Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shepriyani Miftajanna
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang dialektika pada pasangan suami-istri yang menjalani keputusan childfree serta memperoleh pemahaman akan pola komunikasi pasangan suami-istri dalam menjalani keputusan childfree dan upaya mengelola dialektika yang dilakukan pasangan dalam hubungan pernikahan itu sendiri. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi dengan informan penelitian yang terdiri dari dua pasangan suami-istri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasangan childfree mengalami variasi dialektika dalam analisis internal dan eksternal. Pasangan pertama (P dan R) menghadapi dialektika keterpisahan dan kebersamaan (autonomy-connection), dengan P ingin hidup tanpa anak sementara R ingin memiliki anak. Pasangan kedua (W dan I) menghadapi dialektika kepastian dan ketidakpastian (certainty-uncertainty), dengan W meragukan komitmen childfree mereka karena I menyukai anak kecil. Dalam dialektika eksternal, pasangan childfree menghadapi ketegangan pengungkapan dan penyembunyian (revelation-concealment). Secara umum, pasangan cenderung tidak ingin secara terbuka mengungkapkan pilihan mereka karena adanya stigma negatif masyarakat terhadap childfree. Pada intinya teori dialektika relasional menawarkan diskusi rasional di antara pasangan ketika menghadapi ketegangan terkait menjalani keputusan childfree dari pengaruh secara internal dan eksternal. Diskusi rasional yang dilakukan pasangan adalah dengan mengelola kontradiksi-kontradiksi yang ada secara seimbang. Pengelolaan dialektika internal cenderung menggunakan strategi seleksi dan integrasi berupa reframing, sementara dialektika keterbukaan dan ketertutupan (openness-closedness) menggunakan strategi segmentasi dan diskualifikasi dalam masalah finansial. Dalam dialektika eksternal, pasangan menggunakan strategi netralisasi dan alterasi siklik yang sesuai dengan kategori dialektika yang dihadapi. Upaya kompromi dan pergantian menjadi ciri khas pasangan dalam mengungkapkan dan menyembunyikan (revelation-concealment) keputusan childfree kepada lingkungan sosial.

This study aims to gain knowledge about dialectics in married couples who undergo childfree decisions and understand the communication patterns of married couples in undergoing childfree decisions and efforts to manage dialectics carried out by couples in the marriage relationship itself. The research method for this study is qualitative with a case study approach. Research data were obtained through in-depth interviews and observations with research informants consisting of two married couples. The results of this study indicate that childfree couples experience dialectical variations in internal and external analysis. The first couple (P and R) face a dialectic of autonomy-connection, with P wanting to live without children while R wanting to have children. The second couple (W and I) face a dialectic of certainty and uncertainty, with W doubting their childfree commitment because I likes small children. In the external dialectic, childfree couples face the tension of revelation-concealment. In general, couples tend not to want to openly express their choices because of the negative social stigma against childfree. In essence, the theory of relational dialectics offers a rational discussion between partners when facing tensions related to making decisions child-free from internal and external influences. The rational discussion conducted by the pair is to manage the contradictions that exist in a balanced way. Management of internal dialectics tends to use selection and integration strategies as reframing, while openness-closedness uses segmentation and disqualification strategies in financial matters. In the external dialectic, the couple uses neutralization and cyclic alteration strategies that are appropriate to the dialectical category they are facing. Attempts to compromise and change are characteristic of couples in revelation-concealment childfree decisions to the social environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursalyni
"Perkawinan berbeda kewarganegaraan menyebabkan persatuan harta dikemudian waktu. Banyak peraturan peraturan di negara ini, yang membedakan Warga Negara Asing dan Warga Negara Indonesia untuk sistem kepemilikan suatu harta benda, jika menikah tanpa Perjanjian Perkawinan, maka harta tersebut akan menjadi bulat, oleh karna itu dibuatlah Perjanjian Perkawinan, untuk melindungi masing masing pihak. Berlakukanya Perjanjian Perkawinan setelah dicatatkan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan dan semenjak perkawinan berlangsung. Oleh karna itu, Perjanjian Perkawinan berlaku apabila Perkawinan yang dijalani oleh pasangan berbeda kewarganegaraan berjalan dengan sah, tetapi dalam analisa kasus ini pasangan yang menikah berbeda kewarganegaraan ini tidak menjalani beberapa aturan dan ada beberapa keterangan yang tidak diterangkan. Permasalahan yang timbul dalam penulisan ini adalah, Bagaimana Pengaturan pelaksanaan pencatatan Perjanjian Perkawinan yang dibuat di Indonesia oleh pasangan berbeda kewarganegaraan, permasalahan berikutnya, Bagaimana pengaturan Pencatatan Perkawinan yang dibuat oleh pasangan yang berbeda kewarganegaraan dengan yang perkawinannya tidak sesuai dengan undang undang yang berlaku di Indonesia, serta pencatatan perkawinan agar perjanjian perkawinan tersebut tercatat dan sah.
Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalahanalisis data yang ada secara kualitatif. Metode yang menekankan pada peraturan perundang undangan teoritis. Dan bentuk penelitian adalah yuridis Normatif, penelitian yang menekankan pada penggunaan norma hukum secara tertulis.pengaturan dan pelaksanaan, pembuatan perjanjian perkawinan sebelum perkawinan dilangsungkan. Perkawinan yang dilaksanakan oleh Warga Negara Oleh Warga Negara Indonesia di luar negeri Harus mendapatkan surat bukti perkawinan warga negara Indonesia,untuk jadi alat bukti pencatatan. Pengaturan Pencatatan Perkawinan yang dibuat oleh pasangan yang berbeda kewarganegaraandalam penulisan ini melalui, konsorsium penetapan pencatatan perkawinan yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil agar perjanjian perkawinan tersebut tercatat dengan sah dengan dasar Asas Lex Loci Celebrationis.

A different nationality marriage, cause of a unity property in the future. Many regulation in this country differentiate between an Indonesian and the foreign citizens in the system to ownthe property. If someone married without prenuptial agreement then the property between a marriage couple will be united, then it's better to make prenuptial agreement to protect each property.Prenuptial agreement is valid since its registered by marriage officers, and during the marriage. Therefore the prenuptial agreement is valid when the marriage different nationality do the procedure of regulation and legitimate. But in this case the both couple different nationality not did the procedure, and some identity is being hiden, the problem in this case is how the regulation and implementation to register the prenuptial agreement which is made in Indonesian, by the marriage different nationality in other country, next problem is how the regulation and implementation to register the prenuptial agreement which is made in Indonesia but the marriage against the regulation Indonesia, also how to make the prenuptial agreement register and legimate.
The method in this thesis is use analysis data by qualitative, and using the regulation theory, the form of the research yuridical normative, which is use regulation. Regulation and implementation of register Prenuptial agreement before marriage begin, marriage with different nationality in other country has been prove with letter to prove their marriage in other country for to as based to register marriage and prenuptial agreement. Register and implementation in this case by marriage different nationality, is using consortium is issued by Register Office Indonesia, also the prenuptial agreement is legimate based on Lex Loci Celebrationis.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T31852
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zuraida G. Soepoetro
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1983
S2211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Arras Shafara
"[Di era modern ini, terbukanya kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya semakin terbuk. Saat ini banyak perempuan yang memperhatikan tingkat pendidikannya demi memiliki karier yang baik di dalam dunia pekerjaan. Peningkatan karier perempuan diiringi juga dengan peningkatan penghasilan membuat perempuan memiliki peran lebih dalam memenuhi kebutuhan ekonomi di dalam keluarga. Fenomena tersebut kemudian memunculkan istilah alpha wife. Skripsi ini memberikan gambaran mengenai dinamika relasi suami istri dan pengambilan keputusan pada keluarga alpha wife. Di Indonesia, alpha wife tidak hanya memiliki penghasilan lebih besar dari suami, hal tersebut juga mempengaruhi relasi kekuasaan di dalam keluarga. Namun, hubungan di antara keduanya masih tetap dipengaruhi oleh nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

In this modern era, opening up opportunities for women to develop themselves increasingly exposed. Today women are paying attention to level of education in order to have a good career in the world of work. Career advancement of women followed by an increase in income makes women have a larger role to fulfill the economic needs of the family. The phenomenon then led to the term alpha wife. This thesis provides an overview of the dynamics of husband and wife’s relationship and decision making in alpha wife family. In Indonesia, alpha wife not only who earns more than her husband but it also affects the power relations within family. However, the relationship between husband and wife still influenced by the values and norms in society.
, In this modern era, opening up opportunities for women to develop themselves increasingly exposed. Today women are paying attention to level of education in order to have a good career in the world of work. Career advancement of women followed by an increase in income makes women have a larger role to fulfill the economic needs of the family. The phenomenon then led to the term alpha wife. This thesis provides an overview of the dynamics of husband and wife’s relationship and decision making in alpha wife family. In Indonesia, alpha wife not only who earns more than her husband but it also affects the power relations within family. However, the relationship between husband and wife still influenced by the values and norms in society.
