Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adistikah Aqmarina
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi baru yang selama hampir tiga tahun terakhir (2020-2023) ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO). Meskipun saat ini status tersebut telah dicabut, berbagai negara masih melaporkan kasus konfirmasi dan kematian setiap harinya. Salah satu faktor yang memperparah kondisi seseorang yang terinfeksi COVID-19 adalah riwayat komorbid. Hipertensi merupakan salah salah satu jenis komorbid paling banyak pada kasus konfirmasi COVID-19 (prevalensi sekitar 9,2%). Berbagai penelitian untuk melihat pengaruh komorbid hipertensi terhadap kematian COVID-19 pernah dilakukan. Namun, mayoritas penelitian dilakukan di Provinsi DKI Jakarta dengan sampel dan informasi variabel confounder sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan komorbid hipertensi dengan kematian kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia periode Januari-Juni 2022 dengan mengontrol variabel potensial confounder secara komprehensif, menggunakan sumber data lebih lengkap dan jumlah sampel lebih besar. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan data bersumber dari laporan Sistem Informasi Rumah Sakit Online (SIRS Online) Kementerian Kesehatan periode Januari-Juni 2022. Kasus konfirmasi COVID-19 dengan komorbid hipertensi memiliki risiko kematian sebesar 1,57 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kasus konfirmasi COVID-19 yang tidak memiliki komorbid hipertensi setelah dikontrol oleh variabel usia, status vaksinasi, varian virus, dan diabetes melitus (OR=1,57; 95%CI:1,20-2,05; p=0,001). Ada perbedaan hubungan antara komorbid hipertensi dengan kematian kasus konfirmasi COVID-19 pada kelompok infeksi bukan Omicron (OR=7,68; 95%CI:1,15-51,38; p=0,036) dan Omicron (OR=1,52; 95%CI:1,16-1,99; p=0,002) setelah dikontrol variabel usia, status vaksinasi, dan diabetes melitus. Ada perbedaan hubungan komorbid hipertensi dengan kematian kasus konfirmasi COVID-19 pada kelompok belum vaksin (OR=1,52; 95%CI:1,02-2,26; p=0,037), vaksin 1-dosis (OR=1,85; 95%CI:0,84-4,08; p=0,125), vaksin 2-dosis (OR=1,66; 95%CI:1,08-2,54; p=0,020) dan vaksin booster (OR=0,21; 95%CI:0,03-1,48; p=0,118) setelah dikontrol variabel usia, varian virus, dan diabetes melitus. Perlu upaya bersama dari pemerintah maupun masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian komorbid hipertensi untuk mencegah kematian akibat infeksi COVID-19.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a new infectious disease which for the last three years (2020-2023) has been declared a pandemic by the World Health Organization (WHO). Even though the pandemic status has been lifted, various countries are still reporting confirmed cases and deaths every day. One of the factors that worsens the condition of a person infected with COVID-19 is a history of comorbidities. Hypertension is one of the most common types of comorbidities in COVID-19 confirmed cases (prevalence of around 9.2%). Various studies have been conducted to see the effect of comorbid hypertension on COVID-19 mortality. However, majority of the research was conducted in DKI Jakarta Province with very limited samples and information on confounder variables. This study aims to determine the relationship between comorbid hypertension and mortality among COVID-19 confirmed cases in Indonesia for the period January-June 2022 by comprehensively controlling potential confounder variables, using more complete data sources and larger sample size. This study used a case-control study design with data sourced from Sistem Informasi Rumah Sakit Online (SIRS Online) Ministry of Health for the period January-June 2022. COVID-19 confirmed cases with comorbid hypertension have a 1,57 times higher risk of mortality compared to confirmed cases COVID-19 without comorbid hypertension after controlling for age, vaccination status, viral variants, and diabetes mellitus (OR=1,57; 95%CI:1,20-2,05; p=0,001). There was a difference relationship between comorbid hypertension and mortality among COVID-19 confirmed cases in non Omicron group (OR=7,68; 95%CI:1,15-51,38; p=0,036) and Omicron group (OR=1,52; 95%CI:1,16-1,99; p=0,002) after controlling for age, vaccination status, and diabetes mellitus. There was a difference relationship between comorbid hypertension and mortality among COVID-19 confirmed cases in unvaccinated group (OR=1,52; 95%CI:1,02-2,26; p=0,037), 1-dose vaccine (OR=1,85; 95%CI:0,84-4,08; p=0,125), 2-dose vaccine (OR=1,66; 95%CI:1,08-2,54; p=0,020) and booster vaccine (OR=0,21; 95%CI:0,03-1,48; p=0,118) after controlling for age, viral variants, and diabetes mellitus. There needs joint effort from government and community in preventing and controlling comorbid hypertension to prevent mortality from COVID-19 infection."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widuri Wulandari
"Pendahuluan: Komorbid Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko kematian pada kasus konfirmasi Coronavirus Diseases (COVID-19). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komorbid DM dengan kematian pada kasus konfirmasi COVID-19 di DKI Jakarta, periode Maret-Agustus 2020 setelah dikontrol dengan variabel perancu.
