Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135829 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mila Fitriana
"Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS merupakan upaya menurunkan risiko HAIs, termasuk kepatuhan hand hygiene. WHO mengeluarkan Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategysebagai salah satu strategi untuk mengatasi rendahnya kepatuhan hand hygiene Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG) memiliki regulasi hand hygiene yang mengacu pada kebijakan yang berlaku, namun kepatuhan hand hygiene tidak mencapai target selama  tiga tahun. Penelitian ini bertujuan menganalisis kepatuhan implementasi regulasi hand hygiene  di RSPG berdasarkan WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy, menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif analitik dengan metode studi kasus. Analisis kepatuhan implementasi regulasi hand hygiene dilakukan dengan mengembangkan teori George Edward III yang dikolaborasikan dengan teori kepatuhan Weaver dan WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy. Penilaian WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy dilakukan dengan skoring Hand Hygiene Self-Assessment Framework (HHSAF). Hasil penelitian menunjukkan persentase skor HHSAF terendah pada variabel struktur birokrasi, namun variabel yang paling berperan adalah variabel sumber daya, yaitu sumber daya manusia, terkait isu keaktifan dan perilaku. Isu keaktifan dan perilaku diperoleh dari wawancara mendalam pengembangan dari pertanyaan terstruktur pada HHSAF. Hand hygiene level RSPG berada pada level intermediate. Peneliti merekomendasikan enforcement perilaku dengan appreciative inquiry disamping reward and punishment sebagai upaya meningkatkan kepatuhan implementasi regulasi hand hygiene di RSPG.

The Hospital Infection Prevention and Control Program is an effort to reduce the risk of HAIs, including hand hygiene compliance. WHO issued the Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy as one of the strategies to overcome low hand hygiene compliance. Dr. M. Goenawan Partowidigdo Pulmonary Hospital (RSPG) has hand hygiene regulations that refer to applicable policies, but hand hygiene compliance has not reached the target for three years. This study aims to analyze compliance with the implementation of hand hygiene regulations in RSPG based on the WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy, using an analytical descriptive qualitative approach with a case study method. The researcher analyzed the compliance of hand hygiene regulation implementation by developing George Edward III's theory collaborated with WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy. The WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy assessment was conducted by scoring the Hand Hygiene Self-Assessment Framework (HHSAF). The results showed the lowest percentage of HHSAF scores on the bureaucratic structure variable, but the most instrumental variable was the resource variable, namely human resources, related to activeness and behavioral issues. The issues of activeness and behavior were obtained from in-depth interviews developed from structured questions on the HHSAF. Hand hygiene level of RSPG is at intermediate level. Researchers recommend behavioral enforcement with appreciative inquiry in addition to reward and punishment as an effort to improve compliance with the implementation of hand hygiene regulations in RSPG."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sukma Prihartini
"Salah satu ancaman terhadap keselamatan pasien di rumah sakit adalah risiko penularan infeksi akibat perawatan kesehatan atau infeksi nosokomial. Hand hygiene dianggap sebagai cara yang paling efektif dalam mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial. Namun, tingkat kepatuhan hand hygiene yang dimiliki perawat belum mencapai kesempurnaan mutu dan keselamatan pasien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan hand hygiene pada perawat. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai tingkat kepatuhan hand hygiene yang ditemukan dalam artikel yang ditinjau. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan narrative review, yang menggunakan data sekunder dari database online yaitu PubMed dan Google Scholar. Hasil penelitian, ditemukan 12 studi terinklusi terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan hand hygiene pada perawat dan penilaian tingkat kepatuhan hand hygiene. Dari 12 studi terinklusi, 6 studi diantaranya mengidentifikasi tingkat kepatuhan yang berkisar diantara 18,7% hingga 51% dinilai sebagai kepatuhan yang rendah, dan 60% hingga 82% dinilai sebagai kepatuhan yang baik. Penilaian kepatuhan hand hygiene yang baik terjadi pada momen setelah terpapar cairan tubuh pasien dan setelah berkontak langsung dengan pasien. Secara keseluruhan, hasil studi mengidentifikasi adanya faktor pengetahuan, sikap, fasilitas, pelatihan, role model, dan pengawasan yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan hand hygiene pada perawat. Beberapa hal yang dapat diusulkan dari penelitian ini dalam meningkatkan kepatuhan hand hygiene berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain diperlukan adanya dukungan dan komitmen yang tinggi dari manajer rumah sakit serta peningkatan pada program pelatihan.

