Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109888 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yopita Ratnasari
"Penelitian menempati peran strategis dalam rangka memajukan peradaban suatu bangsa. Kinerja penelitian menjadi salah satu indikator bagi pembangunan bidang kesehatan. Salah satu ukuran kinerja riset nasional adalah Skor SINTA. Berdasarkan Skor SINTA, kinerja dosen Poltekkes Kemenkes masih rendah jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 2021, Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan menetapkan kebijakan berupa SK Nomor HK.02.03/I/6190/2021 tentang Pedoman Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes, yang menetapkan kegiatan penelitian dalam 2 kategori dan 7 skema serta dikelola melalui Sistem Informasi Pengelolaan Penelitian. Kebijakan tersebut telah diimplementasikan sejak tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan implementasi kebijakan dengan kinerja penelitian dosen Poltekkes Kemenkes. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain non eksperimental melalui pendekatan crossectional. Teknik pengumpulan data melalui survei dengan instrumen kuesioner, kemudian diperkuat dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan berhubungan signifikan dengan kinerja penelitian (pvalue <0,05). Variabel Struktur organisasi dan karakteristik organisasi pelaksana tidak berhubungan dengan kinerja penelitian dosen (p-value =0,086); variabel hubungan antar organisasi, variabel sumber daya, serta variabel lingkungan sosial, ekonomi, dan politik berhubungan secara signifikan dengan kinerja penelitian dosen (p-value<0,05). Sementara itu, variabel disposisi atau sikap para pelaksana merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kinerja penelitian dosen Poltekkes Kemenkes (AOR 1,443; 95%CI: 1,25 – 1,67). Sekalipun berdasarkan hasil penelitian kuantitatif ada variabel yang tidak berhubungan signifikan, namun berdasarkan konfirmasi melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen seluruh variabel implementasi kebijakan berhubungan dengan kinerja penelitian. Kurangnya kemampuan dosen dalam manajemen waktu dan menghasilkan penelitian, rendahnya komitmen untuk melakukan pemutakhiran data Sinta, serta anggaran penelitian yang relatif kecil, berisiko menyebabkan kinerja penelitian menjadi rendah. Oleh karena itu, Ditjen Nakes diharapkan dapat meningkatkan anggaran penelitian; memfasilitasi upaya Poltekkes menjadi BLU; serta menyusun roadmap pelatihan dan pembangunan jejaring penelitian.  Poltekkes proaktif melengkapi kebijakan turunan dan melaksanakan pendampingan. Dosen diharapkan juga dapat berkomitmen menempatkan kegiatan penelitian sebagai prioritas utama; mengikuti kegiatan sosialisasi dan peningkatan kapasitas dengan sebaik-baiknya; meningkatkan kapasitas secara mandiri melalui multi-metode dan multimedia, serta kegiatan diskusi dengan sesama peneliti; meningkatkan kualitas penelitian dan publikasinya dan proaktif untuk mencari sumber pendanaan lain di luar BOPTN.

