Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Siwi Permataningtyas
"Personal branding menjadi faktor penting dalam meningkatkan nilai jual setiap individu. Keberadaan media sosial mendukung dilakukannya personal branding. Individu dapat memanfaatkan fitur-fitur pada media sosial untuk mempresentasikan dirinya melalui konten. Content creator melakukan personal branding melalui media sosial, salah satunya Youtuber. Instagram merupakan media sosial yang fitur-fiturnya mendukung untuk personal branding, sehingga sering digunakan untuk personal branding. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui personal branding Jang Hansol sebagai Youtuber Korea berbahasa Jawa medok melalui Instagram. Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah metode kualitatif berupa studi dokumen dan observasi. Hasil dalam penulisan ini mengungkapkan bahwa Jang Hansol melakukan personal branding dengan menggunakan Bahasa Jawa medok secara konsisten untuk berinteraksi dengan audiens di Instagram, guna menunjukkan kekhasan dirinya sebagai orang Korea berbahasa Jawa medok. Jang Hansol juga menciptakan keakraban dengan audiens menggunakan Bahasa Jawa medok. Penulisan ini menyimpulkan bahwa melalui Instagram, Jang Hansol berhasil melakukan pembentukan personal brand sebagai Youtuber Korea berbahasa Jawa medok yang akrab dengan audiensnya, sehingga Jang Hansol sebagai Youtuber memiliki segmen audiens yang luas.

Personal branding is an important factor in increasing the selling point of each individual. The existence of social media supports personal branding. Individuals can take advantage of features on social media to present themselves through content. Content creators do personal branding through social media, one of which is Youtuber. Instagram is a social media whose features support personal branding, so it is often used for personal branding. The purpose of this writing is to find out Jang Hansol's personal branding as a Korean Youtuber in Javanese through Instagram. The method used in this writing is a qualitative method in the form of document studies and observations. The results in this writing reveal that Jang Hansol does personal branding by using Javanese medok consistently to interact with audiences on Instagram, in order to show his distinctiveness as a Korean speaking Javanese medok. Jang Hansol also creates familiarity with the audience using Javanese medok. This writing concludes that through Instagram, Jang Hansol succeeded in establishing a personal brand as a Korean Youtuber in Javanese medok who is familiar with his audience, so that Jang Hansol as a Youtuber has a wide audience segment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfia Putri Salsabilla
"Artikel ini membahas tentang analisis kasus personal branding Jerome Polin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara Jerome Polin dalam keberhasilannya membangun personal branding pada akun Instagramnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan kombinasi analisis literatur dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jerome Polin memiliki personal branding yang kuat karena telah menerapkan delapan konsep pembentukan personal branding. Analisis kasus ini menggunakan konsep personal branding the law of specialization (spesialisasi), the law of leadership (kepemimpinan), the law of personality (kepribadian), the law of distinctiveness (kekhususan), the law of visibility (visibilitas), the law of unity (kesatuan), the law of persistence (keteguhan), dan the law of goodwill (namat baik). Agar seseorang berhasil dalam membangun personal brandingnya setidaknya harus memiliki spesialisasi di bidang konten tertentu yang bermanfaat dan menarik bagi orang lain, jiwa kepemimpinan yang baik dan bertanggungjawab yang dapat memajukkan yang dipimpin, kepribadian yang menyebabkan orang lain menjadi tertarik, kekhususan dalam penyampaian konten sehingga menarik dan tidak membosankan bagi orang lain, visibilitas yang dapat diukur sehingga dapat dilihat jumlah orang yang tertarik terhadap konten yang disampaikan, kesatuan antara kecerdasan dan prestasi di bidang tertentu yang menarik bagi orang lain, ketekunan dan niat baik dalam penyampaian kontennya sehingga orang lain menjadi tertarik.

