Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elfrin Erawan
"Kondisi pandemi COVID-19 mendorong infrastruktur teknologi informasi dibangun dengan waktu yang cepat dan dalam sekala besar. Peningkatan pengiriman server secara global meningkat hampir 37% pada kuartal pertama tahun 2020. Hampir 80% server yang ada didominasi oleh linux sebagai sistem operasinya. Ubuntu merupakan salah satu distribusi linux yang banyak digunakan untuk sistem operasi server. Salah satu aspek yang penting dalam sistem operasi server adalah tingkat keamanan dari sistem operasi server tersebut. Keamanan sistem operasi server perlu diperhatikan pasalnya server umumnya berisi data-data penting, oleh karena itu peningkatan keamanan server perlu diperhatikan untuk mencegah data-data penting ini bocor atau berpindah tangan ke pihak yang salah. CIS adalah salah satu badan yang sangat peduli terhadap keamanan di internet, mengeluarkan acuan penguatan keamanan sistem operasi server yang dikenal dengan CIS Benchmark. penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan sistem operasi Ubuntu 20.04 dengan menggunakan kontrol penguatan keamanan berdasarkan standar CIS Benchmark versi 1.1.0 dengan metode otomatisasi menggunakan aplikasi Packer. Metode otomatisasi yang dilakukan selain melakukan penguatan juga menghasilkan image mesin virtual yang siap digunakan untuk pengimplementasian sebuah sistem dengan besar file image berukuran 1,8 GB. Selanjutnya untuk validasi penguatan keamanan maka dilakukan audit menggunakan aplikasi CIS-CAT Lite yang menghasilkan nilai skor kesesuaian audit sebanyak 218 kontrol atau 99,54% dari total 219 kontrol yang ada pada CIS Benchmark versi 1.1.0.

The COVID-19 pandemic has driven the rapid and large-scale development of information technology infrastructure. Global server shipments increased by nearly 37% in the first quarter of 2020. Approximately 80% of the existing servers are dominated by Linux as their operating system. Ubuntu is one of the widely used Linux distributions for server operating systems. One crucial aspect of server operating systems is their security level. Security of server OS needs to be considered, as servers typically contain important data. Therefore, improving server security is necessary to prevent the leakage or unauthorized access of this critical data. CIS is an organization that is deeply concerned about internet security and has released security strengthening guidelines for server operating systems known as CIS Benchmark. This research aims to enhance the security of the Ubuntu 20.04 operating system by implementing security hardening controls based on CIS Benchmark version 1.1.0, using the automation method through the Packer application. In addition to the hardening process, the automation method also generates a virtual machine image ready for system implementation, with a file size of 1.8 GB. Furthermore, to validate the security hardening, an audit is conducted using the CIS-CAT Lite application, which produces an audit compliance score of 218 controls or 99.54% out of the total 219 controls in CIS Benchmark version 1.1.0."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dananjaya
"Perkembangan teknologi komputer sudah sedemikian cepatnya sehingga implementasi sistem teknologi informasi akan menghasilkan suatu sistem yang rumit, yang tentunya akan membuat rumit pula pemeliharaannya. Sistem tersebut harus selalu di pelihara agar terjaga ketersediaannya dan dapat bermanfaat bagi operasi bisnis suatu perusahaan. Tanpa adanya ketersediaan sistem informasi sangatlah mungkin suatu perusahaan tidak dapat beroperasi sehingga mengalami kerugiaan. Tetapi saat ini banyak perusahaan yang kurang mempedulikan hal-hal yang sebenarnya sangat kritis dalam menjaga ketersediaan dari suatu sistem informasi. Bertambah banyaknya fasilitas dari berbagai vendor untuk memberikan solusi ketersediaan tinggi pada sistem informasi sebagai salah satu sebab diperlukannya suatu analisa dari kebutuhan bisnis perusahaan sampai sejauh mana pentingnya ketersediaan sistem informasi tersebut terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Sehingga solusi ketersediaan tinggi yang diterapkan adalah yang paling optimal. Proyek akhir ini akan membuat suatu analisa perancangan sistem ketersediaan tinggi berdasarkan implementasi aplikasi CIS-RISI pada PT PLN. CIS-RISI adalah suatu sistem informasi yang berfungsi untuk menghasilkan tagihan rekening listrik setiap bulannya kepada pelanggan. Analisa akan dilakukan berdasarkan pengaruh kegagalan aplikasi CIS-RISI terhadap operasi bisnis