Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Putu Wulan Romianingsih
"Saat ini, ada dua instrumen untuk menilai dampak lingkungan dan sosial dari proyek pembangkit listrik di Indonesia, yaitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) dan Environmental and Social Impact Assessment (ESIA). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aspek lingkungan dan sosial dari Amdal dan ESIA untuk mengembangkan pedoman dan strategi pengintegrasian dua studi ini. Metode yang digunakan adalah analisis dokumen, wawancara semi terstruktur dan observasi. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan utama ESIA dan Amdal terletak pada fase penapisan, pelingkupan, analisis dampak, dan tindak lanjut. ESIA mencakup aspek fisik-kimia, biologi, (lingkungan) dan sosio-ekonomi (sosial) yang lebih luas dibandingkan Amdal. Mengintegrasikan dua kajian lingkungan ini dapat mengurangi jejak karbon dari studi lingkungan, memperkuat perlindungan lingkungan, efisiensi biaya hingga 12%, meningkatkan kapasitas penyusun dan pelaksana Amdal dan ESIA, peningkatan keberterimaan oleh pengambil keputusan, yaitu pemerintah dan lembaga finansial. 

Currently, there are two instruments for assessing the environmental and social impacts of power development projects in Indonesia, which are Analisis Mengenai Dampak Lingkungan or Amdal and  Environmental and Social Impact Assessment (ESIA). This research aims to compare the environmental and social aspects of Amdal and ESIA to further develop guidance and strategy for the integration of these practices. This research employed document analysis, semi-structured interviews, and field observation. This research found that the main differences between Amdal and ESIA are in the screening, scoping, impact analysis, and follow-up phases. The ESIA covers a wider range of physicochemical, biological, and socio-economic (social) aspects than Amdal does. Integrating the two practices could reduce the carbon footprint, strengthen environmental protection, save costs up to 12%, increase the stakeholder capacity, and improve the acceptance of decision-makers (the government and financial institutions)."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelvin Dwicaksono
"Pemerintah Indonesia melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menargetkan kontribusi Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% dari bauran energi nasional ketenagalistrikan. Panas bumi merupakan salah satu jenis EBT yang potensinya melimpah di Indonesia yaitu sebesar 29 GW dan merupakan 40% sumber daya dunia. Terdapat proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang akan memasuki sistem di Indonesia Bagian Timur dengan total kapasitas sebsar 30 MW. Proyek tersebut dilakukan secara berangsur dan fase pertama interkoneksi PLTP adalah sebesar 5 MW. Dengan adanya pembangkit baru yang akan memasuki sistem existing, maka diperlukan studi interkoneksi untuk menganalisis dampak masuknya PLTP ke sistem existing dalam berbagai aspek. Untuk itu, penelitian ini akan membahas studi interkoneksi berupa simulasi aliran daya, hubung singkat, dan stabilitas sistem tenaga listrik dengan menggunakan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory 15.1. Berdasarkan simulasi aliran daya, kondisi tegangan pada bus dan pembebanan pada penghantar berada dalam kondisi aman. Hasil dari simulasi hubung singkat menunjukkan bahwa seluruh arus gangguan yang terjadi bernilai dibawah nilai breaking capacity peralatan. Simulasi stabilitas menunjukkan kondisi aman pada seluruh skenario setelah dilakukannya tindakan penanggulangan.