One of threat to patient safety in hospital is the risk of transmission of infections due to health care or nosocomial infection. Hand hygiene is considered as the most effective way to prevent and control nosocomial infection. However, the level of compliance with nurse’s hand hygiene has not yet reached the perfection of quality and patient safety. Therefore, this study aims to describe the factors that influence the compliance with hand hygiene in nurses. In addition, this study also discusses the level of compliance with hand hygiene in the reviewed article. This research was conducted with a narrative review approach, which uses secondary data from an online database; PubMed and Google Scholar. The results showed that 12 included studies were related to factors that influence compliance with hand hygiene in nurses, and assesment of the level of compliance with hand hygiene. From 12 included studies, 6 of them identified compliance levels ranging, from 18,7% to 51% rated as low compliance and 60% to 82% rated as good compliance. Assessment of good hand hygiene compliance occurs at the moment after risk of exposure to body fluids and after contact with patients. Overall, the results of the study identified factors of knowledge, attitudes, facilities, training, role models and supervision that affect the level of compliance with hand hygiene in nurses. Several things, that can be proposed from this research in improving the compliance of nurses with hand hygiene based on the factors is, there is a need for high support and commitment from hospital managers and an increase in training programs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawati
"ABSTRAK
Infeksi nosokomial merupakan salah satu masalah di seluruh dunia karena dapat meningkatkan kematian. Tangan petugas kesehatan merupakan salah satu sumber penularan terbesar dari pasien ke pasien lainnya. Hand hygiene adalah salah satu tindakan yang sederhana dan efektif untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Hand hygiene dapat menurunkan infeksi nosokomial jika dilakukan dengan taat dan sesuai dengan rekomendasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketaatan petugas kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di ruangan perinatologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Rancangan yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 84 orang petugas kesehatan (18 orang dokter dan 66 orang perawat) dengan kriteria dokter atau perawat yang memberikan perawatan langsung pada pasien. Pengukuran dilakukan dengan melakukan observasi praktik hand hygiene dengan 10 kesempatan untuk setiap orang dan kuesioner yang didukung oleh wawancara. Terdapat hubungan antara ketaatan dengan pengetahuan (p = 0,000; α ≤ 0,05), dan terdapat hubungan antara ketaatan dengan ketersediaan tenaga kerja di ruangan (p = 0,079; α ≤ 0,05). Implikasi keperawatan yang di rekomendasikan Bahwa perlu ditingkatkan pengawasan dan motivasi petugas kesehatan untuk melakukan hand hygiene sesuai dengan rekomendasi. Implikasi penelitian diharapkan adanya penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar, melibatkan orang lain sebagai peneliti dan menggunakan video.

ABSTRACT
Nosocomial infection is one of the problem in the world which could increase of mortality rate. Health care workers hand are one source of disease transmittion from patient to another patient. Hand hygiene is the simplest, most effective measure for preventing nosocomial infections. Hand hygiene could reduce nosocomial infections if the health care workers adherence is high and appropriate with recommendation. This research is aimed to explore the health care workers adherence and factors that influence the adherence at the perinatology ward RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo in Jakarta. The design of this study was descriptive correlation with cross sectional approach. The sampel of this study were 84 health care workers (18 doctors and 66 nurses) who direct care to the patient. Hand hygiene adherence was measured by direct observation done by the researcher. This research found that there are a relationship between adherence and personal knowledge (p = 0,000; α ≤ 0,05), and there were relationship between adherence and avaibility of staffing in the ward (p = 0,079; α ≤ 0,05). The recommendation for nursing implication are improving controlling and motivation of health care workers to do hand hygiene with appropriate recommendation. For future research the usage of video as an observation tool is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fandizal
"Infeksi terkait pelayanan kesehatan masih tinggi yaitu 6 mdash;16 pada 10 rumah sakit di Indonesia. Ketidakpatuhan perawat dalam melakukan kebersihan tangan masih rendah yaitu 22 mdash;60 dapat disebabkan oleh pengendalian kepala ruangan dan jenjang karir perawat. Kepatuhan kebersihan tangan oleh perawat masih belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 95 .Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi determinan kepatuhan perawat dalam melakukan kebersihan tangan pada pemberian asuhan keperawatan. Desain penelitian ini deskriptif analitikcross sectional. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data sekunder dari penelitian induk, yaitu peningkatan keselamatan pasien dalam pemberian asuhan keperawatan di Indonesia. Jumlah sampel 143 perawat sebagai responden penelitian. Data dianalisis menggunakan chi square, Spearman rho, dan regresi logistik.