Currently, research performance is one of the indicators for development progress, including development in the health sector. One measure of national research performance is the SINTA Score. Based on the SINTA score, the performance of Health Polytechnic of the Ministry of Health Lecturers is still low when compared to other tertiary institutions. For this reason, in 2021, the Head of the Board for  Development and Empowerment of Human Resources for Health set a policy in the form of Decree Number HK.02.03/I/6190/2021 concerning Guidelines for Research and Community Service at the Ministry of Health's Polytechnic. This policy has been implemented since 2021. This study aims to analyze the relationship between policy implementation and the research performance of the Ministry of Health Polytechnic lecturers. This research is a quantitative study with a non-experimental design through a cross-sectional approach. Data collection techniques through surveys with questionnaire instruments, then strengthened by in-depth interviews and document review. The results showed that policy implementation had a significant relationship with research performance (p-value <0.05). Variable organizational structure and characteristics of implementing organizations are not related to lecturer research performance (p-value = 0.086); inter-organizational relationship variables, resource variables, and social, economic, and political environmental variables, are significantly related to lecturer research performance (p-value <0.05). Meanwhile, the variable disposition or attitude of the executors is the most dominant variable related to the research performance of lecturers at the Ministry of Health Polytechnic (AOR 1.443; 95% CI: 1.25 – 1.67). Even though based on the results of quantitative research there are variables that are not significantly related, but based on confirmation through in-depth interviews and review of documents all variables of policy implementation are related to research performance. The lack of lecturers' ability to manage time and produce research, the low commitment to updating Sinta's data, and the relatively small research budget, have the risk of causing low research performance. Therefore, the Directorate General of Health is expected to increase the research budget; encourage Poltekkes to become BLU; as well as preparing a training roadmap and building a research network. Poltekkes proactively complements derivative policies and provides assistance. Lecturers are also expected to be able to commit to placing research activities as a top priority; participate in socialization capacity-building activities as well as possible; increase capacity independently through multi-methods and multimedia, as well as discussion activities with fellow researchers; improve the quality of research and publications and be proactive in seeking other sources of funding outside of BOPTN."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetyo
"Inovasi merupakan salah satu sumber keunggulan bersaing bangsa. Kebijakan Pendanaan Riset Molina merupakan salah satu pengungkit di dalam mendorong inovasi di sektor strategis untuk menciptakan daya saing. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana implementasi kebijakan pendanaan riset Molina ditinjau dari aspek isi dan konteks kebijakan berdasarkan kerangka Grindle (1990). Kajian ini menggunakan soft systems metodhology based action research (Checkland, 1990; Hardjosoekarto, 2012) dengan mengambil rujukan penelitian pada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebagai lembaga yang menerima mandat untuk melaksanakan kebijakan ini. Pemilihan SSM dilakukan karena mempertimbangkan bahwa pelaksanaan kebijakan ini merupakan human activity sistems yang melibatkan banyak stakeholder. State of the art penelitian ini adalah mengisi kekosongan kajian implementasi kebijakan pendanaan khususnya di sektor strategis dengan mennggunakan Soft Systems Methodology based Action Research.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi proses pembelajaran yang berlangsung secara systematically desirable and culturally feasible untuk mewujudkan keunggulan bersaing bangsa melalui inovasi di riset Molina. Proses pembelajaran di dalam implementasi kebijakan pendanaan riset Molina bukan hanya sebagai sebuah proses administrasi tetapi juga proses politik. Implementasi kebijakan pendanaan sebagai content of policy implementation merekomendasikan perlunya ada kepastian hukum terkait dengan pendanaan di sektor strategis ini agar keberlangsungan program dapat terjaga mengingat sektor ini membutuhkan biaya sangat besar dan juga melibatkan banyak pihak dan kepentingan. Sedangkan dari sisi context of policty implementation membutuhkan adanya kepastian hukum di level nasional dan keberadaan lembaga riset nasional yang menaungi berbagai riset strategis.

One of competitiveness source is innovation. Policy of Molina Funding Research is one of strategic leverages in triggering innovation to create competitiveness. This research intends to analyze the implementation of Molina funding researh policy seen from the content and context of a policy implementation based on Grindle framework (1990). This study used soft systems metodhology based on action research (Checkland, 1990; Hardjosoekarto, 2012) with the references from Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) as an institution that received a mandate to carry out this policy. The selection of SSM is based on the consideration that the implementation of the policy is seen as a human activity system, which involves many stakeholders. State of art of this research is to mend the implementation of funding policy, specifically in the strategic sector, by using Soft Systems Methodology based Action Research.
