Ditemukan 168359 dokumen yang sesuai dengan query
Deana Zhafira Fatihani
"Batubara pada site Gurimbang PT Berau Coal Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur dianalisis berdasarkan pengamatan makroskopis, metode analisis petrografi organik dan analisis nilai sulfur untuk mendapatkan karakteristik dan peringkat batubaranya. Berdasarkan hasil analisis pengamatan makroskopis, dapat diketahui bahwa seam K, KU, KL memiliki ciri berwarna hitam kecokelatan dengan cerat cokelat, memiliki bentuk sub-conchoidal sampai conchoidal, kekerasan moderately hard-hard, kilap kusam, banyak ditemukan jejak resin serta mineral pirit. Berdasarkan hasil analisis petrografi maseral, seluruh sampel didominasi oleh maseral vitrinite sebanyak 83.8-94.4%, maseral liptinite sebanyak 3.2%-11.2% dan maseral inertinite sebanyak 1.3%-4.2%. Berdasarkan hasil analisis petrografi mineral, seluruh sampel didominasi oleh mineral clay dengan jumlah 0.30% – 1.60% pada sampel yang berbeda. Berdasarkan analisis nilai sulfur, seam KU memiliki kandungan sulfur dengan nilai tertinggi 2.58% dan terendah 0.41% dan dapat digolongkan ke dalam batubara high sulphur, sedangkan seam KL memiliki kandungan sulfur dengan nilai tertinggi 0.4% dan terendah 0.11% dan dapat digolongkan ke dalam batubara low sulphur. Berdasarkan hasil pengukuran reflektan dapat disimpulkan semua sampel yang ada termasuk ke dalam rank batubara lignit sampai dengan sub-bituminus C berdasarkan klasifikasi ASTM D 388-05. Berdasarkan perhitungan TPI dan GI, sampel terendapkan pada lingkungan pengendapan lower delta plain hingga upper delta plain dengan sublingkungan pengendapan telmatik dan limno-telmatic pada rawa gambut wet forest swamp dan fen.
Coal at the Gurimbang site of PT Berau Coal, Sambaliung District, Berau Regency, East Kalimantan was analyzed based on macroscopic observations, organic petrographic analysis methods and analysis of sulfur values to obtain the characteristics and rank of the coal. Based on the results of the macroscopic observation analysis, it can be seen that the K, KU, KL seams have a characteristic black-brown color with brown streaks, have a sub-conchoidal to conchoidal shape, moderately hard-hard hardness, dull luster, many traces of resin and pyrite minerals are found. Based on the results of maseral petrographic analysis, all samples were dominated by vitrinite maceral as much as 83.8-94.4%, liptinite as much as 3.2%-11.2% and inertinite as much as 1.3%-4.2%. Based on the results of mineral petrographic analysis, all samples were dominated by mineral clay with an amount of 0.30% - 1.60% in different samples. Based on the sulfur value analysis, seam KU has a sulfur content with the highest value of 2.58 and the lowest 0.41 and can be classified as high sulfur coal, while seam KL has a sulfur content with the highest value of 0.4 and the lowest 0.11 and can be classified as low sulfur coal. Based on the results of reflectance measurements, it can be concluded that all samples are included in the rank of lignite coal to sub-bituminous C based on ASTM D 388-05 classification. Based on TPI and GI calculations, the samples were deposited in the lower delta plain to upper delta plain depositional environments with telmatic and limno-telmatic depositional environments in wet swamp forest and fen peat swamps."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rino Destama Sugandhi
"Batu bara merupakan salah satu komoditas terbesar yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik di Indonesia. Mengingat batu bara merupakan salah satu sumber energi yang tidak terbarukan, maka perlu dilakukan eksplorasi untuk mencari sumber potensi batu bara baru. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan berada di daerah Jangga, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. Kegiatan ini merupakan kegiatan eksplorasi tahap pendahuluan yang dilakukan bersama Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi. Kegiatan eksplorasi yang dilakukan terdiri dari dua kegiatan yaitu pemetaan geologi permukaan dan pengeboran inti. Setelah itu dilakukan olah data untuk mengetahui bentuk model 3D lapisan batu bara dan estimasi potensi batu bara. Pada kegiatan pemetaan geologi permukaan didapati kondisi geologi daerah penelitian yang terdiri dari dua satuan batuan yaitu satuan batuan batupasir dan batulempung, serta didapati beberapa singkapan batu bara. Kondisi geomorfologi daerah penelitian terdiri dari satuan dataran rendah sangat landai dan dataran rendah pedalaman agak curam. Kegiatan pengeboran dilakukan pada empat titik koordinat yaitu MK-01, MK-02, MK-03, dan MK-04. Pemodelan lapisan dan estimasi potensi batu bara dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MineScape 5.7. Dari hasil data pengeboran, terdapat delapan lapisan batu bara yang dapat dimodelkan dengan data pendukung berupa data singkapan batu bara. Estimasi potensi batu bara pada penelitian ini merujuk pada kelompok target eksplorasi dan kelompok inventori yang terdiri dari inventori tertunjuk dan inventori tereka. Dari hasil perhitungan estimasi diketahui total target eksplorasi minimum adalah 1.158.822,74 ton dan maksimum 4.208.379,08 ton. Total estimasi potensi batu bara pada kelompok inventori tertunjuk adalah 9.296.304,45 ton. Total estimasi potensi batu bara pada kelompok inventori tereka adalah 12.916.775,7 ton Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam kegiatan eksplorasi lanjutan yang lebih detail.
Coal is one of the largest commodities used to produce electrical energy in Indonesia. Considering that coal is a non-renewable energy source, exploration is needed to find new potential sources of coal. Exploration activities are carried out in the Jangga area, Batang Hari Regency, Jambi Province. This activity is an early stage exploration activity carried out by Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi. This exploration activities consists of two activities, namely surface geological mapping activities and core drilling activities. After that, data processing is carried out to determine the 3D coal seam model and estimate the potential of coal. In the surface geological mapping activity, it was found that the geological conditions of the research area consisted of two main rock units, namely sandstone and claystone units, and several coal outcrops were found. The geomorphological condition of the research area consists of very gentle sloping lowland and rather steep inland lowland. Drilling activities are carried out at four coordinate points, namely MK-01, MK-02, MK-03, and MK-04. Coal seam modeling and potential estimation were carried out using MineScape 5.7 software. From the results of the drilling data, there are eight coal seams that can be modeled with supporting data in the form of coal outcrop data. The estimation of coal potential in this study refers to the exploration target group and the inventory group consisting of indicated inventory and inferred inventory. From the estimation results, it is known that the minimum total exploration target is 1,158,822.74 tons and the maximum is 4,208,379.08 tons. The total estimated coal potential in the indicated inventory group is 9,296,304.45 tons. The total estimated coal potential in the inferred inventory group is 12.916.775,7 tons. The results of this study are expected to be a reference material in further detailed exploration activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Deny Eva Tri Pambudi
"
ABSTRAKSalah satu potensi kekayaan alam Indonesia tersebut adalah batu bara. Berdasarkan data dari Pusat Daya Geologi pada table 1.1 kita bisa lihat kualitas sumber daya dan cadangan batu bara Indonesia pada tiap propinsinya memiliki nilai guna yang cukup rendah. Batu bara juga merupakan suatu bahan yang penting dalam pembuatan produk-produk tertentu. Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan lebih dari 2000 m2/g (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen), tergantung dalam proses pembuatannya. Biasanya pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon aktif itu sendiri. Selain itu karakterisasi menggunakan iodin number juga menjadi salah satu metode untuk menunjukkan kulaitas dari karbon aktif yang dihasilkan. Pada penelitian ini dilakukan aktivasi secara kimia dengan menggunakan KOH sebagai activating agent dengan memvariasikan kadar KOH sebagai campuran dari batu bara dan lama aktivasi yang dilakukan. Sementara hasil terbaik dari penelitian yang dilakukan adalah percobaan dengan kadar KOH disbanding batu bara 0.9 : 1 dengan nilai 998.36 g/kg.