Hasil analisis bivariat diperoleh variabel yang berhubungan dengan kepatuhan kebersihan tangan yaitu dukungan dan pengendalian oleh kepala ruangan serta shif dan jenjang karir perawat p 0,018, 0,001, 0,001, dan 0,012: ? 0,05 . Hasil analisis multivariat diperoleh variabel yang paling berpengaruh yaitu pengendalian oleh kepala ruangan dan jenjang karir perawat. Pengembangan metode pengendalian yang sesuai dengan budaya organisasi dan penerapan jenjang karir perawat yang berkelanjutan dapat meningkatkan kepatuhan kebersihan tangan, disamping faktor lainnya.

Health related infections are still high at 6 16 in 10 hospitals in Indonesia. Non compliance nurses in hand hygiene is still low 22 60 can be caused by the control of the head of the room and nurse career path. Compliance of hand hygiene by nurses still has not reached the set target that is 95 . The purpose of this study was to identify the determinant of nurse compliance in performing hand hygiene on nursing care. This research design is descriptive analytic cross sectional. The study was conducted by taking secondary data from the parent research, by title improving patient safety in providing nursing care in Indonesia. The sample size was 143 nurses as respondents. Data were analyzed using chi square, Spearman rho, and logistic regression.
The result of bivariate analysis showed that the variables related to hand hygiene compliance were support and control by the head of the room, shift of nurse, and nursing career path p 0.018, 0.001, 0.001, and 0.012 0.05 . Multivariate analysis results obtained the most influential variables are control by the head of the room and career path nurse. Development of control methods that are appropriate to the organizational culture and ongoing nursing career pathway can improve hand hygiene compliance, in addition to other factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Habibah Sari Melati
"Kebersihan tangan adalah salah satu hal yang penting dalam pengendalian infeksi di rumah sakit. Perawat sebagai lini terdepan layanan kesehatan, memiliki beban kerja yang fluktuatif, juga dituntut memiliki kepatuhan cuci tangan. Rumah Sakit. telah terakreditasi JCI Joint Commission International, dimana keselamatan pasien merupakan fokus utamanya, dan cuci tangan memiliki peranan yang sangat besar. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor beban kerja dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepatuhan cuci tangan perawat di Rumah Sakit S. Desain penelitiannya adalah potong lintang, dengan 55 sampel pada perawat yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat, Unit Perawatan Intensif dan Unit Hemodialisis. Data diambil dengan cara observasi dan kuisioner, yaitu menggunakan lembar observasi kepatuhan cuci tangan; lembar observasi perilaku. langkah cuci tangan; lembar observasi beban kerja; kuisioner karakteristik demografi; kuisioner pengetahuan; dan kuisioner persepsi. Data dianalisis dengan uji pearson untuk melihat hubungan kepatuhan cuci tangan dengan beban kerja; dan uji. tidak berpasangan untuk melihat hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan variabel perilaku, pengetahuan, persepsi, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja. Selanjutnya dilakukan uji regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan cuci tangan dengan beban kerja; dengan pengetahuan; dengan persepsi cuci tangan; dengan usia; dengan pendidikan; dan dengan masa kerja. >0,05. Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan cuci tangan adalah perilaku. = 0,00 dan jenis kelamin. = 0,02. Faktor dominan yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan cuci tangan adalah perilaku. = 0,00 dan masa kerja. = 0,02. Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan: beban kerja, karakteristik demografi usia, pendidikan dan masa kerja. pengetahuan, dan persepsi. Namun ditemukan hubungan antara kepatuhan cuci tangan dengan perilaku cuci tangan dan dengan jenis kelamin. Faktor yang paling dominan terhadap kepatuhan cuci tangan adalah perilaku cuci tangan dan masa kerja. Safety meeting/ safety talk dapat dilakukan secara berkala untuk mengatasi kendala dalam kepatuhan cuci tangan perawat.

