Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naura Aziza Zabidi
"Teori strength of weak ties merupakan teori yang mengatakan bahwa ikatan lemah (weak ties) pada jaringan sosial dapat lebih menguntungkan dibanding hubungan dengan ikatan kuat pada kondisi tertentu yang mana sering digunakan untuk mencari peluang pekerjaan (Granovetter, 1973). Perkembangan teknologi komunikasi menciptakan cara baru dalam memanfaatkan ikatan lemah pada jaringan sosial. Dalam beberapa tahun ke belakang, teori ini digunakan untuk melihat fenomena berjejaring di situs jejaring sosial. Makalah ini bertujuan mengidentifikasi perkembangan pemanfaatan teori strength of weak ties pada konteks pencarian pekerjaan melalui situs jejaring sosial Linkedin. Penelitian dilakukan dengan kajian literatur dari 4 artikel penelitian dalam jangka publikasi 2003-2023 yang membahas Linkedin sebagai medium pencarian pekerjaan dengan pandangan kekuatan ikatan lemah. Hasil kajian menunjukkan bahwa Linkedin memudahkan penggunanya untuk memelihara dan memanfaatkan hubungan ikatan lemah dalam perluasan jaringan saat mencari pekerjaan. Hal ini secara konsisten ditemukan pada semua penelitian yang ditinjau. Terdapat keterbatasan penelitian terkait dengan perbedaan metode penelitian yang digunakan pada penelitian terkait berbeda-beda. Keterbatasan ini membuat signifikansi dari kajian bersifat umum.

Strength of weak ties theory stated that weak ties in social networks can be more beneficial than relationships with strong bonds under certain conditions which are often used to find job opportunities (Granovetter, 1973). Developments in communications technology create new ways of exploiting weak bonds in social networks. In the past few years, this theory has been used to look at networking phenomena on social networking sites. This paper aims to identify the development of the use of the theory of strength of weak ties in the context of job search through social networking site LinkedIn. Data was gathered by literature review from 4 research articles within 2003-2023 publication which discusses LinkedIn as a job search medium with weak ties viewpoint. Result shows that LinkedIn helps user to maintain and utilize weak ties in network expansion in job search. The result is consistently found in all studies reviewed. There are research limitations related to different research methods used. This limitation makes this paper have general significance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti Wardyaningrum
"The study of network communication has significant implication for disaster mitigation research. Network communication providing map for information dissemination regarding disaster mitigation, quantifying the relations between people, the vulnerable people need evacuation could be identified, and the intervention to the group in network communication could help people to promote the behaviour changing in disaster mitigation. The concept strength of weak ties as one of the sub concept of network communication by Granovetter use for these research. His research find that pople use their weak ties than their strong ties to have new information for getting new job. Contrary, for finding information in disasaster mitigation the use of strong ties is more dominant than the use of strong ties. This research has some significant finding. First, there are diferences in structure of tweleve network communication in some elements of centralization, betwenes, diameter and size. Second, the network decentralized to the people in social structure, common local people and people from outside vilages. Third, local people prefer using their strong ties rather than using their weak ties in seeking disaster mitigation information. Fourth, there is no significant diferences between people using the information (old information and new information regarding the mitigation disaster) and their relation (strong ties or weak ties). Fitfth, Javanese culture affect the serve of strong ties. Those are patrilineal culture, collectives culture and the traditional perception regarding Merapi volcanoe that still remain in some local people.