]
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2014
S61293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemerintah telah melaksanakan program KB yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun saat ini partisipasi pria dalam ber-KB masih sangat rendah (2,27%). Meningkatkan partisipasi pria berarti memperbaiki pengetahuan dan sikap pria menjadi baik dan positif agar ikut menjadi peserta KB pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pria dengan partisipasi pria dalam program KB. Metode yang digunakan adalah desain korelasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah pria menikah berusia 20-50 tahun dan telah menipunyai anak dengan sampel berjumlah 82 pria di Kelurahan Pancoran Mas. Tingkat pengetahuan dan sikap pria mempunyai hubungan yang bermakna dengan partisipasi pria, dimana pria yang bespengetahuan balk mempunyai peluang 6,2 kali untuk berpartisipasi dan pria yang bersikap positif mempunyai peluang 5,5 kali untuk berpartisipasi dalam program KB di Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok tahun 2008. Penting dilakukan berbagai upaya untuk mensosialisasikan dan memberikan informasi kepada pria tentang KB agar pengetahuan pria meningkat dan sikap menjadi positif sehingga partisipasi pria dalam ber-KB menjadi meningkat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5714
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nis Antari
"perubahan struktur keluarga di perkotaan telah menga-kibatkan timbulnya tuntutan akan kerjasama seimbang antara suami istri, terutama untuk urusan domestik, suatu bidang yang dahulu dianggap sebagai hanya pantas ditangani istri. Tuntunan itu telah menjadi masalah nasional yang pada akhirnya melahirkan nilai-nilai baru tentang pola hubungan sosial suamiistri di dalam keluarga. Nilai-nilai baru itu disosialisasikan lewat media massa karena dianggap memiliki dampak perubahan sikap dan pandan-gan masyarakayt yang menontonnya. Media massa yang dilihat dalam penelitian ini adalah film-TV dengan asumsi memiliki daya jangkau yang paling luas. Tujuan penelitian ini ingin melihat pesan-pesan apa yang ingin disampaikan film tentang pola hubungan suami istri di dalan keluarga. Obyek pengamatan yang menjadi penelitian adalah film Sesal dan Suami. Pemilihan ini memiliki dasar sosiologis karena produksi film sejak 1909-1994, hanya dua film tersebut yang memfokuskan pada pola hubungan suami istri sejak awal hingga akhir film. Dengan demikian diharapkan indikator-indikator tentang sebuah pola hubungan dapat dilihat. Indikator-indikator itu adalah kekuasaan, pengambilan keputusan, proses pengambilan kepu-tusan dan di tangan siapa sebuah keputusan akhir diambil. Metode penelitian ini monakai analisa isi kualitatif dengan membuat sejumlah pengelompokan apa-apa saja yang tergambar dan dialog yang mengacu pada indikator-indikator pola hubungan suami istri Ada pun temuan-temuan dalam kedua fiin di atas menyam-paikan pentangnya sebuah keharmonisan hubungan suami istri dalam keluarga. Pesan tersebut dapat dilihat dari dialog-dialog dan penyelesaian masalah perkawinan. Pada kedua film, pola hubungan yang dibahas adalah senior-yunior partner.
Sebagai pedoman, skina uga dipakai untuk mengikuti kesesuaian pesan skenario dengan yang digambarkan dalan file. Ternyata penulis skenario memasukkan sebuah kesepaka tan awal antara suasi istri dalam membina sebuah hubungan dalam keluarga. Namun dalam film yang sudah ditayangkan hal itu tidak tergambarkan, sehingga penekanan tentang pola hubungan senior-yunior partner menjadi kurang lengkap.

Changes in family structure in urban areas have resulted in demands for balanced cooperation between husband and wife, especially in domestic matters, an area that was previously considered only suitable for the wife to handle. This guidance has become a national problem which ultimately gave birth to new values ​​regarding the pattern of social relations between husband and wife within the family. These new values ​​are socialized through mass media because they are considered to have an impact on changing the attitudes and views of the people who watch them. The mass media seen in this research is film-TV with the assumption that it has the widest reach. The aim of this research is to see what messages the film wants to convey about husband and wife relationship patterns in the family. The object of observation becomes research is the film Regret and Husband. This choice has a sociological basis because of the film production from 1909-1994, only two of these films focused on the pattern of husband and wife relationships from the beginning to the end of the film. In this way, it is hoped that indicators of a relationship pattern can be seen. These indicators are power, decision making, the decision making process and in whose hands the final decision is taken. This research method uses qualitative content analysis by making a number of groupings of what is depicted and dialogue that refers to indicators of husband and wife relationship patterns. There are also findings in the two points above that convey the importance of harmonious husband and wife relationships in the family. This message can be seen from dialogues and solving marital problems. In both films, the relationship pattern discussed is senior-junior partners.
