Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164524 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dionisius Andhika Putra
"Mikroplastik (<5mm) merupakan hasil degradasi dari plastik akibat berbagai proses dinamika di lingkungan. Masalah dalam penelitian ini adalah keberadaan mikroplastik di DAS Ciujung yang berpotensi memberikan ancaman melalui toksisitas yang terkandung dalam senyawa kimianya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi karakter mikroplastik, membuat model distribusi mikroplastik, menilai perspektif sosial-ekonomi masyarakat terhadap mikroplastik, serta merekomendasikan upaya mitigasi mikroplastik. Metode yang digunakan adalah kombinasi antara analisis kimia, statistik, spasial, dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mikroplastik dengan kelimpahan rata-rata 40,73 ± 8,29 partikel/l yang terdistribusi dari hulu sampai ke hilir dengan model parameterisasi difusi horizontal. Karakter yang umum dijumpai adalah bentuk fragmen dengan warna monokrom dan berjenis polietilena (PE) serta polipropilena (PP). Pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap mikroplastik berada dalam kategori buruk dan DAS Ciujung masih banyak dimanfaatkan dalam aktivitas ekonomi masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah merekomendasikan peraturan terkait mikroplastik sebagai alternatif mitigasi mikroplastik.

Plastic degradation from several dynamic environmental processes results in microplastics (<5mm). This research's issue is the existence of microplastics in the Ciujung watershed, which could be dangerous due to the toxicity of its chemical constituents. This study aims to detect the characteristics of microplastics, develop a model for the distribution, assess people's socio-economic perspectives, and recommend microplastic mitigation strategies. Chemical, statistical, and spatial analysis, along with Analytical Hierarchy Process (AHP) are all combined in the procedure. The results demonstrate that microplastics were distributed from upstream to downstream employing a horizontal diffusion parameterization model, with an average abundance of 40.73 ± 8.29 particles/l. The most frequent characters are monochromatic color fragments of polyethylene (PE) and polypropylene (PP). Poor reflects the public's knowledge and perceptions of microplastic and the Ciujung Watershed is still widely used in locals economic activities. The research's findings suggest regulations governing microplastics as an alternative to microplastic mitigation."
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Widi Pramana
"Dewasa ini, masalah kualitas daya semakin menjadi perhatian karena segala sesuatu yang terjadi akibat gangguan pada kualitas daya dapat menyebabkan kerugian yang besar khususnya bagi pelanggan industri. Sebuah alat yang dinamakan Dynamic Voltage Restorer (DVR) telah berhasil disimulasikan untuk memitigasi masalah kualitas daya yang paling sering dihadapi oleh industri, yaitu lendutan tegangan yang disebabkan karena gangguan hubung singkat.
Dari hasil simulasi lendutan tegangan yang disebabkan karena gangguan tiga fasa ke tanah, gangguan satu fasa ke tanah dan gangguan fasa ke fasa, serta dengan menerapkan skenario terjadinya gangguan tiga fasa ke tanah dengan adanya penambahan beban dapat membuktikan bahwa DVR yang dimodelkan dan disimulasikan dapat dengan baik digunakan untuk memitigasi lendutan tegangan yang diakibatkan oleh gangguan-gangguan tersebut, yakni dapat mempertahankan level tegangan beban sensitif sehingga level tegangan beban sensitif tersebut tetap berada pada rentang yang diijinkan yaitu antara 0,9 pu sampai 1,1 pu dengan error maksimum sebesar 1,4% dari level tegangan normal yang bernilai sebesar 1 pu.

Today, power quality issues are increasingly becoming a concern because everything that occurs due to disturbance in the power quality can cause a great loss especially for industrial customers. A device called Dynamic Voltage Restorer (DVR) has been successfully simulated to mitigate one of the most common power quality problems faced by industrial customers namely voltage sag caused by short circuit.
