Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126762 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raihan Ariqho Bani
"PT. Berau Coal merupakan salah satu perusahaan batubara yang ada di Kalimtantan Timur yang saat ini sedang melakukan pembukaan lahan baru untuk dilakukan kegiatan pertambangan. Yang erat kaitannya dengan risiko kecelekaaan yang sangat tinggi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2018) sehingga diperlukan langkah-langkah untuk mencegah kecelakaan kerja, salah satunya adalah melakukan kajian analisis kestabilan lereng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan MAT dengan FK dari lereng dan memberikan desain lereng stabil dan optimum dengan nilai FK > 1,3. Indikator tingkat kestabilan lereng biasa dinyatakan dalam Faktor Keamanan (FK) dan terdapat beberapa metode perhitugan yang umum digunakan seperti Janbu simplified, Bishop Simplified dan Morgenstern-Price untuk mengetahui tingkat keamanan lereng. Data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu enam lubang bor geologi teknik, data muka air tanah, sifat fisik dan mekanik batuan dan pemodelan batubara yang diolah menggunakan aplikasi Minescape dan Rocscience Slide. Hasil dari perhitungan FK ditampilkan dalam dua penampang yaitu penampang A – A’ yang memiliki FK sebesar 1,674 dan penampang B – B’ yang memiliki FK 1,373 untuk kondisi paling pesimis. Kemudian pada kedua penampang tersebut memiliki hubungan antara penurunan muka air tanah (MAT) dan FK dimana setiap penurunan MAT dalam interval 0,5 meter maka FK akan meningkat sekitar 1,8%. Rekomendasi desain penggalian disesuaikan dengan desain lereng akhir dimana memiliki memiliki lebar bench sebesar 5 meter dan tinggi lereng tunggal sebesar 11 meter dengan sudut lereng tunggal sebesar 650. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua penampang memiliki FK yang relatif aman (FK> 1,3), terdapat pengaruh MAT terhadap besaran FK dan desain lereng penggalian yang direkomendasikan disesuaikan dengan desain lereng akhir.

PT. Berau Coal is one of the coal mining companies located in East Kalimantan, which is currently opening up new land for mining activities. This is closely related to the high risk of accidents (Ministry of Energy and Mineral Resources, 2018), hence the need for measures to prevent work accidents, one of which is conducting slope stability analysis studies. The objective of this research is to find the correlation between decrease of Groundwater Level and the Factor of Safety (FS) of slopes and provide stable and optimal slope designs with FS values greater than 1.3. The common indicator of slope stability is expressed in the Factor of Safety (FS), and there are several calculation methods commonly used, such as Janbu simplified, Bishop simplified, and Morgenstern-Price, to determine the slope's safety level. The data used in this research are secondary data, including six geological technical drilling holes, groundwater level data, physical and mechanical properties of rocks, and coal modeling processed using Minescape and Rocscience Slide applications. The results of the FS calculation are presented in two cross-sections, namely cross-section A - A' with an FS of 1.674 and cross-section B - B' with an FS of 1.373 for the most pessimistic condition. In both cross-sections, there is a relationship between between decrease of Groundwater Level and FS, where each 1-meter decrease of Groundwater Level increase results in around 1.8% increase in FS. The recommended excavation design is adjusted to the final slope design, which includes a bench width of 5 meters and a single slope height of 11 meters with a slope angle of 650. From this research, it can be concluded that both cross-sections have relatively safe FS values (FS > 1.3), there is an influence of lowering the Groundwater Level on FS magnitude, and the recommended excavation slope design should be adjusted to the final slope design."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhianaufal
"Daerah penelitian adalah tambang batubara terbuka yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Berdasarkan geologi regional dari daerah penelitian termasuk dalam Formasi Lati, terdiri dari interlaminated antara batu pasir kuarsa, batu lempung, batulanau dan batubara. Penelitian geologi dan hidrogeologi pada stabilitas lereng penting di daerah penelitian untuk memaksimalkan sumber daya batubara di penambangan batubara terbuka. Dalam analisis stabilitas lereng di daerah penelitian, parameter air tanah penting untuk dipertimbangkan, karena peningkatan tekanan air pori dapat digunakan pada tanah longsor. Metode penelitian yang dilakukan adalah survei lapangan untuk mengambil data ketinggian tanah dari sumur pemantauan yang kemudian menjadi kontur permukaan udara tanah. Kemudian pengujian litologi dilakukan dari masing-masing sumur untuk mendapatkan deskripsi litologi litologi bawah permukaan. Setelah itu, teknik pemodelan penampang geologi dilakukan dengan menggunakan data ini dan desain LoM. Nilai FK (Safety Factor) kemudian dihitung dari penampang teknik geologis dengan menggunakan metode kesetimbangan batas. Persamaan regresi nilai FK dan ketinggian permukaan tanah akan diketahui. Hasil persamaan regresi untuk mengkonfirmasi penurunan air tanah menggunakan metode lubang pembuangan terkait dengan nilai tambah FK, untuk desain lereng yang belum mencapai kondisi aman, diperlukan metode lubang drainase untuk menurunkan permukaan tanah ke ketinggian tertentu untuk mendapatkan desain lereng yang aman di geotech (FK ≥ 1.3) metode yang dipilih karena tidak mungkin melakukan reprofiling di lereng lowwall.

The research area is an open-pit coal mine located in East Kalimantan Province, Indonesia. Based on the regional geology of the study area included in the Lati Formation, it consists of interlaminated between quartz sandstone, clay stone, siltstone and coal. Geological and hydrogeological research on slope stability is important in the study area to maximize coal resources in open coal mining. In the analysis of slope stability in the study area, groundwater parameters are important to consider, because increased pore pressures can be used in landslides. The research method carried out was a field survey to retrieve land height data from monitoring wells which then became ground surface contours. Then lithology testing is carried out from each well to get a description of lithology subsurface lithology. After that, the geological cross-sectional modeling technique is carried out using this data and the LoM design. The FK (Safety Factor) value is then calculated from a cross section of geological techniques using the boundary equilibrium method. The regression equation for FK values ​​and land surface height will be known. The results of the regression equation to confirm the decrease in groundwater using the drain hole method related to the added value of FK, for slope design that has not yet reached a safe condition, a drainage hole method is needed to lower the ground surface to a certain height to get a safe slope design in geotech (FK ≥ 1.3 ) the method chosen because it is not possible to do reprofiling on lowwall slopes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Suci Ramadhanti
"PT. Berau Coal membutuhkan area kerja baru untuk menunjang operasional penambangan di blok 7 hingga akhir 2025 sesuai dengan kontrak PKP2B. Wilayah yang berpotensi untuk ditambang adalah wilayah OPD C2 yang memiliki seam batubara sebesar 14 mMT dengan streeping ratio (SR) 14.96 yang ditutup dengan disposal yang harus dilakukan cutback. SR ini mempengaruhi dalam nilai ekonomis suatu batu bara. Sehingga, dibutuhkan desain rekomendasi yang efisien sehingga mengurangi SR. Penelitian ini dilakukan pada tambang terbuka di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Menurut geologi regional daerah penelitian termasuk pada Cekungan Tarakan khususnya pada Formasi Latih yang terdiri dari batupasir kuarsa, batulempung, batulanau dan batubara di bagian atas dan bersisipan serpih dan pasiran di bagian bawah. Metode penelitian yang diakukan adalah pengolahan data 23 titik SPT pada disposal yang bernama OPD (Out Pit Dump) C2 yang didukung dengan data lainnya seperti kajian geoteknik sebelumnya, data piezometer, data general stratigraphy dan model geologi blok 7E. Data ini diolah menggunakan aplikasi Minescape dan Rocscience Slide. Kemudian, akan dihasilkan model geoteknik. Jika dihasilkan nilai faktor