This article discusses the case analysis of Jerome Polin's personal branding. The purpose of this study was to find out how Jerome Polin succeeded in building personal branding on his Instagram account. The used research method is a qualitative method with a combination of literature analysis and observation. The results of the study show that Jerome Polin has a strong personal branding because he has applied eight concepts of forming personal branding. This case analysis uses the concept of personal branding: the law of specialization, the law of leadership, the law of personality, the law of distinctiveness, the law of visibility, the law of unity, the law of persistence, and the law of goodwill. In order for someone to succeed in building their personal branding, they must at least have a specialization in certain content areas that are useful and interesting to others, a good and responsible leadership, a personality that causes other people to become interested, specificity in delivering content so that it is not boring for others, visibility that can be measured so that it can be seen the number of people who are interested, unity between intelligence and achievements, persistence and goodwill in delivering the content."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vashty Ghassany Shabrina
"Revolusi digital terjadi dengan adanya perubahan teknologi dari mekanik dan analog ke teknologi digital dan terus berkembang hingga saat ini. Memasuki era digital, kita dapat memperoleh informasi dan saling berkomunikasi satu satu sama lain dengan mudah. Hal tersebut dapat terjadi berkat adanya jaringan internet. Dengan adanya internet, akan terbentuk sebuah bentuk komunikasi interaktif salah satunya adalah melalui media sosial. Dewasa ini media sosial memiliki peranan penting dalam dunia pemasaran termasuk membangun personal branding. Saat ini semakin banyak orang memiliki kesadaran untuk membentuk personal branding dengan menggunakan media sosial salah satunya Instagram yang penggunanya berasal dari berbagai kalangan termasuk kalangan androgini.
Pada penelitian ini, peneliti mengangkat Jovi Adhiguna dan Wisnu Genu yang merupakan seorang selebgram androgini. peneliti menggunakan kriteria Authentic Personal Branding (Rampersad, 2008) dan Taktik Manajemen Kesan (Jones & Pittman, 1982) untuk menganalisis pembentukan personal branding melalui Instagram. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian postpositivisme dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalan enam orang follower Jovi dan Genu. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam membentuk personal branding yang otentik, Jovi dan Genu memenuhi 11 kriteria Authentic Personal Branding dan 2 Taktik Manajemen Kesan yakni ingratiation dan self promotion.
Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan kriteria Authentic Personal Branding dan Taktik Manajemen Kesan diperlukan dalam membangun personal branding yang otentik. Menjaga keseluruhan personal branding yang otentik¸ adalah dengan menjadi diri sendiri dengan tidak merubah apapun dan keluar dari jalur ambisi pribadinya sendiri serta menjalankan seluruh kriteria yang ditentukan serta melakukan manajemen kesan guna menyempurnakan personal branding yang dibentuk oleh Jovi dan Genu sebagai seorang selebgram androgini.

We are now starting a digital era where we can easily get information and communicate with each other. This can happen thanks to the existence of the internet network. With the internet, an interactive form of communication will be formed, one of which is through social media. Today social media has an important role in the world of marketing, including building personal branding. Today more and more people have the awareness to make personal branding by using Instagram social media which users come from various circles including androgynous circles.
In this study, researchers raised Jovi Adhiguna and Wisnu Genu which are as androgynous celebgram. The researcher uses the criteria of Authentic Personal Branding (Rampersad, 2008) and Impression Management Tactics (Jones & Pittman, 1982) to analyze the formation of personal branding through Instagram. This study uses the paradigm of postpositivism research with qualitative research methods. Data collection techniques carried out were through interviews, observation and documentation. The research subjects in this study were six followers of Jovi and Genu.
The results showed that in forming approved personal branding, Jovi and Genu fulfilled 11 criteria of Authentic Personal Branding and two Impression Management Tactics namely ingratiation and self promotion. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the use of the Personal Personal Branding criteria and Management Tactics is needed in building reliable personal branding. Personal Branding sponsored by Self-Branding and Self-Personal Branding made by John and Genu as a androgyny program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Lineri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pembentukan personal branding Selebgram melalui media sosial Instagram. Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan dalam diri Selebgram sebagai pelaku personal branding. Penelitian berfokus pada pembentukan personal branding dari dua Selebgram di Indonesia, yakni Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa personal branding yang dibentuk dengan pribadi asli yang mewakili keseharian, tampil dengan konten berbeda dan konsisten serta memiliki citra yang baik akan lebih mudah dikenali oleh audiensnya. Personal branding dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi seseorang untuk menjadi populer di media sosial. Dalam interaksinya dengan significant others, tidak ada yang berubah dalam diri Selebgram selama proses pembentukan personal branding. Namun dalam hal kegiatannya, banyak perubahan dan harapan dalam diri mereka yang berusaha dievaluasi secara terus menerus agar dapat lebih profesional.