As a guideline, skina is also used to follow the suitability of the scenario messages with those depicted in the file. It turns out that the screenwriter included an initial agreement between the husband and wife in developing a relationship within the family. However, in the films that have been shown, this is not depicted, so the emphasis on senior-junior partner relationship patterns is incomplete.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S10576
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Winengku Rahajeng
"Dalam pengikatan perjanjian jaminan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pihak, salah satunya adalah mengenai status perkawinan debitur. Jika debitur telah terikat dalam suatu perkawinan maka akan berakibat adanya beberapa kelompok harta kekayaan. Jika yang dijadikan jaminan adalah harta bersama maka diperlukan persetujuan bersama dari suami dan istri. Tetapi sering terjadi suami atau istri tidak dimintai persetujuan terlebih dahulu dalam pengikatan perjanjian jaminan atas harta bersama oleh pasangannya. Suami atau istri yang merasa keberatan dapat meminta pembatalan perjanjian jaminan tersebut ke pengadilan. Hakim berdasarkan fakta-fakta yang ada akan memberikan penilaian terhadap keabsahan perjanjian jaminan tersebut, bisa saja tetap dinyatakan sah atau dinyatakan batal. Skripsi ini disertai dua putusan pengadilan yang terdapat pertimbangan hakim dalam menilai keabsahan suatu perjanjian jaminan atas harta bersama tanpa persetujuan suami atau istri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan library research yang bersifat yuridis normatif. Hasil peneilitian ini menyatakan bahwa dalam pengikatan jaminan atas harta bersama memang perlu persetujuan bersama dari suami dan istri. Tetapi dalam keadaan-keadaan tertentu suami atau istri bisa dianggap telah memberikan persetujuan diam-diam yang artinya secara tidak langsung telah menyetujui pengikatan jaminan tersebut. Keadaan tersebut antara lain adalah suami atau istri telah ikut menikmati hasil dari perjanjian pokoknya yaitu perjanjian hutang piutang, atau suami atau istri dianggap telah mengetahui perjanjian jaminan yang telah dibuat sejak lama dan sebelumnya tidak mengajukan keberatan.

In making security agreement, there are some things that need to be considered by the parties, one of those things is about the marital status of the debtor. If the debtor has been bound in a marriage, there will be some form of wealth. If joint wealth are used for the objects of security agreement, it would be require a mutual consent from husband and wife. But often, the husband or wife is not asked for consent from his partner in making the security agreement on joint wealth. Husband or wife who is objected can be appeal for the cancellation of the security agreement to the court. The judge based on the facts, will provide an assessment of the validity of the security agreement, it might be declared invalid or declared void. This thesis is accompanied by two court decisions that are considered judges in assessing the validity of a security agreement on joint wealth without the consent from husband or wife. This research uses library research that are normative. The outputs of this researched stated that the security agreement on joint wealth does need consentience from husband and wife. But in certain circumstances a husband or wife can be considered have given tacit consent, which means indirectly has consent the security agreement. There circumstances are husband or wife has come to enjoy the results of the credit agreement, or husband or wife is deemed to have been aware that the security agreement has been made for a long time and had not objected.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Household culture in Indonesia determines that men are the breadwinners and women take care of the family and home. Increasingly many women are helping to meet the economic needs of the family. However their involvement in the fulfillment of family income is not met with reduced household duties. This paper is the result of a qualitative study female civil servants (PNS) in Ketapang District, West Kalimantan. Sixteen informants were interviewed in depth. The results show that the civil servants, whose husbands have a steady income, managing and using their earnings for their families, do not benefit from the situation. It is obvious from the results that household work is left more to the women and less to the men, even if both spouses maintain a full time job. This study recommends efforts to change the mindset and worldview of women and men towards income and responsibilities concerning the role and position of husband and wife in the family. In addition, there should be efforts to sensitize the general public about the importance of the division labor, power relations and bargaining power of women to create a gender-just society."