From the simulation results, i.e voltage sag caused by three phase to ground fault, one phase to ground fault and phase to phase fault and also applying one additional scenario i.e three phase to ground fault by adding additional load, can prove that the designed DVR can effectively be used to mitigate the occurence of voltage sag caused by the earlier mentioned causes. DVR can maintain the level of voltage so that it keep steady between 0,9 pu - 1,1 pu with maximum error of 1,4% from the normal voltage level i.e 1 pu.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwina Salsabila Larasati
"Peristiwa Pandemi Covid-19 membuat adanya penerapan kebijakan study from home work from home pada Kawasan Universitas Indonesia. Di tahun yang sama, pencemar mikroplastik juga diketahui meningkat di sejumlah badan air. Dari sini, Danau UI yang merupakan rencana sumber air baku bagi Sistem Penyediaan Air Minum di Universitas Indonesia perlu ditinjau kualitas airnya. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas air Danau UI dengan membandingkan kondisi historis parameter kualitas air Danau UI dari sebelum pandemi hingga saat masa pandemi selama 10 tahun kebelakang. Parameter kualitas air yang ditinjau berupa Suhu, TSS, TDS, pH, DO, BOD, Nitrat, Fosfat, Total Coliform, dan Fecal Coliform. Parameter-parameter tersebut nantinya dapat digunakan untuk membantu menggambarkan status mutu air Danau UI dengan metode STORET. Kemudian, identifikasi pencemar mikroplastik Danau UI disini dilakukan dengan menggunakan larutan jenuh NaCl, Mikroskop Cahaya, serta Sedwigck Rafter Chamber. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya sejumlah parameter yang mengalami peningkatan pada masa pandemi, yakni 5 dari 6 Danau di UI mengalami peningkatan nilai DO dengan 50% diantaranya melewati standar baku mutu kelas 1 yakni 6 mg/l, 100% parameter pH pada kondisi netral yakni 7, serta parameter Suhu dan TDS pada Danau UI seluruhnya memenuhi standar baku mutu kelas 1. Kemudian hasil dari penilaian dengan metode STORET pada tahun yang memiliki sejumlah parameter yang lengkap terukur dan dapat dibandingkan menunjukkan kondisi air Danau UI yang buruk. Terlihat pada tahun 2016, 2017, 2018, dan 2019 penilaian STORET Danau UI memiliki nilai yakni -130, -124, -128, dan -128. Hasil tersebut menggambarkan kondisi air Danau UI yang sama dari tahun ke tahunnya pada masa sebelum pandemi hingga saat masa pandemi tahun 2019. Selain itu, mikroplastik yang teridentifikasi disini memiliki rata-rata sebanyak 391,76 partikel/L dengan jenis yang paling dominan berupa fiber sebanyak 64,94% dan microbeads sebanyak 30,79%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Danau UI masih perlu menerapkan sejumlah strategi pengelolaan kualitas air danau.

The Covid-19 Pandemic event led to the implementation of study-from-home and work-from-home policies in the University of Indonesia Area. In the same year, microplastic contaminants are also known to increase in several water bodies. From here, UI Lakes, which are planned to be the raw water source for Drinking Water Supply System at University of Indonesia, needs to be reviewed for its water quality. Therefore, the purpose of this study is to analyze the water quality of UI Lakes by comparing the historical conditions of UI Lake's water quality parameters from before the pandemic to the time of the pandemic for the past ten years. The water quality parameters reviewed were Temperature, TSS, TDS, pH, DO, BOD, Nitrate, Phosphate, Total Coliform, and Fecal Coliform. These parameters can later be used to help describe the water quality status of UI Lake with the STORET method. Then, the identification of Lake UI microplastic contaminants here was carried out using saturated solution of NaCl, Light Microscope, and Sedwigck Rafter Chamber. The results of the study show that several parameters have increased during the pandemic, namely 5 of 6 lakes in UI experienced an increase in DO values ​​with 50% of them passing the class 1 quality standard, which is 6 mg/l, 100% of the pH parameters in neutral conditions, namely 7, as well as the Temperature and TDS parameters in UI Lakes all meet the class 1 quality standard. Then the results from the STORET method which have parameters that are completely measurable and can be compared show the poor condition of UI Lake's water. It can be seen in 2016, 2017, 2018, and 2019 that the UI Lakes STORET assessment has a value of -130, -124, -128, and -128. These results illustrate the same water conditions at UI Lakes from year to year from the pre-pandemic to the 2019 pandemic. In addition, the microplastics identified here have an average of 391.76 particles/L with the most dominant type being fiber as much as 64.94% and microbeads as much as 30.79%. These results indicate that UI Lakes still needs to implement some lake water quality management strategies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Fauzi