Kajian jaringan komunikasi merupakan disiplin ilmu yang memiliki kontribusi penting dalam penanganan bencana. Penyebaran informasi lebih cepat dilakukan pada jaringan yang padat, orang yang terisolasi dari jaringan cenderung tidak selamat ketika terjadi bencana, serta intervensi pada kelompok dapat dilakukan dengan menempatkan aktor-aktor pada jaringan untuk mempromosikan perubahan perilaku. Jaringan juga memainkan peranan dalam adaptasi berbasis komunitas pada peristiwa bencana. Konsep kekuatan ikatan lemah (strength of weak ties) menekankan bahwa orang memperoleh informasi tentang pekerjaan baru dari ikatan lemah (weak ties). Sebaliknya, mereka yang memiliki sedikit ikatan lemah (weak ties) akan tercabut dari akses informasi dan cenderung terikat hanya pada informasi dari berita-berita di sekitar wilayahnya atau dari teman-teman dekatnya saja dan menghilangkan berbagai kesempatan dalam mengakses ide-ide baru serta peluang di pasar tenaga kerja. Dari penelitian diperoleh beberapa temuan penting. Pertama, terdapat perbedaan struktur pada dua belas jaringan komunikasi dalam mitigasi bencana untuk elemen sentralitas, antara, diameter, kepadatan, dan ukuran jaringan. Kedua, sentralitas jaringan tersebar ke orang-orang yang merupakan orang-orang di struktur sosial, warga dusun biasa dan orang-orang yang berasal dari luar dusum. Ketiga, warga dusun lebih mengandalkan relasi dengan ikatan kuat (strong ties) dibandingkan dengan ikatan lemah (weak ties) dalam memperoleh informasi tentang bencana. Keempat, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis informasi yang digunakan warga dusun (informasi lama atau informasi baru) dengan jenis relasi warga (strong ties atau weak ties) Kelima, ikatan kuat (strong ties) yang terbentuk karena lingkup budaya Jawa yang menganut patrilineal, kolektivis dan masih adanya sebagian masyarakat yang memiliki kepercayaan tradisional tentang Merapi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2185
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Nuring Saptadi Suryo
"LinkedIn adalah salah satu alat rekrutmen elektronik paling populer untuk pelamar kerja. Meskipun beberapa studi mengeksplorasi keefektifan dan efisiensi LinkedIn, sedikit eksplorasi telah dilakukan untuk menemukan penyebab yang mendasari niat pencari kerja untuk menggunakan LinkedIn. Penelitian ini mempertimbangkan implikasi Electronic Word of Mouth terhadap behavioural intention pencari kerja untuk menggunakan LinkedIn, dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai frameworknya. Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) diterapkan untuk menganalisis 431 sampel Pencari Kerja ASEAN melalui SmartPLS 3. Temuan menunjukkan bahwa Electronic Word of Mouth secara positif memengaruhi persepsi kemudahan penggunaan, Persepsi Kegunaan, dan Sikap pencari kerja, yang berdampak positif terhadap niat perilaku pencari kerja untuk menggunakan LinkedIn. Peran mediasi Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Attitude juga diperiksa dan menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut secara parsial memediasi hubungan antara Electronic Word of Mouth dan Behavioural Intention. Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu akademisi untuk menemukan pentingnya Electronic Word of Mouth dalam penerimaan teknologi baru. Secara praktis, manajer dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan Electronic Word of Mouth positif dari profil LinkedIn perusahaan mereka untuk menarik lebih banyak talenta yang layak ke perusahaan. Sepengetahuan penulis, penelitian ini adalah salah satu penyelidikan pertama tentang bagaimana variabel eksternal mempengaruhi Model TAM dalam perekrutan elektronik yang menggunakan sampel regional, bukan sampel berdasarkan negara

LinkedIn is one of the most popular e-recruitment tools for job applicants. Although some studies explored the effectiveness and efficiencies of LinkedIn, little exploration has been conducted to discover the underlying cause of jobseekers' intention to use LinkedIn. This study considers the implication of Electronic Word of Mouth to the behavioural intention of jobseekers to use LinkedIn, using the Technology Acceptance Model (TAM) as its framework. The Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) was applied to analyze 431 samples of ASEAN Jobseekers via SmartPLS 3. Findings show that Electronic Word of Mouth positively influences the perceived ease of use, Perceived Usefulness, and Attitude of jobseekers, which consequently positively impacts the jobseekers' behavioural intention to use LinkedIn. The mediating role of Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness., and Attitude was also examined and shows that the three variables partially mediate the relationship between Electronic Word of Mouth and Behavioural Intention. Theoretically, this study can help academics to discover the significance of the Electronic Word of Mouth in new technology acceptance. Practically, managers can use this information to increase the positive Electronic Word of Mouth of their company’s LinkedIn profiles to attract more decent talents to the company. To The Author’s knowledge, this study is one of the first investigations into how external variables influence the TAM Model in e-recruitment which uses regional samples instead of country-wise samples."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Aulia Rahman
"Penelitian ini membahas Personal Branding yang dilakukan Hadi Wenas melalui media sosial LinkedIn. Berkembangnya media sosial mendorong banyak orang melakukan Personal branding melalui media sosial, salah satu medianya adalah LinkedIn yang dikenal di kalangan profesional. Hadi Wenas selaku CEO dari MatahariMall.com menggunakan LinkedIn untuk mempromosikan budaya perusahaannya, dengan tujuan mendorong khalayak untuk menjadi pelanggan, penjual, atau bagian dari perusahaannya.
Menggunakan EPIC Model yang dikembangkan AC Nielsen, peneliti dapat mengetahui bahwa personal branding Hadi Wenas efektif dilihat dari seluruh dimensi Empathy, Persuasion, Impact, dan Communication. Dimana dimensi Empathy yang melibatkan kognisi dan afeksi; serta Persuasion yang melibatkan perubahan kepercayaan dan perilaku; memiliki skor kumulatif tertinggi di kisaran 3,60 (Sangat Efektif), sementara dimensi Impact yang melibatkan keingintahuan dan keterlibatan; serta Communication yang melibatkan kemampuan memahami dan dorongan bertindak; memiliki skor kumulatif dibawahnya di kisaran 3,30 (Cukup Efektif). Melalui penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa LinkedIn terbukti efektif dan dapat dijadikan alternatif media konvensional untuk membangun personal branding.