PT PLN dan juga berdasarkan dari Service Level Agreement yang telah di setujui untuk pemeliharaan aplikasi CIS-RISI. Langkah yang akan dilakukan dalam proyek akhir ini pertama adalah melakukan analisa proses bisnis yang terjadi pada PT PLN terutama adalah proses-proses bisnis yang berhubungan secara langsung dengan aplikasi CIS-RISI, kemudian melakukan analisa terhadap komponen pembentuk dari aplikasi CIS-RISI, komponen ini adalah hal yang harus di lindungi agar aplikasi CIS-RISI selalu tersedia. Untuk mendapatkan pembenaran atas solusi ketersediaan tinggi yang akan di implementasikan, digunakan Business Impact Analysis (BIA) untuk menganalisa seberapa penting ketersediaan aplikasi CIS-RISI dalam pengaruhnya terhadap kelancaran proses bisnis PT PLN. Berdasarkan hasil BIA maka akan dibuat beberapa solusi ketersediaan tinggi berdasarkan kebutuhan PT PLN terhadap aplikasi CIS-RISI."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Wicaksono
"ABSTRAK
Jaringan nirkabel atau wireless adalah salah satu media atau sistem transmisi data yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya dan sebuah pengembangan dari jaringan komputer yang sebelumnya menggunakan kabel sebagai media penghubungnya. Nirkabel memanfaatkan udara/gelombang elektromagnetik sebagai media lalu lintas pertukaran data. Namun seiring perkembangannya, keamanan pada jaringan nirkabel ternyata cukup rentan, dan memberikan potensi yang cukup tinggi bagi para hacker. Keamanan jaringan mempunyai dampak yang besar bagi dunia terhadap penggunaannya, seluruh informasi dapat dikirimkan dan diterima tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel menyediakan semua fungsi yang sama seperti jaringan kabel tanpa adanya perangkat fisik. Tujuan utama dari studi ini ialah mendemonstrasikan dan menganalisis jenis variasi serangan yang dapat ditemui saat menggunakan jaringan nirkabel sekaligus mitigasi terhadap serangan yang terjadi. Jaringan nirkabel memiliki banyak celah dalam penggunaannya. Pada studi kali ini akan digunakan software yaitu Kali Linux 3.0 adalah open source yang digunakan untuk melakukan uji penetrasi. Uji penetrasi akan dilakukan menggunakan beberapa metode yang nantinya studi ini akan memeberikan edukasi kepada setiap orang agar lebih berhati-hati dalam mengakses jaringan nirkabel di rumah maupun tempat umum.

ABSTRACT
Wireless or wireless network is one media or data transmission system that uses radio waves as transmission media and is a development of a computer network that previously used the cable as a connector. Wireless utilize air electromagnetic waves as a medium of traffic exchange data. But over the development of security on wireless networks was quite vulnerable, and provide a high enough potential for hackers. Network security has a major impact on the world for its use, all information can be sent and received without the use of cables. Wireless networks provide all the same functions as cable networks in the absence of physical devices. The main purpose of this study is to demonstrate and analyze the types of attack variations that can be encountered when using wireless networks and also how to mitigate them. Wireless networks have many loopholes in its use. In this study will be used software that is Kali Linux 3.0 is open source used to do penetration test. The penetration test will be conducted using several methods that will provide education for everyone to be more careful in accessing wireless networks at home and public places. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Bashofi
"Di era digitalisasi saat ini, Instansi Pemerintah dalam memberikan layanannya tidak terlepas dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Era digital menawarkan berbagai kemudahan, namun disisi lain terdapat tantangan berupa ancaman siber yang mempengaruhi keamanan siber suatu negara. Dalam rangka meningkatkan keamanan siber secara lebih efektif dan efisien pada salah satu Instansi Pemerintah di Indonesia, Pusat Data dan Teknologi Informasi Komunikasi yang merupakan salah satu unsur pendukung di Badan XYZ menjadi obyek penelitian ini. Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 4 Tahun 2021 merupakan dasar hukum instansi pemerintah untuk melaksanakan audit teknologi informasi sebagai salah satu upaya peningkatan cyber security. Suatu kriteria diperlukan sebagai tolak ukur atau standar logis yang dapat diterapkan dalam penilaian pelaksanaan Cyber Security Audit. Pada penelitian ini digunakan NIST CSF dan CIS Controls v8 yang disesuaikan dengan Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 4 Tahun 2021 untuk menentukan kriteria audit. Kriteria yang telah dirancang diturunkan menjadi pertanyaan audit untuk dilakukan simulasi audit kepatuhan dengan diajukan dalam bentuk kuesioner kepada responden di tempat obyek penelitian. Kemudian, data dari kuesioner diolah ke dalam alat bantu audit dengan format Excel untuk memudahkan perhitungan penilaian level kepatuhan dengan pertimbangan dari SSE-CMM. Hasil dari penelitian ini berupa kriteria cyber security audit berdasarkan NIST CSF, CIS Controls v8, dan Peraturan Badan Siber dan Sandi Negara Nomor 4 Tahun 2021 yang tersusun atas 89 buah kontrol yang dikelompokkan ke dalam lima Function yaitu 25 buah pertanyaan aspek Identify, 35 buah pertanyaan aspek Protect, 13 buah pertanyaan aspek Detect, 12 buah pertanyaan aspek Respond dan 3 buah pertanyaan aspek Recover yang dapat diterapkan untuk instansi pemerintah dengan uji coba studi kasus pada Pusdatik, Badan XYZ.

In the current digitalization era, Government Institutions in providing their services cannot be separated from the use of information and communication technology (ICT). The digital era offers various conveniences, but on the other hand there are challenges in the form of cyber threats that affect the cyber security of a country. In order to improve cyber security more effectively and efficiently at one of the Government Institutions in Indonesia, ICT Data Center unit which is one of the supporting elements in the XYZ Agency is the object of this research. Regulation of the National Cyber ​​and Crypto Agency No. 4 of 2021 is the legal basis for government institutions to carry out information technology audits as one of the efforts to improve cyber security. A criterion is needed as a benchmark or logical standard that can be applied in assessing the implementation of a Cyber ​​Security Audit. In this study, NIST CSF and CIS Controls v8 were used which were adjusted to the Regulation of the National Cyber ​​and Crypto Agency No. 4 of 2021 to determine the audit criteria. The criteria that have been designed are reduced to audit questions for a compliance audit simulation to be conducted by submitting them in the form of a questionnaire to respondents at the research object. Then, the data from the questionnaire is processed into an audit tool with an Excel format to facilitate the calculation of the compliance level assessment with considerations from the SSE-CMM. The results of this study are cyber security audit criteria based on NIST CSF, CIS Controls v8, and National Cyber and Crypto Agency Regulation No. 4 of 2021 which is composed of 89 controls grouped into five Functions, namely 25 questions regarding Identify aspects, 35 questions Protect aspect, 13 questions Detect aspect, 12 Respond aspect questions and 3 Recover aspect questions that can be applied to government agencies with a case study trial at Pusdatik, XYZ Agency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahieu, Vincent
Jakarta: Djambatan, 1976
839.36 MAH c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiadi
"Integrated Collection System (ICS) merupakan sebuah sistem pengumpulan data kegiatan survei atau sensus yang dikelola oleh Badan XYZ. Melalui ICS, Badan XYZ dapat mempercepat proses kegiatan statistik tanpa mengurangi kualitas data yang dihasilkan. Akan tetapi, ICS juga mempunyai isu dalam hal keamanan informasi yaitu terdapat celah-celah kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh suatu serangan siber. Untuk menangani permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan pengembangan metode penilaian risiko keamanan informasi dengan menggunakan model Bayesian Attack Graphs (BAG). Penilaian risiko dengan menggunakan model BAG dinilai cocok untuk menilai paparan risiko pada serangan siber yang menargetkan celah kerentanan. Sebagai kontribusi keilmuan, penelitian ini mengusulkan formulasi penilaian risiko menggunakan dua faktor risiko, faktor likelihood dan faktor impact. Metrik likelihood memakai EPSS, sedangkan metrik impact memakai sub skor impact CVSS. Melalui pengembangan metode penilaian yang diusulkan, diperoleh nilai rata-rata nilai paparan risiko pada infrastruktur ICS sebesar 0.365. Dengan demikian, paparan risiko pada infrastruktur ICS berkategori Low, sehingga paparan risiko serangan berantai melalui celah-celah kerentanan pada infrastruktur ICS dapat dikatakan rendah. Dengan adanya output dari penelitian ini, model penilaian risiko melalui pengembangan model BAG dapat menilai lebih akurat suatu paparan risiko serangan siber melalui celah-celah kerentanan di suatu sistem.