"Pada umumnya untuk mendapatkan debit sungai rata-rata, maksimum atau minimum dari daerah aliran sungainya sangat sulit sekali kalau tidak ada data curah hujan pada suatu jangka waktu tertentu, ataupun tidak ada pengukuran debit secara langsung di lapangan dengan jangka waktu tertentu. Untuk kondisi itu maka diperlukan suatu bentuk pendekatan yang berlaku pada suatu luasan daerah aliran sungai agar didapat suatu korelasi yang dapat digunakan untuk memperkirakan debit sungai pada setiap waktu, mengingat luas daerah aliran sungai itu mudah mendapatkannya. Korelasi tersebut dinyatakan dalam suatu persamaan bentuk korelasi yang dapat mewakili hubungan debit pada suatu daerah aliran sungai dengan luas daerah pengaliran sungai tersebut. Daerah aliran sungai ( luas daerah aliran sungai) akan dianggap sebagai suatu sistem, sehingga masukan dan keluaran dari sistem tersebut mempunyai korelasi. Persamaan bentuk korelasi tersebut akan menjadi suatu bentuk model matematis, dan didapatkan melalui pendekatan empiris dengan menggunakan perangkat statistik regresi. Skripsi ini ditujukan untuk meneliti persamaan bentuk korelasi debit dan luas daerah aliran sungai pada sungai Citanduy dan sungai Ciujung."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustrilea Almiza
"Sungai Musi merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan dan muaranya berada di Kabupaten Banyuasin. Muara dan Sungai Musi banyak dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi seperti sanitasi, jalur transportasi, dan kegiatan perikanan. Jumlah penduduk yang tinggi dan banyaknya pemukiman yang berada di jalur sungai musi, serta adanya aktivitas di perairan tersebut akan menghasilkan sampah plastik baik makroplastik maupun mikroplastik. Sampah dari sungai akan menuju muara dan mencemari pesisir serta laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi serta kelimpahan makro- dan mikroplastik yang ada di hulu dan muara Sungai Musi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di hulu dan muara Sungai Musi sudah tercemar oleh sampah plastik, dan adanya perbedaan kelimpahan makro- dan mikroplastik antar stasiun penelitian. Kelimpahan makroplastik berkisar antara 5-32 item/m2 dengan rata-rata berat yaitu 27,82-126,89 g/m2 dan 5 jenis makroplastik yang mendominasi yaitu serpihan plastik; kemasan makanan; gayung/ember/botol plastik lainnya; kantong plastik; dan gelas plastik. Jenis mikroplastik yang ditemukan yaitu dalam bentuk fragmen; fiber; film; dan pellet/granula. Kelimpahan mikroplastik di air permukaan berkisar antara 342-793 partikel/L yang didominasi oleh fragmen, kelimpahan mikroplastik di sedimen berkisar antara 4.458,67-5.514,67 partikel/kg didominasi oleh fragmen. Beberapa langkah pengelolaan sampah plastik berdasarkan hasil penelitian antara lain yaitu: meningkatkan monitoring dan penelitian sampah plastik; kampanye pendidikan publik jangka panjang; membuat peraturan daerah tentang penggunaan plastik; dan pengelolaan sampah plastik yang baik dan secara berkala.

Musi River is one of the longest rivers in Sumatra Island, which flows through South Sumatra Province and its estuary reaches out in Banyuasin Regency. Musi River and especially its estuary are highly used for economic activities such as mode of transport, fishing as well as sanitation. The high density of population and the increasing number of settlements in the Musi River banks result in increasing plastic waste-both macroplastic and microplastic which flows into the estuary and pollutes the coast and sea. The objective of this study is to determine the distribution and the abundance of macro-and microplastic in the upstream and estuary of Musi River. This research used a quantitative descriptive approach with purposive sampling method. The results of the study showed that the upstream and estuary of Musi River had been polluted by plastic waste and also showed the differences in macro- and microplastic abundance between research stations. Macroplastic abundance ranging from 5-32 items/m2 with an average weight of 27.82-126.89 gr/m2 and the dominant macroplastic types are plastic fragments; food wrappers; other jugs/containers; bags(films); and cups. Whereas the types of microplastic found are in the form of fragments; fiber; film; and pellets/granules. Microplastic abundance in the surface of water ranged from 342-793 particles/L which were dominated by fragment, whereas microplastic abundance in sediments ranged from 4,458.67-5,514.67 particles/kg which were dominated by fragment. Consequently the results of the study propose several steps to manage plastic waste in the coastal area development including: increasing identification and monitoring of plastic waste problems; long-term community education; local regulations regarding the use of plastic; and manage of plastic waste regularly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan Umar Sadik
"Erosi yang terjadi di DAS Ci Tarum di Propinsi Jawa Barat terjadi sebagai akibat perubahan penggunaan lahan dan aktifitas manusia di lahan pertanian di wilayah aliran Ci Tarum. Penelitian ini bertujuan mengkaji distribusi erosi pada beberapa penggunaan lahan sehingga diketahui lokasi erosi terpusat.