This research discusses the personal branding that Hadi Wenas do through social media LinkedIn. The evolution of social media has encouraged peoples to build their personal branding through social media. One of social media that popular enough to build personal branding is LinkedIn, which is better known in professional circles. Hadi Wenas as CEO of MatahariMall.com use LinkedIn to promote the culture of his company, with the aim of encouraging the audience to become customers, vendors, or part of the company.
Using EPIC model developed by AC Nielsen, researchers can tell that Hadi Wenas personal branding os effective views of the whole Empathy, Persuasion, Impact, and Communication dimension. Where is the Empathy dimension involving cognition and affection; and Persuasion dimension involving changes in beliefs and behavior; has the highest cumulative score in the range of 3.60 (Highly Effective). While the Impact dimension that involves curiosity and engagement; and Communication dimension which involve the ability to understand and encouragement to act; have a cumulative score below it in the range of 3.30 (Quite Effective). Through this research we can know that LinkedIn is proven effective and can be used as alternative to conventional media to build personal branding."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qatrunnada Nadhifah
"Di masa pandemi COVID-19, Gen Z menghadapi krisis besar ketika berusaha memasuki dunia kerja, dan cara agar Gen Z tetap dapat bertahan dalam menjunjung karier ialah melalui personal branding di media sosial LinkedIn. Kondisi ini juga memberi dampak pada lulusan Universitas Indonesia, dimana alumni Universitas Indonesia yang ada pada kategori Gen Z menjadi pihak-pihak yang terdampak oleh terjadinya pandemi COVID-19 ketika akan memulai dan mengembangkan karirnya. Sehingga penelitian ini berfokus pada bagaimana Gen Z memahami Personal Branding dalam rangka mengembangkan karir. Penelitian ini juga tertarik untuk menelusuri bagaimana personal branding dimanfaatkan melalui LinkedIn oleh Gen Z dalam rangka melakukan pengembangan karir. dan mengetahui pentingnya personal branding melalui LinkedIn bagi pengembangan karir Gen Z di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan menggunakan Alumni tingkat Sarjana Universitas Indonesia yang terdampak Pandemi COVID-19 yang lulus di tahun 2019 sampai dengan 2022 sebagai subjek penelitian. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Gen Z dalam kasus ini ialah alumni Tingkat Sarjana UI terdampak pandemi COVID-19 telah memiliki pemahaman terkait personal branding sebagai sebuah cara berkomunikasi sehingga dapat meninggalkan kesan pada orang lain sesuai dengan kebutuhannya. Dalam mencapai personal branding yang kuat, menarik, dan terdiferensiasi di masa pandemi terdapat kriteria yang dimiliki oleh Gen Z yakni kredibel, aktif, dan terstruktur. Dengan memanfaatkan fitur LinkedIn, Gen Z dalam kasus ini telah merasakan dampak dengan menerapkan cara-cara yang sesuai dengan kriteria tersebut.

