried out by adhering to taking medication, psychoeducation, family intervention, and psychosocial rehabilitation. The most common symptom of people with schizophrenia is hallucinations (false perceptions of objects or events involving the five senses such as sight, sound, smell, touch and taste). Case: Mrs. T (25 years) brought by her husband because since 2 weeks she has been restless, has trouble sleeping, often screams, talks to herself, paces back and forth, has no passion, and is no longer able to communicate. The patient drank densol at 14.00 and had an NGT installed for gastric lavage at Citra Insana Hospital. The patient has been off medication since January 17, 2023. Discussion: Care begins with assessment, data analysis, planning, implementation and evaluation. The entire process of nursing care was carried out for ten days from 8 April to 17 April 2023 in the Utari room of the Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. The interventions provided are in accordance with generalist nursing care standards for the main diagnosis of hallucinations with a combination of drawing and writing therapy as an alternative to distract patients from thoughts that are forced on hallucinations that appear in patients. Conclusion: The application of generalist interventions with a drawing and writing art therapy approach to Mrs. T with hallucination nursing problems can increase patient motivation to reduce signs and symptoms and improve the ability to control hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Daniyah Al Fauziyah
"Latar belakang: Skizofrenia termasuk gangguan jiwa yang berat dan dapat berdampak kepada kemampuan seseorang dalam merasakan, berpikir, bahkan berperilaku yang ditandai dengan halusinasi, delusi serta gangguan dalam pikiran, persepsi, dan perilaku. Gejala paling umum yang dialami oleh penderita skizofrenia adalah halusinasi (persepsi yang diterima panca indera tanpa adanya stimulus eksternal). Selain itu, lebih dari 60% penderita skizofrenia mengalami waham (salahnya keyakinan seseorang yang didasarkan pada kesimpulan yang salah terhadap realita eksternal). Kasus: Ny. E (22 tahun) diantar oleh ibunya ke rumah sakit karena tampak gelisah dan sering marah-marah di rumah. Selama di rumah sakit, pasien mengalami halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, waham curiga, waham kebesaran dan waham somatik. Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi. Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama 15 hari sejak tanggal 19 September – 5 Oktober 2022 di ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. E dilakukan sesuai standar asuhan keperawatan generalis untuk setiap diagnosis keperawatan yang muncul serta dikombinasikan dengan pendekatan terapi seni menggambar sebagai kegiatan alternatif untuk mendistraksi pasien dari pikiran yang terpusat pada waham dan halusinasi yang muncul pada pasien. Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dengan pendekatan terapi seni: menggambar terhadap pasien Ny. E dengan masalah keperawatan halusinasi dan waham terbukti efektif dalam mengurangi tanda dan gejala halusinasi dan waham, dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi serta mengurangi gejala positif, negatif dan patologi umum skizofrenia.

Background: Schizophrenia is considered a serious mental disorder that may impact someone's ability to feel, think, and even behave, marked by hallucination, delusion, and disturbance in thought, perception, and behavior. The most common behavior in people with schizophrenia is a hallucination (perception received by human senses without external stimulus). More than 60% of people with schizophrenia have delusions (misinterpretation of reality). Case: Ms. E (22 y.o.) was taken to her mother to the hospital due to her nervousness and anger at home. While being treated, the patient experienced auditory and visual hallucinations; and persecutory, grandiose, and somatic delusion. Discussion: nursing started with assessment, data analysis, planning, implementation, then evaluation. All nursing process was done in 15 days from September 19th to October 5th, 2022, in the Utari room of Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Intervention given to Ms. E was in accordance with general nursing for every emerging nursing diagnosis, combined with drawing therapy as an alternative activity to distract patients from the emergence of hallucination and delusion. Conclusion: The application of general nursing intervention combined with drawing therapy to Ms. E, who suffers from hallucination and delusion, is proven effective in reducing signs and symptoms of hallucination and delusion, increasing the ability to control hallucination and delusion, and reducing positive, negative, and general pathological symptoms of schizophrenia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Almalia Rahmadini
"Skizofrenia merupakan suatu kondisi gangguan jiwa yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami penyimpangan pada pikiran, persepsi, emosi, dan perilaku. Gejala paling umum yang dialami oleh penderita skizofrenia adalah halusinasi. Halusinasi adalah persepsi yang diterima panca indera tanpa adanya stimulus eksternal. Tujuan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran penerapan intervensi generalis dengan pendekatan terapi seni menggambar pada pasien dengan masalah halusinasi. Pasien bernama Ny. A berusia 64 tahun diantar oleh tetangga ke rumah sakit karena marah-marah dirumah, membakar kasur di rumah, tampak gelisah dan berbicara sendiri. Selama di rumah sakit, pasien mengalami halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi. Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama 10 hari sejak tanggal 02 April – 13 April 2024 di ruangan Saraswati Rumah Sakit Dr H. Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. A dilakukan sesuai standar asuhan keperawatan generalis untuk setiap diagnosis keperawatan yang muncul serta dikombinasikan dengan terapi seni menggambar sebagai kegiatan alternatif untuk mendistraksi pasien dari pikiran yang terpusat pada halusinasi yang muncul pada pasien. Penerapan intervensi keperawatan generalis dengan pendekatan terapi seni menggambar terhadap pasien Ny. A dengan masalah keperawatan halusinasi terbukti efektif dalam mengurangi tanda dan gejala halusinasi serta dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi.