keamanan >1,3 dan sudut lereng <15° maka model akan dioptimasi dengan batas bawah FK sebesar 1,3 dan sudut kemiringan lereng <15°. Penampang yang digunakan adalah penampang dengan anomali data SPT yang memiliki N-SPT yang memiliki titik lemah. Titik lemah ini merupakan lubang bor yang memiliki N-SPT yang dinilai memiliki anomali. Biasanya, semakin dalam suatu lubang bor memiliki ketukan N-SPT akan lebih besar. Namun, pada kedalaman 8 hingga 50 m pada lubang bor ini memiliki sisipan daya dukung/strength dari very soft hingga stiff. Sehingga, ditariklah penampang C dan E sebagai penampang yang berpotensi mengalami keruntuhan jika dilakukannya optimasi. Penampang C dan E dihitung menggunakan metode limit equilibrium yang merupakan metode ini merupakan pembagian lereng yang menjadi beberapa irisan atau bagian. Dari analisis yang sudah dilakukan, penampang C dan E terhadap desain LoM aman, sehingga dapat di optimasi. Optimasi yang dilakukan pada OPD C2 adalah penegakan lereng hingga ±11° dengan faktor keamanan 1,3.

PT. Berau Coal requires a new work area to support mining operations in block 7 until the end of 2025 in accordance with the PKP2B contract. The area that has the potential to be mined is the OPD C2 area which has a coal seam of 14 mMT with a streeping ratio (SR) of 14.96 which is closed with a disposal that must be cutback. This SR affects the economic value of a coal. Thus, an efficient recommendation design is needed so as to reduce SR. This research was conducted at an open pit in the province of East Kalimantan, Indonesia. According to the regional geology, the research area includes the Tarakan Basin, especially the Latih Formation which consists of quartz sandstone, claystone, siltstone and coal at the top and inserts shale and sand at the bottom. The research method used is data processing of 23 SPT points at disposal named OPD (Out Pit Dump) C2 which is supported by other data such as previous geotechnical studies, piezometer data, general stratigraphy data and geological model of block 7E. This data is processed using Minescape and Rocscience Slide applications. Then, a geotechnical model will be generated. If the safety factor value is >1.3 and the slope angle is <15°, the model will be optimized with a lower FK limit of 1.3 and a slope angle of <15°. The cross-section used is a cross-section with SPT data anomalies that have N-SPT which has a weak point. This weak point is a drill hole that has N-SPT which is considered to have anomaly. Usually, the deeper a borehole has the larger the N-SPT knock will be. However, at a depth of 8 to 50 m, this drill hole has an insertion of bearing capacity/strength from very soft to stiff. Thus, sections C and E are drawn as sections that have the potential to collapse if optimization is carried out. Cross sections C and E are calculated using the limit equilibrium method, which is this method of dividing the slope into several slices or sections. From the analysis that has been done, the C and E sections of the LoM design are safe, so they can be optimized. The optimization carried out on OPD C2 is slope enforcement up to ±11° with a safety factor of 1.3. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deden Muchji Nurdjaman
"Dalam industri pertambangan, studi geologi teknik sangat dibutuhkan karena kegiatan pertambangan melakukan penggalian lereng yang dapat menimbulkan perubahan besar gaya-gaya yang bekerja pada lereng tersebut (Sepriadi & Prastowo, 2019). Daerah penelitian berada di SIR-04 lokasi tambang terbuka PT Stargate Pasific Resources, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kestabilan lereng di lokasi penelitian, menganalisis pengaruh fluktuasi Muka Air Tanah (MAT) terhadap kestabilan lereng, dan merekomendasikan desain lereng yang sudah memenuhi kriteria sebagai lereng stabil. Analisis yang digunakan merupakan kesetimbangan batas dengan metode perhitungan Morgenstern-Price dengan bantuan software Slide 6.0. Perhitungan nilai Faktor Kemanan pada lereng A-A’ 0.646 yang menandakan bahwa lereng tersebut tergolong pada lereng tidak stabil. Sehingga dibutuhkan desain optimum lereng yang memiliki FK lebih dari 1.25. Pada lereng B-B’, perhitungan menunjukkan nilai FK nya sebesar 2.280 yang