The Integrated Collection System (ICS) is a statistics data collection system managed by XYZ Agency. Through ICS, the organization can speed up the process of statistical activities without reducing the quality of the data it produces. However, ICS also has issues in terms of information security, namely that there are vulnerabilities that can be exploited by cyberattacks. To address these problems, this study aims to propose the development of an information security risk assessment method using the Bayesian Attack Graphs (BAG) model. Risk assessment using the BAG model is considered suitable for assessing risk exposure to cyberattacks that target device vulnerabilities. As a contribution, this research proposes the formulation of a risk assessment using two risk factors, the likelihood factor and the impact factor. The likelihood metric uses EPSS, while the impact metric uses the CVSS impact sub-score. Through the development of the proposed valuation method, the average risk exposure value for the ICS infrastructure is 0.365. Thus, the risk exposure to the ICS infrastructure is in the Low category, so that the risk exposure to chain attacks through vulnerabilities in the ICS infrastructure can be said to be low. With the output of this study, the risk assessment model through the development of the BAG model can more accurately assess an exposure to the risk of cyberattacks through vulnerabilities in a system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2001
S26964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Mangampu
"Salah satu bentuk transaksi elektronik yang semakin diminati oleh masyarakat pada saat ini adalah dompet digital. Dengan penggunaan yang mudah karena tidak menggunakan uang sebagai alat pembayaran langsung, proses registrasi pendaftarannya juga tidak sulit untuk dilakukan. Di balik semua kemudahan yang ada dalam dompet digital, sebagai suatu aplikasi yang didalamnya terdapat dana yang berasal dari pengguna, aplikasi dompet digital ini menjadi salah satu aplikasi yang banyak diincar oleh pelaku serangan siber. Tesis ini membahas dan menelaah proses desain suatu kerangka kerja keamanan infrastruktur untuk layanan dompet digital yang menggunakan standarisasi kombinasi PCI DSS 4.0 dan COBIT 2019 dengan pendekatan analisis berbasis manajemen risiko. Desain kerangka kerja tersebut kemudian diimplementasikan dalam suatu lingkup organisasi dompet digital XYZ. Penerapan kerangka kerja ini berisikan rangkaian proses berupa identifikasi ruang lingkup, aset dan celah keamanan, asesmen risiko, pengendalian risiko dalam bentuk validitas dan penerapan kontrol serta pengamatan dan umpan balik dari penerapan kendali terhadap risiko. Dalam proses pencarian data untuk penerapan kerangka kerja ini dilakukan juga wawancara dengan jumlah 10 pertanyaan terkait kebijakan teknis kepada Kepala Bagian IT dan Senior Expert divisi IT dengan hasil wawancara berupa data-data aset kritikal, celah keamanan dan kerentanan yang timbul dan kebijakan yang sudah diambil perusahaan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh serangan keamanan sistem infrastruktur. Hasil kuesioner terhadap desain kerangka kerja yang dilakukan menyatakan 100% setuju bahwa kerangka kerja ini memiliki langkah-langkah yang lengkap dan dapat menjadi tolok ukur untuk digunakan dalam layanan dompet digital akan tetapi hanya 66,7% responden yang menyatakan kerangka kerja ini mudah untuk diterapkan. Dari hasil penerapan kerangka kerja di organisasi dompet digital XYZ ditemukan terdapat 27 aset kritikal dengan 30 faktor risiko teridentifikasi, dan 14 risiko dalam level sangat tinggi, tinggi dan sedang yang perlu dilakukan pengendalian kontrol baru.