Schizophrenia is a mental disorder that can cause sufferers to experience deviations in thoughts, perceptions, emotions and behavior. The most common symptom experienced by people with schizophrenia is hallucinations. Hallucinations are perceptions received by the five senses without any external stimulus. The aim of this scientific work is to provide an overview of the application of generalist intervention with drawing art therapy in patients with hallucinatory problems. The patient named Mrs. 64 year old A was taken by a neighbor to the hospital because he was angry at home, burned the mattress at home, seemed restless and was talking to himself. While in the hospital, the patient experienced auditory hallucinations. Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation to evaluation. The entire nursing care process was carried out for 10 days from April 2 – April 13 2024 in the Saraswati room at Dr H. Marzoeki Mahdi Hospital (RSMM) Bogor. The intervention given to Mrs. A is carried out according to generalist nursing care standards for each nursing diagnosis that arises and is combined with drawing art therapy as an alternative activity to distract the patient from thoughts focused on the hallucinations that appear in the patient. Implementation of generalist nursing intervention with a drawing art therapy approach to the patient Mrs. A with the problem of hallucination nursing has proven to be effective in reducing the signs and symptoms of hallucinations and can increase the ability to control hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Theresia M. Elsina
"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan kronis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan penarikan sosial. Gejala postif skizofrenia adalah halusinasi, sedangkan gejala negatif skizofrenia adalah defisit perawatan diri. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-post test with control group menggunakan teknik purposive sampling yang dianalisis menggunakan univarat dan bivariat. Hasil: penelitian ini menunjukkan penurunan tanda dan gejala dan peningkatan kemampuan klien halusinasi dan defisit perawatan diri, serta peningkatan kemampuan pelaku rawat dalam merawat klien dengan halusinasi dan defisit perawatan diri setelah mendapatkan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Kesimpulan: Tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga dapat menurunkan tanda dan gejala dan meningkatkan kemampuan klien halusinasi dan defisit perawatan diri, serta meningkatkan kemampuan pelaku rawat dalam merawat klien dengan halusinasi dan defisit perawatan diri Rekomendasi: Tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai upaya dalam proses pemulihan klien skizofrenia dengan halusinasi.

Introduction: Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive distortion and social withdrawal. Symptoms after schizophrenia are hallucinations, negative symptoms of schizophrenia are self-care deficits. Methods: The research design used was a quasi-experimental pre-post test with control group using purposive sampling technique which was analyzed using univariate and bivariate methods. Results: This study showed a decrease in signs and symptoms and an increase in the client's ability to hallucinate and self-care deficit, as well as an increase in the ability of caregivers to treat clients with hallucinations and self-care deficits after receiving self-care, cognitive therapy and family psychoeducation. Conclusion: Actions involving generalists, cognitive therapy and family psychoeducation can reduce signs and symptoms and improve the client's ability to hallucinate and self-care deficits, as well as improve the ability of caregivers in caring for clients with hallucinations and self-care deficits Recommendation: General treatment measures, cognitive therapy and education family is recommended as an effort in the recovery process of schizophrenic clients with hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betari Octavia P.H.
