Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hari Widiyatmini
"Infertilitas merupakan suatu kegagalan mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih dari hubungan seksual yang teratur tanpa alat kontrasepsi. Infertilitas pada perempuan dapat menyebabkan masalah psikologis, salah satunya kecemasan. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman perempuan infertilitas menghadapi kecemasan. Metode: fenomenologi deskriptif dengan menggunakan purposive sampling untuk melakukan wawancara mendalam kepada partisipan yaitu perempuan infertilitas sesuai kriteria inklusi. Analisa data menggunakan pendekatan Colaizzi. Hasil: Sepuluh perempuan infertilitas terlibat dalam penelitian ini dengan lama usia pernikahan antara 1-15 tahun. Analisa data menunjukkan pengalaman bermakna dari perempuan infertilitas terkait : 1) Tekad mewujudkan impian untuk memiliki keturunan, 2) Dampak yang dirasakan akibat kecemasan, 3) Mekanisme koping adaptif yang digunakan untuk mengurangi kecemasan dan 4) Dukungan keluarga yang berkontribusi pada ketenangan hati. Hasil penelitian ini memperkaya pemahaman tentang pengalaman psikologis, khususnya kecemasan dikalangan perempuan saat menanti kehamilan anak pertama. Kesimpulan: Kecemasan menanti kehamilan bagi perempuan infertilitas merupakan pengalaman yang menuntut kekuatan tekad untuk tetap optimis, penggunaan koping yang adaptif dan dukungan keluarga yang signifikan. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar pelayanan kesehatan dan perempuan infertilitas lebih menyadari pentingnya kesehatan mental dalam meghadapi kondisi infertilitas. Adanya tindak lanjut mengenai layanan konsultasi dan pemberian informasi atau edukasi kepada perempuan infertilitas, diharapkan dapat mengoptimalkan kesehatan mental pada perempuan yang mengalami masalah infertilitas.

Infertility is the failure to achieve pregnancy after 12 months or more of regular sexual intercourse without contraception. Infertility in women can cause psychological problems, one of which is anxiety. Objective: This study aims to explore the experiences of infertility women facing anxiety. Method: descriptive phenomenology using purposive sampling to conduct in-depth interviews with participants according to inclusion criteria. Data analysis using the Colaizzi approach. Results: Ten infertility women were involved in the study with a marriage age between 1-15 years. Data analysis showed meaningful experiences of infertility women related to: 1) Determination to realize the dream of having children, 2) Impact felt due to anxiety, 3) Adaptive coping mechanisms used to reduce anxiety and 4) Family support that contributes to peace of mind. The results of this study enrich the understanding of psychological experiences, especially anxiety among women when waiting for the pregnancy of their first child. Conclusion: Pregnancy anxiety for infertility women is an experience that demands the strength of determination to remain optimistic, the use of adaptive coping and significant family support. The result of this research recommended that health services and female infertility is unaware of the importance of mental health in meghadapi condition of infertility.The follow up on consultation and the provision of information or education female infertility, expected to optimize mental health problems infertility in women."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeti Harriyati
"Pendahuluan : Infertilitas merupakan masalah yang dialami pasangan suami istri, dimana faktor laki-laki berkontribusi sebesar 40%. Salah satu penyebab infertilitas dari faktor laki-laki adalah gangguan remodelling kromatin yang terjadi selama proses spermiogenesis. Pada proses ini histon akan digantikan oleh protein protamin yang menyebabkan DNA lebih padat dan kompak. Regulasi protamin dipengaruhi oleh kerja protein CREM yang merupakan faktor transkripsi pada gen protamin. Pada tahapan ini dibutuhkan peran androgen yang akan aktif setelah berikatan dengan reseptor androgen (AR), sehingga aktivitas AR sangat menentukan keberhasilan remodeling kromatin. Penelitian ini bertujuan menganalisis ekspresi protein CREM, Protamin 1 dan Protamin 2 pada spermatozoa laki-laki infertil dan kaitannya dengan variasi pengulangan CAG gen reseptor androgen.
Metode: Desain penelitian cross sectional. Sampel spermatozoa berasal dari 30 pasien infertil OA/OAT dan 10 pria fertil sebagai kontrol. Protein dan DNA spermatozoa diekstraksi dari tiap-tiap individu. Analisis ekspresi protein CREM, protamin 1 dan protamin 2 dilakukan dengan teknik western immunoblotting. Distribusi protein CREM, protamin 1 dan protamin 2 dianalisis dengan teknik imunositokimia. Pemeriksaan jumlah pengulangan (CAG) dilakukan dengan sekuensing DNA spermatozoa.
Hasil: Analisis protein CREM, protamin 1 dan 2 pada laki-laki infertil menunjukan ekspresi yang menurun dibandingkan dengan pria fertil. Penurunan ekspresi protein terlihat pada frekuensi keberadaan pita lebih rendah pada laki-laki infertil secara signifikan. Ekspresi protein CREM berhubungan dengan Protamin 1. Tidak terdapat hubungan ekspresi protein CREM dengan protamin 2, dan ekspresi protamine 1 dengan protamin 2. Analisis imunositokimia menunjukkan bahwa Protein CREM, Protamin 1 dan 2 diekspresikan pada daerah kepala spermatozoa laki-laki fertil dan infertil. Rerata jumlah pengulangan CAG pada laki-laki infertil 29,6 sedangkan pada laki-laki fertil 28,9. Hasil analisis statistik menunjukan tidak ada hubungan signifikan antara jumlah pengulangan CAG gen reseptor androgen dengan tingkat ekspresi CREM, Protamin 1 dan Protamin 2.
Kesimpulan: Protein CREM, Protamine 1 dan protamin 2 diekspresikan lebih rendah pada spermatozoa laki-laki infertil dan tidak ada hubungan dengan pengulangan jumlah CAG gen reseptor androgen. Ekspresi protein CREM berhubungan dengan protein protamin 1.

