Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154811 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Muri Cahyono
"Pendahuluan : Prevalensi orang dengan gangguan jiwa terutama gangguan jiwa berat atau skizofrenia setiap tahun mengalami peningkatan sedangkan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa tidak sebanding dengan jumlah orang dengan skizofrenia selain itu juga pengobatan orang dengan skizofrenia membutuhkan waktu yang lama dan berkelanjutan artinya perawatannya berlanjut di rumah hal ini membutuhkan pelaku rawat untuk merawat orang dengan skizofrenia di rumah. Tujuan : penelitian ini mengetahui gambaran dukungan emosional dan koping spiritual pelaku rawat yang merawat anggota keluarga dengan skizofrenia. Metode : penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan tehnik wawancara in-dept interview. Jumlah partisipan 12 orang dengan kriteria inklusi merawat anggota keluarga dengan skizofrenia lebih dari satu tahun, pelaku rawat berumur minimal tujuh belas tahun yang merupakan suami/istri, anak saudara kandung, orang tua Bapak/Ibu dan saudara kandung Bapak/Ibu dan mampu berbahasa Indonesia. Hasil : pada penelitian ini terdapat lima tema yaitu Kemampuan beradaptasi, Obat berperan menurunkan gejala, Strategi koping religius, Bentuk dukungan emosional, dan Beban merawat. Kesimpulan : pengobatan orang dengan skizofrenia memerlukan waktu yang lama oleh sebab itu kualitas hidup pelaku rawat juga harus diperhatikan terutama dukungan emosional dan kebutuhan spiritual agar pelaku rawat tidak mengalami kecemasan, stres, dan ketidakberdayaan.

Introduction: The prevalence of people with mental disorders, especially severe mental disorders or schizophrenia, has increased every year, while mental health service facilities are not comparable to the number of people with schizophrenia. Besides that, the treatment of people with schizophrenia takes a long time and is sustainable, meaning that the treatment continues at home, this requires caregivers to care for people with schizophrenia at home. Purpose: this study describes the emotional support and spiritual coping of caregivers who care for family members with schizophrenia. Methods: this study used a qualitative descriptive approach with in-dept interview techniques. The number of participants was 12 people with inclusion criteria caring for family members with schizophrenia for more than one year, caregivers aged at least seventeen years who are husband/wife, children of siblings, parents of father/mother and siblings of father/mother and are able to speak Indonesian. Results: In this study there are five themes, namely adaptability, drugs play a role in reducing symptoms, religious coping strategies, forms of emotional support, and burden of care. Conclusion: the treatment of people with schizophrenia requires a long time, therefore the quality of life of caregivers must also be considered, especially emotional support and spiritual needs so that caregivers do not experience anxiety, stress, and helplessness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mahfuzh Zulfiqar Putra Hamid
"Penyandang disabilitas merupakan kelompok yang termajinalkan di masyarakat sehingga seringkali dieksklusikan dalam lingkungan. Hal ini menjadi permasalahan serius karena adanya pandangan negatif terhadap disabilitas. Tidak hanya penyandang disabilitas yang mendapatkan stigma dari masyarakat namun orang tua yang memiliki anak dengan disabilitas psikososial ikut terkena dampaknya. Stigmatisasi membuat keluarga tertekan secara fisik dan mental sehingga dibutuhkan strategi koping dalam menangani stres akibat adanya stigma. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui secara mendalam stigma dan strategi koping keluarga dengan anggota keluarga disabilitas psikososial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2022 di yayasan SATUNAMA dengan 12 informan antara lain 6 keluarga disabilitas psikososial, 4 caregiver, 1 penanggungjawab program, 1 tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan stigma yang dialami oleh keluarga berupa merasa gagal menjadi keluarga yang baik, mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan seperti dicemooh dari kerabat dan masyarakat, serta dari stigma yang dirasakan keluarga telah mengantisipasi terkait masa depan anggota keluarga yang mengalami disabilitas psikososial skizofrenia. Strategi koping yang dilakukan keluarga dalam mengurangi stres akibat stigma meminta pendapat ahli, meminta bantuan keluarga, serta beribadah. Hasil penelitian ini merekomendasi salah satunya agar Dinas Sosial dapat mengembangkan program untuk mengurangi stigma dan memfasilitasi rehabilitas sosial terhadap penyandang disabilitas psikososial.