Metode: Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif. Kriteria inklusi adalah kasus yang terkonfirmasi COVID-19 dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilaporkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi DKI Jakarta, dengan variabel yang lengkap. Kriteria eksklusi adalah wanita hamil. Dari total 41.008 kasus dalam laporan COVID-19 dinkes provinsi DKI Jakarta, terdapat 30.641 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 1.480 sampel dalam penelitian ini diambil dari semua (740) kasus COVID-19 dengan komorbid DM dan 740 kasus COVID-19 tanpa komorbid DM yang diambil melalui simple random sampling dari 29.901 kasus COVID-19 tanpa komorbid DM. Data analisis menggunakan regresi cox proporsional hazard.
Hasil penelitian menunjukkan besar hubungan kasar komorbid DM dengan kejadian kematian pada kasus COVID-19 Crude Hazard Ratio (CHR) 7,4 (95% CI 4,5-12,3, nilai p < 0,001). Besar hubungan komorbid DM dengan kejadian kematian pada kasus COVID-19 setelah dikontrol oleh kovariat (komorbid hipertensi dan kelompok usia (> 50 tahun dan < 50 tahun) adalah Adjusted Hazard Rasio 3,9 (95% CI 2,2-6,8 nilai p <0,001), yang berarti kasus COVID-19 dengan komorbid DM berisiko 3,9 kali untuk mengalami kejadian kematian.
Diskusi: Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya yang menunjukkan komorbid DM meningkatkan risiko kematian COVID-19. Untuk menurunkan kejadian kematian pada kasus COVID-19 dengan komorbid DM, diperlukan strategi pencegahan dan tatalaksana COVID-19 dengan triase dan perhatian khusus untuk tatalaksana cepat dan tepat serta monitoring untuk kasus COVID-19 dengan komorbid DM.

Introduction: Comorbid Diabetes Mellitus (DM) is one of the risk factors for Coronavirus Diseases (COVID-19) mortality. Aim of this study is to determine the association of comorbid diabetes mellitus and COVID-19 mortality among COVID-19 confirmed cases in DKI Jakarta for period March-August 2020, after being controlled with confounding variables.
Methode: The study design is a retrospective cohort. The inclusion criteria are confirmed cases of COVID-19 with Polymerase Chain Reaction (PCR) reported to the DKI Jakarta provincial health office, with complete variables. Exclusion criteria is pregnant women. Of the total 41,008 cases in the Jakarta provincial health office's COVID-19 report, there are 30,641 cases that met the inclusion and exclusion criteria. 1,480 samples in this study are taken from all (740) COVID-19 cases with comorbid DM and 740 COVID-19 cases without comorbid DM which are taken through simple random sampling of 29,901 COVID-19 cases without comorbid DM. The data were analyzed using cox proportional hazard regression.
The study result indicates that the crude association between DM and mortality among COVID-19 confirmed cases is Crude Hazard Ratio (CHR) 7,4 (95% CI 4,5-12,3, pValue < 0,001). While association between DM and mortality among COVID-19 confirmed cases after being controlled by covariates (hypertensive comorbidities and age groups (> 50 years and < 50 years) is 3.9 (95% CI 2.2- 6.8, p Value <0.001), which means that COVID-19 cases with comorbid DM have a 3.9 times risk of death.