Introduction : Infertility is a problem experienced by married couples, and causes originated from male factors contribute around 40% of total cases. One of those factor is disturbance in chromatin remodeling during spermiogenesis. During this process, an important event in which histone protein is replaced by protamine takes place. As a result, DNA becomes more compact in size, bond by protamines protein. The expression of protamines is influenced by CREM which is a transcription factor regulating protamine genes. Protamine is transcripted in round spermatid, and translated in elongated spermatid, a process which is dependent on Androgen action. The aims of this study was to analyze CREM and protamine expression in spermatozoa from infertile patients and its correlation with CAG repeats variation of androgen receptor gene.
Method: This cross sectional study was conducted from December 2012 through March 2015. Protein and DNA sperm were extracted from spermatozoa of infertile men. CREM, and protamines expressions were analyzed by using western immunobloting. Localization and distribution of CREM and protamines expression were analyzed by immunocytochemistry. Examination of CAG repeat was performed by DNA sequencing.
Result: CREM and protamines were found to be down-regulated in infertile men compared to fertile individuals. A significant association was found between CREM and protamine 1 expression, but not with protamine 2. No significant association was found between protamine 1 and protamine 2. Analyses using immunocytochemistry showed reduced expression in CREM and Protamine from infertile patient compared to normal individuals. The average CAG repeat of infertile men was 29.6 compared to 28,9 of fertile donors. Statistical analysis showed no significant association between expression level of CREM and Protamine towards the number of CAG repeats variation androgen receptor gene.
Conclusion: CREM, protamine 1 and protamine 2 expression are lower in spermatozoa of infertile male and no association with CAG repeats variation of androgen receptor gene. CREM expression is associated with protamine 1.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Nadira
"ABSTRAK

Infertilitas merupakan kondisi yang dapat menyebabkan permasalahan psikologis. Pada pasangan yang mengalami infertilitas, kecemasan dan distres (infertility-related stress) menjadi masalah psikologis yang sering dialami. Meski infertilitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, perempuan menjadi pihak yang lebih terbebani dalam menghadapi infertilitas. Untuk membantu menurunkan kecemasan dan infertility-related stress perempuan yang mengalami infertilitas, peneliti menggunakan intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian quasi experiment dengan metode pretest-posttest nonequivalent control group. Sebanyak lima orang partisipan terlibat dalam penelitian dengan dua orang partisipan kelompok eksperimen dan tiga orang partisipan kelompok kontrol. Pengukuran efektivitas intervensi dilakukan menggunakan State-Trait Anxiety Inventory (STAI) dan The Fertility Problem Inventory (FPI). Peneliti juga menggunakan alat ukur The Positive Negative Affective Scale (PANAS) untuk mengukur afek positif dan afek negatif partisipan kelompok eksperimen selama mengikuti sesi intervensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipan kelompok eksperimen yang mendapat intervensi ACT selama lima sesi mengalami penurunan kecemasan dan infertility-related stress. Pada partisipan kelompok eksperimen juga ditemukan bahwa ACT dapat menurunkan afek negatif dan meningkatkan atau menstabilkan afek positif partisipan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intervensi ACT efektif dalam menurunkan kecemasan dan infertility-related stress pada perempuan yang mengalami infertilitas.