"Setiap manusia memiliki martabat dan otonomi yang diakui secara universal, termasuk orang dengan skizofrenia. Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang menghambat seseorang untuk dapat berfungsi secara sosial. Skripsi ini akan memaparkan perlakuan dalam masyarakat dan hukum bagi orang dengan skizofrenia sebagai minoritas.
Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian hukum empiris yang mencoba menggambarkan permasalahan dari diskriminasi terhadap orang dengan skizofrenia untuk mendapatkan hak kesehatan dan hak non-diskriminasi. Tindakan diskriminatif itu diakibatkan pandangan dominan bahwa orang dengan skizofrenia memiliki disabilitas psikososial, sehingga menimbulkan stigma yang membatasi kaum ini sebagai pribadi bermartabat.
Akibatnya, terdapat perubahan paradigma?entah itu instrumen hukum internasional maupun nasional?yang mencoba mengubah pandangan disabilitas dari yang disfungsional menjadi yang berpatokan pada hak asasi manusia. Akan tetapi, ketentuan hukum yang berlaku tidak dapat secara langsung menyelesaikan setiap masalah yang berkaitan dengan pengupayaan kedua hak ini. Akhirnya, tindakan dari masyarakat dan hukum sangat berpengaruh terhadap upaya pemenuhan kedua hak ini sehingga diperlukan ketentuan hukum yang memadai dan sosialisasi atau edukasi yang dapat mengimbanginya.

Every human being has dignity and autonomy that is universally acknowledged, including people with schizophrenia. Schizophrenia is a severe mental disorder that inhibits a person to function socially. This research will explain the treatment of society and law towards people with schizophrenia as a minority.
This research is an empiric legal research that seeks to describe problems of discrimination towards this minority group in an effort to obtain health and non-discrimination rights. That discriminative behavior is caused by a dominant gaze that people with schizophrenia has a psychosocial disability so that it became a stigma which limits this group as a person with dignity.
Consequently, there has been a paradigm shift?whether it is in the international or national legal instruments?which seeks to change the view of disability as dysfunctional to a view based on human rights. However, the positive law cannot directly solve every problems related to the exertion of both rights. At last, behaviors of society and law affects greatly on the fulfillment of both of these rights, so an adequate legal provision and socialization or education is needed.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S56765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmah Suri
"Latar belakang: Skizofrenia merupakan sindrom pada perilaku maupun kognitif yang berhubungan dengan gangguan perkembangan otak seseorang. Halusinasi merupakan salah satu gejala positif yang paling umum pada skizofrenia yaitu dialami oleh 60% - 80% penderita skizofrenia.
Kasus: Ny. P (33 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena merasa takut dan mendengar suara bisikan – bisikan tanpa ada wujudnya. Selain itu, menunjukkan sikap curiga, marah – marah, sulit tertidur, dan keluyuran.
Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Proses asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 4 April 2023 hingga 18 April 2023 di Ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. P sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis dan terapi modifikasi yang digunakan adalah kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam sebagai distraksi atau pengalihan pasien pada halusinasinya.
Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dan terapi modifikasi kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam pada masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

Background: Schizophrenia is a behavioral and cognitive syndrome associated with the development of a person's brain disorder. Hallucinations are one of the most common positive symptoms in schizophrenia, which is experienced by 60% - 80% of people with schizophrenia.
Case: Mrs. P (33 years) was taken by his family to the hospital because he was afraid and heard whispering voices without his form. In addition, showing a suspicious attitude, angry, difficulty falling asleep, and wandering.
Discussion: Preparation care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, to evaluation. The nursing care process was carried out from 4 to 18 April 2023 in the Utari Room of the Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. The intervention given to Mrs. P according to general care service standards and the modified therapy used is a combination of murottal listening with deep breathing relaxation techniques as a distraction for her hallucinations.
