Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49541 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christi Pangesti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan flexploitation yang merupakan keadaan
yang memaksa pekerja untuk tunduk saat tereksploitasi. Berbeda dengan eksploitasi
biasa, flexploitation terjadi di kalangan pekerja dengan kondisi kerja yang flexible seperti
pekerja lepas. Studi-studi sebelumnya mengkaji bagaimana pekerja seni turut
melanggengkan serta menormalisasi kondisi rentan mereka. Namun, studi-studi
sebelumnya belum secara khusus berfokus membahas perempuan pekerja seni. Masih
minimnya pembahasan mengenai topik tersebut membuat peneliti berargumen bahwa
perempuan pekerja seni mengalami kondisi kerentanan yang khas karena adanya kerugian
atas lingkungan kerja yang buruk, diskriminasi gender, timpang dan adanya beban ganda.
Penelitian ini menggunakan konsep flexploitation untuk membantu menjelaskan
kerentanan yang terjadi pada perempuan pekerja seni visual. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa perempuan pekerja seni terjebak dalam flexploitation.
Flexploitation terhadap perempuan pekerja seni terlihat pada penerimaan terhadap
kondisi eksploitasi dalam sistem kerja flexible dan menyebabkan normalisasi kerentanan.
Kerentanan ini dinormalisasi berupa ketidakamanan pendapatan, jam kerja yang tidak
menentu, kontrak kerja yang tidak mengikat, ketiadaan jaminan sosial, dan ketidakpastian
jenjang karir. Kemungkinan flexploitation terjadi lebih besar pada perempuan pekerja
seni visual karena perempuan dianggap tidak memiliki tanggung jawab utama sebagai
pencari nafkah dan perempuan dapat memiliki keleluasaan untuk dapat mengurus rumah
tangga.

This study aims to describe flexploitation which is a condition that forces workers to
submit when exploited. In contrast to ordinary exploitation, flexploitation occurs among
workers with flexible working conditions such as casual workers. Previous studies
examined how arts workers helped perpetuate and normalize their vulnerable condition.
However, previous studies have not specifically focused on women arts workers. The lack
of discussion on this topic has led researchers to argue that women arts workers
experience unique conditions of vulnerability due to the disadvantages of a bad working
environment, gender discrimination, inequality and a double burden. This study uses the
concept of flexploitation to help explain the vulnerability that occurs in female visual arts
workers. The research findings show that women arts workers are trapped in
flexploitation. Flexploitation of women arts workers can be seen in the acceptance of
conditions of exploitation in a flexible work system and causes the normalization of
vulnerabilities. This vulnerability is normalized in the form of income insecurity, erratic
working hours, non-binding work contracts, lack of social security, and uncertain career
paths. The possibility of flexploitation to occur is greater for women visual arts workers
because women are considered not to have the main responsibility as breadwinners and
women can have the freedom to be able to manage the household
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Ratna Kurnia
"Perkembangan Depok diikuti dengan inkorporasi Jakarta terhadap Depok, telah memberikan kesempatan terbuka bagi anak muda untuk bekerja, terutama dalam sektor jasa. Kesempatan bekerja ini tidak hanya terbuka untuk anak laki-laki saja namun juga terbuka untuk anak perempuan. Meskipun Depok mengalami perkembangan, nilai-nilai tradisional mengenai peran perempuan masih dipahami oleh sebagian masyarakat, contohnya nilai-nilai yang menyatakan bahwa anak perempuan tidak harus bekerja. Skripsi ini kemudian berfokus pada peristiwa mengenai anak perempuan akhirnya memilih untuk bekerja yang dipengaruhi oleh pemahaman dan pemaknaan mereka terhadap bekerja itu sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan konsep rite of passage sebagai kerangka analisis. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara tak terstruktur terhadap anak perempuan muda bekerja, yang tinggal dan besar di Depok, Jawa Barat.