ABSTRACT

Infertility is a condition that could create psychological problem. To couples who experience infertility, anxiety and stress become psychological problems that are often experienced. Although infertility can be caused by various factors, women are more burdened in dealing with infertility. To help reduce the anxiety and infertility-related stress of women who experience infertility, the researcher use the intervention of Acceptance and Commitment Therapy (ACT). This study was conducted with a quasi-experimental research design using the pretest-posttest nonequivalent control group method. A total of five participants were involved in the study with two participants in the experimental group and three participants in the control group. Measurements of the effectiveness of the intervention were carried out using the State-Trait Anxiety Inventory (STAI) and The Fertility Problem Inventory (FPI). The researcher also used the The Positive Negative Affective Scale (PANAS) to measure the positive affect and negative affect of the experimental group participants during the intervention session. The results of this study indicate that the experimental group participants who received ACT intervention experienced decreased anxiety and infertility-related stress. The participants of the experimental group it was also found that ACT could reduce the negative affect of participants and increase or stabilize the positive affect of participants. Thus, it can be concluded that ACT intervention is effective in reducing anxiety and infertility-related stress in women who experience infertility."

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belet Lydia Ingrit
"ABSTRAK
Perkembangan terapi komplementer semakin meningkat khususnya dalam pengobatan infertilitas. Penelitian kualitatif dilakukan untuk mengekplorasi perasaan perempuan infertil dalam menjalani keperawatan komplementer. Delapan perempuan ikut berpartisipasi dalam penelitian ini sesuai kriteria inkusi dengan metode sampel purposive, pemilihan partisipan dilakukan secara berantai snowball sampling . Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dilengkapi catatan lapangan. Analisa data dilakukan dengan thematic content analysis dengan menggunakan tahap-tahap dari Collaizi. Hasil penelitian menyatakan enam tema yaitu : 1 Perasaan sedih dialami oleh perempuan infertil 2 Bertambah usia dan desakan keluarga menyebabkan kecemasan perempuan infertil, 3 Alasan perempuan infertil memilih keperawatan komplementer karena ingin hamil secara alami 4 Berbagai cara dan usaha dilakukan perempuan infertil untuk memperoleh kehamilan, 5 Perempuan infertil memiliki persepsi yang benar tentang keperawatan komplementer, dan 6 Dukungan keluarga sangat diperlukan untuk kesuksesan keperawatan komplementer. Keperawatan komplementer sangat penting untuk dijadikan salah satu solusi bagi pasangan infertil khususnya perempuan infertil dalam usahanya untuk memperoleh keturunan. Hasil temuan ini merekomendasikan kepada perawat maternitas untuk mengoptimalkan perannya dalam memberikan informasi dan dukungan bagi perempuan infertil. Kata kunci : Infertilitas, Keperawatan komplementer, Penelitian kualitatif

ABSTRACT
The development of complementary therapies especially infertility treatment is increasing. Qualitative research was conducted to explore the experience of infertile women in undergoing nursing complementary treatment. Eight women participated in this research. Inclusion criteria was applied together with purposive sampling method. Selection of participants was done using snowball sampling. Data were collected through in depth interviews and field notes. Data analysis was performed with thematic content analysis using stages suggested by Collaizi. The results of this research are 1 Feelings of sadness experienced by infertile women 2 Increasing age and the insistence of the family causes anxiety infertile women, 3 Reasons infertile women choose nursing complementary because they want to get pregnant naturally 4 Various way and effort to get pregnant, 5 Infertile women have appropriate perception toward complementary nursing 6 Family support is needed for the complementary nursing success. Conclusion is complementary nursing very important to become one solution alternative for infertile couples. It is recommended that maternity nurse to optimize their role in giving information and support to infertil women. "
2016
T47061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atun Raudotul Ma`rifah
"Infertilitas merupa.kan masalah yang cukup komplek dan dapat dipengaruhi banyak variabel, salah satunya adalah faktor sosial budaya Tesis ini bertujuan untuk mengembangkan konsep mengenai respon dan koping perempuan yang mengalami masalah infertilitas yang dipengaruhi oleh faktor sosial budaya Banyumas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan grounded theory. Sepuluh partisipan dalam penelitian ini didapatkan dengan cara theoritical sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan respon psikologis partisipan malu, sedih, stress, menerima Partisipan menggunakan mekanisme koping adaptif dan maladaptif. Faktor sosial budaya yang mempengaruhi adalah nilai dan kepercayaan masyarakat Banyumas tentang infertil serta adanya budaya nrimo ing pandum dan konco wingking. Hasil penelitian ini memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.