e-Wallets are one form of electronic transaction that is increasingly favored by everyone. Apart from the convenience of not having to carry physical cash as a direct means of payment, the registration process is also considered relatively easy to do. However, behind all the conveniences found in digital wallets, as an application that contains funds originating from users, these digital wallet applications have become one of the applications that are being aggressively targeted by cyber attackers. This thesis examines the process of developing an infrastructure security framework for e-wallet services by combining a standardized of PCI DSS 4.0 and COBIT 2019 with an analytical risk management approach. The framework design is then implemented into practice within the parameters of the XYZ e-wallet company. This framework's implementation process entails the number of steps, including scope, asset, and security vulnerability identification; risk assessment; risk control, including the implementation of controls and monitoring their effectiveness; and observation feedback on the process. In the process of searching for data to implement this framework, interviews were also conducted with the Head of IT Department and Senior IT Expert of the IT division, consisting of 10 questions related to technical policies. The interview results include critical asset data, security vulnerabilities and weaknesses that arise, and the company's policies already implemented to mitigate the risks posed by security attacks on the infrastructure system. According to the survey findings on the framework design, 100% of respondents agreed that this framework contained complete stages and could serve as a benchmark for usage in digital wallet services, however only 66.7% said that it was simple to put into practice. Following the framework's implementation, it was discovered that the XYZ e-wallet company had 27 important assets, 30 recognized risk factors, and 14 risks at very high, high, and medium levels that needed for new controls."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Mangampu R.
"Salah satu bentuk transaksi elektronik yang semakin diminati oleh masyarakat pada saat ini adalah dompet digital. Dengan penggunaan yang mudah karena tidak menggunakan uang sebagai alat pembayaran langsung, proses registrasi pendaftarannya juga tidak sulit untuk dilakukan. Di balik semua kemudahan yang ada dalam dompet digital, sebagai suatu aplikasi yang didalamnya terdapat dana yang berasal dari pengguna, aplikasi dompet digital ini menjadi salah satu aplikasi yang banyak diincar oleh pelaku serangan siber. Tesis ini membahas dan menelaah proses desain suatu kerangka kerja keamanan infrastruktur untuk layanan dompet digital yang menggunakan standarisasi kombinasi PCI DSS 4.0 dan COBIT 2019 dengan pendekatan analisis berbasis manajemen risiko. Desain kerangka kerja tersebut kemudian diimplementasikan dalam suatu lingkup organisasi dompet digital XYZ. Penerapan kerangka kerja ini berisikan rangkaian proses berupa identifikasi ruang lingkup, aset dan celah keamanan, asesmen risiko, pengendalian risiko dalam bentuk validitas dan penerapan kontrol serta pengamatan dan umpan balik dari penerapan kendali terhadap risiko. Dalam proses pencarian data untuk penerapan kerangka kerja ini dilakukan juga wawancara dengan jumlah 10 pertanyaan terkait kebijakan teknis kepada Kepala Bagian IT dan Senior Expert divisi IT dengan hasil wawancara berupa data-data aset kritikal, celah keamanan dan kerentanan yang timbul dan kebijakan yang sudah diambil perusahaan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh serangan keamanan sistem infrastruktur. Hasil kuesioner terhadap desain kerangka kerja yang dilakukan menyatakan 100% setuju bahwa kerangka kerja ini memiliki langkah-langkah yang lengkap dan dapat menjadi tolok ukur untuk digunakan dalam layanan dompet digital akan tetapi hanya 66,7% responden yang menyatakan kerangka kerja ini mudah untuk diterapkan. Dari hasil penerapan kerangka kerja di organisasi dompet digital XYZ ditemukan terdapat 27 aset kritikal dengan 30 faktor risiko teridentifikasi, dan 14 risiko dalam level sangat tinggi, tinggi dan sedang yang perlu dilakukan pengendalian kontrol baru.

e-Wallets are one form of electronic transaction that is increasingly favored by everyone. Apart from the convenience of not having to carry physical cash as a
direct means of payment, the registration process is also considered relatively easy
to do. However, behind all the conveniences found in digital wallets, as an
application that contains funds originating from users, these digital wallet
applications have become one of the applications that are being aggressively
targeted by cyber attackers. This thesis examines the process of developing an
infrastructure security framework for e-wallet services by combining a standardized
of PCI DSS 4.0 and COBIT 2019 with an analytical risk management approach.