The result showed that there was a learning process which was systematically desirable and culturally feasible to actualize the excellence of nation?s accomplishment through innovation in Molina research. Learning process in the implementation of funding policy of Molina research does not only contain administrative but also political process. Implementation of funding policy as a content of policy implementation reccommends for legal certainty to be involved, related to funding in strategic sector so that this program will last longer, considered tha fact that this sector requires a lot of funding as well as involves several stakeholders. Meanwhile seen from context of policy implementation, it requires a legal certainty to be involved in national level and a national research institution that perform strategic researchs to exist.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Dewi Vitarani
"ABSTRAK
Pelaksanaan kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di DKI Jakarta pada tahun 2019 sudah menggunakan kebijakan zonasi, pelaksanaan kebijakan zonasi ditujukan untuk memeratakan akses pelayanan dan kualitas pendidikan, menghilangkan stigma sekolah favorit, dan mendekatkan sekolah dengan tempat tinggal peserta didik. Pengimplementasian kebijakan di DKI Jakarta sudah mulai difokuskan sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 51 Tahun 2018. Akan tetapi dalam pengimplementasian kebijakan PPDB yang dilakukan oleh Provinsi DKI Jakarta ini justru memiliki pola sistem zonasi yang berbeda dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di atas, karena Provinsi DKI Jakarta dalam mengimplementasikam kebijakan ini mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2019 dan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 496 Tahun 2019. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana implementasi kebijakan penerimaan peserta didik baru berbasis sistem zonasi pada SMA negeri di DKI Jakarta dengan menggunakan teori implementasi kebijakan publik Implementation as a Political and Administrative Process oleh Merilee S. Grindle. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivis, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam sebagai data pimer dan studi literatur sebagai data sekunder, serta analisis yang digunakan bersifat kualitatif. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa pengimplementasian kebijakan PPDB berbasis sistem zonasi yang dilaksanakan dengan pola yang dimiliki oleh Provinsi DKI Jakarta sudah dapat dikatakan berlangsung dengan baik dan sudah dapat mencapai tujuan pemerataan akses pelayanan dan kualitas pendidikan bagi masyarakat di Provinsi DKI Jakarta.

ABSTRACT
The Implementation of the new Student Admission policies in DKI Jakarta in 2019 has used zoning policies, which aimed for being able to equalize the service access and quality of education, eliminate the stigma of favorite schools, and bring the school closer to where students live. Implementation of this policy in DKI Jakarta has been focused since the issuance of the Ministeral Regulation from the Ministry of Education and Culture Number 51 Year 2018. However, the implementation of zoning policies by DKI Jakarta actually has a different zoning system pattern from the Ministeral Regulation of Ministry of Education and Culture, because DKI Jakarta implemented this policies refers to Governor Regulation Number 43 Year 2019 and Decree of the Head of the Education Office Number 498 Year 2019. Therefore, this study aims to describe how the implementation of the PPDB zonation policy in Public High Schools in DKI Jakarta according to the implementation theory from Merilee S. Grindlee. The method used in this study is post-positivist, data collection techniques with in-depth interviews as primary data also literature studies as secondary data, and the analysis used is qualitative. The results of this study found that The results of this study found that the implementation of the zoning system based PPDB policy implemented in a pattern that is owned by the Province of DKI Jakarta has been said implemented well and has been able to achieve the goal of examining access to quality services and education for the people in DKI Jakarta Province."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amid Salmid
"Kinerja seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antar lain ; karakteristik pribadi (umur, sex, pengalaman, dll), motivasi, pendapatan dan gaji, keluarga, organisasi, supervisi dan pengembangan karier termasuk pelatihan. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisi faktorfaktor yang berhubungan dengan kinerja dosen keperawatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada Program Studi Keperawatan Bogor Politeknik Kesehatan Bandung tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 43 orang. Data dianalisis secara deskriptif dan analitik. Untuk mengetahui hubungan antara variabel individu, variabel psiklogis dan variabel organisasi dengan program SPSS for Windows versi 15.0 dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kinerja dosen dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran rata-rata 95,48% dengan kinerja terendah 88,75%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel umur (p value 0,857), masa kerja (p value 0,425), beban kerja (p value 1,000), motivasi kerja (p value 0,444), kompensasi (p value 0,366), gaya kepemimpinan (p value 0,718) dan supervisi (p value 0,812) secara signifikan tidak bermakna (p value > 0,05) terhadap kinerja dosen. Sedangkan berdasarkan hasil uji statistik bahwa variabel pelatihan (p value 0,042) secara segnifikan bermakna terhadap kinerja dosen dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran pada Program Studi Keperawatan Bogor Poltekkes Bandung tahun 2014.