Conclusion: The application of generalist interventions and modification therapy in combination with murottal listening and breathing relaxation techniques in hallucinatory disorder problems can reduce the signs and symptoms of hallucinations, and improve the patient's ability to control hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Jalil
"Insight buruk dimiliki 80% klien skizofrenia dan efikasi dirinya rendah. Insight buruk menurunkan efikasi diri. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh Terapi Penerimaan dan Komitmen (TPK) dan Program Edukasi Pasien (PEP) terhadap insight dan efikasi diri klien skizofrenia di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Desain quasi experimental pre-post test with control group. Sampel 147 diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis data dengan Kruskall Wallis Test dan Regresi Linear Ganda. Hasil: Insight dan efikasi diri klien skizofrenia yang mendapatkan TPK-PEP meningkat secara bermakna dan lebih tinggi secara bermakna dari klien yang mendapatkan TPK. TPK-PEP meningkatkan insight sebesar 8,741 poin dan efikasi diri 11,522 poin. TPK-PEP direkomendasikan sebagai terapi keperawatan utama dalam merawat klien skizofrenia dengan insight buruk dan efikasi diri rendah.
Impaired insight and low self-efficacy are common in schizophrenic clients. Bad insight exacerbates self stigma and lowers self-efficacy. This study aimed to determine effect of ACT-PEP on insight and self-efficacy of schizophrenic clients at Prof. Dr. Soeroyo Magelang Hospital. This was a quasiexperimental research, using pre-post test with control group. A number of 147 samples were recruited using simple random sampling technique, divided into 3 groups of ACT-PEP, ACT only and control. Data were analyzed using Kruskall Wallis Test and Linear Regression. Result: insight and self-efficacy of schizophrenia clients who get ACT-PEP was significantly increased and significantly higher than the clients were getting ACT. ACT-PEP increased insight by 8.741 points and increased self-efficacy by 11.522 points. ACT-PEP is recommended as primary therapy in nursing care for clients schizophrenia with poor insight and low self-efficacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ice Yulia Wardani
"Ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan masalah yang banyak dialami oleh pasien skizofrenia. Keluarga sebagai caregiver di rumah dituntut untuk mampu mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang makna pengalaman menghadapi ketidakpatuhan anggota keluarga dengan skizofrenia dalam mengikuti regimen terapeutik: pengobatan. Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi deskriptif. Partisipan adalah caregiver pasien di rumah, yang didapatkan dengan cara purposive sampling sebanyak 12 orang yang berasal dari 9 keluarga pasien. Metode pengumpulan data adalah indepth interview, dengan tipe pertanyaan semi terstuktur. Hasil wawancara dalam bentuk transkrip dianalisa dengan menggunakan teknik Collaizi.
Hasil penelitian mengidentifikasi sepuluh tema yaitu persepsi tentang kepatuhan meliputi perilaku patuh, penyebab patuh, durasi patuh setelah pasien dirawat di rumah sakit; sedangkan persepsi ketidak patuhan meliputi perilaku tidak patuh, penyebab, dan akibatnya; dukungan keluarga didapat dari keluarga dan masyarakat dalam bentuk dukungan instrumental, emosional, informasional, dan penilaian; merawat anggota keluarga yang tidak patuh dirasakan sebagai suatu beban sehingga keluarga menggunakan mekanisme koping baik positif maupun negatif; keluarga mengharapkan mendapatkan pelayanan yang mampu menumbuhkan atau meningkatkan kepatuhan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia; penerimaan tanggung jawab dan perubahan sikap merupakan makna pengalaman keluarga dalam merawat pasien.
Temuan penelitian ini menggambarkan pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga yang tidak patuh terhadap pengobatan, meliputi dukungan yang diberikan, beban yang dirasakan, dan bagaimana keluarga mengatasi beban yang dirasakan. Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan oleh praktisi keperawatan baik di area praktik maupun area pendidikan untuk mengembangkan cara penanganan ketidakpatuhan pada pasien skizofrenia. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat memahami konsep ketidakpatuhan pada pasien skizofrenia sehingga mampu memberikan intervensi keperawatan yang tepat baik untuk pasien maupun keluarganya.

The non-compliance to the treatment is the common issue among the patients with schizophrenia. Family as the main caregiver at home was being charged to be able to solve this problem. The objective of the study was to understand deeply about the family experiences in facing the non-compliance the treatment of patient with schizophrenia. This study used the phenomenology descriptive design. The participants were the patients caregiver at home, and they were taken by using purposive sampling technique. The number of participants were 12 people taken from 9 patients family. The method used for collecting data was in-depth interview, with semi structure questions. The interviews transcript was then analyzed by using the Collaizi method.