termasuk ke dalam kondisi lereng stabil. Begitu pula dengan lereng C-C’, perhitungan menunjukkan nilai FK nya sebesar 1.730 yang termasuk ke dalam kondisi lereng stabil. Fluktuasi Muka Air Tanah berpengaruh terhadap kestabilan lereng pada SIR-04, Site Molore, PT Stargate Pasific Resources. Ketinggian elevasi Muka Air Tanah berbanding terbalik dengan kestabilan lereng, dimana setiap penurunan MAT sebesar 1 meter, nilai FK bertambah sebesar 0.58%. Desain optimum lereng dibuat dengan sudut lereng keseluruhan 34°, dengan sudut pada lereng tunggal sebesar 60°, tinggi lereng tunggal sebesar 5 meter, serta lebar berm sebesar 4 meter.

In the mining industry, the study of geological engineering is highly essential because mining activities involve excavating slopes that can cause significant changes in the forces acting on those slopes (Sepriadi & Prastowo, 2019). The research area is located at the open-pit mine site of PT Stargate Pacific Resources in Langgikima District, North Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province. This study aims to analyze the slope stability conditions at the research site, analyze the influence of groundwater level fluctuations on slope stability, and recommend a slope design that meets the criteria for stability. The analysis used is limit equilibrium with the Morgenstern-Price calculation method using Slide 6.0 software. The calculated Factor of Safety (FS) value for slope A-A' is 0.646, indicating that the slope is classified as unstable. Therefore, an optimal slope design is required with an FS value greater than 1.25. For slope B-B', the calculation shows an FS value of 2.280, indicating stable slope conditions. The same applies to slope C-C', with an FS value of 1.730, indicating stable slope conditions. Fluctuations in groundwater levels have an impact on slope stability at SIR-04, Molore Site, PT Stargate Pacific Resources. The elevation of the groundwater level is inversely proportional to slope stability, where for every 1 meters decrease in Groundwater level, the FS value increases by 0.58%. An optimal slope design is created with a single slope inclination of 60°, a single slope height of 5 meters, and a berm width of 4 meters. Consequently, the overall slope inclination is determined to be 34°."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandria Dwiartha
"Perencanaan desain dari suatu lereng tambang umumnya dihadapi oleh berbagai permasalahan seperti ketidakpastian pada data sifat fisik dan mekanik batuan untuk melakukan analisis kestabilan lereng. Metode probabilistik menawarkan cara yang lebih sistematis dalam menangani ketidakpastian tersebut juga sebagai preferensi untuk mengetahui informasi probabilitas kelongsoran (PK) dengan pendekatan nilai faktor keamanan (FK). Perhitungan probabilitas kelongsoran dilakukan dengan pengolahan data statistika deskriptif dan pencocokan jenis distribusi (goodness of fit test) menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Uji Akaike Information Criterion (AIC). Hasil pengolahan data statistika deskriptif dan pencocokan jenis distribusi digunakan sebagai parameter masukan pada software Slide 6.0 dalam menghitung probabilitas kelongsoran lereng. Analisis kelongsoran dilakukan pada penampang geometri lereng hasil penarikan cross section pada desain Life of Mine PIT batubara dengan kondisi statis dan dinamis menggunakan pembebanan seismik 0,225g. Metode Bishop dan Janbu digunakan dalam mengidentifikasi probabilitas kelongsoran dengan jenis longsoran busur. Hasil analisis kelongsoran yang diperoleh, model lereng A–A’ memiliki geometri yang aman, sedangkan model lereng B–B’ memiliki geometri yang tidak aman dengan nilai FK statis <1,3; FK dinamis <1,1; dan PK >5%. Sehingga, dilakukan rekonstruksi ulang dengan melandaikan sudut kemiringan lereng keseluruhan dari 44° menjadi 26° pada model lereng B–B’. Setelah dilakukan rekonstruksi nilai FK statis; PK statis; FK dinamis; PK dinamis dari model lereng akhir secara berurutan, pada model lereng A–A’ 4,169; 0%; 2,840, 0% menggunakan metode Bishop dan 4,002; 0%; 2,666; 0% menggunakan metode Janbu. Model lereng B–B’ 1,749; 0%; 1,154; 0,3% menggunakan metode Bishop dan 1,756; 0%; 1,138; 0,8% menggunakan metode Janbu.