Individual's performance can be affected by several factors, among others; personal characteristics (age, sex, experience, etc.), motivation, and salary income, family, organization, supervision and career development, including training. The purpose of this study is analyzing the factors associated with the performance of nursing faculty in conducting education and teaching in Bogor Nursing Programe Study of Bandung Polytechnic of Health in 2014. This study used a cross-sectional design. Have 43 peoplesofthe total sample. Data were analyzed descriptively and analytically. To determine the relationship between the individual variables, psychological variables and organizational variables with SPSS for Windows version 15.0 using Chi Square test. Descriptive analysisshowedthatthe performance of lecturers in education and teaching conducting an average of 95.48% with the lowest performance of 88.75%. Statistical test results howed that the variables of age(p value = 0.857), years(p value 0.425), workload(p value = 1.000), work motivation(p value 0.444), compensation(p value = 0.366), leadership style(p value 0.718 )and supervision(p value 0.812) significantly nonsignificant (p value>0.05) on the performance of the lecturer. While based on the statistical test that the training variables(p value = 0.042) were significantly on the performance of lecturersin conducting education and teaching in Bogor Nursing Program Study of Bandung Health Polytechnic year 2014.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Indah Budiono
"ABSTRACT
Kualifikasi minimum pendidikan bagi tenaga kesehatan adalah Diploma III berdasarkan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014, namun Badan Kepegawaian Negara (2015) menyatakan bahwa masih terdapat 38.944 orang perawat yang belum memiliki kualifikasi pendidikan Diploma III. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan tenaga kesehatan melalui Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Mekanisme RPL. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan analisis implementasi Program di Poltekkes Jakarta III mulai dari input, proses hingga output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik program RPL di Poltekkes Kemenkes Jakarta III telah berusia di atas 50 tahun,
dan berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta; hanya sebagian kecil peserta didik yang mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari institusi tempatnya bekerja; proses asesmen mengalami kendala teknis dalam kuantifikasi hasil asesmen. Masukan untuk Poltekkes Kemenkes Jakarta III berdasarkan hasil penelitian ini adalah sosialisasi kepada calon peserta terkait program RPL yang dilakukan melalui website; membentuk kelompok belajar untuk meningkatkan motivasi belajar para peserta didik yang sebagian besar usianya sudah lebih tua; menggunakan tutor sebaya dengan memberdayakan
peserta didik yang memiliki kemampuan atau pengalaman dalam mengatasi gap atau kesenjangan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan pekerjaan sehari-hari. Masukan bagi Kementerian Kesehatan adalah membuat pedoman kuantifikasi yang dapat dijadikan acuan oleh PT penyelenggara dalam melakukan asesmen dan kuantifikasi.

ABSTRACT
Based on Indonesia Health Workforce Act, the minimum qualification of education for health workforce is Diploma III. However, data of State Personnel Agency (2015) shows that there are still 38,944 nurses in Indonesia who do not yet have a Diploma III education qualification. As a commitment of the government in improving the education of health workforce, Ministry of Health launched Education Acceleration Program through the Recognition of Prior Learning (RPL) as mentioned in Permenkes No. 41 of 2016. This study analyzes the implementation of the Program in Health Polytechnic Jakarta III starting from input, process to output. This research is a qualitative research design using Rapid Assessment Procedure (RAP). The results showed that most of the
students were over 50 years old, and came from the DKI Jakarta Provincial Health Office; only a small proportion of learners receive educational tuition from the institution where they work; the assessment process has technical constraints in the quantification of assessment results. Input for Health Polytechnic Jakarta III is socialization to prospective participants related to RPL conducted through the website; forming learning groups to improve the learning motivation of learners who are mostly older; using peer tutors by empowering learners who have the ability or experience in overcoming knowledge gaps and experience based on daily work. Input for the Ministry
of Health is to make quantification guidelines that can be used as a reference by educational institution in conducting assessment and quantification.
"
2018
T50824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Badruzzaman
"Perawat adalah salah satu komponen dari unsur pelayanan kesehatan, dimana salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perawat adalah kompetensi yang pernah didapatkan selama dalam pendidikan. Faktor penentu dalam proses pendidikan adalah dosenltenaga pengajar dengan kinerjanya yang optimal. Oleh karena itu kinerja dosen sangat panting untuk diteliti terutama untuk mengetahui tingkat kinerjanya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tersebut.