Metode yang digunakan yaitu Persamaan Umum Kehilangan Tanah atau Universal Soil Lost Equation mengggunakan Sistem Informasi Geografi untuk mempelajari distribusi erosi di DAS Ci Tarum yang dipengaruhi oleh faktor perubahan penggunaan lahan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan memanfaatkan teknik kuantitatif. Peubah yang digunakan yaitu laju erosi tahunan, penggunaan lahan, bentuk lahan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa distribusi erosi di DAS Ci Tarum pada tahun 1978 sampai tahun 2013 terpusat di wilayah dengan penggunaan lahan sawah irigasi 69.831 ton/tahun pada tahun 1978, 119.266 ton/tahun pada taun 2013. Sedangkan penggunaan lahan tanah terbuka dengan besar erosi pada tahun 1978 sebesar 12.724 ton/tahun, dan sebesar 26.583 ton/tahun pada tahun 2013.

Erosion in the watershed Ci Tarum in West Java province occurred as a result of land use changes and human activities on agricultural land in the region of Ci Tarum flow. This study aims to assess the distribution of erosion on some land use in order to know the location of a centralized erosion.
The method used is Eq Public Land or Universal Soil Loss Equation Lost mengggunakan Geographical Information Systems to study the distribution of erosion in the watershed Ci Tarum are influenced by land use changes. This research is a quantitative research by using quantitative techniques. The variables used are the annual erosion rate, land use, land forms.
The study concluded that the distribution of erosion in the watershed Ci WTC in 1978 until 2013 centered in the region with the use of irrigated land 69 831 tonnes / year in 1978, 119 266 tonnes / year in 2013. While the epidemic of land use with a large open land erosion in 1978 amounted to 12.724 tonnes / year, and amounted to 26.583 tonnes / year in 2013.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rodhi Isyraf Fauzan
"Tujuan penelitian ini adalah melakukan penilaian risiko operasional secara
kuantitatif pada proyek konstruksi Entitas XYZ dan merancang mitigasi risiko operasional untuk mencegah dan mengurangi risiko dalam pelaksanaan proyek konstr ksi Entitas XYZ yang menjadi sampel penelitian. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kombinasi, yaitu wawancara mendalam dan teknik pengumpulan data sekunder dengan studi pustaka. Penilaian risiko operasional dilakukan dengan menghitung probabilitas (P), biaya (C), kualitas (Q), waktu (T), dan keselamatan kerja (S), untuk kemudian menghitung risiko proyek utama berdasarkan Risk Significance Index (RSI). Berdasarkan nilai RSI, penelitian ini mengidentifikasi sepuluh penyebab risiko dengan nilai RSI tertinggi. Selanjutnya penelitian ini merancang strategi mitigasi atas kesepuluh penyebab risiko tersebut dengan salah satu strategi berikut, yakni menghindari risiko, mengurangi risiko, memindahkan risiko, membagi risiko, atau menghadapi risiko

The objective of this study is to conduct a quantitative operational risk assessment and design risk mitigation strategies to prevent and reduce operational risks in a selected samples of construction project in Entitas XYZ. This research method combines in-depth interviews and secondary data collection techniques. Operational risk is assessed by calculating the probability (P), cost (C), quality (Q), time (T), and work safety (S), and then calculating the main project risk using the Risk Significance Index (RSI). This study then identified ten risk factors with the highest RSI values. Furthermore, this study proposes a risk-mitigation strategy
for each of these ten risk factors, using one of the following approaches: avoiding risk, reducing risk, transferring risk, sharing risk, or facing risk
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endar Widiah Ningrum