The Indonesian government through the National Energy General Plan (RUEN) targets the contribution of renewable energy to 23% of the national electricity mix. Geothermal energy is renewable energy with abundant potential in Indonesia, which is 29 GW and constitutes 40% of the world's resources. There is a geothermal power plant development project that will enter the eastern Indonesian system with a total capacity of 30 MW. The project is carried out in stages and the first phase of geothermal power plant interconnection is 5 MW capacity. When a new power plant will enter an existing system, an interconnection study is needed to be conducted to analyze the impact of the power plant’s entry into the existing system in various aspects. For this reason, this research will conduct an interconnection study in the form of a simulation of power flow, short circuit, and the stability of the electric power system using the DIgSILENT PowerFactory 15.1 software. Based on the power flow simulation, the voltage conditions on all the busses and the loading on all the conductors are in a safe condition. The results of the short circuit simulation show that all the fault currents that occur are below the breaking capacity of the equipment. Stability simulation shows safe conditions in all scenarios after countermeasures are taken."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaniadevi Permatasari
"Ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber pembangkit listik dapat mengakibatkan terjadinya krisis pasokan listrik. Upaya peralihan sumber energi pada sumber energi lain, salah satunya panas bumi, perlu dilakukan. Sumber daya panas bumi Indonesia cukup melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan ini dapat dilakukan oleh pengembang panas bumi namun seluruh penjualan listrik harus melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan berpedoman pada harga patokan tertinggi listrik panas bumi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (Total Project) berdasarkan harga jual listrik, IRR proyek, NPV proyek, Payback Period proyek, dan Benefit Cost Ratio (BCR) proyek sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan. Analisis dilanjutkan dengan analisis sensitivitas proyek.

Electricity supply crisis caused by oil dependency could interfere the Indonesian economic growth. Efforts to shift the energy sources in to another sources, including geothermal, needs to be done. Indonesian geothermal resources is abundant, but has not been used optimally. Geothermal utilizatiin can be done by independent power producer (IPP) but all electricity sales must be though PLN based on the highest criterion price for geothermal power.
This research aims to determine the feasibility of geothermal power plant project (Total Project) based on the electricity price, project Internal Rate of Return (IRR), net present value (NPV), Payback Period, and Benefit Cost Ratio (BCR), so that utilization can be done. Analysis was followed by sensitivity analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51877
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Joyce Olivia Diane
"Dalam pelaksanaan proyek pembangkit listrik tenaga surya, sebuah jaminan perlu untuk diberikan oleh principal selaku kontraktor kepada obligee selaku pemilik proyek dengan tujuan untuk melindungi obligee dari kelalaian principal. Gagasan untuk memasarkan surety bond sebagai sebuah jaminan di Indonesia dicetuskan melalui perusahaan asuransi selama beberapa decade. Akan tetapi, kemunculan UU 1 Nomor 2016 menghadirkan ketidakpastian terhadap perusahaan asuransi dikarenakan peraturan ini melarang perusahaan asuransi untuk memasarkan surety bond. Surety bond meliputi bid bond, advance payment bond, performance bond, dan maintenance bond. Tipe-tipe jaminan tersebut serupa dengan bank garansi. Namun, bank garansi dipasarkan oleh bank. Kedua garansi di atas menjadi opsi bagi para pemilik proyek sebagai bentuk jaminan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengangkat dua isu, pertama, kedudukan surety bond sebagai produk yang dipasarkan oleh perusahaan asuransi. Kedua, penelitian ini menganalisis bagaimana surety bond berperan dalam proyek pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia. Melalui penelitian hukum yuridis-normatif, dapat disimpulkan bahwa lembaga penjaminan dan perusahaan asuransi dapat memasarkan surety bond. Lebih lanjut, surety bond berperan sebagai jaminan alternatif dalam proyek pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia karena tingkat kerumitannya dalam proses klaim jika dibandingkan dengan bank garansi.

