Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malvin Samuel Martino
"

FTTH (Fiber to the Home) menjadi salah satu bidang teknologi yang berkembang pesat untuk pemanfaatan internet dan jaringan aksesnya. Pemanfaatan internet menggunakan FTTH umumnya menyesuaikan lokasi dan kepadatan penduduk. Hal tersebut untuk menentukan metode yang tepat dalam menyediakan layanan internet melalui FTTH. Pada daerah urban, kepadatan penduduk tinggi mengindikasikan pengguna layanan internet yang tinggi. Pengguna layanan internet di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya dan pada tahun 2022 mencapai sebanyak 224 juta pengguna. Permintaan kapasitas akses internet juga meningkat. Kapasitas lebih tinggi sangat penting untuk teknologi yang akan datang. Penelitian ini mempelajari perancangan teknologi FTTH berbasis TWDM-PON, M-Channel 10 Gigabit - Passive Optical Network, untuk memenuhi kebutuhan kapasitas akses internet yang semakin meningkat. Perancangan mempertimbangkan 2 konfigurasi TWDM PON, yaitu konfigurasi data rate simetris dan asimetris, splitting ratio 1:128, disimulasikan pada Optisystem. Menurut ITU, standar TWDM-PON Loss Budget adalah 29 dB untuk kelas N1 ODN dan Q-factor adalah 6 serta minimum jangkauan penggelaran 20 km (DD20). Dari hasil perancangan, TWDM-PON konfigurasi data rate simetris mencapai target penggelaran pada jarak 20 km, memenuhi Loss Budget sebesar 28,96 dB dengan Q-factor downstream dan upstream masing-masing 6,22 dan 6,11. Konfigurasi data rate asimetris tercapai pada jarak 21 km memenuhi Loss Budget sebesar 28,95 dB dengan Q-factor downstream dan upstream masing-masing 6 dan 13.


FTTH (Fiber to the Home) is a technology field that is growing rapidly for the use of the internet and its access network. Utilization of the internet using FTTH generally adjusts to location and population density. This is to determine the right method of providing internet services via FTTH. In urban areas, high population density indicates high internet service users. Internet service users in Indonesia have increased every year and by 2022 there will be as many as 224 million users. The demand for internet access capacity is also increasing. Higher capacities are critical for future technologies. This research studies a design FTTH technology based on TWDM PON, M-Channel 10 Gigabit - Passive Optical Network. The design considers 2 configurations of TWDM PON, namely symmetric and asymmetric data rate configurations for a 1:128 splitting ratio, simulated using Optisystem. According to the ITU standard, the Loss Budget standard is 29 dB for the N1 ODN class and Q-factor standard is 6 for minimum 20 km distance of TWDM PON (DD20). Based on designed TWDM PON with 1:128 splitting ratio at 20 km for each channel shows that symmetric data rate configuration has satisfied the Loss Budget of 26.96 dB. Q-factor on downstream and upstream are 6.22 and 6.11, respectively. In comparison, asymmetric data rate configuration at 21 km shows that the obtained power is 26.95 dB, and Q-factor on downstream and upstream are 6 and 13, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Erlangga Rayhan
"Dalam lima tahun terakhir, terjadi peningkatan signifikan dalam penggunaan bandwidth global, mendorong kebutuhan akan kecepatan internet yang terus meningkat. Penelitian ini berfokus pada perancangan jaringan FTTx dengan konfigurasi TWDM-PON yang memiliki data rate asimetris 64 Gbps downstream dan 50 Gbps upstream untuk aplikasi di daerah industri. Desain TWDM-PON ini menggunakan protokol data rate asimetris dengan rasio splitter 1:64, empat kanal spektrum berbeda, dan jarak minimal 40 km. Studi ini menganalisis pengaruh berbagai variabel pada kualitas transmisi jaringan optik pasif. Rangkaian dirancang atas dasar standar ITU G.989.1 yang diimprovisasi pada tingkat data rate dan disimulasikan menggunakan aplikasi Optisystem. Hasil simulasi dibandingkan dan divalidasi dengan literatur terkait. Pengolahan data meliputi pencatatan, pemetaan, dan analisis data dengan fokus pada faktor Q maksimum. Jenis modulasi adalah variabel penting dalam PON, dan target spesifikasi faktor Q minimum tercapai, dengan beberapa percobaan melebihi angka 25.