"Mikroplastik dan merkuri dapat menyebabkan efek toksik pada biota perairan, dan berpotensi terpapar pada manusia. Teri anchovy (Stolephorus sp.) yang digunakan di dalam penelitian ini merupakan komoditas ikan yang berlimpah di laut Indonesia, mudah dijumpai, ekonomis, dan bernutrisi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis konsentrasi mikroplastik, 2) menganalisis konsentrasi merkuri dari mikroplastik yang ditemukan pada teri anchovy (Stolephorus sp.), dan 3) memberikan rekomendasi porsi teri anchovy yang aman dikonsumsi. Saluran pencernaan teri anchovy diisolasi dan didestruksi dengan campuran 1M NaOH 20mL dan 0,5% Sodium laureth sulfate (SLS) 10mL, kemudian sampel disimpan di suhu ruang. Sampel kemudian dikuantifikasi kandungan mikroplastiknya dengan mikroskop, diuji tipe polimernya dengan Fourier- transform infrared spectroscopy (FTIR), dan diuji kandungan merkurinya dengan Atomic Absorption Spechtophotometer (AAS) unflame cold vapor method. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan referensi. Partikel mikroplastik dan pencemar merkuri ditemukan pada teri anchovy dari kota-kota pesisir Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan mikroplastik ditemukan merata di seluruh lokasi (Sig.0,545). Rata-rata partikel mikroplastik yang ditemukan adalah 224 ± 2,97 par/idv. Tipe polimer yang ditemukan adalah LDPE, HDPE, PP, PS, PET, dan poliamida/nilon. Bentuk dan ukuran secara signifikan mempengaruhi banyaknya partikel mikroplastik yang ditemukan pada teri anchovy (Sig.<0,01). Mikrofiber (217 ± 8,89 par/idv) dan mikrobead (43 ± 12,7 par/idv) ditemukan paling banyak pada teri anchovy dari Krui, Lampung. Mikrofilm (481 ± 16,07 par/idv), dan mikrofragmen (134 ± 15,53 par/idv) ditemukan paling banyak dari teri mamuju. Ukuran mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah 50-500 μm (Sig.0,036). Rata-rata partikel mikroplastik berukuran 50-500 μm pada teri anchovy dari zona tangkap Samudra Hindia Timur (225 ± 4,81 par/idv) lebih banyak dibandingkan dengan Pasifik Tengah Barat (115 ± 2,92 par/idv), namun perbedaan ini tidak signifikan secara statistik (Sig.0,617). Adapun mikrofiber pada teri anchovy dari Samudra Hindia Timur (33 ± 5,76 par/idv), dan Pasifik Tengah Barat (33±5,80 par/idv) memiliki rata-rata jumlah yang sama (Sig.0,944). Hubungan antara panjang total teri anchovy dengan banyaknya partikel mikroplastik yang ditemukan adalah Y = -45,803 + 2,683X. Timbulan sampah bersama dengan lokasinya dapat digunakan untuk memprediksi 11,6% keberadaan mikroplastik berukuran 50-500 μm. Teri anchovy yang berasal dari kota sedang-metropolitan (Mamuju, Krui-Lampung, dan Talisayan-Berau) ditemukan mengandung mikroplastik lebih banyak daripada teri yang berasal dari kota kecil-sedang (Fakfak, Waingapu, dan Karimunjawa). Adapun mikroplastik bersama dengan zona tangkap secara simultan memiliki hubungan yang kuat dengan keberadaan pencemar merkuri (R = 0,557) yaitu sebesar 31%. Meskipun pengaruhnya tidak signifikan secara statistik (Sig.0,075), namun keberadaan mikroplastik bersama pencemar merkuri pada teri anchovy dapat digunakan untuk menurunkan batas maksimum toleransi paparan merkuri. Rata-rata merkuri (HgMPs) pada teri anchovy adalah sebesar 0,034 ppm. Teri meulaboh memiliki konsentrasi merkuri (HgMPs) paling tinggi yaitu sebesar 0,09 ppm. Sementara itu, pencemar merkuri tidak terdeteksi pada teri dari talisayan, Kalimantan Timur. Teri yang berasal dari kota sedang-metropolitan (Meulaboh, Manado, dan Lampung) mengandung lebih banyak merkuri (HgMPs) dibandingkan dengan teri anchovy dari kota kecil-sedang (Fakfak, Kendari, dan Berau). Berdasarkan zona tangkapnya, kandungan merkuri (HgMPs) pada teri anchovy dari Samudra Hindia Timur (0,06 ppm) lebih tinggi daripada Pasifik Tengah Barat (0,03 ppm), namun perbedaan ini tidak bermakna secara statistik (Sig.0,094). Rasio paparan merkuri (HgMPs) masyarakat Aceh paling