Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84631 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reynal Maong
"Produk kecantikan yang tengah beredar di pasar Indonesia adalah yang berbasis bahan alam yang mengandung antioksidan tinggi. Ada banyak limbah pengolahan hasil bumi yang belum dimanfaatkan dengan optimal. Salah satunya adalah kulit buah kopi arabika yang dapat berpotensi sebagai antioksidan dalam krim body scrub. Selulosa tandan kosong kelapa sawit dan beras ketan putih juga ditambahkan ke dalam krim body scrub. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu pembuatan selulosa, ekstraksi kulit buah kopi arabika, dan pembuatan krim body scrub. Tahap pembuatan selulosa dilakukan dengan mengekstraksi tandan kosong kelapa sawit melalui proses delignifikasi dengan NaOH 12%, bleaching H2O2 10%, pengeringan di dalam oven pada suhu 105 , dan pengayakan menggunakan mesh 40 dan 60. Tahap kedua adalah ekstraksi kulit buah kopi arabika. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi dengan perendaman selama 4 x 24 jam menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak yang diperoleh digunakan untuk menganalisis kandungan beta karoten dan antioksidan di dalam kulit buah kopi arabika. Tahap terakhir yaitu pembuatan krim body scrub dengan mencampurkan fase minyak dan fase air. Setelah kedua fase tercampur, selulosa tandan kosong kelapa sawit, tepung beras ketan putih, dan berbagai konsentrasi ekstrak kulit buah kopi arabika ditambahkan kemudian dilakukan uji stabilitas dipercepat dengan metode uji mekanik (sentrifugasi). Pengujian dilakukan terhadap krim body scrub meliputi uji homogenitas, uji tipe emulsi, uji pH, organoleptik, uji iritasi, uji viskositas, uji angka lempeng total, uji antioksidan, uji ukuran droplet, indeks creaming dan scanning electron microscope. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit kopi arabika tergolong antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 8,136 µg/ml. Dari penelitian juga diperoleh kandungan aktivitas antioksidan dari formula krim scrub tanpa ekstrak kulit kopi arabika yang tergolong antioksidan lemah dan formula dengan ekstrak 4, 6, 8% yang tergolong antioksidan kuat dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 154,042; 82,281; 67,255; dan 55,191µg/ml. Selain itu, melalui pengujian uji stabilitas dipercepat, uji indeks creaming, dan uji ukuran droplet semua formula krim body scrub dapat dikatakan cukup stabil.

Beauty products currently circulating in the Indonesian market are those based on natural ingredients that contain high antioxidants. There are many agricultural product processing wastes that have not been used optimally. One of them is the peel of the arabica coffee fruit which has the potential as an antioxidant in body scrub creams. Cellulose of oil palm empty fruit bunches and white glutinous rice are also added to the body scrub cream. This research was divided into three stages, namely making cellulose, extracting arabica coffee fruit peel, and making body scrub cream. The process of making cellulose is carried out by extracting empty palm fruit bunches through a delignification process with 12% NaOH, bleaching 10% H2O2, drying in the oven at 105℃, and sieving using mesh 40 and 60. The second step is extracting the peel of arabica coffee fruit. The extraction method used is the maceration method by soaking for 4 x 24 hours using 70% ethanol solvent. The extract obtained was used to analyze the content of beta carotene and antioxidants in the arabica coffee fruit peel. The last stage is making a body scrub cream by mixing the oil phase and the water phase. After the two phases were mixed, the cellulose of empty palm fruit bunches, white glutinous rice flour, and various concentrations of arabica coffee fruit peel extract were added, then an accelerated stability test was carried out using the mechanical test method (centrifugation). Tests were carried out on body scrub creams including homogeneity test, emulsion type test, pH test, organoleptic test, irritation test, viscosity test, total plate number test, antioxidant test, droplet size test, creaming index and scanning electron microscope. The results showed that Arabica coffee peel extract was classified as a very strong antioxidant with an IC50 value of 8,136 µg/ml. The study also obtained the antioxidant activity content of the scrub cream formula without Arabica coffee peel extract which was classified as a weak antioxidant and the formula with 4; 6; and 8% extract which was classified as a strong antioxidant with IC50 values of 154.042; 82.281; 67.55; and 55.191µg/ml respectively. In addition, through accelerated stability testing, creaming index test, and droplet size test, all body scrub cream formulas can be said to be quite stable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charion Gibreth Hannes
"Antioksidan diperlukan oleh tubuh untuk menangkal radikal bebas yang ada . Sumber antioksidan dapat diperoleh dari vitamin maupun enzim. Salah satu antioksidan yang baik adalah glutathione (GSH) sintesis, isolasi dari yeast ekstrak hasil fermentasi broth. Karakterisasi yeast ekstrak sebagai antioksidan berupa asam amino. Dalam penelitian karakterisasi yeast ekstrak merujuk pada metode isolasi GSH, dengan memvariasi pelarut dan waktu ekstraksi menggunakan air panas dan etanol 25%. Dari variasi waktu dan pelarut ekstraksi akan diuji kandungan GSH dengan metode alloxan, untuk memperoleh kosentrasi maksimal.