ABSTRACTOne of Indonesia's natural richness is coal. Based on data from the Center for Geological Resources in the table below we can see the quality of coal resources and reserves in each province usefulness Indonesian coal is low enough. Coal is also an important ingredient in the manufacture of certain products. Activated carbon, or often also called activated charcoal, is a type of carbon that has a very large surface area. This can be achieved by activating the carbon or charcoal. Just one gram of activated carbon, will be found a material that has a surface area of over 2000 m2 / g (obtained from nitrogen gas adsorption measurements), depending on the manufacturing process. Activation usually just aim to enlarge the surface area only, but some businesses are also associated with increased adsorption capacity of activated carbon itself. Additionally characterization using iodine number is also one method to show kulaitas of activated carbon produced. In this study conducted by the chemical activation using KOH as an activating agent with varying levels of KOH as a mixture of old coal and activation is done. While the best results of the research done is experiment with KOH concentration of coal compared to 0.9: 1 with a value of 998.36 g / kg."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nukman
"Batubara adalah material alam yang merupakan sumber energi. Perilaku perubahan komposisi atau dekomposisi material batubara dapat diamati dengan cara memanaskannya dengan memakai alat thermogravimetry. Tiga jenis batubara Tanjung Enim dapat diketahui dekomposisi volatilnya. Dengan besaran energi aktivasi yang berbeda, maka masing-masing untuk batubara Semi Antrasit, Bitunimus dan Sub Bituminus menunjukkan temperatur awal devolatisasi yaitu 60,8°C, 70,7°C, 97,8°C dan temperatur akhir devolatisasi masing-masing 893,8°C, 832°C, 584,6°C.
Coal is a nature material which a kind of energy source. The decompotition of coal could analyze by heat treated using thermogravimetry analyzer. The decomposition of the volatile matter for three kinds of Tanjung Enim coal could be known. The value of activation energy that be found diference, then for Semi Anthracite, Bitumonius and Sub Bituminous Coal, the initial temperatures are 60.8°C, 70.7°C, 97.8°C, and the last temperatures are 893.8°C, 832°C, 584.6°C."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sunarno
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40019
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sri Mulyadi D.T. Basa
"Identifikasi unit makromolekul dalam batubara telah dilakukan dengan metoda degradasi kimia dengan oksidator RuO4 dan NaIQ4 sebagai katalisator. Sampel uji yang digunakan adalah batubara yang diambil dari sumur SF-1 dari Formasi Talang akar Cekungan Arjuna Jawa Barat. Karakter geokimia sampel SF-I menunjukkan bahwa Sampel batubara telah diendapkan pada kondisi relatif oksidatif dari suatu lingkungan delta.