Ten themes were identified as study result. There are perception of compliance that consist of compliance behavior, the causes of compliance, the length of compliance after hospitalization; perception of non-compliance covers non compliance behavior, the causes and the impact; social support from family and community includes instrumental, emotional, informational, and appraisal support; applying positive or negative coping mechanism in caring for family member in response to family burden; family expectation for services that able to increase compliance; the meaning of familys experience in taking care their family members are acceptable responsibility and behavioral changes.
The finding of this study described the family experience in treating the family member with non-compliance to the treatment, including the support given, the burden felt by the care giver, and the strategy used to ease the burden. The findings of this study can be used as reference by the nursing practitioners, both in clinical and educational area, to develop the strategy to solve the non-compliance of patients with schizophrenia. This study recommends the nurses to understand the concept of non-compliance in patients with schizophrenia in order to give proper nursing interventions both for patients and the family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Imelisa
"Prevalensi schizophrenia di Kersamanah adalah sebesar 2.6/1000 jiwa, dan 39,8% klien drop out berobat. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh asuhan keperawatan pada klien, keluarga dan peran PMO (terapi keperawatan) terhadap kemandirian dan kepatuhan berobat. Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dengan purposive sampling. Penelitian menggunakan instrumen kemandirian CMHN Jakarta dan MARS.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan bermakna kemandirian dan kepatuhan berobat setelah diberikan terapi keperawatan (p-value<α=0.05). Terdapat perbedaan perubahan bermakna pada kelompok intervensi dan kontrol (p-value<α=0.05). Terdapat hubungan erat antara kemandirian dengan kepatuhan berobat (p-value < α=0.05). Saran dari penelitian ini adalah dikembangkannya asuhan keperawatan pada klien, keluarga dan peran PMO di Kersamanah.

The prevalence of schizophrenia in Kersamanah is 2.6/1000 person, 39.8% client has been drop out in medication. This research aimed to found the effect of nursing process to the client, family and PMO role (as nursing therapy) to independency and medication adherence. This research used a quasy experiment design with purposive sampling. This research use the instrument of independency from the CMHN Jakarta research and the MARS instrumen for medication adherence.
The result shows that there is a significant change of independency and medication adherence after intervension of nursing therapy (p-value < α=0.05). There is a significant differences change between intervention and control group (p-value < α=0.05). There is a close relation between independency and medication adherence (p-value < α=0.05). This research suggest continue implementation of nursing process to client, family and PMO role in Kersamanah.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31229
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Bramudyas Yogaswara
"Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang sering dipahami secara keliru. Mispersepsi atas gangguan skizofrenia selanjutnya berpotensi untuk melahirkan stigma sehingga memposisikan penderitanya sebagai korban. dari ketiga penderita skizofrenia yang menjadi informan, pelajaran berharga terkait dengan stigma negatif tentang penderita gangguan jiwa dapat dipahami melalui pengalaman menjalani hidup dengan skizofrenia. Ketidaktahuan tentang penyakit skizofrenia akhirnya memunculkan stigma negatif terhadap penderitanya. Ketidaktahuan tentang penyakit skizofrenia selanjutnya mendorong sekelompok orang untuk membentuk suatu komunitas yang bergerak dalam isu kesehatan jiwa melalui Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) untuk memberikan dukungan sosial. Penderita skizofrenia mengikuti berbagai macam kegiatan KPSI yang bertujuan mendorong proses pemulihan. Dari cerita penderita skizofernia yang berhasil pulih, stigma negatif tentang gangguan jiwa skizofernia diharapkan dapat berkurang atau hilang sama sekali.

Schizophrenia is a type of mental disorder that is often misunderstood. Misperceptions on the disorder have the potential in creating stigma that will left people with schizophrenia as victims. From the three people with schizophrenia who become informants to this research, a valuable lesson about the negative stigma associated with people with mental disorder can be understood through their experiences living with schizophrenia. The lack of knowledge about schizophrenia further encourages a group of people to form a community engaged in mental health issues through Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) that give social support. People with schizophrenia follow a variety of activities aimed to support the recovery process. From the stories of people that have successfully recovered, the negative stigma towards schizophrenia is hoped to diminish and even disappear altogether.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>