This research aims to find out about the formation of Selebgram rsquo s personal branding through social media. In addition, this research was carried out as well to know about the self of Selebgram as a personal branding performer. This research focuses on the process of the formation of personil branding from two Indonesian names Qonitah Al Jundiah and Cheryl Raissa. Of research results can be noted that personal branding formed with an original personality which representative of everyday life, come into being a content specialist and consistent with it, and have the good image would easy to be known by the audience. The personal branding could give a chance and opportunity for the person to becomes popular on social media. Nothing is changed from the interactions of the significant others and Selebgram during this process of formation of personal branding. However this activities, give transformations and prospects for themself who tried to evaluate continuously, for being more professional.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Ayu Yulia Ariska
"Penggunaan media sosial di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat pesat. Media sosial, khususnya Instagram menjelma menjadi saluran komunikasi politik yang digunakan untuk membangun citra diri para politisi, salah satunya adalah Sri Mulyani yang merupakan kandidat Pilkada. Sri Mulyani adalah kandidat perempuan satu-satunya di kontestasi Pilkada Klaten tahun 2020 ini menggunakan media sosial Instagram beberapa bulan sebelum masa kampanye dimulai. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis implementasi personal branding oleh Sri Mulyani menggunakan tiga kunci utama personal branding Peter Montoya & Tim Vandehey. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan analisis isi dan tinjauan literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sri Mulyani sukses membangun personal branding-nya dengan menerapkan 3 kunci utama personal branding yakni clarity, specialization, dan consistency.

The use of social media in Indonesia has increased rapidly. Social media, especially Instagram, has become a political communication channel that is used to build the self-image of politicians, one of which is Sri Mulyani who is a candidate for the Regional Head Election. Sri Mulyani is the only female candidate in the Klaten Pilkada contest using Instagram social media a few months before. campaign period begins. In this study, researchers analyzed the formation of personal branding carried out by Sri Mulyani using three main keys to personal branding by Peter Montoya & Tim Vandehey. This study used a post-positivism paradigm with qualitative research methods. Data collection techniques were carried out by content analysis and literature review. The results showed that Sri Mulyani was successful in building her personal branding by applying 3 main keys of personal branding namely clarity, specialization, and consistency."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurahman Isfiuno
"ABSTRAK
Fenomena LGBT di dunia sudah kental terasa, banyak dari Negara besar sudah membebaskan warganya untuk menikah dengan sesama jenis. Indonesia sendiri berada diperingkat 3 terendah sebagai Negara yang toleran terhadap kaum LGBT, banyak kaum LGBT di Indonesia yang akhirnya terpaksa menikah dengan lawan jenis, hal tersebut mereka lakukan karena faktor lingkungan dan stereotipe yang ada di Indonesia akan LGBT, banyak masyarakat yang melihat dari kacamata agama dan mengatakan bahwa mereka adalah pendosa. Beberapa dari mereka ada yang takut untuk mengungkapkan namun beberapa berani atau yang biasa disebut fase coming out, dimana mereka telah jujur terhadap orientasi seksualnya dan telah membeberkannya ke publik, salah satunya adalah Dena Rachman yang merupakan seorang transgender. Dena dianggap berhasil dalam mem-branding dirinya sehingga membuat komentar negatif yang berada di kolom komen menjadi berkurang serta meningkatkan komen positif, bahkan beberapa dari netizen membela Dena saat banyak komen negatif di kolom komentarnya. Tulisan ini akan melihat fenomena yang dialami Dena Rachman sebagai salah satu kaum LGBT dalam sudut pandang ilmu komunikasi, khususnya teori personal branding dengan menggunakan konten-konten yang diunggah Dena Rachman pada media sosialnya sebagai medium acuan.