During the COVID-19 pandemic, Gen Z is facing a major crisis when trying to enter the world of work, and a way for Gen Z to survive in upholding their career is through personal branding on LinkedIn social media. This condition also had an impact on Universitas Indonesia graduates, where Universitas Indonesia alumni in the Gen Z category became the parties affected by the COVID-19 pandemic when they were about to start and develop their careers. Therefore, this research focused on how Gen Z understands Personal Branding in order to develop a career. This research is also interested in exploring how personal branding is used through LinkedIn by Gen Z in the context of career development, and recognize the importance of personal branding through LinkedIn for Gen Z career development during the COVID-19 pandemic. This research used a qualitative approach with the case study method, and used Universitas Indonesia Graduate Alumni who were affected by the COVID-19 Pandemic who graduated from 2019 to 2022 as research subjects. From the results of this study, it was found that Gen Z, in this case is UI Graduate alumni who were affected by the COVID- 19 pandemic, already have an understanding of personal branding as a way of communication so that they can leave an impression on others according to their needs. In achieving a strong, attractive and differentiated personal branding during a pandemic, there are criteria that belong to Gen Z, namely being credible, active and structured. By taking advantage of LinkedIn's features, Gen Z in this case has felt the impact by implementing methods that fit these criteria."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Abdul Royak
"Tesis ini membahas mengenai peluang dan tantangan cara pandang seorang tokoh pembebasan dari Afrika Selatan yang bernama Farid Esack. Esack mengembangkan keilmuan ini dan menyebutnya sebagai Hermeneutika Pembebasan. Esack konsisten dalam mengembangkan seperangkat metodologi pembacaan teks yang dekat dengan masalah kemanusiaan, terutama penindasan. Metodologi yang digunakan adalah Hermeneutika Pembebasan dengan teks suci yaitu Al-Qur’an sebagai objeknya. Secara langsung Essack tidak terlalu suka dengan kata kata itu, ia lebih suka dipanggil seorang aktivis dalam gerakanya yaitu Islam Progresif. Model hermeneutika Esack, dikembangkan berangkat dari problem kemanusiaannya di Afrika Selatan. Dari tempat tinggalnya ini, Esack mencoba menggali makna teks agar lebih bisa berbicara dan bersifat praksis dimanapun teks tersebut digunakan, terkhusus pada konteks gerakan sosial. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dirumuskan beberapa masalah tentang cara kerja Hermeneutika Pembebasan Farid Esack dalam memandang suatu teks serta paparan tentang peluang dan tantangan penerapan dalam konteks progresifnya sebagai gerakan sosial, khususnya mengenai upaya pembebasan penindasan terhadap kaum yang dilemahkan. Sementara itu sejumlah teori mengemukakan, bahwa bentuk penindasan atau pelemahan sosial terbagi dalam dua kategori, yaitu tingkah laku individu dan struktur sosial. Kecenderungan terjadinya bentuk penindasan atau pelemahan sosial dikarenakan adanya hambatan-hambatan struktural sistemik yang telah menciptakan ketidaksamaan dalam kesempatan, dan berkelanjutanya penindasan terhadap kelompok miskin oleh kelompok kapitalis. Melalui Hermeneutika Pembebasan ini, selain akan ditemukanya makna pembacaan teks tentang pembebasan yang cocok dengan konteks gerakan sosial, upaya membentuk solidaritas antar kelas untuk mempersempit terjadinya penindasan juga dapat dilakukan.

This thesis discusses the opportunities and challenges of the perspective of a liberation figure from South Africa named Farid Esack. Esack developed this science and called it Liberation Hermeneutics. Esack is consistent in developing a set of text reading methodologies that are close to humanitarian issues, especially oppression. The methodology used is Liberation Hermeneutics with the holy text of the Qur'an as its object. Directly Essack did not like those words, he preferred to be called an activist in his movement, namely Progressive Islam.Esack established his hermeneutic approach in response to his humanitarian issues in South Africa. Esack makes an effort to delve deeper into the text's meaning from this base of operations so that it can speak and be useful wherever it is utilized, especially in the context of social movements. In order to fully understand the possibilities and difficulties of applying Farid Esack's Hermeneutics of Liberation in its progressive context as a social movement—particularly addressing attempts to free oppression against the vulnerable people—a number of issues will be raised in this study. Meanwhile, a lot of theories contend that social oppression and weakening can be categorized into two groups based on social structure and human behavior. This type of oppression or social weakness is more likely to develop as a result of systemic structural obstacles that have led to opportunity inequality and the continuing oppression of the poor by the capitalist class. In addition to text segmentation about liberation that are appropriate and suitable of social movements, the Hermeneutics of Liberation also facilitates the creation of class solidarity in a solution to decrease the frequency of oppression."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jemimah Michelle Wylie
"

