Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ula Farhanah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses disiplin tubuh sebagai proses pelanggengan standar kecantikan dalam institusi duta wisata Kakang Mbakyu Kota Malang pada periode tahun 2019 hingga 2022. Studi-studi terdahulu telah banyak membuktikan keberadaan pelanggengan standar kecantikan yang direpresentasikan melalui konstruksi sosial. Meski begitu, peneliti menilai bahwa studi-studi terdahulu terkait pelanggengan standar kecantikan dalam kontes kecantikan cenderung berfokus pada konstruksi citra perempuan, representasi media, dan dampaknya terhadap eksploitasi perempuan Peneliti berargumen bahwa pelanggengan standar kecantikan dapat terjadi akibat adanya peraturan yang ditetapkan oleh industri kontes kecantikan sehingga orang-orang yang terlibat di dalamnya harus tunduk oleh kuasa. Hal ini sejalan dengan gagasan Foucault tentang disiplin tubuh yang melihat adanya mekanisme kontrol oleh kuasa terhadap tubuh sehingga tubuh dapat berguna. Untuk itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melihat institusi duta wisata Kakang Mbakyu Kota Malang sebagai unit analisisnya. Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah wawancara mendalam dan obervasi digital. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat pelanggengan standar kecantikan melalui metode dan sarana disiplin tubuh serta praktik kecantikan dalam institusi duta wisata Kakang Mbakyu Kota Malang. Dengan adanya pola-pola yang berulang akan proses ini, maka standar kecantikan pada institusi duta wisata Kakang Mbakyu Kota Malang ini menjadi sesuatu yang dilanggengkan.

This research aims to explore bodily discipline as a mechanism for perpetuating beauty standards within the Kakang Mbakyu Tourism Ambassador of Malang City from 2019 to 2022. Previous studies have provided ample evidence of the perpetuation of beauty standards, which are represented through social constructions. Nevertheless, the researcher contends that previous studies tend to concentrate on the construction of female images, media representations, and their impact on the exploitation of women. The researcher argues that the perpetuation of beauty standards can occur due regulations established by the beauty pageant industry. This aligns with Foucault's concept of body discipline, which recognizes the presence of power-controlled mechanisms over the body. To address this, this research employs a qualitative approach, with Kakang Mbakyu Tourism Ambassador institution as the unit of analysis. The data collection techniques employed include in-depth interviews and digital observation. The research findings demonstrate the presence of the perpetuation of beauty standards through the use of methods and medium of bodily discipline as well as the beauty practices within the Kakang Mbakyu Tourism Ambassador of Malang City. The repetitive nature of these patterns solidifies the perpetuation of beauty standards in the Kakang Mbakyu Tourism Ambassador of Malang City."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gallant, Ann
New York: Stanley Thornes (Publishers) Ltd., 1992
646.72 GAL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Hadiva
"Tulisan ini akan membahas mengenai standar kecantikan khususnya pada perempuan. Perempuan dan kecantikan merupakan suatu kesatuan yang identik. Kecantikan sebagai sifat feminin telah berakar kuat dalam sistem sosial yang lebih luas dan terprogram secara budaya. Pada tren kecantikan modern umumnya mematok pada tubuh yang tinggi semampai dan langsing, memiliki bokong dan dada yang padat, berkulit putih, berhidung mancung, pipi tirus, bibir kemerahan, dan rambut hitam maupun berwarna yang berkilau. Berbagai tren yang terbentuk tersebut membuat perempuan merasa tertekan atas tubuhnya sendiri. Khususnya pada sejarah perbudakan orang kulit hitam yang membuat mereka trauma dan takut untuk menjadi diri mereka sendiri. Kini mereka berusaha tampil putih dan cantik agar tidak mengulang sejarah buruk. Ini dapat melukai Hak Asasi Manusia dalam hal diskriminasi kecantikan dan diskriminasi terhadap orang kulit hitam. Metode yang peneliti gunakan adalah metode penelitian kualitatif, studi literatur, dan deskripsi analitis filosofis. Menggunakan beberapa teori mengenai standar kecantikan, dengan melihat bahwa banyak orang kulit hitam mencoba menjadi cantik dan putih agar mereka merasa aman dengan penampilannya. Hal ini juga menjelaskan bagaimana kolonialisme dapat berpengaruh pada keadaan ras, warna, dan kecantikan dimasa sekarang dan dapat berpengaruh juga kepada HAM.