The accelerated development of Depok, coinciding with the city’s rapid economy incorporation into the capital city Jakarta, has opened the opportunity for youth to work, especially in the service sectors. The opportunity is not only open for young men but also open for young women. Although under the development, Depok has traditional values that still understood by most people about roles for women, for example the values of stating women that they don't need to work. This thesis is focused on young women who have chosen to work influenced by their knowledge about what work means for them. This thesis utilizes uses qualitative methods with ‘right of passage’ as the key analytical concept. Data has been collected through observation and unstructured interviews with young women workers, who grew up and reside/live in Depok, West Java.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Prabawidya Pusparani
"Migrasi perempuan sebagai pekerja rumah tangga PRT telah menjadi sebuah fenomena hubungan internasional yang masih minim dibahas dalam literatur akademis. Pembahasan dalam literatur mengenai migrasi perempuan sebagai PRT seringkali terfokus kepada bagaimana mereka merupakan korban yang rentan terhadap berbagai subordinasi dan opresi. Perempuan PRT migran telah dijuluki sebagai pahlawan devisa dalam istilah populer di Indonesia, namun mereka masih direpresentasikan sebagai korban yang tidak berdaya. Tinjauan pustaka dalam tulisan ini memperlihatkan bahwa terdapat kesenjangan literatur dalam membahas keberdayaan yang dimiliki para perempuan PRT selama proses migrasi. Penelitian ini berupaya untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan menyorot agensi yang dimiliki para perempuan PRT migran. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus feminis terhadap pengalaman enam perempuan PRT migran yang telah kembali ke Indonesia. Dengan menganalisis perjuangan para perempuan tersebut dalam memberdayakan diri mereka pada saat maupun setelah mengalami berbagai bentuk opresi, akan terlihat bagaimana agensi telah dimanifestasikan oleh para perempuan PRT migran selama migrasi. Pada akhirnya, penelitian ini mengungkapkan bagaimana perempuan PRT migran telah memanifestasikan keberdayaan mereka melalui pembuatan keputusan bermigrasi dalam struktur patriarkis, kemampuan untuk melawan struktur dengan aktivisme, serta dengan menjadi agen pembangunan dan perubahan bagi komunitasnya.

The migration of women as domestic workers has become an international relations phenomenon that still lacks academic attention. The literatures discussing about migration of women as domestic workers has focused on representing them as victims who are vulnerable towards many forms of subordination and oppression. Women migrant domestic workers have been commonly addressed as ldquo heroes of foreign exchange rdquo in Indonesia, yet they are also still represented as powerless victims. The literature review in this research shows that there is a literature gap in the discussion of women migrant domestic workers during the migration process. This research seeks to fill in that gap by highlighting the agency of women migrant domestic workers. This research uses the feminist case study method towards the experience of six women migrant domestic workers who have returned to Indonesia. The author believes that by analyzing the struggle of those women in empowering themselves both during and after oppression, it will show how agency is manifested by these women migrant domestic workers throughout the migratory process. Through this research, it will be revealed how women migrant domestic workers have manifested their empowerment through their decision to migrate in a patriarchal structure, their capability in defying structure through activism, and also through becoming agents of development and change for their communities. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farkhandah Putri Afifah
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada agensi perempuan pekerja sekaligus yang menjadi pengurus serikat. Ketika menjalankan kedua perannya sebagai pekerja dan pengurus serikat pekerja, perempuan dihadapkan pada dilema. Dilema yang dihadapi ialah antara keharusan memperjuangkan hak-hak dan kepentingannya yang belum terepresentasikan di dalam serikat pekerja serta sebagai pekerja yang juga dihadapkan pada kepentingan perusahaan yang menuntut loyalitas dan produktivitas pekerjanya. Studi-studi sebelumnya lebih memfokuskan pada permasalahan yang dihadapi perempuan di serikat pekerja. Sementara, studi ini mencoba melihat perempuan aktivis sebagai agensi yang mengatasi dilema dalam menjalankan perannya sebagai pekerja sekaligus pengurus serikat. Argumen penelitian ini ialah tidak mudah bagi aktivis perempuan menjalankan kedua peran tersebut sekaligus disebabkan di aspek tertentu dapat menghadapi inter role konflik, sehingga aktivis perempuan merupakan agensi yang mengkombinasikan kedua peran tersebut dengan menentukan pilihan dan berusaha mencapai tujuan dari pilihan tersebut dengan mengelola sumber daya yang dimilikinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivis perempuan mengelola sumber daya yang dimilikinya seperti dukungan keluarga, dukungan perusahaan dan serikat, dukungan pihak di luar perusahaan dan serikat, serta pengalaman berorganisasi untuk mencapai tujuan hidup yang dipilihnya. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam.