Discussion: The results of this study are in line with other studies that indicate DM co- morbidities increase the risk of death from COVID-19. To reduce the incidence of death in COVID-19 cases with comorbid DM, a strategy for preventing and treating COVID- 19 with triage and special attention is needed for rapid and prompt management and monitoring for COVID-19 cases with comorbid DM.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Mutiara Putri
"Hipertensi merupakan penyakit penyerta dengan presentase tertinggi pada kasus terkonformasi COVID-19 yaitu sebesar 50,1% dan merupakan penyakit penyerta kedua tertinggi, setelah diabetes melitus, pada kematian COVID-19 yaitu sebesar 9,5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel hipertensi dengan kematian pada kasus konfirmasi COVID-19 usia ≥ 55 tahun di Depok periode Agustus 2020 – Juni 2021, berdasarkan data Dinas Kesehatan Depok. Desain pada penelitian adalah kasus kontrol, dengan menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota
Depok. Sampel pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, yaitu kasus konfirmasi COVID-19 dari hasil pemeriksaan PCR yang
dilaporkan menggunakan laporan khusus COVID-19 kepada Dinas Kesehatan Kota Depok dengan data variabel yang lengkap pada pasien usia ≥ 55 tahun. Sedangkan kriteria
eksklusi adalah wanita hamil. Didapatkan 425 sampel yang memenuhi kriteria inklusi pada kelompok kasus dan dilakukan simple random sampling pada kelompok kontrol
untuk mendapatkan 425 sampel. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Dari hasil analisis ditemukan hubungan antara hipertensi dengan kematian kasus konfirmasi COVID-19 memiliki nilai asosiasi OR crude yaitu 2,43 (95% CI = 1,67-3,54,
P value = <0,0001) dan OR adjusted yaitu 2,08 (95% CI = 1,44-3,02, P value = <0,0001) setelah dikontrol variabel penyakit jantung. Hasil penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan penelitian dan bias. Penggunaan data pada penelitian ini terbatas pada data
yang tersedia dalam laporan COVID-19 Dinas Kesehatan Kota Depok. Data pada penelitian ini bersumber dari hasil penyelidikan epidemiologi (PE) Dinas Kesehatan Kota Depok yang mana pengisian formulir PE berdasarkan hasil wawancara petugas kesehatan dengan pasien.

Hypertension is the most prevalent comorbidity in confirmed cases of COVID-19 which is 50.1% and is the second highest comorbidity, after diabetes mellitus, in COVID-19 deaths which is 9.5%. This study aims to determine the association between hypertension
and mortality among confirmed cases of COVID-19 aged ≥ 55 years in Depok for the period of August 2020 – June 2021, based on data from the Depok Health Office. This is a case control study, using secondary data from the Depok Health Office. The samples in this study were samples that met the research inclusion criteria, which is confirmed cases of COVID-19 with the PCR test, that were reported using a special COVID-19 report to
Depok Health Office with complete data of the variables, among patients aged ≥ 55 years. While the exclusion criteria were pregnant women. There were 425 samples that met the inclusion criteria in the case group and simple random sampling was performed in the
control group to obtain 425 samples. Data were analyzed using chi-square and logistic regression test. From the results of the analysis, it was found that the crude association between hypertension and mortality in confirmed COVID-19 cases is OR 2.43 (95% CI
= 1.67-3.54, P value = <0.0001) and adjusted OR 2,08 (95% CI = 1.44-3.02, P value = <0.0001) after being controlled by heart disease comorbid. The results of this study might be influenced by research limitations and bias. The use of data in this study is limited to
the data available in the COVID-19 report from Depok Health Office. The data used in this study were obtain from an epidemiological investigation (PE) of the Depok Health Office, which the questionnaires were filled based on interviews conducted by health workers and patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alwan Amiruddin Tamara
"Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS- CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Dampak dari penyakit ini adalah menimbulkan pandemik dengan angka kematian yang sangat tinggi diseluruh dunia. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penderita dengan komorbid hipertensi dengan kejadian kematian akibat Covid-19 di Kota Tangerang Selatan tahun 2020-2021. Desain penelitian yang digunakan desain penelitiaan adalah case control dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data NAR Kota Tangerang Selatan dan cacatan khusus surveilan pada kasus kematian akibat Covid-19 di Kota Tangerang Selatan berjumlah 13.166 yang terdata sampai tanggal 29 Juni 2021. Data yang dapat dianalisa berjumlah 766 data sampel tersebut didapatkan dengan cara Simple Random Sampling. Teknik analisa data yang dilakukan pada penelitian ini bertahap, meliputi analisa univariat, bivariat, stratifikasi dan analisa multivariat yang diolah menggunakan program statistic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi data dengan kematian akibat Covid-19 pada kelompok kasus dengan komorbid hipertensi sejumlah 189 (49,35%) pasien dan yang tidak komorbid pada kasus kematian yaitu 194 (50,65%), sedangkan yang tidak memiliki komorbid hipertensi dan tidak mengalami kematian akibat Covid-19 sebanyak 345 pasien (90,08%), serta yang memiliki komorbid hipertensi dan tidak mengalami kematian sebanyak 38 pasien (9,92%). Hasil analisis uji logistic regression model akhir menunjukkan hubungan yang signifikan antara komorbid hipertensi dengan kejadian kematian akibat covid-19 dengan OR 7,96 (95% CI: 5,19-12,2; p-value: 0,000) yang artinya bahwa komorbid Hipertensi pada kelompok kasus berisiko 7,96 kali lebih tinggi mengalami kematian akibat covid-19 dibanding kelompok kontrol setelah dikontrol dengan variabel umur, pekerjaan, adanya gejala awal dan penyakit lainnya.

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 is a new type of coronavirus that has never been previously identified in humans. The impact of this disease is causing a pandemic with a very high mortality rate throughout the world. The general purpose of this study was to determine the relationship between patients with comorbid hypertension and the incidence of death due to Covid-19 in South Tangerang City in 2020-2021. The research design used was a case control research design with a quantitative approach. This study uses NAR data from South Tangerang City and special surveillance records on cases of death due to Covid-19 in South Tangerang City totaling 13,166 recorded until June 29, 2021. The data that can be analyzed is 766. The sample data was obtained by means of Simple Random Sampling. Data analysis techniques carried out in this study were carried out in stages, including univariate, bivariate, stratification and multivariate analysis which were processed using statistical programs. The results showed that the proportion of data with deaths due to Covid-19 in the group of cases with comorbid hypertension was 189 (49.35%) patients and those who were not comorbid in cases of death were 194 (50.65%), while those without comorbid hypertension and 345 patients (90.08%) did not die from Covid-19, and 38 patients (9.92%) did not experience comorbid hypertension and did not experience death. The results of the final logistic regression test analysis showed a significant relationship between comorbid hypertension and the incidence of death due to covid-19 with an OR of 7.96 (95% CI: 5.19-12.2; p-value: 0.000) which means that comorbid hypertension the case group had a 7.96 times higher risk of dying from COVID-19 than the control group after controlling for variables of age, occupation, presence of early symptoms and have other diseases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kenang Putra Risma
"Di Indonesia pemakaian antibiotik menjadi salah satu yang paling sering diresepkan dikarenakan seringnya kasus infeksi yang sering terjadi. Antibiotik merupakan obat yang dipakai untuk pencegahan atau pengobatan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan resistensi. Resistensi antibiotik adalah kondisi saat antibiotik tidak dapat lagi mencegah atau mengobati infeksi karena bakteri tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik. Resistensi antibiotik dapat menyebabkan bakteri yang menginfeksi manusia atau hewan menjadi lebih sulit untuk diobati. Resistensi antibiotik merupakan ancaman global yang serius yang menyebabkan peningkatan kekhawatiran global terhadap kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Metode Gyssen merupakan evaluasi secara kualitatif sedangkan secara kuantitatif menggunakan perhitungan ATC/DDD. Gyssen adalah metode yang digunakan untuk menilai penggunaan antibiotik berdasarkan ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan antibiotik berdasarkan efektivitas, toksisitas, harga dan spektrum antibiotik, lama pemberian, dosis, interval, rute pemberian dan waktu pemberian. ATC merupakan klasifikasi obat berdasarkan farmakologi, senyawa kimia dan fungsi terapeutik. DDD adalah asumsi rata-rata dosis per hari yang digunakan oleh orang dewasa. DDD adalah unit pengukuran dan tidak menunjukkan dosis harian yang direkomendasikan dalam pengobatan.