This paper will discuss beauty standards, especially in women. Women and beauty are an identical unity. Beauty as a feminine nature has been rooted strongly in a broader and culturally programmed social system. In modern beauty trends generally pegged in a tall and slim body, have a solid buttocks and chest, white -skinned, sharp nose, gaunt cheeks, reddish lips, and black or shiny colored hair. Various trends formed make women feel depressed over their own body. Especially in the history of black slavery that makes them traumatized and afraid to be themselves. Now they are trying to look white and beautiful so as not to repeat bad history. This can hurt human rights in terms of beauty discrimination and discrimination against black people. The methods that researchers use are qualitative research methods, literature studies, and philosophical analytical descriptions. Using several theories about beauty standards, by seeing that many black people try to be beautiful and white so they feel safe with their appearance. It also explains how colonialism can affect the state of race, color, and beauty in the present and can also affect human rights."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pristandini
"Industri kecantikan saat ini menjadi sebuah potensi pasar yang besar dalam bisnis, karena perawatan kecantikan telah menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap penting untuk meningkatkan performa diri maka dijadikan momen bagi para pengusaha terutama pada sektor jasa untuk mendukung kehadiran klinik kecantikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan perawatan kecantikan, termasuk di Kecamatan Cibinong. Perkembangan bisnis klinik kecantikan yang semakin pesat membuat klinik kecantikan perlu memperisapkan strategi, lokasi menjadi strategi utama untuk sukses. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi tersebut terhadap kesuksesan bisnis klinik kecantikan di Kecamatan Cibinong. Variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat kesuksesan ialah lama usaha, pencapaian BEP, dan jumlah pengunjung klinik kcentikan. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi lingkungan klinik kecantikan dan wawancara kepada manajer atau pengelola klinik kecantikan. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa lokasi memiliki pengaruh terhadap tingkat kesuksesan bisnis klinik kecantikan. Klinik kecantikan yang berada di kelas jalan arteri dan di sekitar kawasan komersil, permukiman, dan perkantoran pemerintahan memiliki tingkat kesuksesan yang lebih sukses dibanding kelas jalan lokal dan di sekitar kawasan permukiman. Klinik kecantikan dengan karakteristik lokasi strategis untuk kecantikan klinik yang dilihat berdasarkan aksesibilitas, visibilitas, dan kondisi lingkungan bisnis yang tergolong tinggi dan memiliki fasilitas sangat lengkap dan tipe klinik kecantikan jenis perawatan sangat lengkap dan target pasar differentiated marketing (tipe 1) memiliki tingkat kesuksesan yang sukses. Sedangkan lokasi yang kurang strategis untuk kecantikan klinik yang dilihat berdasarkan aksesibilitas, visibilitas, dan lingkungan bisnis yang tergolong sedang dan memiliki fasilitas lengkap dan tipe klinik kecantikan dengan jenis perawatan lengkap dan target pasar concentrated marketing (tipe 4) memiliki tingkat kesuksesan yang kurang sukses.

The beauty industry is currently a huge market potential in business, because beauty care has become a necessity that is considered important to improve self-performance, so it is used as a moment for entrepreneurs, especially in the service sector, to support the presence of beauty clinics in meeting people's needs for beauty care. including in Cibinong District. The rapid development of the beauty clinic business makes beauty clinics need to prepare a strategy, location being the main strategy for success. This research was conducted with the aim to determine the effect of the location on the success of the beauty clinic business in Cibinong District. The variables used to measure the level of success are length of effort, achievement of BEP, and the number of visitors to the clinic. Data collection in this study was carried out by observing the environment of the beauty clinic and interviewing the manager or manager of the beauty clinic. The results of this study can explain that location has an influence on the success rate of the beauty clinic business. Beauty clinics located in arterial road classes and around commercial, residential and government office areas have a higher success rate than local road classes and around residential areas. A beauty clinic with the characteristics of a strategic location for a beauty clinic as seen based on accessibility, visibility and business environmental conditions which are classified as high and have very complete facilities and a type of beauty clinic with a very complete type of care and a differentiated marketing target market (type 1) has a successful success rate. While the location is less strategic for a beauty clinic as seen based on accessibility, visibility and business environment which is classified as moderate and has complete facilities and the type of beauty clinic with a complete type of treatment and concentrated marketing target market (type 4) has a success rate that is less successful. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Paramita