Infertility was caused by many factors, one of which was socio-cultural. The aim of study was to determine the coping and responses concept of women whose infertility caused by socio-cultural of Banyumas. Research design was qualitative with grounded theory approach. Number of participants was ten people were taken with theoretical sampling.
The results showed that participants had responses of shame, sadness, stress, and accepting. Participants used adaptive and maladaptive coping mechanisms. Socio-cultural factor which influence were values and beliefs of Banyurnas society about infertility and the existence of nrimo ing pandum (whole hearted for accepting) and konco wingking (assistant) cultural. The study provides description for nurse to deliver a comprehensive nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28426
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nailah
"ABSTRAK
Kecemasan dan otonomi perempuan lansia yang tinggal bersama keluarga kemungkinan besar berkaitan dengan relasi yang terjalin dengan lingkungan sekitarnya. Kompleksitas dalam relasi yang dimiliki perempuan lansia dengan berbagai pihak di sekitarnya meliputi konflik, relasi kuasa, peran, dan pemenuhan kebutuhan menjadi faktor yang mempengaruhi kecemasan dan kapasitas otonomi perempuan lansia. Oleh sebab itu, saya ingin menelusuri secara mendalam bagaimana kaitan antara kondisi lingkungan sosial terdekat di sekitar perempuan lansia, terutama relasinya dengan berbagai pihak, dengan kapasitas otonominya di satu sisi dan kecemasan yang dimilikinya di sisi lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman perempuan lansia yang tinggal bersama keluarga terkait relasi, kecemasan, dan otonomi yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan masa tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian berada di wilayah DKI Jakarta. Subjek penelitian terdiri dari lima perempuan lansia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara dan observasi. Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara dan catatan lapangan. Teknis analisis data menggunakan koding, analisis tematik, dan interpretasi data. Penelitian ini hanya terbatas pada perempuan lansia yang tinggal bersama keluarga di wilayah DKI Jakarta dan masih dapat berkomunikasi dengan baik. Hasil penelitian menjelaskan bahwa relasi intergenerasi yang dimiliki perempuan lansia dengan berbagai pihak di sekitarnya mempengaruhi kecemasan dan otonominya. Relasi intergenerasi secara positif dapat mengurangi kecemasan perempuan lansia dan sebaliknya secara negatif dapat meningkatkan kecemasannya. Secara positif, kehadiran berbagai pihak melalui interaksi sosial perempuan lansia dengan lingkungan sekitarnya membantu dalam pemenuhan kebutuhannya di masa tua. Secara negatif, interaksi dengan orang lain memicu dan meningkatkan kecemasan yang dimiliki perempuan lansia. Adapun kapasitas otonomi perempuan lansia akan menguat jika didukung dengan relasi intergenerasi yang positif dan kapasitas tersebut akan terhambat dengan relasi intergenerasi yang negatif. Relasi tersebut menghadirkan dukungan dan bantuan bagi perempuan lansia sebagai bentuk interdependensi perempuan lansia dengan lingkungan sosialnya selama menjalani masa tua.