ABSTRACT
LGBT is one of phenomenon that has lots of controversials. Few countries have legalized same sex mariage. One of the greatest researcher in this world said that Indonesia is in the bottom three for tolerance of LGBT, there is a few negative stereotipe of LGBT in Indonesia, people seems very judgemental when they are talking about LGBT, they think that LGBT are the worst sin that history ever made. Some of LGBT in Indonesia are scared for telling the truth about their sexual orientation, but some of them are brave enough to tell to the public the truth about their sexual orientation, one of part of LGBT is Dena Rachman as known as a successful transgender. Dena Rachman considered as a succesful public figure in his social media, he has 216k followers on Instagram, he makes people who writes negative comments decreasing and increasing positive comments on his Instagram. This paper analyze the phenomenon experienced by Dena Rachman in communication theory point of view, personal branding theory in particular, using the uploaded content by Dena Rachman himself on his social media as the medium of reference."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Qonitah Arya Sulthanah
"Kemajuan teknologi dan berkembangnya berbagai bentuk media baru yang lebih interaktif telah mengubah cara audiens dalam menjalin hubungan dengan karakter media favoritnya. Media Sosial sebagai salah satu bentuk media baru kini digunakan oleh berbagai publik figur, salah satunya adalah
Social Media Influencer untuk membangun Personal Brand dan
berkomunikasi dengan audiensnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana pengaruh dari Hubungan Parasosial yang terjalin dalam diri pengikut akun media sosial Instagram @ariefmuhammad sebagai seorang Social Media Influencer, terhadap salah satu aspek Personal Branding dari Arief Muhammad yaitu Relationship yang
merupakan hubungan baik yang terjalin antara seseorang dengan orang lain
sebagai hasil dari praktik Personal Branding yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan sifat eksplanatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hubungan Parasosial yang dirasakan audiens
berpengaruh signifikan secara positif terhadap Relationship antara audiens dengan Social Media Influencer. Variabel Hubungan Parasosial berpengaruh sebesar 51,4% terhadap Relationship, dengan Friendship sebagai dimensi paling berpengaruh menurut responden."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Irvania
"ABSTRAK
Media sosial adalah media yang paling sering digunakan oleh masyarakat saat ini, salah satunya Instagram. Dari
Instagram, seseorang mampu memperluas jaringannya hingga membangun citra yang akan dilihat oleh khalayak
luas. Banyaknya pengikut di akun media sosial membuat seseorang kerap disebut sebagai micro-celebrity. Di
antara banyaknya percabangan micro-celebrity di Indonesia (beauty influencer, mom-influencer, food blogger,
dan lain-lain), keberadaan mom-influencer mendapatkan perhatian besar dari publik. Popularitasnya di media
sosial membuat mereka perlu membangun personal branding dan self-presentation terbaiknya. Tulisan ini
menganalisis bagaimana mom-influencer mempresentasikan personal branding-nya di Instagram menggunakan
The Eight Unbreakable Laws of Personal Branding dan lima strategi self-presentation. Dalam pengaplikasiannya,
tiga mom-influencer yang dibahas pada tulisan ini berhasil mengaplikasikan prinsip specialization, personality,
distinctiveness, visibility, unity, persistence, dan goodwill, serta strategi ingratiation dan competence. Mereka juga
dapat dikategorikan sebagai achieved micro-celebrities, yang kepopulerannya didapatkan dengan usaha-usaha
yang mereka lakukan di belakangnya. Akhirnya, personal branding yang dipresentasikan oleh ketiga mominfluencer
pada akun Instagramnya sudah dilakukan secara konsisten, yakni sebagai ibu muda yang mampu
menyeimbangkan antara perhatiannya dengan keluarga dan pekerjaan lain yang mereka lakukan dari rumah.