In executing a solar power project, a security is necessary to be given by the principal as the contractor to the obligee as the project owner to protect the obligee from the obligee’s default. The idea of marketing surety bond within the context of a guarantee in Indonesia was firstly raised through insurance companies and it has been conducted over decades. However, the presence of Law Number 1 of 2016 causes uncertainty to the insurance companies as it prohibits insurance companies to market surety bond. The surety bond comprises the bid bond, advance payment bond, performance bond, and maintenance bond. These types of guarantee are similar to bank guarantee. Nevertheless, bank guarantee is marketed by banks. Both guarantees give the parties choices to be opted. For this reason, the research aims to elaborate two main issues, first, the standing of surety bond as a product marketed by insurance company. Second, this research analyzes how surety bond takes part in solar power plant projects in Indonesia. Through juridical-normative legal research, it is concluded that both guarantee institution and insurance companies can market surety bond. Moreover, the surety bond serves as an alternative guarantee in solar power projects in Indonesia due to the impediment in claiming the surety bond when compared to bank guarantee."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PT Indonesia Power, salah satu perusahaan pembangkitan listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) di Indonesia, akan menghadapi pasar bebas tenaga listrik pada tahun 2003. Pada pasar bebas, PT PLN (Persero), selaku pembeli tunggal tenaga listrik, akan membeli tenaga listrik dari IPP yang menawarkan harga jual terendah. Oleh sebab itu untuk dapat bersaing pada pasar bebas, PT IP perlu menetapkan harga jual tenaga listrik yang kompetitif dan memperhitungkan biaya yang terjadi pada pembangkit listrik dan overhead kantor pusat, kemampuan pembangkit listrik dan pesaing, harga jual pesaing, dan kebutuhan tenaga listrik Jawa Bali. Proses penetapan harga yang kompetitif dimulai dengan menghitung harga pokok penjualan untuk tahun 2003 yang besarnya adalah US$ cent 3,91/kWh. Kemudian dengan menggunakan analisa tingkat pengembalian internal (IRR) ditetapkan batas bawah harga jual yang layak sebesar US$ cent 4,79 kWh untuk faktor ketersediaan 80 persen dan US$ 4,71 kWh untuk faktor ketersediaan 85 persen. Berdasarkan batas bawah harga ini disusun variasi strategi harga yang dianalisa terhadap variasi strategi harga setiap pesaing dengan menggunakan metode teori permainan. Ada 9 pesaing sehingga dilakukan permainan sebanyak 9 kali untuk masing-masing faktor ketersediaan. Hasil permainan dianalisa lebih lanjut dengan analisa kebutuhan tenaga listrik dan kemampuan pembangkit listrik. Dari hasil analisa ini diperoleh harga jual tenaga listrik yang kompetitif adalah US$ cent 5,77 kWh dan pembangkit harus beroperasi pada faktor ketersediaan 85 persen untuk mencapai keuntungan yang maksimal selama besar penalti yang dikenakan terhadap pembangkit yang tidak dapat menyediakan tenaga listrik sesuai faktor ketersediaannya lebih kecil daripada 37,88 persen."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Nur Sabrina
"Tarif energi baru dan terbarukan (EBT) adalah kebijakan yang paling umum dan biasanya digunakan di dunia untuk mendorong pengembang swasta memasuki pasar pembangkit listrik EBT. Namun di Indonesia, tarif EBT yang berlaku saat ini berdasarkan Permen ESDM No. 50/2017 dianggap tidak mencukupi menguntungkan bagi pengembang swasta karena tarif EBT berbasis biaya Pembangkit PLN berbasis daerah (BPP, Harga Pokok Produksi) yang kena flat dengan pembangkit bahan bakar fosil, yang saat ini cenderung lebih mahal rendah dibandingkan dengan biaya investasi pembangkit EBT. Karena itu Dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik Karena kasusnya, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seperti apa struktur tarif tersebut EBT saat ini sesuai dengan kelayakan finansial dari potensi yang ada Pembangunan PLTS Fotovoltaik tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pemodelan keuangan disimulasikan untuk dua skenario teknologi berbeda yaitu 1) PLTS Fotovoltaik on-grid tanpa menggunakan sistem baterai dan 2) PLTS Fotovoltaik on-grid menggunakan sistem baterai. Adapun, hasilnya dari studi ini adalah struktur tarif EBT saat ini, hanya sesuai kelayakan finansial 60% dari potensi pengembangan PLTS Fotovoltaik dalam RUPTL 2019-2028 dalam skenario PLTS Fotovoltaik on-grid tanpa sistem baterai. Sedangkan pada skenario PLTS Fotovoltaik menggunakan sistem baterai, Tarif EBT hanya sesuai dengan kelayakan finansial 24% dari potensi pengembangan PLTS Fotovoltaik dalam RUPTL 2019-2028.