Hand hygiene is one of the important things in hospital infection control. Nurses who act as the leading line of health services and have. fluctuating workload, are also required to have hygienic hands.. Hospital has been accredited JCI Joint Commission International. where patient safety is the main focus, and where having hygienic hands has. very big role. The purpose of this research is to know the workload factor and other factors related to the hand hygiene compliance of nurses at. Hospital. The research design is cross sectional, with 55 samples on nurses who work in Emergency Department, Intensive Care Unit and Hemodialysis Unit. Data were taken by observation and questionnaire, ie using hand hygiene compliance observation sheet. step hand hygiene behavior observation sheet workload observation sheet questionnaire of demographic characteristics hand hygiene knowledge questionnaire and perception questionnaires. Data were analyzed by pearson test to see the hand hygiene compliance relationship with workload and independent. Test to see the relationship between hand hygiene compliance with behavioral, knowledge, perception, age, gender, education, and working period. Furthermore, multiple linear regression test is also used.
Based on the analysis result, there is no significant relationship between hand hygiene compliance with workload with knowledge with perception with age with education and with working period. 0.05. The variables significantly associated with hand hygiene compliance were behavior. 0.00 and gender. 0.02. The most dominant factors affecting hand hygiene compliance were behavior. 0,00 and working period. 0,02. In this study, there was no relationship between hand hygiene compliance with workload demographic characteristics age, education and working period knowledge and perception. However, there was. relationship between hand hygiene compliance with hand hygiene behavior and gender. The most dominant factors for hand hygiene compliance are hand hygiene behavior and working period. Safety meeting safety talk can be done regularly to overcome obstacles in the hand hygiene compliance of nurse.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Nurfitria
"HAI (Hospital-Acquired Infections) merupakan permasalahan yang serius bagi aspek keselamatan pasien dalam praktik pelayanan kesehatan. Salah satu cara yang paling efektif dalam mengurangi HAI adalah dengan menerapkan kebersihan tangan (hand hygiene). Sayangnya, praktik kebersihan tangan oleh tenaga kesehatan masih kurang optimal, termasuk praktik yang dilakukan oleh bidan. RSIA Gizar Kabupaten Bekasi merupakan rumah sakit dengan pelayanan unggulan berupa pelayanan kebidanan dan kandungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran terkait kepatuhan kebersihan tangan bidan di Poli Kandungan RSIA Gizar Kabupaten Bekasi berdasarkan ketiga faktor yang menumbuhkan perilaku yaitu faktor kemampuan (capability), peluang (opportunity), dan motivasi (motivation) dari Teori Perubahan Perilaku COM-B. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam serta observasi dan telaah dokumen sebagai bentuk triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan kebersihan tangan bidan masih kurang baik. Kepatuhan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengetahuan, praktik, sarana dan prasarana, kebijakan, budaya, dorongan internal, serta evaluasi.

HAI (Hospital-Acquired Infections) pose a serious issue for patient safety in healthcare practices. One of the most effective ways to reduce HAIs is by implementing hand hygiene. Unfortunately, hand hygiene practices among healthcare workers remain suboptimal, including those performed by midwives. RSIA Gizar in Bekasi Regency is a hospital with a specialty in obstetric and gynecological services. This study aims to provide an overview of midwives' hand hygiene adherence at the Obstetrics Unit of RSIA Gizar Bekasi Regency based on the three factors that foster behavior: capability, opportunity, and motivation from the COM-B Model for Behavior Change Theory. This research employs a qualitative method with in-depth interviews, observations, and document reviews as a form of triangulation. The study results indicate that midwives' hand hygiene adherence is still inadequate. This adherence is influenced by various factors such as knowledge, practice, facilities and infrastructure, policies, culture, internal motivation, and evaluation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarah Fauzia
"Health Care-Associated Infections (HCAI) menjadi masalah kesehatan yang sangat diperhatikan baik di negara berkembang dan negara maju. Infeksi-infeksi ini berkontribusi terhadap peningkatan mordibitas, mortalitas dan biaya perawatan kesehatan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kebersihan tangan merupakan garda terdepan dalam pencegahan HCAI. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku kebersihan tangan pada pengunjung rumah sakit. Desain penelitian ini berupa deskriptif dengan pendekatan Cross-sectional dengan 107 responden yang akan diambil tidak secara acak dengan menggunakan metode Quota sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen yang dirumuskan peneliti dan form observasi kepatuhan kebersihan tangan dari WHO (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah pengunjung rumah sakit memiliki pengetahuan rendah (48%) dan perilaku buruk (47%) tentang kebersihan tangan. Pemberian informasi terkait kebersihan tangan kepada pengunjung rumah sakit perlu ditingkatkan untuk memperluas pengetahuan dan perilaku kebersihan tangan pengunjung rumah sakit.