"Analisa terhadap kompleks kepentingan aktor-aktor industri kecantikan yang saling tarik menarik dan silang menyilang dalam waktu yang berlangsung secara kontinu dan konstan, yang memerlukan beberapa kompleks teori sebagai pisau analisa yang juga saling tarik menarik, saling mempengaruhi, dan saling silang menyilang, untuk membedah fenomena industri kecantikan ini. Tujuannya adalah untuk memahami fenomena Beauty Industrial Complex yang bekerja baik secara materi maupun secara psikis dalam kehidupan sehari-hari tiap-tiap individu. Karena pada saat kompleks industri kecantikan bermaksud menjual produknya kepada masyarakat, pada saat yang sama industri kecantikan telah mengubah persepsi masyarakat mengenai tubuh kita, maupun citra atau image manusia yang sesungguhnya, dan pentingnya memahami f'enomena kompleks industri ini karena pertumbuhannya telah menjadikan Beauty Industrial Complex sebagai produsen ideologi baru yang sebelumnya diperankan oleh negara, atau institusi agama. Tesis skripsi ini adalah menunjukkan bahwa kecantikan adalah suatu bentuk konstruksi sosial yang melibatkan di dalamnya bermain sejumlah politik tertentu, (politik konservasi nilai-nilai patriarkis, politik ekonomi, politik nilai yang terkandung dalam suatu masyarakat, politik ras, politik kolas sosial dan politik kebudayaan) yang bermain dalam sistem perindustrian, media massa dan masyarakat patriarkis. Dimana dalam permainan bermacam politik tersebut ada juga berbagai perspektif dalam melihat konsep kecantikan. Perempuan kontemporer memiliki perspektif yang baru dan berbeda dalam melihat hal ini. Skripsi ini akan menjadi sebuah komentar akademis terhadap kompleks kecantikan tersebut denganmenggunakan kritik sosiologi dan fitsafat. Karena itu dalam skripsi ini saya bermaksud untuk (1) dapat membongkar dan mempertanyakan kembali struktur yang tersembunyi di batik Beauty Industrial Complex, (2) meneliti fungsi-fungsi kebudayaan yang menyelubungi struktur-strukstur tersebut, dan (3) melihat kembali secara dialektis akan adanya kemungkinan timbulnya perubahan orientasi-orientasi perempuan di era posmodem. Metode yang digunakan adalah melalui penelitian pustaka, pendekatan empiris dan dengan menggunakan pendekatan kritis refleksif menggunakan teori-teori filsafat seperti sosiologi industri, teori consumer culture, teori periklanan, teori posmoderenisme, teori Kantian, teori estetika poskantian dan teori posfeminisme. Hasilnya menunjukkan bahwa konsep kecantikan yang bermain dalam Beauty Industrial Complex adalah konsep kecantikan yang dikonstruksi oleh ideologi-_ideologi kontemporer yang bekerja dalam tatanan masyarakat kontemporer pula, maka saya kemudian menggali konsep kecantikan yang baru yang dilahirkan oleh teori-teori postmoderen, dari sinilah saya menggunakan teori Post Kantian Aesthetics, dimana di dalamnya terdapat dua gejala utama yang salah satunya dinamakan parodi, dan tendensi parodi ini dapat dipahami lebih jauh dengan kacamata kajian perempuan, bagaimana khususnya perspektif f'eminis memiliki cara pandang yang signifikan terhadap hal ini, karena konsep kecantikan dikonstruksi sejajar dengan konsep perempuan. Adanya muatan politik patriarkis dan politik ekonomi yang bekerja dalam Beauty Industrial Complex meletakkan kaum perempuan sebagai sasaran utama untuk dijadikan konsumen absolut. Namun dengan parodi kaum perempuan dapat mensubversikan konsep kecantikan ini, dan menggunakannya menjadi fasilitasnya, pada saat ini, perempuan mensubversikan posisinva sebagai obyek industri kecantikan, menjadi subyeknya.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S15988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Layla Pradipta
"Media sering kali menggambarkan perempuan secara ideal dan sempurna. Hal ini berkontribusi pada body shaming pada perempuan yang dianggap tidak memenuhi gambaran ideal tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, gerakan body positivity atau pandangan positif mengenai tubuh semakin berkembang. Salah satu media yang menggunakan konsep body positivity adalah Germany's Next Topmodel (GNTM). Pada tahun 2022 program ini menggunakan tema keberagaman dan menampilkan kontestan dari beragam kelompok usia, bentuk tubuh, dan ras. Penelitian ini menganalisis secara semiotik keberagaman yang ditampilkan dalam GNTM 2022 dan menemukan bahwa keberagaman tersebut menjadi bentuk perlawanan terhadap standar kecantikan yang ada di Jerman, khususnya dalam dunia mode. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun GNTM 2022 mempromosikan ide keberagaman dan menunjukkan perlawanan terhadap penggambaran ideal perempuan, tetapi standar kecantikan yang seragam masih sangat melekat dalam industri mode di Jerman.