Disain penelitian ini adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada Poltekkes Jurusan Keperawatan Depkes RI Banda Aceh. Sebagai subyek penelitian adalah semua dosen tetap dan dosen tidak tetap yang mengajar di institusi Poltekkes Jurusan Keperawatan. Jumlah seluruhnya 35 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden untuk diisi. Penilaian kinerja dosen dilakukan oleh Mahasiswa dari Poltekkes Jurusan Keperawatan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja.
Hasil analisis univarian menunjukan bahwa skor kinerja rata-rata dosen sebesar 19,5 (kemungkinan dari maximum 34) dengan standar deviasi 3,34 nilai kinerja terendah 10 dan tertinggi 27 serta proporsi kinerja kurang sebanyak 31,4 % dan proporsi kinerja cukup sebesar 68,6 %. Dan analisis bivariat menunjukan ada hubungan yang bermakna antara umur dan pengalaman mengajar denga kinerja dosen (P<0,05). Sedangkan Jenis kelamain, status perkawinan, status mengajar, latar belakang pendidikan, akta mengajar, ikut pelatihan, persepsi terhadap pendapatan, fasilitas pendidikan, pembinaan dan motivasi tidak ada hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen (p>0,05).
Untuk meningkatkan kinerja dosen maka disarankan kepada ketua jurusan keperawatan supaya dapat mendorong dosen-dosen muda untuk mengembangkan pengetahuannya dan meningkatkan pengelaman mengajarnya dan selanjutnya penelitian ini perlu diteruskan secara lebih mendalam tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dosen.
Daftar bacaan : 39 (1980-2001)

Nurse is one critical human resources in the health care service. Their competencies established during their studies in the Health Polytechnic. In this relation, lecturers' performance is one important factor in the educational process. It is therefore, this study was conducted which is to determine performance level and factors relate to it.
This study was cross sectional survey. Respondents were all lecturers' of Nursing Department of Health Polytechnic of Ministry of health at Banda Aceh province; with a total of 35 respondents Data were collected with structured questioners, where the lecturers and selected students were chosen to evaluate the lecturers' performance.
Univariat statistics show that average performance score is 19,5 (of 34 as maximum score) and 3,34 standard deviation (minimum 10 and maximum 27)
By using 50% normative cut-off, i,e, 17 out of 34, it is found that 31,4% lecturers were low performance and 68,6% adequate performance.
Bivariate analysis showed that only two independent variables, i,e; age and years of experience , that related significantly with performance variable. Other variables such as sex, manage status, employment status, education background, Akta training, other training experience, perceived income, educational facilitese, supervision and motivation level did not show significant relationship (p>0,05).
This study recommends that the Nursing. Department should provide educational infrastructure that support retivities to expand knowledge and teaching experience of the lecturers. Furthermore, more studies are needed to carefully examine factors related lecturers' performance.
Bibliography 39(1984-2001).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walker, James R.
"ABSTRAK
This paper describes findings from an experimental evaluation of alternative work-search policies in the Unemployment Insurance (UI) program. We find that the no work-search treatment significantly increased UI receipt, relative to the standard work-search approach, by 3.3 weeks and $265 per claimant, and that the treatment with the most intensive requirements reduced UI payments by one-half of a week or $70 per claimant. The results suggest that work-search requirements reduce UI spells by increasing the nonmonetary costs of remaining on UI, rather than enhancing job search abilities. We also find little treatment effects for wages, earnings, or total income, suggesting that an increase in the nonmonetary costs of continued UI receipt are associated with more intensive job search, rather than a reduction in the reservation wage. "
Madison: The University of Wiconsin Press, 2018
300 JHR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Enung Siti Saodah
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi dengan kinerja dosen sebagai pengajar di STEI Jakarta. Ada tiga pokok permasalahan yaitu (a) Apakah terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kinerja dosen (b) Apakah terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja dosen dan (c) Apakah terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja dosen.