Health Care-Associated Infections (HCAI) has becoming a health problem that considerable concerned in both developing countries and developed countries. These infections contributes in the increment of morbidity, mortality and health care costs. Several research had concluded that hand hygiene is the frontline in the prevention of HCAI. This study was conducted to reveal the hand hygiene knowledge and behavior among hospital visitors. This study used Cross-sectional with 107 participants using Quota sampling. The researcher is using questionnaire which is formulated by herself and hand hygiene compliance observation form from WHO (2009). Result showed that nearly half of visitors have a low hand hygiene knowledge (48%) and bad hand hygiene behavior (47%). The provision of hand hygiene information to the hospitals visitor needs to be improved to increase the hand hygiene knowledge and behavior of hospital visitors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Jasmine
"ABSTRAK
Hand hygiene merupakan salah satu bentuk pencegahan dan pengendalian infeksi yang dianggap efektif untuk melindungi pasien dan tenaga kesehatan dari penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan (HAIs). Tenaga perawat sebagai tenaga kesehatan yang sering kontak langsung dengan pasien tentu memiliki peluang hand hygiene lebih banyak dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Namun, tingkat kepatuhan hand hygiene tenaga perawat di rumah sakit masih cenderung rendah. Banyak studi telah membahas strategi intervensi untuk meningkatkan kepatuhan hand hygiene pada perawat, tetapi studi dan bukti yang dilakukan di Asia Tenggara masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk merangkum bukti dan informasi efektivitas strategi intervensi terhadap kepatuhan hand hygiene perawat di rumah sakit berdasarkan studi dari negara-negara di Asia Tenggara. Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan literatur yang menggunakan data sekunder dari basis data PubMed, Cochrane, CINAHL, dan Google Scholar. Studi yang didapatkan untuk penelitian ini sejumlah 4 studi dari tiga negara berbeda, yakni Indonesia (n=2), Thailand (n=1), dan Vietnam (n=1). Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan hand hygiene perawat di rumah sakit pada fase awal atau pra-intervensi masih rendah (< 50%), dengan faktor utama yang dilaporkan mempengaruhi ketidakpatuhan hand hygiene pada perawat yaitu kekeringan dan iritasi tangan setelah melakukan hand hygiene. Program edukasi menjadi bagian dari seluruh strategi intevensi pada setiap studi, menandakan program dapat diterapkan pada negara-negara di Asia Tenggara. Namun, strategi intervensi multifaceted improvement program menunjukkan dampak yang paling signifikan pada peningkatan kepatuhan hand hygiene perawat di rumah sakit (27% praintervensi dan 77% pasca-intervensi). Strategi intervensi multimodal tercatat paling efektif meningkatkan kepatuhan hand hygiene dan mampu memberikan dampak yang berkelanjutan, jika ditunjang dengan pemantauan dan intervensi berkala.