Hasil penelitian menunjukkan isolasi asam amino dengan pelarut air panas, pada waktu 15 menit lebih baik. Hasil ini kemudian dilakukan karakterisasi asam amino dengan metode HPLC dan LCMS. Asam amino yang memiliki aktivitas antioksidan ialah methionine, pada pelarut air panas dengan metode HPLC kandungannya 4869,93 ppm dan metode LCMS kandungannya 3402,91 ppm dan pelarut etanol dengan metode LCMS kandungannya 4137,002 ppm. Karakterisasi asam amino nantinya dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku kosmetik bernilai jual ekonomis.

Antioxidants are needed by the body for scavenge free radicals. Source of antioxidants can be obtained from vitamins and enzymes. One is a good glutathione (GSH) synthesis, isolation of yeast extract from fermented broth. Characterization of yeast extract as an antioxidant in the form of amino acids. In the characterization studies of yeast extract refers to the method of isolation of GSH, by varying solvent and extraction time using hot water and ethanol 25%. From the variation of time and solvent extraction will be tested with the GSH content of alloxan method to obtain the highest concentration.
The results show the isolation of amino acids with a hot solvent at the time of 15 minutes is better. These results are then carried out the characterization of amino acids by HPLC and LCMS methods. Amino acid which has antioxidant activity is methionine, the hot water solvents with HPLC method 4869.93 ppm abortion and abortion LCMS method and 3402.91 ppm ethanol with LCMS method implies 4137.002 ppm. Characterization of amino acids can then be used as a source of raw materials economical cosmetics worth selling.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyliana Denysa
"Kelompok manggis-manggisan, marga Garcinia diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya, sangat reaktif yang dapat menyebabkan reaksi oksidatif. Salah satu jenis Garcinia yang memiliki potensi sebagai antioksidan adalah Garcinia tetandra Pierre. Kulit buah Garcinia tetandra Pierre dikestraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang kepolarannya bertingkat (n-heksan, etil asetat dan metanol). Masing-masing ekstrak diuji aktivitas antioksidannya dengan 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) untuk melihat aktivitasnya yang paling aktif. Ekstrak yang paling aktif dikolom untuk mendapatkan fraksi-fraksi dan hasil fraksi-fraksi tersebut akan diuji kembali aktivitas antioksidannya untuk memperoleh fraksi yang paling aktif. Hasil pengujian aktivitas antioksidan didapatkan pada ekstrak n-heksan dengan nilai IC50 3,582 µg/ml dan fraksi C merupakan fraksi n-heksan teraktif dengan IC50 5.9774µg/ml. Golongan senyawa kimia pada fraksi C adalah terpenoid dan aglikon flavon.