This study focuses on the agency of women workers as well as those who are union administrators. When carrying out both of their roles as workers and union administrators, women are faced with a dilemma. The dilemma faced is between the necessity to fight for their rights and interests which have not been represented in trade unions as well as workers who are also faced with the interests of the company that demand the loyalty and productivity of their workers. Previous studies focused more on the problems faced by women in trade unions. Meanwhile, this study tried to see activist women as agencies that overcame a dilemma in carrying out their roles as union workers and administrators. This study argues that it is not easy for women activists to carry out both roles at the same time because in certain aspects they can face inter role conflict, so women activists are agencies that combine these two roles by making choices and trying to achieve the objectives of the choice by managing the resources they have. The results of the study show that women's activists manage heir resources such as education, family support, company and unions support, support from outside onions and companies, and life principles to achieve their chosen life goals. This study uses qualitative methods by collecting data through in-depth interviews."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Ratri Kusuma Wardhani
"Skripsi ini membahas tentang kriminalisasi yang dialami oleh perempuan pekerja migran domestik Indonesia yang bekerja di Timur Tengah. Penelitian dilakukan dengan melihat adanya kerentanan perempuan pekerja migran domestik Indonesia dalam menghadapi sistem hukum negara tujuan berdasarkan teori feminis sosialis dan feminis jurisprudensi dimana kelas dan gender mempengaruhi praktek hukum di Timur Tengah. Tiga orang perempuan pekerja migran yang pernah mengalami kriminalisasi menjadi subjek penelitian yang pengalamannya digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kritis untuk melihat bagaimana kriminalisasi perempuan pekerja migran domestik Indonesia di Timur Tengah adalah bentuk dari kekerasan terhadap perempuan.

This undergraduate thesis discusses about criminalization of Indonesian women migrant domestic workers in the Middle East. This research sees the vulnerability of Indonesia women migrant domestic workers in facing the countries’ law based on Socialist Feminist and Feminist Jurisprudence Theory. Three Indonesian women migrant domestic workers were interviewed as the subjects in this research due to their experienced of criminalization. Then, it all would be used for analyzing as according to the theoritical framework. Critical approach had been applied for viewing how the criminalization of Indonesian women migrant domestic workers was a form of violence against women."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivonia Reigita Shandy
"Partisipasi setara perempuan dalam dunia kerja maupun lingkungan kerja bukanlah sekedar tuntutan keadilan atau demokrasi tetapi dipandang sebagai kondisi yang kondusif bagi kepentingan perempuan. Peningkatan partisipasi dan keterlibatan perempuan dalam seluruh bidang kerja menjadi salah satu wacana yang terus diperdebatkan di Indonesia selama ini. Penelitian ini berfokus menggambarkan rona kesetaraan gender dalam hal kinerja ketenagakerjaan perempuan perusahaan sektor pertambangan.       Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif eksploratif sebagai metodologi yang memberikan analisis asumsi filosofis fenomena kesetaraan gender di sektor pertambangan. Diskriminasi yang dialami oleh pekerja perempuan di perusahan tambang meliputi tugas tambahan, pelecehan verbal, dan kesempatan berpendapat. Beberapa kali mendapatkan pekerjaan yang bukan menjadi tugasnya. Latar belakang pendidikan mempengaruhi mental pekerja perempuan dalam beradaptasi di pekerjaannya. Diskriminasi yang didapatkan pekerja perempuan telah mampu diselesaikan dengan strategi yang berbeda-beda. Kesempatan berpendapat yang didapatkan pekerja perempuan berhasil menyelesaikan baik permasalahan individu maupun permasalahan tim kerja. Rekan kerja sering cukup kooperatif memberikan ekosistem kerja dimana, pekerja perempuan mampu mengemukakan pendapat dan solusi.