In Indonesia, the use of antibiotics is one of the most frequently prescribed due to the frequent cases of infection. Antibiotics are drugs used to prevent or treat infections caused by bacteria. Inappropriate and excessive use of antibiotics can cause resistance. Antibiotic resistance is a condition when antibiotics can no longer prevent or treat infections because bacteria do not respond to antibiotics. Antibiotic resistance can make bacteria that infect humans or animals more difficult to treat. Antibiotic resistance is a serious global threat causing increasing global concern for human, animal and environmental health. The Gyssen method is a qualitative evaluation, while quantitatively it uses ATC/DDD calculations. Gyssen is a method used to assess the use of antibiotics based on the accuracy of the indication, the accuracy of antibiotic selection based on effectiveness, toxicity, price and spectrum of antibiotics, duration of administration, dose, interval, route of administration and time of administration. ATC is a classification of drugs based on pharmacology, chemical compounds and therapeutic function. DDD is the assumed average dose per day used by adults. DDD is a unit of measurement and does not indicate the recommended daily dose in treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kenang Putra Risma
"Di Indonesia pemakaian antibiotik menjadi salah satu yang paling sering diresepkan dikarenakan seringnya kasus infeksi yang sering terjadi. Antibiotik merupakan obat yang dipakai untuk pencegahan atau pengobatan infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan dapat menyebabkan resistensi. Resistensi antibiotik adalah kondisi saat antibiotik tidak dapat lagi mencegah atau mengobati infeksi karena bakteri tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik. Resistensi antibiotik dapat menyebabkan bakteri yang menginfeksi manusia atau hewan menjadi lebih sulit untuk diobati. Resistensi antibiotik merupakan ancaman global yang serius yang menyebabkan peningkatan kekhawatiran global terhadap kesehatan manusia, hewan dan lingkungan. Metode Gyssen merupakan evaluasi secara kualitatif sedangkan secara kuantitatif menggunakan perhitungan ATC/DDD. Gyssen adalah metode yang digunakan untuk menilai penggunaan antibiotik berdasarkan ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan antibiotik berdasarkan efektivitas, toksisitas, harga dan spektrum antibiotik, lama pemberian, dosis, interval, rute pemberian dan waktu pemberian. ATC merupakan klasifikasi obat berdasarkan farmakologi, senyawa kimia dan fungsi terapeutik. DDD adalah asumsi rata-rata dosis per hari yang digunakan oleh orang dewasa. DDD adalah unit pengukuran dan tidak menunjukkan dosis harian yang direkomendasikan dalam pengobatan.

In Indonesia, the use of antibiotics is one of the most frequently prescribed due to the frequent cases of infection. Antibiotics are drugs used to prevent or treat infections caused by bacteria. Inappropriate and excessive use of antibiotics can cause resistance. Antibiotic resistance is a condition when antibiotics can no longer prevent or treat infections because bacteria do not respond to antibiotics. Antibiotic resistance can make bacteria that infect humans or animals more difficult to treat. Antibiotic resistance is a serious global threat causing increasing global concern for human, animal and environmental health. The Gyssen method is a qualitative evaluation, while quantitatively it uses ATC/DDD calculations. Gyssen is a method used to assess the use of antibiotics based on the accuracy of the indication, the accuracy of antibiotic selection based on effectiveness, toxicity, price and spectrum of antibiotics, duration of administration, dose, interval, route of administration and time of administration. ATC is a classification of drugs based on pharmacology, chemical compounds and therapeutic function. DDD is the assumed average dose per day used by adults. DDD is a unit of measurement and does not indicate the recommended daily dose in treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Fatrani Rufaidah
"Latar belakang: Pada pertengahan tahun 2021, Indonesia mengalami lonjakan kasus COVID-19 dengan infeksi berat yang berdampak pada peningkatan jumlah kematian. Hipertensi diketahui menjadi salah satu penyakit penyerta yang paling banyak dimiliki oleh pasien COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh hipertensi secara independen terhadap mortalitas COVID-19 di RSUD Pasar Minggu periode tahun 2021.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan data yang digunakan berasal dari rekam medis pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Sampel terpilih dengan metode simple random sampling dan analisis yang digunakan adalah analisis survival Kaplan-meier dan analisis multivariat Cox proportional-hazards regression.