tinggi, yaitu 1,79 pada laki-laki, dan 1,96 pada perempuan (THQ > 1,0). Masyarakat Aceh, dan Sulawesi Utara terpapar merkuri (HgMPs) paling tinggi (EWI), yaitu sebanyak 0,002 ppm/pekan yang disebabkan oleh ditemukan pencemar merkuri (HgMPs) yang tinggi pada teri anchovy bersama dengan Angka Konsumsi Ikan (AKI) yang juga tinggi. Batas toleransi merkuri (MTI) apabila ditemukan mikroplastik paling ketat pada masyarakat Lampung, yaitu tidak boleh melebihi 0,06 ppm/pekan. Petunjuk konsumsi ikan yang aman diperlukan oleh masyarakat agar dapat menghindari terpapar merkuri berlebih. Adapun rekomendasi nasional bagi konsumsi teri anchovy yang aman dalam sepekan untuk ibu hamil dan menyusui adalah 2-3 kali dengan ukuran porsi sebesar 76 gram. Anak-anak dapat mengonsumsi teri anchovy 2 kali dalam sepekan dengan ukuran porsi 19 gram (1-3 tahun), 38 gram (4-7 tahun), 57 gram (8-10 tahun), dan 76 gram (>11 tahun). Kategori dewasa lainnya dapat mengonsumsi 2-3 kali dalam sepekan dengan ukuran porsi ≤ 362 gram bagi laki-laki, dan ≤ 304 gram bagi perempuan. Sebagai saran, referensi dosis oral (RfD) mikroplastik dan merkuri, serta petunjuk konsumsi ikan yang aman sebaiknya ditetapkan sebagai regulasi oleh BPOM Republik Indonesia.

Microplastics and mercury can cause toxic effects on aquatic biota and potentially be exposed to humans. Anchovy (Stolephorus sp.) used in this study is a fish commodity that is abundant in Indonesian seas, easy to find, has economic value, and has high nutrition. This study aims to 1) analyze the concentration of microplastics, 2) analyze the mercury concentration of microplastics found in anchovies (Stolephorus sp.), and 3) provide recommendations for the safe portion of anchovy consumption. The digestive tract of anchovies was isolated and destructed with a mixture of 1M NaOH 20mL and 0.5% sodium laureth sulfate (SLS) 10mL; the samples were stored at room temperature. The samples were then quantified for microplastic presence under a microscope, the type of polymers was tested using Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), and the presence of mercury was tested with the Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) unflame cold vapor method. The results are then compared with the reference. Microplastic particles and mercury contaminants were found in anchovies from Indonesian coastal cities. The results showed that microplastics were found in all locations (Sig.0.545). The average particle of microplastic found was 224 ± 2.97 par/idv. The polymer types found were LDPE, HDPE, PP, PS, PET, and polyamide/nylon. Shape and size significantly affect the number of microplastic particles found in anchovies (Sig.<0.01). Microfibers (217 ± 8.89 par/idv) and microbeads (43 ± 12.7 par/idv) were primarily found in anchovy from Krui, Lampung. Microfilms (481 ± 16.07 par/idv) and microfragments (134 ± 15.53 par/idv) were primarily found in mamuju’s anchovies. The most commonly found microplastics were 50-500μm (Sig.0.036). The average size of 50- 500 μm microplastic particles in anchovies from the Eastern Indian Ocean fisheries zone (225 ± 4.81 par/idv) was higher than that of the Western Central Pacific (115 ± 2.92 par/idv), but this difference was statistically insignificant (Sig.0.617). The microfibers in anchovies from the Eastern Indian Ocean (33 ± 5.76 par/idv) and the Western Central Pacific (33 ± 5.80 par/idv) had the same average number (Sig.0.944). The relationship between the total length of anchovies and the number of microplastic particles found was Y = -45,803 + 2,683X. The waste and location can predict 11.6% of microplastic presence in 50-500 μm size. Anchovies from medium-metropolitan cities (Mamuju, Krui- Lampung and Talisayan-Berau) contained more microplastics than anchovies from small- medium cities (Fakfak, Waingapu and Karimunjawa). Meanwhile, microplastics