Women's equal participation in work and the work environment is not just a demand for justice or democracy. However, it is seen as a condition that is conducive to women's interests. Increasing the participation and involvement of women in all fields of work has become one of the discourses continuously debated in Indonesia. This research focuses on describing the tone of gender equality in terms of the employment performance of women in mining sector companies. This study uses an exploratory qualitative approach to analyze philosophical assumptions about gender equality in the mining sector. Discrimination experienced by female workers in mining companies includes additional assignments, verbal harassment, and opportunities to express opinions. Several times were getting a job that was not his duty. Educational background influences the mentality of female workers in adapting to their jobs. Discrimination against women workers has been able to be resolved using different strategies. Opportunities for opinions that women workers get have succeeded in solving individual and work team problems. Colleagues often cooperate, providing a work ecosystem where female workers can express opinions and solutions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Cahyaning Sumirat
"Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan penganut ajaran konfusianisme tertinggi, bahkan mengalahkan Cina sendiri yang merupakan negara asal konfusianisme. Ajaran konfusianisme telah memberikan adanya perubahan di berbagai bidang, salah satunya tatanan nilai dalam masyarakat Korea. Konfusianisme merupakan sebuah ajaran yang tidak terlepaskan bagi masyarakat Korea karena nilai-nilai di dalamnya sangat melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Nilai-nilai konfusianisme tersebut dapat dilihat dari realitas kehidupan masyarakat Korea sendiri, di antaranya masih terdapat kecenderungan sikap diskriminasi terhadap kaum perempuan, yaitu terpinggirkannya peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari, terutama terhadap mereka yang bekerja.

South Korea is a nation with the highest number of adherents of Confucianism; even defeat China itself which is the origin country of Confucianism. Confusianism has raisen changes in various fields, one of them is the order of the values in Korean people. Confucianism is a doctrine that could not be separated with Korean because the values in it are attached to the life of its people. The values ​​of Confucianism can be seen from the reality of Korean life itself, namely there is still tendency of discrimination against women, that marginalized the role of women in daily life, especially to those women who work.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Indah Cinderakasih
"[ABSTRAK
Jumlah perempuan yang masuk dalam angkatan kerja di Indonesia terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, baik di sektor formal maupun
informal. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian dari pembuat kebijakan dan
manajemen perusahaan mengenai kebutuhan pekerja perempuan, diantaranya
kesempatan untuk memberikan ASI Eksklusif bagi mereka yang memiliki bayi
berusia 0-6 bulan. Namun hasil penelitian menunjukkan rendahnya tingkat
pemberian ASI Eksklusif di Indonesia di tahun 2010. Bekerja dan kurangnya
dukungan dan fasilitas di tempat kerja menjadi salah satu alasan kesulitan
memberikan ASI Eksklusif bagi pekerja perempuan. Padahal di sisi lain,
pemerintah melalui PP No. 33 Tahun 2012 telah mengamanatkan kepada pemberi
kerja untuk menyediakan fasilitas dan memberikan kesempatan pada pekerja
perempuan untuk memberikan/memerah ASI.
Studi ini merupakan studi kuantitatif dan kualitatif. Studi kuantitatif
bertujuan untuk memberikan data secara deskriptif mengenai pengetahuan, sikap,
dan dukungan organisasi bagi pekerja perempuan. Studi kualitatif bertujuan untuk
mengetahui sikap dan tantangan pekerja perempuan dan dukungan organsiasi
terhadap pemberian ASI eksklusif pada pekerja perempuan. Pelaksanaan studi ini
dilakukan pada pekerja perempuan di Pusat Administrasi Universitas Indonesia,
Depok yang memiliki anak berusia 6 bulan-5 tahun. Studi ini dilakukan dengan
metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner dan dilanjutkan dengan
melakukan wawancara mendalam.