Mangosteen group, Garcinia genus is known having antioxidant activity that can ward off these free radicals. Free radicals are atoms or compounds that lose its electron pair, which can lead to highly reactive oxidative stress. One of Garcinia?s species which are potent for antioxidant is Garcinia tetandra Pierre. The rind of Garcinia tetrandra Pierre are extracted by maceration method using multilevel polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate and methanol). Each extract was tested for antioxidant activity by 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) to see the activities which has the most active fraction. The most active extracts are got column to obtain fractions, which the fractions will be tested again to obtain the antioxidant activity of the most active fraction. The test result is obtained on the antioxidant activity of n-hexane extracts with IC50 ​​3.582 ug / ml and fraction C is the fraction of n-hexane-active with IC50 5.9774 ug / ml. Class of chemical compounds in fraction C are terpenoids and aglikon flavon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tizia Noveira Aryani
"Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) telah diteliti mengandung flavonoid dan polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kestabilan fisik dari formulasi sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol 70% daging buah Mahkota Dewa dalam konsentrasi yang bervariasi, yaitu 5xIC50 (0,031%), 25xIC50 (0,155%), dan 125xIC50­ (0,775%) dalam basis HPMC. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman DPPH. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan pengamatan sediaan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2°C), suhu ruang (27±2°C), suhu tinggi (40±2°C), dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel Mahkota Dewa 125xIC50­ (0,775%) memiliki aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 95,536 ppm bila dibandingkan dengan gel Mahkota Dewa 0,031% (233,155 ppm), dan gel Mahkota Dewa 0,155% (150,996 ppm) tetapi lebih rendah dibanding gel Kuersetin (49,724 ppm). Gel Mahkota Dewa 0,031% dan 0,155% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2oC), suhu ruang (27±2°C), suhu tinggi (40±2oC), dan cycling test. Gel Mahkota Dewa 0,775% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2oC), suhu ruang (27±2°C), dan cycling test.

Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) has been observed to contain flavonoids and polyphenols that have high antioxidant activity. This research aimed to know the antioxidant activity and physical stability of gel formulation containing 70% ethanol extract of Mahkota Dewa fruit mesocarp in various concentrations, 5xIC50 (0,031%), 25xIC50 (0,155%), and 125xIC50 (0,775%) in HPMC base. Determination of antioxidant activity carried out by the DPPH reduction method. Physical stability test conducted by the observation that gel preparation stored at three different temperatures, low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C), and the cycling test. The results showed that the Mahkota Dewa gel 0,775% has the highest antioxidant activity (95,536 ppm) compared to Mahkota Dewa gel 0,031% (233,155 ppm), and Mahkota Dewa gel 0,155% (150,996 ppm) but lower than Quercetin gel (49,724 ppm). Mahkota Dewa gel 0,031% and 0,155% were physically stable at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C), and the cycling test. Mahkota Dewa gel 0,775% was physically stable at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), and the cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yani Mansur
"Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang pada kulit terluarnya tidak memiliki pasangan elektron sehingga menyebabkan ketidakstabilan. Radikal bebas yang berlebihan dapat menimbulkan sejumlah penyakit seperti penyakit kardiovaskular, gangguan ginjal, diabetes, dll. Antioksidan berperan dalam menetralkan sifat radikal dari radikal bebas dengan mendonorkan elektronnya. Kulit buah Garcinia mangostana (manggis) dikenal memiliki aktivitas antioksidan tinggi sehingga produk herbal kulit buah Garcinia mangostana banyak dijual bebas di pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk herbal tersebut terbukti memiliki aktivitas antioksidan serta membandingkan aktivitas antioksidan dan kadar tanin dengan ekstrak segarnya, menggunakan metode DPPH. Ekstrak Etanol Kulit Buah Garcinia mangostana, Produk A, Produk B, dan Produk C divariasikan menjadi 5 konsentrasi dan direaksikan dengan DPPH. Absorbansi sampel digunakan untuk mencari aktivitas inhibisi antioksidan terhadap DPPH. Nilai EC50 setiap sampel dianalisis secara statistik dengan uji One-Way ANOVA dan dilanjutkan dengan post hoc analysis LSD. Hasil analisis menunjukkan Produk B memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dari Ekstrak Etanol, Produk A, dan Produk C dengan nilai p < 0,05. Sedangkan, kadar fitokimia tanin pada semua sampel terlalu kecil sehingga dapat diabaikan.