Teori transfer kepercayaan merupakan teori yang menyatakan bagaimana kepercayaan dapat berpindah dari suatu entitas ke entitas lain. Dalam beberapa tahun ke belakang, terdapat peningkatan penelitian teori ini atas fenomena e-commerce dan s-commerce yang kian berkembang. Hal tersebut disebabkan karena dalam ranah bisnis maupun pemasaran, transfer kepercayaan menjadi elemen penting dalam menjelaskan bagaimana kepercayaan konsumen dapat terbangun atau terbentuk. Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan transfer kepercayaan dalam e-commerce dan s-commerce, pihak dan variabel yang terlibat dalam proses transfer, dan bagaimana penelitian dilakukan pada studi terdahulu. Penelitian dilakukan dengan kajian literatur atas 6 artikel jurnal yang membahas transfer kepercayaan dalam e-commerce dan s-commerce serta dipublikasikan dalam rentang tahun 2016 hingga 2022. Hasil kajian menunjukkan bahwa transfer kepercayaan terbukti secara konsisten ditemukan dalam semua penelitian. Pihak trustor yang diteliti adalah pengguna platform sementara target transfer yang paling banyak diteliti adalah platform s-commerce. Ditemukan pula beberapa keterbatasan dari penelitian terdahulu terkait dengan metode penelitian, pengumpulan data, dan perincian variabel yang diteliti.


Trust transfer theory is a theory that states how trust can be transferred from one entity to another. In recent years, there has been an increase in research on this theory due to the growing phenomenon of e-commerce and s-commerce. This is due to the fact that in the realm of business and marketing, trust transfer is an important element in defining how consumer trust can be built or formed. This paper aims to identify the existence of trust transfer in e-commerce and s-commerce, the parties or variables involved in the transfer process, and how the research was conducted in previous studies. This research is conducted with a literature review of 6 journal articles that discuss trust transfer in e-commerce and s-commerce and were published between the time range of 2016 to 2022. The results showed that trust transfer was consistently found in all previous studies. The trustor studied is the platform user while the most studied transfer target is the s-commerce platform itself. Some limitations of the previous studies were also found related to the research method, data collection, and details of the variables studied.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Febryan Dwi Putra
"ABSTRAK
Studi mengenai ketenagakerjaan banyak beralih dari hanya sekedar membahas bagaimana pekerjaan bisa didapatkan menjadi isu mengenai employability. Employability mengacu pada kemampuan seseorang untuk bisa menjadikan dirinya tetap layak dipekerjakan. Artikel ini membahas mengenai peran media sosial sebagai sarana untuk meningkatkan employability. Penulis melihat bahwa seseorang dapat meningkatkan employabilitynya dengan berusaha melakukan identity work, yaitu menyesuaikan identitas sosial dirinya dengan situasi sosial untuk mempermudah interaksi. Studi dalam tulisan ini dikembangkan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik survei. Survei dilakukan terhadap responden yang berjumlah 45 orang yang merupakan alumni Sosiologi Universitas Indonesia pada tahun 2016-2018 yang sudah bekerja dan memiliki akun Linkedin. Hasilnya menunjukan bahwa jenis kelamin bisa berperan sebagai variabel kontrol dalam hubungan antara identity work dan employability. identity work memiliki pengaruh yang negatif terhadap employability pada responden wanita dan positif pada responden pria. Dalam tulisan ini menemukan bahwa latar belakang pendidikan dan jaringan sosial merupakan identitas sosial yang paling banyak digunakan oleh seseorang ketika mencari pekerjaan.