ABSTRACT
Social media is one of the most often used by society today, one of them is Instagram. From Instagram, people
are able to widen their network and build their image that will be seen by their audiences. The large number of
followers on social media accounts make someone often referred as micro-celebrity. Among many branching of
micro-celebrities in Indonesia (beauty influencers, mom-influencers, food bloggers, etc.), the existence of mominfluencers
received great attention from public. Their popularity in social media make them need to build their
best personal branding and self-presentation. This essay analyzes how mom-influencers present their personal
branding on Instagram using The Eight Unbreakable Laws of Personal Branding and five self-presentation
strategies. In its application, the three mom-influencers discussed in this essay have successfully applied the law
of specialization, personality, distinctiveness, visibility, unity, persistence, and goodwill, as well as ingratiation
and competence strategies. They can also be categorized as achieved micro-celebrities, whose popularity is gained
by the efforts they made behind it. Finally, the personal branding presented by the three mom-influencers on her
Instagram account has been done consistently, which is as young moms who are able to balance their attention
between family and other works they do from home."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arsenio Nabil Bekti
"Akun Instagram @sex_is_weird merupakan salah satu dari banyak komikus daring yang aktif menyuarakan isu sosial yang dibicarakan masyarakat. Tulisan ini mengulas mengenai personal branding akun Instagram @sex_is_weird sebagai medium edukasi seksual. Perkembangan media sosial penting untuk dilihat faktor utilitasnya dalam membagikan ide atau gagasan dari pemiliknya. Akun Instagram @sex_is_weird dalam ruang lingkup user- generated content (UGC) menggunakan cerita yang dibagikan oleh pengikutnya sebagai materi unggahan untuk menyebar kepedulian terkait pentingnya edukasi seksual. Untuk menganalisis terbukanya diskusi antar pengguna media sosial yang mengikuti akun @sex_is_weird tulisan ini menggunakan konsep eWOM dalam menganalisis diskusi yang terjadi pada kolom komentar. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan studi literatur untuk memahami bagaimana wujud personal branding pada akun @sex_is_weird diejawantahkan.

The Instagram account @sex_is_weird is one of the online comic accounts that actively speak up about social issues. This paper will discuss the personal branding of the Instagram account @sex_is_weird as a medium for sexual education. The utility of social media development is important for the owner of the account to share their thought or idea. @sex_is_weird Instagram account in the term of user-generated content (UGC) uses stories shared by followers as content material which spread the awareness about the importance of sexual education. To analyze the open discussion between social media users who follow the @sex_is_weird account, this paper uses the concept of eWOM to understand the discussion that occurs in the comment section. This research was conducted with qualitative methods and literature studies to understand how the @sex_is_weird is manifesting its idea."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tritama Chaerani
"Tesis ini membahas strategi investasi simbolik yang dilakukan Syahrini pada akun Instagram miliknya sebagai upaya pencarian distinction melalui tiga pola konsumsi penampilan budaya dan makanan Konsep distinction digunakan untuk mengeksplorasi konsep personal branding. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam perspektif kritis dengan analisis isi dan metode semiotika. Hasil penelitian menunjukkan Syahrini menempatkan penampilan barang mewah dan mode busana dalam proporsi yang paling besar untuk menggambarkan distinction melalui media sosial Instagram namun tidak membuat Syahrini meraih kapital simbolik dan personal branding yang efektif.

This thesis describes Syahrini rsquo s symbolic investment strategy on her instagram account as one effort to find distinction based on three consumption patterns performance culture and food. The concept of distinction is utilized to elaborate the concept of personal branding. This study used a qualitative approach in a critical perspective with content analysis and semiotics method. The results shows that Syahrini puts performance luxury brands and fashion in the greatest proportion to potray distinction through Instagram but this effort do not make Syahrini gain symbolic capital and achieve an effective personal branding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>