Hasil dari tulisan ini dapat menjadi dasar rekomendasi kebijakan baik di
tingkat organisasi/perusahaan sebagai berkontribusi dalam menciptakan
lingkungan yang mendukung pemberian ASI eksklusif di kalangan perempuan
pekerja sehingga mereka dapat terus berkembang di ruang publik tanpa
meninggalkan peran penting mereka dalam mencerdaskan bangsa melalui
pemberian ASI eksklusif.

ABSTRACT
The number of women who entered the workforce in Indonesia continues
to increase from year to year, both in the formal and informal sectors. This of
course requires the attention of policy makers and corporate management about
the needs of women workers, including the opportunity to provide exclusive
breastfeeding for those who have a 0-6 month old baby. However, the results
showed low levels of exclusive breastfeeding in Indonesia in 2010. Work load and
lack of support and facilities in the workplace is one difficult reason to do
exclusive breastfeeding for women workers. Yet on the other hand, the
government through PP No. 33 Year 2012 has mandated the employer to provide
the facilities and provide opportunities for women workers to provide or express
the milk.
This is a mixed method study. Quantitative study aimed to provide
descriptive data on knowledge, attitudes, and organizational support for women
workers. Qualitative study aimed to determine the attitudes and challenges of
women workers and Organizational support to exclusive breastfeeding women
workers Implementation of the study conducted on women wokers in the
University of Indonesia administration office, Depok who have children aged 6
months-5 years. This study was conducted using a survey by distributing
questionnaires and followed by conducting in-depth interviews.
Results of this article can be the basis of policy recommendations both at
the level of the organization or company Thus this paper can contribute to creating
an environment that supports exclusive breastfeeding among women workers so
that they can continue to thrive in a public space without leaving their important
role in the nation through exclusive breastfeeding, The number of women who entered the workforce in Indonesia continues
to increase from year to year, both in the formal and informal sectors. This of
course requires the attention of policy makers and corporate management about
the needs of women workers, including the opportunity to provide exclusive
breastfeeding for those who have a 0-6 month old baby. However, the results
showed low levels of exclusive breastfeeding in Indonesia in 2010. Work load and
lack of support and facilities in the workplace is one difficult reason to do
exclusive breastfeeding for women workers. Yet on the other hand, the
government through PP No. 33 Year 2012 has mandated the employer to provide
the facilities and provide opportunities for women workers to provide or express
the milk.
This is a mixed method study. Quantitative study aimed to provide
descriptive data on knowledge, attitudes, and organizational support for women
workers. Qualitative study aimed to determine the attitudes and challenges of
women workers and Organizational support to exclusive breastfeeding women
workers Implementation of the study conducted on women wokers in the
University of Indonesia administration office, Depok who have children aged 6
months-5 years. This study was conducted using a survey by distributing
questionnaires and followed by conducting in-depth interviews.
Results of this article can be the basis of policy recommendations both at
the level of the organization or company Thus this paper can contribute to creating
an environment that supports exclusive breastfeeding among women workers so
that they can continue to thrive in a public space without leaving their important
role in the nation through exclusive breastfeeding]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuria Astagini
"Perempuan PRT adalah perempuan pekerja yang menerima upah dengan melakukan pekerjaan domestik. Di Indonesia, perempuan PRT masih dikategorikan sebagai anggota keluarga sekaligus pekerja. Oleh karena itu muncul pemahaman yang mempersepsikan bahwa perempuan PRT bukanlah pekerja profesional. Hal ini mengakibatkan relasi yang tidak setara antara perempuan PRT dan pihak lain, dan memunculkan perbedaan kewenangan bagi mereka. Salah satu upaya perempuan PRT untuk mensetarakan posisi adalah melalui ekspresi narasi terkait profesi profesi mereka. Studi ini mengkaji narasi identitas profesi yang diekspresikan oleh perempuan PRT dengan menggunakan teori interaksionisme simbolik. Serta dengan memasukkan konsep kewenangan serta aspek emosi yang muncul dari proses interaksi. Pengumpulan data dilakukan dari enam perempuan partisipan penelitian yang berprofesi sebagai PRT di daerah Jabodetabek, ditambah tujuh orang partisipan penelitian yang merupakan pengguna jasa dan anggota keluarga perempuan PRT. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh beberapa temuan, antara lain bahwa proses pembentukan identitas profesi pada perempuan PRT terjadi melalui interaksi antara mind, self dan society dalam interaksi soaial dengan pihak lain. Partisipan menggunakan istilah pembantu dan asisten untuk mengidentifikasi profesi mereka. Namun partisipan melekatkan makna baru pada kata pembantu, yaitu sebagai pekerja keras yang berpengalaman dan terampil, jauh berbeda dari konsep pembantu yang dikenal masyarakat selama ini. Pembentukan makna profesi yang dipahami oleh para partisipan tidak lepas dari peranan significant others yaitu keluarga yang berinteraksi dengan partisipan.Dalam interaksinya dengan keluarga, partisipan mempertukarkan simbol posisi. Sedangkan dalam interaksi dengan pengguna jasa mereka mempertukarkan simbol profesi. Dalam interaksi ini, para partisipan tidak hanya menerapkan aspek Me yang bersifat sosial tetapi juga mengedepankan aspek I yang aktif untuk menunjukkan bahwa perempuan PRT memiliki posisi tawar. Proses interaksi juga merupakan sarana pembelajaran bagi perempuan PRT untuk mendapatkan sumber daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai strategi penolakan untuk mensetarakan posisi mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Domestic workers are women who receive wages by doing domestic work. In Indonesia, domestic workers still categorized as a family member as well as a worker. Therefore, they are not perceived as professional workers which make them unequal with other parties and lead to differentiation of power. To equalize their position, women domestic workers expressing narratives regarding their profession. This study is observing the narrative expression of work identity by women domestic workers with the use of Symbolic Interactionism theory. Also, by incorporating the concept of power and emotional aspects that emerge through the interaction process. Data collection was conducted on six women research participants who work as domestic workers in the Greater Jakarta area (Jabodetabek), with the addition of seven research participants consist of the employer and domestic worker’s member of the family. Based on the results of data analysis, several findings were obtained, among others work or profession identification in women domestic workers occurs through the interactions of mind, self and society in their social interactions with other parties. The participants were using term helper and assistant to identify their profession. Yet, research participants embed new meaning in the term of helper, which is identified as hardworking women, experienced and skillful. This definition differs from the existing definition of helper in society. The meaning making of the profession by the participants cannot be separated from the significant others, namely the family who interacts with the participants. In their interaction with the family, the participants are exchanging the symbols of position. While interacting with the employers, they are exchanging the symbols of profession. In these interactions, the participants apply not only the social aspect of me but also put forward the I aspect which is active to show that women domestic workers do have bargaining position. Interaction process also become a learning field for women domestic workers to gain capital and formulating resistance strategy which they use to equalize their position in their daily lives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Tyas Andriyani
"Tugas Karya Akhir ini dibuat bertujuan untuk mengetahui bagaimana kekerasan pada perempuan pekerja rumah tangga sebagai bentuk kekerasan berbasis gender. Penulis melakukan analisis pada data sekunder berupa dokumentasi kasus kekerasan terhadap pekerja rumah tangga yang berasal dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang kemudian dianalisis berlandaskan pada teori feminis sosialis, konsep kekerasan berbasis gender dan kekerasan struktural.
Hasil karya akhir ini menunjukan bahwa adanya kekerasan terhadap perempuan pekerja rumah tangga menjadi bagian dari kekerasan berbasis gender dan merupakan bentuk dari adanya kekerasan struktural yang kemudian membuat perempuan teralienasi di masyarakat dan berada dalam lingkup kemiskinan karena tidak ada pengakuan terkait pekerjaan yang mereka lakukan baik dari masyarakat maupun negara.

This thesis aims to find out how violence against women domestic workers considered as a form of gender based violence. The author conducted a analysis based on secondary data in the form of documentation of cases in violence against domestic workers from National Comission on Violence Against Women which was then analyzed based on socialist feminist theory, the concept of gender based violence and structural violence.
These outcomes of this study indicate that there is violence against women domestic workers who are part of gender-based violence and are a form of structural violence that makes women segregated in society and live in poverty because there is no acknowledgment related to the work they do either from the public or the state.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>