ABSTRACT
Hand hygiene is a form of infection prevention and control that is considered effective in protecting patients and health care workers from transmission of health care-associated infections (HAIs). Nurses as health care workers who are often in direct contact with patients certainly have more hand hygiene opportunities than others. However, nurses hand hygiene compliance rates in hospitals tends to be low. Many studies have discussed intervention strategies to improve hand hygiene compliance among nurses, but studies and evidence carried out in Southeast Asian remain limited. This study aims to summarize the evidence and information on the effectiveness of interventions strategies towards hand hygiene compliance of nurses in hospitals based on studies from countries in Southeast Asia. The research was conducted using literature review method that used secondary data from the PubMed, Cochrane, CINAHL, and Google Scholar databases. The studies obtained for this study were 4 studies from three different countries, including Indonesia (n=2), Thailand (n=1) and Vietnam (n=1). The results showed that the nurses hand hygiene compliance rates in hospitals at baseline or pre-intervention phase was low (< 50%), with the main factors reported to affect nurses non-compliance with hand hygiene were dryness and hand irritation after performing hand hygiene. The education program is part of the entire intervention strategy in each study, indicating the program can be applied to countries in Southeast Asia. However, the multifaceted improvement program showed the most significant impact on increasing hand hygiene compliance among nurses in hospital (27% pre-intervention and 77% post-intervention). The multimodal intervention strategy noted to be the most effective in increasing hand hygiene compliance and was able to have sustainable impact, if supported by periodic monitoring and intervention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anitha
"[Kebersihan tangan merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penularan agen patogen saat memberikan pelayanan kesehatan, namun tingkat kepatuhan kebersihan tangan perawat masih rendah. WHO meluncurkan strategi multimodal dengan salah satu strateginya adalah strategi pengingat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh poster sebagai media pengingat terhadap kepatuhan kebersihan tangan perawat pelaksana di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. Desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode pre eksperimen menggunakan desain perlakuan ulang (one group pre and post test design). Sampel 34 perawat diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon, uji Spearman, dan t test Independent. Hasil penelitian ditemukan ada perbedaan yang bermakna terhadap kepatuhan kebersihan tangan perawat pelaksana di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso sebelum dan setelah
dilakukan intervensi (p<0,001). Disarankan pihak manajemen RS dan petugas Infection Prevention Control Nurse (IPCN) mempertahankan dan meningkatkan penggunaan media poster untuk mengingatkan perawat melakukan kebersihan tangan sehingga dapat mencegah peningkatan HAIs;Hand hygiene is the most effective measure to prevent pathogen transmission during health-care delivery, but compliance of nurses in performing hand hygiene is usually
low. WHO developed a multimodal strategies for increasing a compliance in hand hygiene and one of the strategies are reminders strategies. This study aims to identify the influence of posters as reminders to nurses hand hygiene performance compliance at Hospital Infection Disease Prof Dr Sulianti Saroso. Quantitative research design with pre experiments method using one group pre and post test
design. Sample are 34 nurses and purposive sampling technique was used. Wilcoxon test, independent t test, and Spearman test was used for data analys. Result of the study found there is a significant differences compliance of hand hygiene of nurses at Hospital Infection Disease Prof Dr Sulianti Saroso before and after the intervention
(p<0,001) it suggested to the hospital management and Infection Prevention Control Nurse (IPCN) officer to maintain and increase of posters uses to remind nurses in performing hand hygiene that coul prevent the increasing of HAIs, Hand hygiene is the most effective measure to prevent pathogen transmission during
health-care delivery, but compliance of nurses in performing hand hygiene is usually
low. WHO developed a multimodal strategies for increasing a compliance in hand
hygiene and one of the strategies are reminders strategies. This study aims to identify
the influence of posters as reminders to nurses hand hygiene performance
compliance at Hospital Infection Disease Prof Dr Sulianti Saroso. Quantitative
research design with pre experiments method using one group pre and post test
design. Sample are 34 nurses and purposive sampling technique was used. Wilcoxon
test, independent t test, and Spearman test was used for data analys. Result of the
study found there is a significant differences compliance of hand hygiene of nurses at
Hospital Infection Disease Prof Dr Sulianti Saroso before and after the intervention
(p<0,001) it suggested to the hospital management and Infection Prevention Control
Nurse (IPCN) officer to maintain and increase of posters uses to remind nurses in
performing hand hygiene that coul prevent the increasing of HAIs]
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Maryanti
"Latar belakang. Transmisi mikroorganisme dari tangan tenaga kesehatan merupakan sumber utama infeksi silang di rumah sakit dan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tangan.
Tujuan. Memperoleh gambaran proporsi kepatuhan pelaksanaan kebersihan tangan (KT) pada tenaga kesehatan yang bekerja di PICU RSCM.
Metode. Studi observasional di PICU RSCM. Tenaga kesehatan yang diamati terdiri dari dokter, perawat, dan nakes lain (pekarya, petugas kebersihan, dietitian, pramusaji).