and the fisheries zone simultaneously have a strong relationship with the presence of mercury pollutants (R = 0.557) which is 31%. Although the effect was statistically insignificant (Sig.0.075), the presence of microplastics together with mercury contaminants in anchovies could be used to reduce the maximum tolerance for mercury exposure. The average mercury (HgMPs) in anchovies is 0.034 ppm. Meulaboh’s anchovies had the highest mercury (HgMPs) concentration of 0.09 ppm. Meanwhile, mercury was not detected in the talisayan’s anchovies, East Kalimantan. Anchovies from medium- metropolitan cities (Meulaboh, Manado, and Lampung) contain more mercury (HgMPs) than anchovies from small-medium cities (Fakfak, Kendari, and Berau). Based on the fisheries zone, the mercury (HgMPs) concentration in anchovies from the Eastern Indian Ocean (0.06 ppm) was higher than that of the Western Central Pacific (0.03 ppm), but this difference was statistically insignificant (Sig.0.094). The mercury (HgMPs) exposure ratio of the Acehnese is the highest, namely 1.79 for men and 1.96 for women (THQ > 1.0), so it has the potential to get health side effects. Aceh and North Sulawesi people have the highest exposure to mercury (EWI), which is 0.002 ppm/week, due to the high mercury (HgMPs) pollutant found in anchovy along with the high Fish Consumption Rates (AKI). The maximum tolerable intake (MTI) of mercury when microplastic is found is the strictest in the people of Lampung, which should not exceed 0.06 ppm/week. The community needs safe fish consumption guidelines to avoid excessive mercury exposure. The national recommendation for a safe meal in a week for pregnant and lactating women is 2-3 times with a serving size of 76 grams anchovy fish. Children can consume the anchovy two times a week with serving sizes of 19 grams (1-3 years), 38 grams (4-7 years), 57 grams (8-10 years), and 76 grams (>11 years). Another adult category can consume 2-3 times a week with a serving size of ≤ 362 grams for men and ≤ 304 grams for women. As a suggestion, the reference for oral doses (RfD) of microplastics and mercury and the guidelines for safe fish consumption should be established by BPOM Republic of Indonesia."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soebowo Adjinegoro
"Mikroplastik merupakan plastik berukuran <5 mm. Dapat terbentuk secara primer (sengaja diiproduksi) dan sekunder (hasil degradasi). Penggunaan Personal Care Product (PCP) dan bahan-bahan pembersih rumah tangga menjadi jalur masuknya mikroplastik ke IPAL. Sampel air IPAL diambil dengan metode sampel komposit. Metodologi perhitungan kelimpahan pada sampel menggunakan mikroskop cahaya binokuler (visual), identifikasi jenis polimer menggunakan FTIR dan identifikasi ukuran mikroplastik menggunakan software J-Image. Kelimpahan rata-rata mikroplastik pada penelitian ini mencapai 8×103 MP/L. Penyisihan mikroplastik mencapai 77%. Hasil identifikasi karakteristik ditemukan bentuk mikroplastik fragment (57.6%), film (14.7%), beads (12.7%), foam (9.2%), dan fiber (5.8%). Warna mikroplastik yang teridentifikasi ialah biru (36.3%), hitam (35.1%), merah (18.2%), kuning (8.6%), dan transparan (1.8%). Persebaran ukuran mikroplastik pada IPALD terbagi menjadi terkecil <0.3 mm (80%), 0.3 – 0.5 mm (2%), 0.5 – 1 mm (4%), dan >1 mm (14%). Selannjutnya jenis polimer yang ditemukan pada IPALD tersebar dari Polyvinyl Formal, Polyvinyl butyral, Polycarbonate (PC) dan Poly (butylene terephthalate) (PBT), Polyester, Polyvinyl Chloride, Polyarylate, dan Tetrafluoroethylene-Hexa-fluoro-propylene (FEP). Hasil pengujian korelasi menunjukan hubungan yang kuat dan signifikan secara statistik untuk TSS terhadap Mikroplastik. Sedangkan hubungan lemah dan tidak signifikansi secara statistik untuk parameter VSS terhadap Mikroplastik di dalam IPAL.