In the last five years, there has been a significant increase in global bandwidth usage, driving the need for continuously increasing internet speeds. This research focuses on designing an FTTx network with a TWDM-PON configuration featuring an asymmetric data rate of 64 Gbps downstream and 50 Gbps upstream for industrial area applications. This TWDM-PON design employs an asymmetric data rate protocol with a 1:64 splitter ratio, four different spectral channels, and a minimum distance of 40 km. The study analyzes the impact of various variabels on the transmission quality of the passive optical network. The network design designed based on ITU G.989.1 standard and simulated using Optisystem application. Simulation results are compared and validated with related literature. Data processing includes recording, mapping, and analyzing data with a focus on the maximum Q-Factor. Modulation is a critical variabel in PON, and the target specification of the minimum Q-Factor is achieved, with some experiments exceeding a Q-Factor of 25."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Kustiadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Yurianto
"Untuk menghemat energi dan memelihara kondisi BTS dari kerusakan, diperlukan suatu manajemen energi dan sistem data logger. Untuk mendapatkan suatu penghematan yang baik dari sebelumnya, beberapa sistem harus diganti dengan sistem yang memiliki penghematan energi yang lebih baik dari sebelumnya. Sistem energi yang baik adalah sistem sistem yang dapat mengatur energi yang dibutuhkan oleh sistem. Penggunaan beberapa sensor untuk pengaturan energi dan sistem data logger untuk meyimpan data merupakan solusi yang baik untuk penghematan energi. Sistem yang telah dibuat mampu mengendalikan sistem penerangan dan sistem pendingin untuk nilai suhu dan intensitas cahaya yang telah ditentukan sebelum sistem ini bisa digunakan. Data logger yang dirancang pada sistem ini mampu menyimpan data selama 311 hari. Kata kunci: BTS, pengaturan energi, data logger.

For energy saving and protecting BTS condition from damage, it is needed management energy and data logger system. To obtain energy saving that is better than before, some systems must be change with systems that have better energy saving than before. A good energy system is the system can regulate energy that is needed by system. Using some sensors for energy management and data logger is a good solution for enegy saving. This system could control lighting system and cooling system for temperature value and lighting value that was defined before this system could be used. Data logger was designed for this system can store data for 311 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1086
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tugal, Dogan A.
New York: McGraw-Hill, 1982
621.38 TUG d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wandari Ratna
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nichols, Elizabeth A.
New York: McGraw-Hill, 1982
001.64 NIC d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adhitya P.
"Semakin meningkamya kemampuan komputasi dari prosesor sebuah komputer pada saat ini, membuat pemecahan kunci publik dari suatu algoritma enkripsi asimetrik semakin mudah. Akibatnya data yang beredar dalam jaringan komputer memerlukan enkripsi yang lebih baik Iagi. Agar kunci publik sulit untuk dipecahkan, salah satu caranya adalah dengan memperbesar jumlah bit yang digunakan untuk enkripsi (misalnya, RSA 1024 bit). Akan tetapi, cara ini menjadi tidak efektif apabila diterapkan pada sistem yang memiliki kapasitas memori yang kecil seperti Smart Card.
Algoritma Elliptic Curve C13/Cryptography (ECC) dikembangkan untuk mengatasi masalah di atas. Secara teori, ECC 160 bit memiliki tingkat keamanan yang sama dengan RSA 1024 bit. Akan tetapi, ECC masih menghadapi kendala dalam standarisasi.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk membuktikan teori tasebut di atas. Pembuktian dilakukan dengan membandingkan ketepatan proses enkripsi-dekripsi pada komunikasi data real-time dan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan kunci publik antara RSA dan ECC. Deugan asumsi bahwa semakin lama waktu yang dibutuhkan umuk memecahkan kunci publik maka tingkat keamanan kunci tersebut makin tinggi, dari uji coba yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Ukuran kunci publik 96 bit:
RSA = 0.22 detik
ECC = 1.08 detik
Ukuran kuuci public 112 bit:
RSA = 1.12 detik
ECC = 14.59 detik"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heijer, P.C. den
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1987
004.6 HEI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>