The media often portrays women as idealized and perfect. This contributes to body shaming of women who are perceived as not living up to that idealized image. However, over time, the body positivity movement has grown. One of the media that uses the concept of body positivity is Germany's Next Topmodel (GNTM). In 2022 this program used diversity and featured contestants from various age groups, body shapes, and races. This research semiotically analyzes the diversity displayed in GNTM 2022 and finds that diversity is a form of resistance to existing beauty standards in Germany, especially in the fashion world. The results of the analysis show that although GNTM 2022 promotes the idea of diversity and shows resistance to the ideal depiction of women, uniform beauty standards are still very much embedded in the fashion industry in Germany."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Husna
"Skripsi ini menganalisis hubungan antara konsep kecantikan dengan perilaku wanita Jepang dalam mengkonsumsi produk kecantikan Dalam menganalisis keterkaitan tersebut skripsi ini menggunakan teori konsumsi Baudrillard mengenai konsumsi sebagai norma sosial Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam mengkonsumsi produk kecantikan wanita Jepang sangat terpengaruh oleh nilai nilai kecantikan yang terdapat dalam budaya masyarakatnya Wanita Jepang memandang konsep kecantikan yang ada sebagai norma yang sifatnya menekan dan harus dipatuhi.

The focus of this study is to analyze the relevance between beauty concept and Japanese women behavior in consuming beauty products This work was compiled using Baudrillard's theory about consumption as a social norm as the premise This work is a qualitative research This work found that in consuming beauty products Japanese women are affected a lot by the beauty values that exists in the culture Japanese women consider the existing beauty concept as a norm that is pressuring and has to be abided.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harfiana Ashari
"Studi ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana beauty influencer berupaya meredefinisi kecantikan di media sosial dan bagaimana audiens menegosiasikan wacana tersebut. Studi sebelumnya telah menunjukkan beauty influencer dapat membuat sebuah tindakan untuk meredefinisikan standar kecantikan, salah satunya dengan meluncurkan produk kecantikan dengan model yang memiliki tampilan visual tidak sesuai dengan standar kecantikan. Meskipun demikian, belum banyak studi membahas upaya beauty influencer meredefinisi standar kecantikan di media sosial, bagaimana strategi penyebaran wacana tersebut, dan bagaimana audiens menegosiasikannya. Berdasarkan konsep Mitos Kecantikan Naomi Wolf, studi ini melihat beberapa beauty influencer berperan dalam mereproduksi diskursus yang meredefinisikan standar kecantikan ideal. Berpijak dari teori resepsi Stuart Hall, maka studi ini berargumen beauty influencer yang berupaya meredefinisi kecantikan masih menjadi pihak yang juga melanggengkan standar kecantikan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa beauty influencer menggunakan lima strategi untuk menyebarkan wacana redefinisi standar kecantikan, yaitu foto tanpa filter, video, berkolaborasi dengan industri kecantikan dan beauty influencer lain, menjadi narasumber webinar, dan menjalin relasi dengan audiens. Namun hal tersebut masih dinegosiasikan karena relasi kuasa dari budaya patriarkal dan kapitalisme di kalangan audiens. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, sehingga teknik pengambilan data menggunakan teknik observasi daring melalui berbagai praktik yang dilakukan beauty influencer di media sosial dan wawancara mendalam.