Hasil. Peluang yang diamati sebanyak 3226, secara umum kepatuhan terhadap kebersihan tangan adalah 51,7% dengan 57,4% diantaranya dilakukan dengan cara yang benar. Pada analisis multivariat ketidakpatuhan dokter meningkat pada tingkat risiko kontaminasi tinggi (aOR 1,48; IK 95% 1,01-2,18; P= 0,047) dan rendah (aOR 5,61; IK 95% 3,69-8,50; P=0,000). Penggunaan sarung tangan mempengaruhi dokter untuk tidak patuh terhadap rekomendasi KT (aOR 3,08; IK 95% 1,55-6,15; P= 0,001). Ketidakpatuhan perawat meningkat pada risiko kontaminasi tinggi (aOR 2,62; IK 95% 2,09-3,27) P= 0,000) dan rendah (aOR 3,74; IK 95% 2,98-4,69); P= 0,000). Indeks aktivitas rendah meningkatkan ketidakpatuhan perawat (OR 1,30; IK 95% 1,05-1,61; P= 0,015). Ketidakpatuhan perawat meningkat pada hari kerja (aOR 1,4; IK 95% 1,16-1,70; P= 0,001), shift pagi (aOR 1,75; IK 95% 1,42-2,17;P=0,000), dan penggunaan sarung tangan (aOR 2,81; IK 95% 2,05-3,87; P=0,000). Ketidakpatuhan nakes lain meningkat pada hari kerja (aOR 3,11; IK 95% 1,17-5,67; P= 0,000), shift malam (aOR 2,15; IK 95% 1,003-4,61; P= 0,049), dan penggunaan sarung tangan (aOR 8,83; 95% IK 2,91-26,80; P= 0,000).
Kesimpulan. Kepatuhan terhadap rekomendasi kebersihan tangan belum optimal. Data yang didapatkan dari pengamatan tidak dapat menyimpulkan adanya hubungan sebab akibat antara ketidakpatuhan tenaga kesehatan dengan faktor yang mempengaruhinya. Namun demikian, teridentifikasinya masalah yang ada dapat memberikan kemudahkan bagi institusi rumah sakit untuk mengambil langkah intervensi yang diperlukan.

Background. Transmission of microorganism from the hands of healthcare workers is the main source of cross infection in hospitals and can be prevented by hand hygiene (HH).
Objective. To determine the compliance with HH guidelines among healthcare workers in PICU CMH.
Methods. An observasional study in PICU CMH. All doctors, nurses and paramedical staff in the PICU were included.
Results. In 3226 observed opportunities for HH, overall compliance was 51.7% where 57.4% of it was perform properly. In multivariate analysis, doctors noncompliance was higher during prosedures that carry a high risk (aOR 1.48; 95% CI 1.01 to 2.18; P= 0.047), and low risk for contamination (aOR 5.61; 95% CI 3.69 to 8.50; P= 0.000). Hand hygiene compliance was significantly worse following gloves use (aOR 3.08; 95% CI 1.55 to 6.15; P= 0.001). Nurses noncompliance was higher during prosedures that carry a high risk (aOR 2.62; 95% CI 2.09 to 3.27) P= 0.000), low risk for contamination (aOR 3.74; 95% CI 2.98 to 4.69); P= 0.000), and when intensity of patient care was low (OR 1.30; 95% CI 1.05 to 1.61; P= 0.015). Nurses noncompliance was also higher on weekdays (aOR 1.4; 95% CI 1.16 to 1.70; P= 0.001), morning shift (aOR 1.75; 95% CI 1.42 to 2.17;P=0.000), and when they use gloves for patient care (aOR 2.81; 95% CI 2.05 to 3.87; P= 0.000). Paramedical staff noncompliance was higher on weekdays (aOR 3.11; 95% CI 1.17 to 5.67; P= 0.000), night shift (aOR 2.15; 95% CI 1.003 to 4.61; P= 0.049), and when using a gloves (aOR 8.83; 95% CI 2.91 to 26.80; P= 0.000).
Conclusions. Hand hygiene compliance was not optimal. Observational data cannot prove causality between healthcare workers compliance and the factors that associated with that. Knowing more specifically where an intervention is needed can allow institutions to target resources to their own particular problems.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>