Hasil degradasi makromolekul dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yang masing-masing berasal dari fraksi ester hash degradasi kerogen (residu), fraksi ester dalam ekstraksi asam (bitumen) dan fraksi ester dari fraksi polar pelarut kloroforomlmetanol. Identifikasi dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi kromatogram senyawa ester relatif terhadap kromatogram fraksi saturat dengan kromatogram fraksi ester dari fraksi saturat terpublikasikan. Kromatogram senyawa ester yang di identifikasi memperlihatkan tinggi puncak yang bervariasi, hal ini menunjukkan bahwa bervariasinya panjang rantai aikil yang membangun unit makromolekul dalam batubara SF-1."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nova Mutiara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model seam batubara, persebaran seam batubara, serta estimasi sumber daya batubara menggunakan pemodelan 3 dimensi. Selain itu, estimasi sumber daya batubara juga dilakukan menggunakan metode circular. Pemodelan seam batubara dilakukan menggunakan membuat database yang merupakan kolerasi antara data elevasi, dan data bor yang diolah menjadi data collar, survey, dan litologi. Hasil pemodelan yang didapatkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi persebaran dan ketebalan serta tonase batubara di daerah penelitian. Model yang telah dibuat juga akan diolah menjadi subcrop seam batubara di daerah penelitian untuk dilakukan perhitungan estimasi menggunakan metode circular. Perhitungan metode circular memiliki jarak pengamatan yang disesuaikan dengan SNI 5015: 2019 dengan kondisi geologi di daerah penelitian yang salah satunya merupakan variasi kualitas batubara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model seam batubara memiliki luas area 617.859,514 m2 dengan strike/dip N317°E/10°. Dari model seam batubara juga didapat ketebalan rata-rata batubara dari seluruh titik bor yaitu sebesar 1 meter. Berdasarkan model seam batubara dan pembuatan subcrop, didapatkan bahwa orientasi persebaran batubara di daerah penelitian memiliki orientasi Barat Laut – Tenggara. Estimasi sumber daya batubara dari hasil perhitungan model seam batubara didapatkan tonase batubara adalah sebanyak 853.364 ton. Sementara itu, perhitungan menggunakan metode circular, sumber daya terukur di dalam IUP Blok daerah penelitian memiliki jumlah tonase batubara sebesar 1.781.389,816 ton. Sumber daya tertunjuk di dalam IUP Blok daerah penelitian memiliki jumlah tonase batubara sebesar 2.712.196,394 ton, serta untuk sumber daya tereka di dalam IUP Blok daerah penelitian memiliki jumlah tonase batubaranya adalah sebesar 3.625.868,184 ton.
This study aims to determine the coal seam model, the direction of spread of the coal seam, and estimation of coal resources using 3-dimensional modeling. In addition, estimation of coal resources is also carried out using the circular method. Coal seam modeling is carried out by creating a database which is a correlation between elevation data and drillhole data which is processed into collar, survey, and lithology data. The modeling results obtained were then analyzed to obtain information on the distribution and thickness and tonnage of coal in the study area. The model that has been made will also be processed into a coal seam subcrop for resources estimation calculations using the circular method. The calculation of the circular method has an observation distance that is adjusted to SNI 5015: 2019 with the geological conditions in the research area, one of which is the variation in coal quality. The results of this study indicate that the coal seam model has an area of 617,859.514 m2 with strike/dip N317°E/10°. From the coal seam model, resulting the average thickness of coal from all drill points is 1 meter. Based on the coal seam model and subcrop that has been made, it is generated that the orientation of the distribution of coal in the study area has a NE – SE orientation. Estimation of coal resources from the calculation of the coal seam model shows that the coal tonnage is 853,364 tons. Meanwhile, calculations using the circular method, measured resources in the IUP Block of the study area have a total tonnage of 1.781.389,816 tons of coal. The indicated resources have a total coal tonnage of 2.712.196,394 tons, and for inferred resources have a total coal tonnage of 3.625.868,184 tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sofi Hesti Fathia
"
ABSTRAKPada pengiriman batubara melalui transportasi laut dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan pembakaran spontan pada batubara. Pembakaran spontan pada batubara yang terjadi disebabkan karena reaksi oksidasi yang dialami oleh batubara. Untuk mencegah hal tersebut maka, diberi alat penukar panas sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap pembakaran spontan batubara. Alat penukar panas ini akan dialiri dengan air laut. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aliran air terhadap penurunan temperatur dari batubara. Pengujian skala laboratorium dilakukan dengan menggunakan silinder stainless steel yang diberi insulator berupa rockwool untuk mengurangi heat loss pada dinding silinder. Silinder tersebut dibiarkan terbuka pada bagian atas, sumber panas berasal dari bawah yang dipanaskan dengan pemanas. Dalam skala percobaan dibuat alat penukar panas berbentuk U. Pada percobaan ini batubara jenis sub bituminous yang digunakan. Pengaruh aliran air terhadap pencegahan pembakaran spontan dapat diketahui dengan memberikan variasi aliran air pada heat exchanger.