This study aims to explain how beauty influencers try to redefine beauty standards on social media and how audiences negotiate it. Previous studies have shown that female beauty influencers are able to make an action to redefine beauty standards, one of which is by launching a beauty product that displays a model with a visual form that is not in accordance with beauty standards. However, there are not many studies yet that discuss the beauty influencers’s method to redefine beauty standards on social media, how to spread, and how audiences negotiate it. Reflecting on the concept of the Beauty Myth by Naomi Wolf, this study sees several beauty influencers play a role in reproducing the discourse that redefines the ideal beauty standards. Based on reception theory by Stuart Hall, this study argues that beauty influencers who try to redefine beauty are still the ones who also perpetuate beauty standards. The research findings show that beauty influencers use five strategies to spread the discourse on redefining beauty standards, namely unfiltered photos, making videos, collaborating with the beauty industry and other beauty influencers, hosting webinars, and establishing relationships with the audiences. The efforts is still being negotiated due to the power of the relation between patriarchal cultural values and capitalism among the audiences. This research uses a case study method, so that the techniques for the data collection will use online observation through various practices carried out by beauty influencer on social media and in-depth interviews.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meuthia Irza Miranda
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas pemakaian istilah kecantikan yang digunakan oleh beauty vlogger Indonesia di dalam video tutorial kecantikan YouTube. Selain membahas pemakaian istilahnya, dilakukan analisis pemadanan istilah asing, khususnya bahasa Inggris, dan perubahan makna yang terjadi dari istilah-istilah tersebut berdasarkan KBBI Edisi Kelima dan konteks pemakaiannya. Untuk membahas pemadanan istilah, digunakan untuk melakukan pemadanan istilah yaitu berdasarkan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Sementara itu, pembahasan mengenai perubahan makna berdasarkan teori perubahan makna oleh Keraf 2001 dan Geeraerts 2010 serta pembahasan komponen makna oleh Nida 1975 . Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penyajian data secara deskriptif. Penelitian ini menggunakan dua video tutorial kecantikan YouTube dari dua beauty vlogger. Penelitian dilakukan dengan mentranskripsi, menginventarisasi, menganalisis pemakaian, pemadanan, dan perubahan makna, serta menyimpulkan hasil analisis. Temuan dari penelitian ini adalah terdapat 71 istilah kecantikan yang dipakai oleh beauty vlogger, yaitu 14 istilah berbahasa Indonesia, 34 istilah berbahasa Inggris yang telah memiliki padanan dalam bahasa Indonesia, dan 23 istilah berbahasa Inggris yang belum memiliki padanan dalam bahasa Indonesia. Selain itu, berdasarkan analisis pemadanan dari 29 istilah, terdapat 26 istilah berbahasa Inggris yang dipadankan dengan cara penerjemahan dan 3 istilah yang dipadankan dengan cara penyerapan. Selanjutnya, berdasarkan analisis perubahan makna dari 14 istilah, terdapat 6 istilah yang mengalami perluasan makna, 5 istilah mengalami penyempitan makna, dan 3 istilah mengalami perubahan total.

ABSTRACT
This paper analyzes Indonesian beauty vloggers rsquo usages of beauty terms in their YouTube beauty tutorial videos. The analysis is focused on the assimilation of English words and semantic change in Indonesian beauty vloggers usages of beauty terms, based on the Fifth Edition of the Great Dictionary of the Indonesian Language KBBI as well as the context in the vloggers rsquo videos. The analysis of the assimilation of English words based on concept that explained in Pedoman Umum Pembentukan Istilah, meanwhile the theories from Keraf 2001, Geeraerts 2010, and Nida 1975 are used to analyze semantic change of beauty terms. The analysis used qualitative research method and descriptive dataset on Nanda Arsyinta and Molita Lins videos. Also, this paper is done by doing transcription, inventorisation, usages of beauty terms, assimilation of English words, and semantic change analyzation, and lastly conclusion. By using the method and several steps, this paper found that there are 71 beauty terms that used by beauty vloggers, including 14 Indonesian terms, 34 English terms that already have counterparts in the Indonesian, and 23 English terms that have not counterparts in the Indonesian. From the assimilation of English words analysis, there are 29 beauty terms, including 26 terms that is assimilated with translation and 3 with absorption. Lastly, from semantic change analysis, there are 14 beauty terms, including 6 terms are generalized, 5 terms are specialized, and 3 terms are fully changed."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Larasati Agusdin
"ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk membandingkan pendekatan penyajian pada video Youtube beauty influencer Indonesia dan Internasional. Penulis mengobservasi dua kanal Youtube dengan melihat pendekatan ndash; pendekatan yang digunakan oleh kedua beauty influencer, baik dari segi konten ataupun struktur video. Hasil observasi menunjukkan bahwa adanya perbedaan dalam penyajian video pada kanal kedua beauty influencer, hal ini dikarenakan oleh berbagai hal seperti audiens dan juga keadaan industri itu sendiri.

ABSTRACT
The purpose of this paper is to compare the difference presentation approach on Youtube videos by Indonesia and International beauty influencers. The author observes both Youtube channels by looking at the approaches used by both beauty influencers, both in terms of content or video structure. Observation results show that there is a difference approach on the video presentation on both channel, this is due to various things such as the audience as well as the state of the industry itself."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>