ABSTRACT
Anxiety and autonomy of old women who live with family are most likely related to relationships intertwined with their surroundings. The complexity of relations that old women have with people around them including conflicts, power relations, roles, and needs are factors that influence their anxiety and autonomy capacity. Therefore, I will explore the relationship between conditions of social environment around old women with their autonomy capacity and their anxiety. This study aims to discover how old women's experience living with familiy in relation to their relationships, anxiety, and autonomy. This research uses a qualitative approach. The research location is in DKI Jakarta. The subjects of research are five old women. Data collection techniques used in research are interviews and observation. The research instruments used interview guidelines and field notes. Techniques of data analysis used coding, thematic analysis, and data interpretation. This research only studied about old women who live with family in the DKI Jakarta and can communicate well. The results of the study explain that the intergenerational relations of old women with people around them affected their anxiety and autonomy. Intergenerational relations can positively reduce anxiety in old women and vice versa can negatively increase anxiety. Positively, the presence of people through old women's social interaction with their surrounding environment helps in fullfilling their needs in old age. Negatively, interactions with others trigger and increase anxiety. The autonomy capacity of old women will be strengthened if supported by positive intergenerational relations, but it will be hampered by negative intergenerational relations. The relationships provide support and assistance for old women as a form of interdependence of them with their social environment during their old age.
"
2020
T55327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Laresi Indah Sonata BR
"Latar belakang: Salah satu masalah perempuan dengan epilepsi (PDE) saat ini adalah infertilitas. Prevalensinya sendiri mencapai sepertiga dari PDE. Penelitian ini bertujuan untuk mengentahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kejadian infertilitas, khususnya pada populasi PDE di RS Cipto Manungkusumo (RSCM).
Metode Penelitian: Studi potong lintang pada pasien PDE rawat jalan di poli epilepsi, dilakukan telusur rekam mendis dan pengisian kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan Mann Whitney, dilanjutkan dengan analisis multivariat regresi logistik.
Hasil: Prevalensi PDE yang mengalami infertilitas di RSCM ada 51,1% dengan usia rata-rata 35,57 ± 5,53 tahun. Disfungsi seksual (p=0,020), gangguan orgasme (p=0,042) dan gangguan nyeri seksual (p=0,005) berhubungan dengan kejadian infertilitas pada PDE. Pada analisis multivariat regresi logistik, tidak didapatkan adanya faktor independen yang memengaruhi kejadian infertilitas pada PDE.
Kesimpulan: Prevalensi infertilitas pada PDE di RSCM cukup besar yakni 51,1%. Faktor yang memengaruhinya adalah disfungsi seksual, gangguan orgasme dan nyeri seksual. Oleh karena itu, penting bagi klinis untuk mendeteksi dini faktor-faktor tersebut pada PDE untuk mencegah dampak lebih lanjut yang dapat ditimbulkan.

Background: Infertility is one of the issues facing women with epilepsy (WWE) today. Its prevalence alone reaches one-third of WWE. The purpose of this study is ti determine what variables affect the prevalence of infertility, particularly in the group of WWE at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM)
Method: Outpatient WWE at epilepsy clinic were the subject of this cross-sectional study. A questionnaire was completed and medical records were searched. Chi square and Mann Whitney tests were employed in bivariate analysis before multivariate logistic regression analysis.
Results: In our study, the prevalence of WWE with infertility is 51,1%, and their average age is 35,57 ± 5,53 years old. Sexual dysfunction, orgasmic disorders and sexual pain disorders are associated with infertility in WWE. There were no independent factors affecting the infertility in WWE in multivariate logistic regression study.
Conclusion: 51,1% of WWE at RSCM are infertile, which is a significant prevalence. Sexual dysfunction, orgasmic disorders, and sexual pain are all factors that might affect it. In order to limit any negative effects such as infertility, it is crucial for clinicians to detect these factors early in WWE.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Yunita Kusuma Wardani
"Skripsi ini membahas tentang dinamika hubungan istri dengan suami dan keluarga luasnya dalam menghadapi infertilitas dari sudut pandang istri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai tiga orang informan. Kriteria informannya adalah mereka yang telah menjalani masa perkawinan minimal lima belas tahun, ingin mempunyai anak, tetapi belum mendapatkannya, dan tidak sedang mengadopsi anak sampai penelitian dilakukan. Hasil temuan menunjukkan bahwa ketidakhadiran anak dalam perkawinan membawa dinamika pada hubungan istri dengan suaminya, maupun istri dengan keluarga luasnya. Dinamika yang terjadi tidak selalu membawa efek negatif seperti perbedaan pendapat ataupun konflik, namun juga memberi efek postif, seperti sikap saling mendukung.