The design planning of a mine slope is generally faced with various problems such as uncertainty in the physical and mechanical properties of rocks to do slope stability analysis. The probabilistic method offers a more systematic way of dealing with this uncertainty as well as a preference for obtaining information on the probability of failure (PF) using the factor of safety (FS) approach. The calculation of the probability of failure is carried out by processing descriptive statistical data and goodness of fit test using the Kolmogorov-Smirnov (K-S) method and the Akaike Information Criterion (AIC) test. The results of processing descriptive statistical data and matching distribution types are used as input parameters in the Slide 6.0 software to calculate slope probability of failure. Slide analysis was carried out on the geometric cross-section of the slope from Life of Mine PIT coal design with static and dynamic conditions using a seismic loading of 0,225g. The Bishop and Janbu methods are used in identifying the probability of a landslide with the type of circular slide. The results of the slide analysis obtained show that the A–A' slope model has a safe geometry, while the B–B' slope model has an unsafe geometry with a static FS value of <1.3; Dynamic FS <1.1; and PF >5%. Thus, a renovation was carried out by sloping the overall slope angle from 44° to 26° on the B–B' slope model. After reconstructing static FS; static PF; dynamic FS; dynamic PF values from the final slope model sequentially, on slope model A–A' 4,169; 0%; 2,840, 0% using the Bishop method and 4,002; 0%; 2,666, 0% using the Janbu method. Slope model B–B' 1,749; 0%; 1,154; 0,3% using the Bishop method and 1,756; 0%; 1,138; 0,8% using the Janbu method."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardi Putra
"Kegiatan penambangan batubara yang dilakukan oleh PT. Berau Coal tentunya memiliki dampak bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya, baik itu yang bersifat positif maupun negatif. Untuk dampak yang positif tentu tidak akan menimbulkan permasalahan, namun lain halnya dengan dampak negatif. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk menanggulangi dampak negatif tersebut. Salah satu limbah yang berpotensi mengahasilkan dampak yang negatif dihasilkan oleh air pembersihan crusher di Coal Processing Plant. Hal ini dikarenakan limbah tersebut mengandung Total Suspended Solid (TSS) yang cukup tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan proses penanganan limbah cair untuk mengolah air limbah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang unit pengolahan air limbah hasil pencucian crusher agar limbah tersebut memiliki baku mutu limbah cair sesuai dengan peraturan yang ada sebelum dialirkan ke lingkungan. Unit pengolahan ini terdiri dari saluran masuk limbah untuk proses pencampuran dengan koagulan serta unit presipitasi. Metode jar tes dilakukan untuk mendapatkan dosis optimal dari koagulan yang akan digunakan.
Untuk penelitian ini, dibandingkan kinerja koagulan tawas yang telah dipakai sebelumnya dengan koagulan PAC (Poly Aluminium Chloride) dan Nalcolyte 8100. Faktor biaya penggunaan koagulan juga diperhitungkan dalam penelitian ini. Penggunaan koagulan sangat efektif untuk menurunkan kadar TSS pada limbah. Konsentrasi koagulan tawas 50 ppm, PAC 150 ppm serta Nalcolyte 8100 5 ppm dapat menurunkan TSS dari 700 mg/l menjadi 50 mg/l. Penggunaan koagulan tawas untuk mengolah air limbah sesuai dengan baku mutu limbah cair membutuhkan biaya yang paling kecil diantara koagulan lainnya.