Free radicals are atoms or molecules that have no outer shell electron pair, causing instability. Excessive free radicals can cause a number of diseases such as cardiovascular disease, kidney disorders, diabetes, etc. Antioxidants play a role in neutralizing the radical nature of free radicals by donating electrons. Garcinia mangostana (mangosteen) rind is known to have high antioxidant activity that many herbal products rind of Garcinia mangostana sold freely on the market. This study aims to determine whether the drugs were shown to have antioxidant activity and to compare the antioxidant activity and tannin content of herbal products with fresh extracts, using DPPH method. Ethanol extract of Garcinia mangostana rind, Product A, Product B, and Product C was varied to 5 concentration and reacted with DPPH. Sample absorbance was used to search for inhibitory activity against DPPH antioxidant. EC50 values of each sample were analyzed statistically by One-Way ANOVA test followed by post hoc LSD analysis. The analysis showed Product B has a better antioxidant activity than extract Ethanol, Product A, and Product C with p <0.05. Meanwhile, tannin content in all samples were too small, so that it can be ignored."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Andre Fahriz Perdana
"Penggunaan Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua menghasilkan limbah lindi hitam yang kandungan utamanya adalah lignin. Sebagai senyawa polimer fenolik, gugus hidroksifenolik pada lignin memungkinkannya bertindak sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, isolat lignin lindi hitam diuji aktivitasnya sebagai antioksidan pada biodiesel. Lignin diperoleh dengan pertama-tama melakukan praperlakuan TKKS dengan metode organosolv pada suhu 170 C selama 2,5 jam dan dilanjutkan dengan melakukan isolasi lignin teknis. Isolat lignin ditambahkan ke dalam biodiesel dengan variasi konsentrasi 500, 1000, dan 1500 ppm. Lignin komersial dan antioksidan sintetik butylated hydroxytoluene BHT digunakan sebagai kontrol positif. Uji stabilitas oksidasi biodiesel dilakukan dengan metode Rancimat. Sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menghitung bilangan asam, bilangan peroksida, dan viskositas kinematik biodiesel pada pekan ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Karakteristik isolat lignin organosolv yang diperoleh dari penelitian ini meliputi: rendemen lignin 13,7 kadar lignin 64,5 bobot ekuivalen 1822,1 g/ekuivalen dan kadar hidroksifenolik 6,8. Spektrum FTIR lignin organosolv menunjukkan kesamaan pita serapan dengan lignin komersial. Penambahan lignin organosolv, lignin komersial, dan BHT mampu menghambat laju oksidasi biodiesel dengan urutan aktivitas antioksidan dari yang terbesar hingga yang terkecil secara berturut-turut yakni BHT, lignin komersial, dan lignin organosolv.

Utilization of Palm Oil Empty Fruit Bunch POEFB as second generation bioethanol feedstock produces black liquor waste which the main content is lignin. As phenolic polymer compound, the hydroxyphenolic group in lignin enables it to act as antioxidant. In this study, lignin isolate from black liquor was tested for their activity as antioxidants in biodiesel. Lignin was obtained by first performing POEFB pretreatment by organosolv method at 170 C for 2.5 hours and followed by technical lignin isolation. Lignin isolate was added to biodiesel with variation of concentration 500, 1000, and 1500 ppm. Commercial lignin and synthetic antioxidant butylated hydroxytoluene BHT were used as positive control. The biodiesel oxidation stability test was performed by Rancimat method. While antioxidant activity test was done by identifying the acid number, peroxide number, and kinematic viscosity of biodiesel at week 0, 1, 2, 3, and 4. Characteristics of organosolv lignin isolate obtained from this research include lignin yield 13,7 64.5 lignin content equivalent weight of 1822.1 g equivalent and hydroxyphenolic content of 6.8. The organosolv lignin FTIR spectrum shows the similarity of absorption bands to commercial lignin. The addition of organosolv lignin, commercial lignin, and BHT are able to inhibit the rate of oxidation of biodiesel with the sequence of antioxidant activity from the largest to the smallest successively BHT, commercial lignin, and organosolv lignin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Salsabila