This study discusses about the dynamics of husband and wife’s relationship and their extended family in facing infertility from wife’s point of view. This study uses qualitative methodology by interviewing three informants. The criteria of the informants are that they have been married at least ten years, they want to have children but they have not had and they are not adopting children when this study is conducting. The finding shows that the absent of children in a marriage causes the dynamic on relation of a wife to her husband and even a wife to her extended family. The dynamic does not always bring negative impact such as: a quarrel or a conflict, but it can also cause positive impact, such as a mutual supporting interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Nurjanah
"Sebuah buku untuk membantu menghadapi gangguan kecemasan yang datang tiba-tiba. Berisikan bermacam-macam kegiatan—seperti mewarnai, menggambar, melengkapi gambar, menulis diary—yang bisa dilakukan secara random (tidak berurutan). Kegiatan-kegiatan di dalam buku dibuat berdasarkan pengalaman penulis sendiri sebagai seorang penyintas anxiety disorder. Profil penulis: Isnanahhh (atau Isna Nurjanah) adalah seorang penyintas anxiety disorder yang menulis buku ANXIETY SUCKS ini berdasarkan pengalaman pribadinya. Isna membuat kegiatan-kegiatan di dalam bukunya ini dengan keinginan untuk mendistraksi pikirannya ketika rasa cemas tiba-tiba melanda. Tidak disangka, ketika Isna berbagi kegiatannya itu di media sosial—Tiktok—respons yang diperolehnya cukup bagus. Isna pun membukukan kegiatan-kegiatannya itu agar semakin banyak orang yang bisa mendapatkan manfaat dan membantu menghadapi rasa cemas yang datang dengan tiba-tiba."
Jakarta: Mediakita, 2002
158.1 ISN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amarudin
"Merokok merupakan salah satu faktor gaya hidup yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan pada masyarakat dan memiliki dampak buruk terhadap kesuburan pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap kualitas dan kuantitas sperma pada pria infertil di Jakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Kelompok kasus adalah pria infertil dengan kualitas sperma abnormal, dan kelompok kontrol adalah pria infertil dengan kualitas sperma normal sesuai kriteria WHO edisi ke 4 tahun 1999, dengan pajanan yaitu merokok ≥ 10 batang per hari, selama ≥10 tahun dan kadar nikotin ≥ 1,5mg.
Hasil penelitian menunjukkan pria perokok 10 ? 20 batang perhari memiliki odds untuk menderita kualitas sperma abnormal 8,6 kali lebih besar dari responden yang tidak merokok dan memiliki odds 7,7 kali untuk menderita motilitas sperma abnormal setelah di kontrol stres dan alkohol, memiliki odds 21,4 untuk menderita konsentrasi abnormal setelah dikontrol stres dan narkoba dan memiliki odds 27,4 kali menderita morfologi abnormal setelah dikontrol stres, alkohol dan narkoba. Dan odds meningkat pada pria perokok 21 - 40 batang perhari, yaitu memiliki odds untuk menderita kualitas sperma abnormal 39,4 kali lebih besar dari responden yang tidak merokok dan memiliki odds 30,1 untuk menderita motilitas sperma abnormal setelah dikontrol oleh stres dan alkohol, memiliki odds 47,9 kali menderita konsentrasi sperma abnormal setelah dikontrol stres dan narkoba, memiliki odds 171,7 kali menderita morfologi abnormal setelah dikontrol stres, alkohol dan narkoba. sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh merokok terhadap kualitas sperma.

Smoking is one of the lifestyle factors that can lead to health problems in society and have an adverse effect on male fertility. This study aims to determine the effect of smoking on the quality and quantity of sperm in infertile men in Jakarta. This study uses quantitative design with case-control design. Group of cases is infertile men with abnormal sperm quality, and control groups were infertile men with normal sperm quality according to WHO criteria 4th edition 1999, with the exposure that is smoked ≥ 10 cigarettes per day, for ≥ 10 years and ≥ 1.5 mg nicotine levels.
The results showed male smokers 10-20 rods per day had odds of abnormal sperm quality to suffer 8.6 times more likely than respondents who do not smoke and had odds 7.7 times to suffer from abnormal sperm motility after in the control of stress and alcohol, has the odds 21.4 to suffer from abnormal concentrations after controlled stress and drugs and has 27.4 times the odds of suffering from abnormal morphology after controlling stress, alcohol and drugs. And the odds increased in male smokers 21-40 rods per day, which has odds to suffer from abnormal sperm quality 39.4 times more likely than respondents who do not smoke and has a 30.1 odds for suffering from abnormal sperm motility after controlled by stress and alcohol, has 47.9 times the odds of suffering from abnormal sperm concentrations after controlled stress and drugs, has 171.7 times the odds of suffering from abnormal morphology after controlling stress, alcohol and drugs. so that it can be concluded there are effect of smoking on sperm.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>