Namun berdasarkan kinerja maka koagulan Nalcolyte 8100 memiliki keunggulan dibandingkan koagulan lainnya. Perancangan saluran inlet untuk pencampuran koagulan dengan air limbah serta perancangan unit presipitasi dapat menghemat setengah dari penggunaan koagulan jika dibandingkan dengan kondisi yang ada sebelumnya.

The coal mining process done by PT. Berau Coal will surely cause an effect for society and the environment, whether it is a positive or negative one. The positive impact of will course not cause any problem, but the negative one needs some extra attention. Therefore, an effort is needed to overcome the negative impact. One of the waste that has potential negative impact is the water that used to spray the crusher in Coal Processing Plant. This is because the waste contain Total Suspended Solid which is concentrated. Therefore, waste water treatment process is needed to take care the waste water.
This research aim to design the procesing unit of waste water produced by crusher, so that the waste water will fulfill the standard quality according to the existing regulation before thrown away into the environment. This processing unit consist of an entry channel of the waste for the mixing process with the coagulant and also a precipitation unit. Jar test method is conducted to get the optimal dose of coagulant that will be used.
For this research, the performance of alum coagulant, PAC (Poly Aluminium Chloride) coagulant, and Nalcolyte 8100 are compared to find the best one. Expenses factor is also considered in this research. The coagulant usage is very effective to decrease the rate of TSS in the waste water. The concentration of alum coagulant at 550 ppm, PAC at 150 ppm, dan Nalcolyte 8100 at 5 ppm can decrease the rate of TSS from 700 mg/l to less than 50 mg/l. The used of alum coagulant for waste water process according to the standard quality of waste water require the smallest expenses among others.
However, Nalcolyte 8100 coagulant is excellent compared to others based on its performance. The proposed design of the inlet channel for coagulant mixing process with the waste water and also the precipitation unit can economize half of coagulant usage compared with previous existing condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Nauval Narawangsa
"Analisis kestabilan lereng merupakan faktor penting dalam kegiatan eksploitasi batu bara agar segala aktivitasnya dapat berjalan secara aman. Analisis ini dilakukan untuk mencegah terjadinya longsor pada lereng. Terdapat beberapa tipe potensi longsor. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap tipe potensi longsor yang mungkin terjadi di daerah penelitian. Lokasi penelitian merupakan kawasan tambang terbuka batu bara yang dimiliki oleh PT Adaro Indonesia di Cekungan Barito, Kalimantan Selatan. Dalam penelitian yang dilakukan, digunakan dua metode yaitu kesetimbangan batas dan Continuous Slope Mass Rating (CSMR). Analisis kesetimbangan batas digunakan untuk mengidentifikasi potensi longsor busur. Sedangkan CSMR digunakan untuk identifikasi potensi longsor planar, membaji, dan guling. Kedua metode ini dinilai dapat melengkapi satu dengan yang lainnya. Analisis kestabilan lereng dilakukan pada area di sekitar garis penampang A dan B. Metode kesetimbangan batas menunjukkan bahwa daerah disekitar kedua penampang memiliki Faktor Keamanan (FK) yang tergolong stabil. Penampang A memiliki FK 1,542 dan penampang B memiliki FK 1,732. Analisis CSMR pada penampang A dan B memiliki nilai minimum 41,32 dan maksimum 62,71. Nilai ini termasuk kedalam kelas II dan III. Kedua kelas ini mengindikasikan terdapatnya potensi longsor pada daerah penelitian. Berdasarkan kedua metode yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa tipe potensi longsor yang mungkin terjadi pada daerah penelitian adalah longsoran membaji.