The framework design is then implemented into practice within the parameters of
the XYZ e-wallet company. This framework's implementation process entails the
number of steps, including scope, asset, and security vulnerability identification;
risk assessment; risk control, including the implementation of controls and
monitoring their effectiveness; and observation feedback on the process. In the
process of searching for data to implement this framework, interviews were also
conducted with the Head of IT Department and Senior IT Expert of the IT division,
consisting of 10 questions related to technical policies. The interview results
include critical asset data, security vulnerabilities and weaknesses that arise, and
the company's policies already implemented to mitigate the risks posed by security
attacks on the infrastructure system. According to the survey findings on the
framework design, 100% of respondents agreed that this framework contained
complete stages and could serve as a benchmark for usage in digital wallet services,
however only 66.7% said that it was simple to put into practice. Following the
framework's implementation, it was discovered that the XYZ e-wallet company had
27 important assets, 30 recognized risk factors, and 14 risks at very high, high, and medium levels that needed for new controls
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Syihabuddin
"Tesis ini membahas implementasi integrasi kerangka kerja keamanan informasi NIST Versi 1.1 dengan Tata Kelola I&T berbasis Cobit 2019, adapun pengukuran kinerja manajemen menggunakan metode Cobit Performance Management (CPM) model. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, digabungkan dengan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif kuantitatif. Mengintegrasikan standar kerangka kerja keamanan informasi NIST Versi 1.1 dan tata kelola I&T Cobit 2019 dengan cara memetakan tahapan-tahapan pada cobit 2019 dan langkah-langkah pada NIST Vers 1.1. Tingkat kapabilitas untuk setiap Fungsi Kerangka Kerja Keamanan Informasi NIST Vers 1.1 di Direktorat ABC didominasi oleh level 2, namun terdapat fungsi yang masih berada di level 1 yaitu fungsi Deteksi [DE], yang artinya proses kurang lebih mencapai tujuannya melalui penerapan serangkaian kegiatan yang tidak lengkap yang dapat dikategorikan sebagai awal atau intuitif-tidak terlalu terorganisir. Hasil pengukuran diketahui bahwa terdapat 42 subkategori yang memiliki kesenjangan, 51 Subproses Cobit 2019 sebagai rekomendasi kepada pihak manajemen agar dapat terpenuhi dalam praktik operasional Direktorat ABC atau sebanyak 20 Governance & Management Objectives Cobit 2019 yang harus diperbaiki. Dengan menerapkan Kerangka Kerja Keamanan Informasi NIST Versi 1.1. yang diintegrasikan dengan Tata kelola Teknologi Informasi berbasis Cobit 2019 diharapkan dapat meningkatkan komunikasi tentang prioritas I&T, membantu memaksimalkan I&T untuk keunggulan kompetitif dan membawa transparansi ke definisi dan manajemen risiko I&T.

This thesis discusses the implementation of the integration of the NIST information security framework Version 1.1 with the I&T Governance based on Cobit 2019, as for the measurement of management performance using the Cobit Performance Management (CPM) model. This research is a qualitative research with case study method, combined with quantitative research with quantitative descriptive methods. Integrate the standard information security framework NIST Version 1.1 with the I&T Governance based on Cobit 2019 by mapping the stages in Cobit 2019 and the steps in NIST Vers 1.1. The capability level for each function of the NIST Information Security Framework Vers 1.1 at the Directorate ABC is dominated by level 2, but there is a function that is still at level 1, the Detection function [DE], which means the process is more or less achieving its objectives through the implementation of a series of incomplete activities which can be categorized as initial or intuitive-not very organized. The measurement results are known that there are 42 subcategories that have gaps, 51 Subprocesses Cobit 2019 as a recommendation to management so that they can be fulfilled in operational practices Directorate ABC or as many as 20 Governance & Management Objectives 2019 Cobit that must be corrected. By implementing the NIST Information Security Framework Version 1.1. integrated with the Cobit-based Information Technology Governance 2019 is expected to improve communication about I&T priorities, help maximize I&T for competitive advantage and bring transparency to the definition and risk management of I&T."
[Jakarta, Jakarta]: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>