Hasil: Hasil yang didapatkan yaitu probabilitas kumulatif survival pasien dengan hipertensi lebih rendah dibandingkan dengan pasien tanpa hipertensi (50,6% dengan 62,7%, log-rank test=0,007). Selain itu, hipertensi secara independen meningkatkan risiko mortalitas pada pasien COVID-19 yang dirawat inap di RSUD Pasar Minggu periode tahun 2021 (aHR=1,721; 95% CI 1,109-2,677; p-value 0,015).
Kesimpulan: Dengan demikian, seiring dengan perjalanan waktu pandemi COVID-19 ini diharapkan rumah sakit dapat tetap melakukan pemantauan yang lebih ketat terhadap pasien dengan komorbiditas terutama hipertensi sehingga dapat terus menurunkan angka kematian akibat COVID-19.

Introduction: In Mid-2021, Indonesia encountered a surge of severe cases of COVID-19 resulting in an increased number of death. Hypertension is well-known as one of the most common comorbidities in COVID-19 patients. This study aims to examine the impact of hypertension independently on COVID-19 mortality at Pasar Minggu Hospital in 2021.
Method: This study used a retrospective cohort design from the medical records of confirmed cases of COVID-19. The sample was selected using simple random sampling, analyzed using Kaplan-meier survival analysis and cox proportional-hazards regression analysis.
Results: The result of this study found that the cumulative probability survival of COVID-19 patient’s with hypertension was lower than without hypertension (50.6% vs 62.7%, log-rank test=0.007). In addition, hypertension independently increased the risk of mortality in COVID-19 patients hospitalized at Pasar Minggu Hospital throughout 2021 (aHR = 1.721; 95% CI 1,109-2,677; p-value 0,015).
Conclusion: Thus, along with the passage of time for the COVID-19 pandemic, we hoped that health-care provider would continue to treat patients with hypertension and other comorbidities firmly in order to reduce the COVID-19 mortality rate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersa Desita
"Apoteker memiliki peran penting dalam melakukan pekerjaan kefarmasian. Apoteker dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang baik. Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa profesi apoteker untuk menjadi calon apoteker yang andal di masa depan. PKPA menjadi sarana bagi mahasiswa profesi apoteker untuk mendapatkan bekal pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan keterampilan dalam melakukan pekerjaan kefarmasian sebelum memasuki dunia kerja. PKPA dilaksanakan di PT XYZ periode Januari-Maret 2022, Puskesmas Kecamatan Jagakarsa periode April 2022, dan Apotek Atrika periode Mei-Juni 2022. Tugas khusus PKPA industri di PT XYZ yang dilakukan adalah implementasi konsep 5R di area produksi injeksi PT XYZ. Implementasi konsep 5R di area produksi dilakukan dengan membuat kriteria standar 5R, menetapkan person in charge yang bertanggung jawab memantau terlaksananya 5R, dan checklist audit. Konsep 5R juga diterapkan pada dokumen dan gudang perlengkapan produksi sehingga dihasilkan kondisi yang terlihat lebih ringkas, rapi, bersih, dan kondisi tersebut tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama. Tugas khusus PKPA di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yang dilakukan adalah penyuluhan beyond-use date dan expired date obat pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dengan media banner dan leaflet. Tugas khusus PKPA di Apotek Atrika yang dilakukan adalah pengkajian resep terkait permasalahan gigi pada pasien dewasa sebagai bentuk praktik pelayanan farmasi klinik di Apotek Atrika. Melalui proses PKPA di industri farmasi, puskesmas, dan apotek, calon apoteker diharapkan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai untuk menjadi bekal dalam melakukan pekerjaan kefarmasian ketika berada di dunia kerja.