ABSTRACT
Tarif energi baru dan terbarukan (EBT) adalah kebijakan yang paling umum dan biasanya digunakan di dunia untuk mendorong swasta memasuki pasar pembangkit listrik EBT. Namun di Indonesia, tarif EBT yang sesuai saat ini berdasarkan Permen ESDM No. 50/2017 respon tidak mencukupi menguntungkan bagi pengembang swasta karena tarif EBT berbasis biaya Pembangkit PLN berbasis daerah (BPP, Harga Pokok Produksi) yang kena flat dengan pembangkit bahan bakar fosil, yang saat ini cenderung lebih mahal dibandingkan dengan biaya investasi pembangkit EBT. Karena itu Dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik Karena kasusnya, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seperti apa struktur tarif tersebut EBT saat ini sesuai dengan kelayakan finansial dari potensi yang ada Pembangunan PLTS Fotovoltaik tertuang dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019 -2028. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pemodelan keuangan yang disimulasikan untuk dua skenario teknologi yang berbeda yaitu 1) PLTS Fotovoltaik on-grid tanpa menggunakan sistem baterai dan 2) PLTS Fotovoltaik on-grid menggunakan sistem baterai. Adapun, hasilnya dari studi ini adalah struktur tarif EBT saat ini, hanya sesuai kelayakan finansial 60% dari potensi pengembangan PLTS Fotovoltaik dalam RUPTL 2019-2028 dalam skenario PLTS Fotovoltaik on-grid tanpa sistem baterai. Sedangkan pada skenario PLTS Fotovoltaik menggunakan sistem baterai, Tarif EBT hanya sesuai dengan kelayakan finansial 24% dari potensi pengembangan PLTS Fotovoltaik dalam RUPTL 2019-2028.

Tariff policy is important to induce RE developers to enter the market of electricity power plants. In Indonesia, the developers face uncertainty in business they experienced several changes in tariff structure for the last two years. According to MEMR Regulation No.50/2017, the current tariff structure is not the ideal case since the tariff uses mixed energy generation cost per region as the basis instead of renewable energy generation cost. Therefore, using solar PV generation as the case,this study aims to examine how the current tariff structure fits the potential development of solar PV power plants based on RUPTL 2019-2028. This research will be conducted using financial modeling to look at two scenarios, which are 1) Solar Photovoltaic on-grid without a battery system, 2) Solar photovoltaic on-grid with a battery system. The result of this study is the current tariff structure is only fits 60% of the potential development of solar PV power plants based on RUPTL 2019-2028 in a scenario without battery system and 24% of the potential development of solar PV power plants based on RUPTL 2019-2028 in a scenario with a battery system. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikin Sodikin
"Sebuah proyek dikatakan sukses apabila dapat memenuhi kriteria mendasar yaitu menyelesaikan dengan tepat waktu, biaya yang dikeluarkan dalam anggaran, dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditetapkan. Sayangnya, proyek-proyek EPC Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di Indonesia banyak yang mengalami keterlambatan, sehingga penyelidikan mengenai masalah ini dibutuhkan agar program pembangunan pembangkit listrik mendatang menjadi lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada proyek EPC Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di Indonesia, serta memberikan rekomendasi respon risiko untuk tindakan perbaikan atas terjadinya keterlambatan pada proyek yang sedang berjalan dan pencegahan pada proyek mendatang. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan survey kepada para pakar dan project manager dan tim yang terlibat secara langsung dalam proyek, serta validasi ke proyek yang sedang berjalan.

A project is said to succeed if it can meet the basic criteria that is completed in a timely, cost incurred in the budget, and in accordance with the specified quality requirements. Unfortunately, many EPC power plant projects in Indonesia are delayed, so the investigation on the matter needed for future power plant construction program would be better. The purpose of this study was to identify the major factors causing delays in power plant EPC projects in Indonesia, also make risk respon recommendations for correction of ongoing projects ang prevention of any delays in future projects. The method used is to do a survey to the experts, project managers and teams directly involved in the project, as well as validation to ongoing projects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ilman Hasya
"Seperti yang diketahui pemerintah Indonesia saat ini sedang menjalankan program 35000 watt, dimana dalam hal ini untuk memenuhi banyak permintaaan akan ketersediaan listrik yang ada di seluruh Indonesia. Karena sampai dengan saat ini berrdasarkan data yang ada jumlah perrmintaan akan listrik yang dibutuhkan masih melebihi jumlah pembangkit yang ada di seluruh Indonesia. Oleh karena itu pemerintah menjalankan program 35000 watt dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang diminta.