Microplastics are plastics <5 mm in size. They can be primary (intentionally produced) and secondary (degradation). Its presence is difficult to detect and the potential dangers are still unknown, making it an emerging contaminant for humans and the environment. The use of Personal Care Products (PCP) and household cleaning materials is a pathway for microplastics to enter WWTP. WWTP water samples were taken using the composite sample method. The methodology for calculating the abundance of samples using binocular light microscopy (visual), identification of polymer types using FTIR and identification of microplastic size using J-Image software. The average abundance of microplastics in this study reached 8×10^3 MP/L. The removal of microplastics reached 77%. The results of the identification of characteristics found the form of microplastic fragments (57.6%), films (14.7%), beads (12.7%), foam (9.2%), and fiber (5.8%). The identified microplastic colors are blue (36.3%), black (35.1%), red (18.2%), yellow (8.6%), and transparent (1.8%). The size distribution of microplastics in WWTP is divided into the smallest <0.3 mm (80%), 0.3 - 0.5 mm (2%), 0.5 - 1 mm (4%), and >1 mm (14%). Furthermore, the types of polymers found in the WWTP were distributed from Polyvinyl Formal, Polyvinyl butyral, Polycarbonate (PC) and Poly (butylene terephthalate) (PBT), Polyester, Polyvinyl Chloride, Polyarylate, and Tetrafluoroethylene-Hexa-fluoro-propylene (FEP). The correlation test results show a strong and statistically significant relationship for TSS to Microplastics. While the relationship is weak and not statistically significant for the VSS parameter to Microplastics in the WWTP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handwita Mufidawati
"Tanah longsor sering terjadi di Indonesia dan telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah dan menelan banyak korban jiwa, khususnya di DA Ci Solok, Kabupaten Sukabumi. Oleh karena itu, perlu dilakukan mitigasi bencana. Mitigasi bencana longsor adalah upaya untuk mengurangi risiko terjadinya longsor, salah satunya dengan menerapkan tindakan konservasi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memprediksi wilayah potensi longsor serta pola spasial konservasi vegetatif yang dilakukan untuk mitigasi bencana longsor di DA Ci Solok.
Untuk mengetahui wilayah potensi longsor, digunakan variabel kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, dan tutupan lahan yang diolah dengan metode Index Storie. Untuk mengetahui perubahan tutupan lahan, digunakan model Cellular Automata-Markov Chain untuk memprediksi tutupan lahan pada tahun 2032, yang dibangun berdasarkan tutupan lahan tahun 2010, 2014, dan 2018.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2010 - 2032, tutupan lahan berupa lahan perkebunan, pertanian, hutan, dan badan air mengalami penurunan luas, sedangkan permukiman mengalami peningkatan luas. Pada tahun 2010 - 2018, DA Ci Solok didominasi oleh tingkat potensi sedang untuk terjadi longsor, sedangkan pada tahun 2032 diprediksi didominasi oleh tingkat potensi tinggi. Pada tahun 2018 dan 2032, metode konservasi vegetatif untuk mitigasi longsor di DA Ci Solok didominasi oleh kombinasi tanaman penutup tanah dan wanatani yang tersebar secara acak di bagian Timur, Barat, Selatan, dan Utara DA Ci Solok.

Landslides disaster often occurs in Indonesia and caused environmental damage and claimed many lives, especially in Ci Solok Watershed. Therefore, disaster mitigation needs to be done. Landslide mitigation is an effort to reduce the risk of landslides, which can be applied by doing soil conservation. This study aims to find out and predict landslide potential areas and spatial patterns of vegetative conservation to prevent landslides in Ci Solok Watershed.
To determine landslide potential areas, the variables of slopes, soil type, rainfall, and land cover were processed using the Index Storie method. To determine land cover change, the Cellular Automata-Markov Chain model is used to predict land cover in 2032, that was built based on land cover in 2010, 2014 and 2018.
The results showed that in 2010 - 2032, the area of land cover in the form of plantation land, agricultural land, forest, and water body decreased, while the area of settlement increased. In 2010 - 2018, Ci Solok Watershed was dominated by a moderate level of landslide potential, while in 2032 it is predicted to be dominated by a high level of landslide potential. In 2018 and 2032, vegetative conservation methods for landslide mitigation in Ci Solok Watershed was dominated by a combination of cover crops and agroforestry that are randomly scattered in the East, West, South, and North part of Ci Solok Watershed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>