ABSTRACTCoal shipping through sea transportation can cause spontaneous combustion of coal. Spontaneous combustion that occurs is due to oxidation reactions. To prevent this, a heat exchanger is provided to reduce the effects of spontaneous combustion. This heat exchanger will flowed with sea water. This experiment was conducted to determine the effect of flow rate on drecreasing temperature of coal. Laboratory-scale experiments was made using a stainless steel cylinder that opens at the top and insulated by rockwool to reduce heat loss. The heat source comes from the bottom which is heated by the heater. A U-shaped heat exchanger of laboratory-scale experiments was made. In this experiment, sub bituminous coal was used. The effect of flow rate on the prevention of spontaneous combustion can be known by providing variations of flow rates in a heat exchanger."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Miftah Zaenuri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39709
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Marshanda Selly
"Formasi Lati merupakan formasi pembawa batubara di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kelimpahan batubara diimbangi dengan peningkatan kebutuhan batubara sebagi sumber energi. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung sumber daya dan mencari cadangan batubara sebagai sumber energi di masa depan. Sebelum melakukan perhitungan estimasi sumber daya batubara perlu dilakukan pemodelan geologi yang terdiri dari pemodelan geometri dan pemodelan kualitas. Hasil pemodelan tersebut digunakan untuk perhitungan estimasi sumber daya batubara. Metode yang digunakan dalam mengestimasi sumber daya batubara adalah metode poligon (USGS Circular 891). Hasil pemodelan geometri menunjukkan terdapat 13 seam yang terdiri dari 11 seam utama dan 2 seam percabangan. Dengan urutan seam dari muda ke tua adalah SM3, SM2U, SM2, SM1, SL5, SL4, SL4L, SL3, SL2, SL2L, SL1, dan SL1L. Berdasarkan kompleksitas geologi termasuk dalam kategori moderat. Kualitas batubara adalah Bituminus-High Volatile C. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan estimasi pada seam yang memiliki data kualitas dan ketebalan di atas 2.5 meter yaitu seam SM3, SL1, dan SL3. Dengan akumulasi total sumber daya pada kedalaman 40 adalah area terukur sebesar 296.065 ton, area tertunjuk sebesar 261.533 ton, dan area tereka sebesar 608.586 ton. Dan akumulasi total estimasi sumber daya pada kedalaman 80 adalah area terukur sebesar 540.615 ton, area tertunjuk sebesar 574.061 ton, dan area tereka sebesar 1.282.485 ton.
The Lati Formation is a coal-bearing formation in Berau Regency, East Kalimantan. The abundance of coal is accompanied by an increasing demand for coal as an energy source. This research aims to calculate the resources and find coal reserves as a future energy source. Before estimating coal resources, geological modeling, including geometry and quality modeling, needs to be carried out. The results of this modeling are used for estimating coal resources. The method used in estimating coal resources is the polygon method (USGS Circular 891). The geometry modeling results show the presence of 13 seams consisting of 11 main seams and 2 branching seams. The sequence of seams from young to old is SM3, SM2U, SM2, SM1, SL5, SL4, SL4L, SL3, SL2, SL2L, SL1, and SL1L. Based on geological complexity, it falls into the moderate category. The coal quality is Bituminus-High Volatile C. In this study, estimates were made for seams with quality and thickness data above 2.5 meters, namely SM3, SL1, and SL3. With a total accumulation of resources at a depth of 40, the measured area is 296.065 tons, the indicated area is 261.533 tons, and the inferred area is 608.586 tons. The total estimated resource accumulation at a depth of 80 is a measured area of 540.615 tons, an indicated area of 574.061 tons, and an inferred area of 1,282,485 tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library