360 IFJ 1 : 1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Rachman Gumay
"Perkawinan menurut KUHPerdata hanya dipandang dari segi keperdataannya saja. Berbeda dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yang memandang perkawinan dari ikatan lahir batin, yang tidak hanya mencakup ikatan secara fisik dan batiniyah, namun juga ikatan dalam harta benda. Terkait ikatan harta benda tersebut, Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 mengatur bahwa diperbolehkannya suami istri untuk membuat perjanjian perkawinan atas harta benda dalam perkawinan. Sehingga, apabila terjadi perceraian, maka perjanjian perkawinan yang telah dibuat akan berdampak pada perikatan yang timbul dari perjanjian tersebut mengenai pembagian harta benda perkawinan. Dengan menggunakan metode yuridis normatif, tulisan dalam skripsi ini menunjukkan adanya prosedur pembuatan dan syarat-syarat sahnya suatu perjanjian perkawinan yang terlebih dahulu harus dilakukan oleh suami istri; dan implikasi terhadap perjanjian perkawinan terhadap harta benda perkawinan apabila terjadi perceraian adalah telah memiliki kedudukan hukum selama perjanjian tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum. Sebagai contoh, mereka dapat mengadakan pisah harta sama sekali, pisah harta secara terbatas, pemisahan aset-aset tertentu, percampuran harta bulat, campur hasil pendapatan, persatuan untung rugi.

Marriage in accordance with The Civil Code is only being regarded in terms of civilization. Unlike The Law No. 1 of 1974 that views the marriage of the spiritual and physical bond, that includes not only physical and spiritual bonds but also the prenuptial bonds. Related to the prenuptial bonds, The Law No. 1 of 1974 regulates that husband and wife are allowed to arrange a prenuptial agreement in their marriage. Thus, in the event of divorce appears in their marriage, the prenuptial agreement that has been made will give an implication to the prenuptial in the marriage. By using normative methods, this mini thesis study shows that there are several procedures and requirements that should be conducted to make a legal prenuptial agreement; and the implication of the prenuptial agreement in the event of divorce appears is the prenuptial agreement has its own legal position in the course of the agreement?s clause is not permissible if it is prohibited by the law, or if it violates good conduct, or public order. In example, they can arrange a completely separated of assets, separately limited of assets, separation of custom assets, completely interfusion of assets, interfusion of incomes, coalition of benefits and loss"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S45225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Dince Yuniarti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai peran notaris dalam pembuatan isi dan akta
kesepakatan bersama (perjanjian) pra perceraian. Akta Kesepakatan Bersama
(Perjanjian) Pra Perceraian berisi mengenai Hak Asuh atas anak dan Pembagian
Harta Gono-Gini, akan tetapi hal tersebut tidaklah mutlak. Notaris memiliki secara
kewajiban moral dan professional untuk memberikan penyuluhan hukum terkait isi
dari aktanya tersebut. Penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris dengan desain
preskriptif. Hasil penelitian menyarankan Undang-undang Perkawinan Nomor: 1
Tahun 1974 perlu di amandemen karena sudah tidak mengakomodir kepentingan
masyarakat; Perlunya dibuat sebuah Memory of Understanding (MoU) antara
Pemerintah (diwakili oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia), Ikatan
Notaris Indonesia, dan Mahkamah Agung sebagai peraturan pelaksana sementara,
menunggu peraturan perundang-undangan dibuat; Perlu adanya kesepahaman di
kalangan Notaris terkait dengan bentuk, jenis akta, moralitas dan etik bagi Notaris
yang membuat kesepakatan bersama (perjanjian) pra perceraian ini.

ABSTRACT
The focus of this study is the roles of notary in the content creation and mutual
consent (agreement) pre divorce deeds. The mutual consent (agreement) pre
divorce deeds contains custody over children and the separation of family wealth
or known as Gono-Gini, but it is not absolute. Notary has both a moral and
professional obligation to provide legal counseling related to the contents of the
deeds. This research is explanatory prescriptive. The researcher suggest that
Indonesian matrimonial regulation Number: 1 year 1974 need to be amendment
because it can’t accommodate the citizen stipulation; Memory of Understanding
between The Government (represent by Ministry of Law and Human Rights),
Indonesian Notary Organization, and The Supreme Court is needed as a transitory
regulation; There is need to be an understanding in the Indonesian Notary
Community regarding the outline, the type of the agreement, morality and ethical
conduct of the notary that construct mutual consent (agreement) pre divorce."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T38893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>