"Tandan Kosong Sawit (TKS) merupakan limbah padat utama dari industri pengolahan kelapa sawit. Salah satu polimer penyusun TKS adalah lignin. Saat ini pemanfaatan lignin paling banyak digunakan sebagai perekat kayu. Aktivitas antioksidan lignin telah menerima banyak perhatian karena struktur polifenol yang dimiliki oleh lignin. Meskipun penelitian terdahulu membuktikan bahwa lignin mempunyai aktivitas antioksidan, namun lignin mudah teroksidasi dalam penyimpanan. Oleh karena itu dibutuhkan bahan untuk menjaga stabilitas lignin. Penelitian ini menganalisis kelayakan investasi dari pabrik produsi lignin terenkapsulasi dari TKS sebagai bahan baku. Pabrik akan dibangun di daerah Kertajaya, Banten, dengan masa usia proyek 15 tahun dan ditargetkan untuk mampu memenuhi target 1% market share. Penelitian ini membandingkan empat macam proses praperlakuan, yaitu basa dengan NaOH, asam-basa, steam explosion, dan basa dengan NH4OH. Simulasi proses produksi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SuperPro Designer untuk memperoleh data neraca massa, energi, dan parameter keekonomian. Simulasi menunjukkan produksi lignin terenkapsulasi dengan metode praperlakuan menggunakan NaOH sebagai alternatif terbaik dengan parameter profibilitas berupa NPV, IRR, PBP, sebesar USD USD 6.078.000; 35,23 % dan 3,19 tahun; secara berurutan pada harga jual produk sebesar USD 40/kg.

Oil Palm Empty Fruit Bunch (EFB) is the main solid waste from the palm oil processing industry. One of the main constituent polymers of Oil Palm EFB is lignin. Currently, the use of lignin is most widely used as wood adhesives. The antioxidant activity of lignin has received much attention recently because of the structure of the polyphenols possessed by lignin. Although previous studies have shown that lignin has antioxidant activity, lignin is easily oxidized while in storage. Therefore we need materials to maintain lignin stability. This research analyzes the investment feasibility of a lignin production plant encapsulated from oil palm empty fruit bunches (TKS) as raw material. The factory will be built in theKertaja area Banten, with a project life span of 15 years and is targeted to be able to meet 1% market share. This study compared four kinds of pretreatment processes, namely bases with NaOH, acid-bases, steam explosion, and bases with NH4OH. The production process simulation is carried out by using the SuperPro Designer software to obtain mass, energy, and economic parameter data. Simulations show the production of encapsulated lignin with the alkaline pretreatment using NaOH method as the best alternative with the profitability parameters in the form of NPV, IRR, and PBP, of USD 6.078.000; 35,23 % and 3,19 years, respectively, at the product selling price of USD 40/kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jepri Sutanto
"Tesis ini membahas kadar antioksidan dan tingkat keasaman pada kopi arabika, kopi luwak dan kopi hasil iradiasi BATAN. Penelitian menggunakan sampel kopi yang belum diiradiasi (0 kGy) dan sudah diiradiasi dengan dosis 2,5 kGy; 5 kGy dan 10 kGy. Penentuan kadar antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2- diphenyl-1-picrylhydrazil) dengan perangkat spektrofotometer UV-Vis dan penentuan tingkat keasaman menggunakan pH meter. Penentuan gugus fungsi menggunakan FTIR dan penentuan jumlah partikel menggunakan ESR Spectrometer. Hasil kadar antioksidan pada kopi sebelum dan sesudah iradiasi ditentukan dengan nilai persen penghambatan (IC50). Nilai IC50 kopi arabika (Toraja) dengan dosis 0 kGy; 2,5 kGy; 5 kGy dan 10 kGy adalah 54,150 μg/ml (tinggi); 50,326 μg/ml (tinggi); 49,026 μg/ml (sangat tinggi) dan 46,546 (sangat tinggi) dan nilai IC50 kopi luwak dengan dengan dosis 0 kGy; 2,5 kGy; 5 kGy dan 10 kGy adalah 64,226 μg/ml (tinggi); 55,090 μg/ml (tinggi); 58,885 μg/ml (tinggi) dan 56,739 μg/ml (tinggi). Dari pengukuran didapatkan bahwa kopi hasil iradiasi menghasilkan kadar antioksidan meningkat setelah di iradiasi tetapi untuk tingkat keasaman tidak signifikan.