Pharmacists have important role in pharmacy practice. Pharmacists are required to have knowledge, skills and good behavior. Pharmacist professional practice is an activity that aims to prepare students of the pharmacist profession to become reliable pharmacist candidates in the future. It’s a means for pharmacist profession students to gain knowledge and experiences, and to improve skills in doing pharmacy practice before entering the world of work. The pharmacist professional practices (interships) were held at PT XYZ period January-March 2022, Puskesmas Kecamatan Jagakarsa period April 2022, and Apotek Atrika period May-June 2022. Special assignment of internship at PT XYZ was implementation of the 5R concept in the injection production area of PT XYZ. The implementation of the 5R concept in the production area was carried out by making 5R standard criteria, made a list of person in charge who are responsible for monitoring the implementation of 5R, and checklist for audit. The 5R concept was also applied to documents and production equipment warehouse so as to produced conditions that look more concise, neat, clean, and these conditions last for a long time. Special assignment of internship at Puskesmas Kecamatan Jagakarsa was counseling of medicine beyond-use date and expired date to outpatients at Puskesmas Kecamatan Jagakarsa with banner and leaflet as information media. Special assignment of internship at Apotek Atrika was prescriptions screening related to dental problems in adult patients as a form of clinical pharmacy practice at Apotek Atrika. Through the interships at pharmaceutical industry, public health centers, and pharmacy, pharmacist candidate is expected to acquire appropriate knowledge, skills, and experience to perform good pharmacy practice.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Velia
"Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dilakukan oleh tenaga profesional, yaitu apoteker. Mengingat pentingnya peranan tersebut, maka calon apoteker perlu untuk membekali diri dengan pengetahuan dan pengalaman melalui Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Praktik kerja dilaksanakan di Apotek Roxy Sawangan dan industry PT. Guardian Pharmatama pada periode Januari hingga Juni 2022. Melalui PKPA, calon apoteker diharapkan mampu memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pembelajaran yang sesuai untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di masa depan.

The implementation of pharmaceutical practice is carried out by professionals, namely pharmacists. Given the importance of this role, prospective pharmacists need to equip themselves with knowledge and experience through internship. The internship was held at Roxy Sawangan Pharmacy and PT. Guardian Pharmatama in the period January to June 2022. Through this kind of internship, prospective pharmacists are expected to be able to gain insight, knowledge, skills, and appropriate learning to be carried out in the future."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifah Salsabila
"Profesi Apoteker mempunyai peran penting dalam pekerjaan kefarmasian. Dalam melakukan pelayanan kefarmasian, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan manajerial, serta menguasai kemampuan dalam melakukan pelayanan farmasi klinik. Apoteker tidak hanya perlu pengetahuan dalam bentuk teori namun, dibutuhkan juga praktik. Pengetahuan dan keterampilan calon apoteker dapat ditingkatkan melalui kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT Dankos Farma periode Januari – Februari 2022 dan Apotek Atrika periode Mei – Juni 2022. Melalui proses PKPA di industri farmasi, dan apotek tersebut, calon apoteker diharapkan mampu memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

Pharmacist have important role in pharmacy practice. In providing pharmaceutical services, pharmacists are required to improve their knowledge, managerial skills, and master the ability to perform clinical pharmacy services. Pharmacists do not only need knowledge in the form of theory but also practice. The knowledge and skills of prospective pharmacists can be improved through Professional Practice of Pharmacist activities. The Professional Practice of Pharmacist is held at PT Dankos Farma for the period January – February 2022 and Apotek Atrika for the May – June 2022 period. Through the activities in the pharmaceutical industry and pharmacy, prospective pharmacists are expected to be able to obtain appropriate insight, knowledge, skills, and experience to perform pharmaceutical practice."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>