Dalam hal ini diperlukannya peran manajemen risiko dalam mengontrol pembangunan proyek EPC pembangkit tersebut. Dalam penelitian ini akan melihat risiko yang berpengaruh dalam pembangunan EPC pembangkit tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif, kuisioner, serta validasi pakar yang kemudian data dari kuisioner akan diolah dengan perangkat lunak SPSS. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 54 variabel risiko yang terjadi pada proses EPC.
Dalam penelitian ini didapatkan 9 variabel dominan yang berpengaruh pada pembangunan proyek EPC pembangkit yaitu 3 variabel dari tahap rekayasa, 2 variabel dari tahap pengadaan, dan 4 variabel pada tahap konstruksi serta mitigasi dalam mengatasi setiap risiko tersebut. Risiko yang didapat ternyata yang terbanyak masih berada pada tahap rekayasa dan konstruksi sehingga dibutuhkan pengontrolan yang lebih terhadap tahap tersebut untuk mencegah keterlambatan.

As of now Indonesia government are focusing on building on electricity program 35.000 MW, to provide and enlight across the country. Because as per current data Indonesia still have low supply to support all society with existing power plant. That is why this ongoing program which run by the goernment can fulfill needs of required electricity. In this case risk management have role to control EPC project of all power plant which currently being build.
In this research, it will elaborate the risk impact to the EPC power plant construction. Research method use are descriptive, qusionaire, and expert validation which align with questionaire that being processed used SPSS software. Variabel used in this research are 54 risk variabel that happen during EPC process.
Result by doing this action acquaire 9 dominant variabel impact to EPC project power plant which consist 3 on engineering process, 2 variabel in procurement level, and 4 in cosntruction level, include also mitigation action to comprehend those risk. Result showed that risk mostly occurs during engineering and contruction process which explain that needs more control on those process to avoid any delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia
"ABSTRAK
Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW direncanakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perekonomian di Indonesia. Nilai investasi yang dibutuhkan sebesar 814 Triliun Rupiah dengan komposisi 51% dari total pembangunan pembangkit listrik berada di wilayah Jawa-Bali . Untuk mengembangkan persebaran pembangunan Proyek 35.000 MW ini, diperlukan pembuatan alternatif pemetaan persebaran pembangunan pembangkit listrik berdasarkan kebutuhan energi di Indonesia. Proses pembuatan alternatif pemetaan menggunakan prediksi kebutuhan energi sampai tahun 2030 dengan melakukan pendekatan menggunakan metode regresi linear berganda dan analisa beban puncak. Sedangkan untuk perhitungan nilai investasi proyek 35.000 MW yang berdasarkan alternatif pemetaan menggunakan analisa benchmarking dan time value. Pada penelitian ini, didapatkan komposisi pembangunan pembangkit listrik di wilayah Jawa-Bali sebesar 33% dan di luar wilayah Jawa-Bali 67%, dengan total kebutuhan listrik Indonesia sebesar 35.380,64 MW dan nilai total investasi adalah sebesar Rp. 1.813.327.584.711.390,00.

ABSTRACT
The 35,000 MW Power Plant Construction Project is planned to increase development and economics of Indonesia. An 814 trillion-rupiah investment value is needed, which consists of 51% of the total investment, located in Java-Bali. To expand the development distribution of this 35,000 MW Project, the creation of an alternative distribution map of power plant construction based on energy use in Indonesia, is needed. The process of creating this alternative map using energy predictions until 2030, uses a linear regression and peak load analysis approach. However, to calculate the investment value of this 35,000 MW Project, based on the alternative mapping, benchmarking and time value analysis is used. The results of this research shows that 33% of total power plant construction is located in Java-Bali and 67% outside of Java-Bali, with Indonesia?s total energy consumption of 35,380.64 MW. The total investment value is Rp. 1,813,327,584,711,390.00."
2016
S65413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>