This thesis discusses the antioxidant and the acidity levels on coffee arabica, civet coffee, and irradiation coffee by National Nuclear Energy Agency (BATAN). This research utilized the sample of coffee before and after irradiation with the varieties of doses (2,5 kGy; 5 kGy and 10 kGy). In the experiment determining the levels of antioxidants using DPPH method (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil) with spectrophotometer UV-Vis and the acidity using pH meter. Determining the cluster functional using FTIR and the number of particles using ESR Spectrometer. Results antioxidant levels on arabica coffee and civet coffee before and after irradiation are shown with IC50 values. IC50 values on arabica coffee (Toraja) with the varieties of dose (0 kGy; 2,5 kGy; 5 kGy and 10 kGy) are 54.150 μg/ml (high); 50.326 μg/ml (high); 49.026 μg/ml (very high) dan 46.546 (very high) as well as IC50 values on civet coffee (Gayo) are 64.226 μg/ml (high); 55.090 μg/ml (high); 58.885 μg/ml (high) dan 56.739 μg/ml (high). From the measurement results showed that the antioxidant levels increased after irradiation but for the level of acidity is not significance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Damar Aprilano
"Radikal bebas yang berlebih merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan di dalam tubuh. Untuk menghindari efek kerusakan ini, tubuh membutuhkan suatu proteksi yang diperankan oleh antioksidan. Antioksidan dapat mendonorkan elektron yang dimiliki nya untuk menstabilkan radikal bebas, sehingga dampaknya pada jaringan tidak terjadi. Antioksidan ini dapat ditemukan pada bahan alam, salah satunya Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) yang secara luas digunakan oleh masyarakat. Penilaian aktivitas antioksidan dari air perasan, ekstrak daging buah kulit buah C.aurantifolia dalam metanol dilakukan dengan menggunakan metode diphenylpicrylhydrazyl (DPPH), suatu radikal bebas stabil organik yang dikonversi menjadi nilai hambatan reduksi molekul ini sebesar 50% yang disebut EC50.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Departemen Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada Mei-Juni 2013, dengan menilai absorbansi reduksi DPPH menggunakan spektrofotometri. Data absorbansi yang didapat pada penelitian diolah dengan Microsoft Excel untuk mendapatkan grafik regresi linier dalam penghitungan EC50.
Hasil penelitian menunjukan bahwa air perasan memberikan aktivitas antioksidan terbesar (EC50 = 6,03%), diikuti oleh ekstrak kulit buah (EC50 = 13,75%) dan daging buah (EC50 = 14,36%) dalam metanol dari C. aurantifolia. Dapat disimpulkan, air perasan, daging buah dan kulit buah dari C. aurantifolia dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami dalam melawan radikal bebas.

Free radical, one of the leading causes of the damage to the body. Our body need some free radical protection from antioxidant. Antioxidant can give its electron to stabilize the free radical so it can't effect the body tissue. Antioxidant can be found from natural resources, such as Key lime (Citrus aurantifolia). Measurement antioxidant activity from juice, peel and fruit skin extract in methanol are using the diphenylpicrylhydarzyl (DPPH) method, an organic stable free radical, then the result will convert to determine the EC50, number of 50% DPPH reduction by substrate.
The research has done in Medical Pharmacy Department Laboratory of Faculty of Medicine Universitas Indonesia, on May-June 2013, by used the spectrophotometry instrument to measurement the DPPH reduction absorbance. The absorbance data then input to Microsoft Excel to draw the linear regression graph for EC50 determination.
The result of this study show that the juice give the biggest antioxidant activity (EC50 = 6,03%), then fruit skin extract (EC50 = 13,75%), and peel extract in methanol (EC50 = 14,36%) from the C. aurantifolia. In conclusion, juice, peel, and fruit skin of C. aurantifolia have antioxidant activity and can be used as natural antioxidant resources to against the free radical.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Edy
Jakarta: Agromedia Pustaka, 2019
633.73 PAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>