Slope stability analysis is a very important aspect that keeps mining activities proceed safely. This analysis is done to prevent slope failure. There are several kinds of slope failure. The purpose of this study is to determine some types of slope failure that are possibly occured on observation area. This area refers to an open-pit coal mine of PT Adaro Indonesia which is located on Barito Basin, South Kalimantan. This study is being held using Limit Equilibrium Method (LEM) and Continuous Slope Mass Rating (CSMR). LEM is used to determine the potential circular failure. While CSMR is used for planar, wedge, or toppling failures. The two methods are considered to be complementing each other. Slope analysis is being held on the area around line section A and B. LEM analysis shows that the two line section have stable safety factors (FS). Which is 1.542 for line section A and 1.732 for line section B. CSMR analysis at all the benches of line section A and B shows value of 41.32 to 62.71. These results are classified to class II and III. The two classes indicate that there are some failure potential that is likely to occur. Based on the two methods, it could be concluded that the type of failure that is possibly occured in observation area is wedge failure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., 1994/1995
302 D 33
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Della Anggraeni
"Emas merupakan komoditas logam yang dibutuhkan berbagai sektor industri, sehingga permintaan produksinya kian meningkat. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan produksi emas di pertambangan terbuka adalah faktor keselamatan. Faktor keselamatan erat kaitannya dengan masalah kestabilan lereng, di mana keadaan lereng yang tidak stabil berpotensi mengakibatkan keruntuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas massa batuan, tipe keruntuhan, dan kondisi kestabilan lereng pada setiap lereng tunggal di lokasi penelitian. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan data yang meliputi orientasi bidang diskontinuitas, geometri lereng, sampel batuan, pengujian kuat tekan batuan, dan data sekunder lainnya. Data tersebut kemudian diintegrasikan dan diolah untuk mengetahui nilai kualitas massa batuan, analisis kinematika, dan analisis kestabilan lereng. Pengolahan data kestabilan lereng mengacu pada kerentanan lereng terhadap keruntuhan non-circular dilakukan melalui simulasi perangkat lunak Swedge, dan RocPlane. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas massa batuan di daerah penelitian termasuk ke dalam kelas II (good rock). Tipe keruntuhan non-circular yang didapatkan melalui analisis kinematika menunjukkan bahwa keruntuhan baji berpotensi terjadi pada setiap lereng tunggal di lokasi penelitian. Potensi keruntuhan planar juga ditemukan pada lereng tunggal 2. Kestabilan lereng daerah penelitian menunjukkan kondisi stabil dan aman, dimana nilai faktor keamanan yang didapatkan bernilai lebih dari 1,3 (FK>1,3).

Gold is a metal commodity that is needed by various industrial sectors, so demand for its production is increasing. One factor that needs to be considered when implementing gold production in open-pit mining is the safety factor. The safety factor is closely related to the problem of slope stability, where an unstable slope has the potential to cause collapse. The aim of this research is to determine the quality of the rock mass, type of failure, and slope stability conditions on each single slope at the research location. This research began with data collection which included discontinuity plane orientation, slope geometry, rock samples, rock compressive strength testing, and other secondary data. The data is then integrated and processed to determine rock mass quality values, kinematic analysis and slope stability analysis. Processing of slope stability data which refers to the vulnerability of slopes to non-circular failure is carried out through Swedge and RocPlane software simulations. The analysis results show that the quality of the rock mass in the research area is included in class II (good rock). The non-circular failure type obtained through kinematic analysis shows that wedge failure has the potential to occur on every single slope at the research location. The potential for planar collapse was also found on single slope 2. The stability of the slope in the research area showed a stable and safe condition, where the safety factor value obtained was more than 1.3 (FK>1.3)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Santoso Tamsir
Surabaya: Sinar Wijaya, 1988
398.2 AGU j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>