Judul penelitian dengan permasalahan tersebut di atas dipilih dengan alasan nantinnya peranan dosen dalam meninakatkan mutu pendidikan tinggi khususnya di STEI Jakarta. Penelitian menggunakan metode survai dengan sampel 50 orang dosen tetap. Tehnik penarikan sampel menggunakan acak sederhana. Data tingkat pendidikan, motivasi berprestasi dan kinerja dosen diungkap melalui kuesioner dalam bentuk skala penilaian. Hasil analisis korelasi dan regresi diperoleh temuan sbb : (1) Terdapat hubungan positif yang berarti antara tingkat pendidikan dengan kinerja dosen di STEI Jakarta.
Koefisien korelasi (r) = 0.869. dengan persamaan regresi Y = 34.00 + 1.920X1. (2) Terdapat hubungan positif yang berarti antara motivasi berprestasi dengan kinerja dosen sebagai pengajar di STEI : Jakarta. Koefisien korelasi (r) = 0.645, dengan persamaan regresi Y = 29.355 + 0.564X2. (3) Terdapat hubungan positif yang berarti antara tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja dosen sebagai pengajar di STEI Jakarta. Koefisien determinasi R = 0.784, dengan persamaan regresi Y = 25.762 + 1.652X1 + 0.181X2.
Dengan demikian ketiga hipotesis penelitian yang diturunkan berdasarkan kajian teori tentang pendidikan, motivasi berprestasi dan kinerja dosen dapat diterima atau terbukti. Ketiga hipotesis tersebut adalah (1) Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kinerja dosen (2) Terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja dosen (3) Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan, dosen dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja dosen.
Atas dasar hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sbb : (1) Variasi yang terjadi pada kinerja dosen sebagai pengajar di STEI Jakarta dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi (2) Besarnya sumbangan tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen sebagai pengajar di STEI Jakarta masing-masing 75.50 % dari tingkat pendidikan, 41.60 % dart motivasi berprestasi dan 78.40 % dari tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi secara bersama-sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Poespitasari
"ABSTRAK
Dengan semakin majunya perekonomian di Indonesia yang
berakibat positif bagi perbaikan lingknngan hidup dan kemajuan ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran telah meningkatkan
harapan hidup manusia dan diperkirakan akan meningkatkan jumlah
orang usia lanjut mencapai 19 juta orang (Kompas, 1992). Jumlah 19 juta
ini bukanlah jumlah yang sedikit dan tampaknya dapat berpengaruh
pada kehidupan ekonomi negara. Oleh karena itu perlu dipikirkan
untuk menjadikan usia lanjut tetap produktif^ sehingga mereka bukan
lagi menjadi beban imtuk perekonomian negara tetapi justru menjadi
modal perekonomian.
Menjadi tenaga pengajar diasumsikan akan menjadi profesi yang
tepat bagi para usia lanjut Selain tidak mengandalkan kekuatan fisik
semata, dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman yang lebih tinggi
menjadikan kelompok usia lanjut dapat menjadi lebih imggul daripada
kelompok usia lainnya, karena tidak dipungkiri bahwa seiring dengan
bertambahnya usia maka pengetahuan dan pengalaman yang bersifat
akumulatif yang dimilikinya juga bertambah. Mereka menjadi
bijaksana dalam. menilai dan menghadapi masalah yang ada (Schrank
& waring, 1983). Keuntungan lainnya, sebagai masyarakat budaya timur,
kita masih memiliki budaya masyarakat yang menempatkan para usia
lanjut sebagai kelompok pemikir dalam mengambil keputusan dan
jawaban dari masalah yang ada. Selain itu, stimulasi intelektual yang
didapat dengan tetap mengajar merupakan hal yang penting untuk tetap
menjaga seorang usia lanjut agar tetap sehat
Namun dalam era globalisasi dan informasi ini temyata menjadi
pengajar belum tentu merupakan pekerjaan yang mudah bagi usia
lanjut. Sebab, salah satu akibat dari adanya perubeihan yang cepat adalah
semakin banyaknya tuntutan dan kritikan terhadap dunia pendidikan.
Perguruan tinggi yang tidak mampu mencetak tenaga-tenaga terampd
dan berkuaUtas, tidak akan dapat beradaptasi dengan proses
pembangunan nasional yang makin melaju dengan cepat. Dengan
adanya tuntutan untuk membentuk mahasiswa yang berkualitas, maka
peran dosen semakin berat."
1999
S2719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>