ABSTRACT
Labour studies have mostly shifted from focusing on employment to employability. Employability refers to one rsquo;s ability to keep theirself employable throughout his or her career. This article discusses the role of social media as a tool to develop one rsquo;s employability. The author sees that one can increase their employability using the concept of identity work , which is an adjustment of social identity within a certain social situation in order to help one rsquo;s interaction with other person. This article uses quantitative method with data collected through survey to respondents that consist of 45 sociology students from Universitas Indonesia that have graduated between 2016 to 2018. The results shows that identity work seems to have negative effecton employability, with sex can taking a role of control variable in the realtion between the two. In addition, it was found that educational background and social network are the most prominent identification used in job seeking."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Permatasari
"Kemajuan teknologi memberikan dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap industri perekonomian dan mendorong masyarakat untuk melakukan apapun dengan praktis, termasuk keperluan perbankan sehingga para nasabah dapat melakukan transaksi apapun tanpa harus mengunjungi bank. Era disrupsi juga menuntut perusahaan perbankan untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dalam penyebaran informasinya. Tulisan ini membahas mengenai PDaja.com, produk pinjaman berbasis online milik Bank Sahabat Sampoerna yang telah beroperasi sejak November 2018, dalam mengaplikasikan cyber PR, khususnya pada proses perekrutan agen, yaitu sekelompok orang yang direkrut untuk memasarkan produk PDaja.com, yang dilakukan melalui media sosial LinkedIn menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai kepada dua agen yang telah direkrut melalui LinkedIn oleh PDaja.com dan observasi terhadap akun media sosial resmi milik PDaja.com. Hasil analisis menemukan bahwa cyber PR yang dilakukan antara lain menerbitkan publikasi di media sosial sebagai bagian dari proses perekrutan agen. Publikasi dijalankan beriringan dengan proses scouting, yakni pencarian kandidat pada LinkedIn untuk kemudian diberi tawaran untuk bergabung serta informasi mengenai produk kepada kandidat agen via Whatsapp dan email. Dalam praktiknya, PDaja.com dapat mengintegrasikan seluruh media promosi yang mereka miliki, melakukan perekrutan agen melalui media sosial lain serta lebih memerhatikan kesejahteraan para agen demi publisitas yang baik.

Technological advances have a considerable impact on the economic industry and also encourages people to do anything as practical as possible, including banking activities, in order for customers to make any transaction without having to visit the bank. Disruption era also demands banking companies to be able to follow the technological developments in the dissemination of information. This paper discusses PDaja.com, an online-based loan product of Bank Sahabat Sampoerna that has been operating since November 2018, in applying cyber PR strategy, especially in the process of recruiting agents, a group of people recruited to help market PDaja.com, through social media LinkedIn. In the data retrieval process, this paper uses qualitative methods with an in-depth interview conducted to two agents who have been recruited through LinkedIn by PDaja.com and observations of the official social media accounts of PDaja.com, especially their official LinkedIn pages. The result from analysis found that among the cyber PR applied, is the publication on social media as a part of agent recruitment process. The publication also coincides with the scouting process, in order to find the right candidates, before finally being offered and informed by PDaja.com about the product via Whatsapp and email. In practice, PDaja.com can integrate all the promotional media they have, using other social media for their agent recruitment process, and paying more attention to the welfare of the agents for a good publicity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fatahillah Dudayev
"This Is England 2006 adalah sebuah film inggris yang mengungkapkan permasalahan terhadap apayang dipercayai orang banyak mengenai cabang kebudayaan skinhead. Film ini sendiri berceritamengenai anak berumur 12 tahun bernama Shaun yang bergabung ke beberapa kelompok skinhead.Tidak seperti film bertema rasis kebanyakan, This Is England 2006 tidak hanya menampilkan satutipe kelompok. Film ini mempermasalahkan kepercayaan tentang seperti apa skinhead itu denganmerepresentasikan dua kelompok yang berbeda dalam cabang kebudayaan tersebut. Dengan melakukananalisis tekstual dan menggunakan beragam kerangka konsep, makalah penelitian ini bertujuan untukmenjawab pertanyaan terhadap apakah identitas cabang kebudayaan skinhead bersifat tunggal, danbagaimana film tersebut merepresentasikan hal ini. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa tidaksemua anggota skinhead berbagi identitas tunggal yang sama, dimana identitas ini biasanya mendapatpengasosiasian dengan stereotip penampilan fisik, tendensi rasis mereka, dan pandangan merekamengenai politik.

This Is England 2006 is a British film that discloses the problematization of what many believe theskinhead subculture is. The film itself tells the story of 12-year-old Shaun who joins several skinheadgroups. Unlike most racism-themed films, This Is England 2006 does not only shows one kind ofgroup. The film problematizes the belief of what skinhead is by representing two different kinds ofgroups within the subculture. By doing textual analysis, and using various conceptual frameworks, thisresearch paper aims to achieve the answer on whether skinhead subculture rsquo;s identity is singular, andhow the movie represents this. The findings of this research show that not all skinhead members sharethe same singular identity, in which identity commonly associated with stereotypical physicalappearances, their racist tendencies, and their views on politics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>