People with disabilities are a marginalized group in society, so they are often excluded from the environment. This is a serious problem because of the negative view of disability. Not only people with disabilities who get stigma from society but parents who have children with psychosocial disabilities are also affected. Stigmatization makes families physically and mentally depressed so coping strategies are needed in dealing with stress due to stigma. The purpose of this research is to find out in depth the stigma and coping strategies of the family with family members with psychosocial disabilities. This research is qualitative research with a case study approach which was carried out in May – July 2022 at the SATUNAMA foundation with 12 informants including 6 families with psychosocial disabilities, 4 caregivers, 1 person in charge of the program, and 1 community leader. The results showed that the stigma experienced by the family in the form of feeling failed to be a good family, getting unpleasant treatment such as being scorned by relatives and society, and the stigma felt by the family anticipated related to the future of family members who experienced psychosocial disability schizophrenia. Coping strategies are carried out by families in reducing stress due to the stigma of asking for expert opinions, asking for family help, and worshiping. The results of this research recommend that the Office of Social Affairs can develop programs to reduce stigma and facilitate social rehabilitation for persons with psychosocial disabilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Budiarto
"ABSTRAK
Keluarga sebagai caregiver anggota keluarga dengan skizofrenia memiliki stressor yang
tinggi. Stressor dapat semakin bertambah oleh adanya banjir rob. Respon keluarga yang
tidak tepat dapat semakin meningkatkan stressor, mempengaruhi spiritual well being, self
efficacy, dan resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
psikoedukasi keluarga terhadap spiritual well being, self efficacy dan resiliensi caregiver
anggota keluarga skizofrenia yang terdampak banjir rob. Metode yang digunakan adalah
quasi experimental pre-post test with control group dengan total populasi. Jumlah sampel
81 responden. Kriteria inklusi penelitian ini adalah anggota keluarga inti yang berusia > 18
tahun, merawat langsung anggota keluarga lain dengan skizofrenia minimal relaps 1 kali,
tinggal dalam satu rumah dengan anggota keluarga dengan skizofrenia, mengalami
masalah keperawatan ketidakberdayaan, dan mampu baca tulis dan dapat berkomunikasi
dengan baik. Alat ukur menggunakan kuesioner skrining tanda dan gejala
ketidakberdayaan, karakteristik dan data demografi responden, kuesioner spiritual well
being dengan the functional assessment of chronic illness therapy-spiritual well-being,
kuesioner self efficacy, dan kuesioner Family Resilience Assessment Scale. Analisis data
menggunakan uji Independent t-test. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh terapi
psikoedukasi keluarga terhadap spiritual well being, self efficacy dan resiliensi caregiver
anggota keluarga skizofrenia yang terdampak banjir rob (p value 0,000). Rekomendasi
berdasarkan hasil penelitian tersebut yaitu pemberian terapi psikoedukasi keluarga pada
caregiver sebaiknya dapat dilakukan dua kali pertemuan setiap sesi dengan durasi waktu
minimal 45 setiap sesi dan dapat melibatkan kader serta kolaborasi dengan tokoh agama
untuk penguatan koping spiritual, penelitian lanjut pemberian terapi psikoedukasi keluarga
dengan menambahkan konten serta frekuensi dan durasi sesi terapi psikoedukasi keluarga.

ABSTRACT
Families as caregivers of family members with schizophrenia have high stressors.
Stressors can be increased by the presence of tidal flood. Improper family responses can
further increase stressors, affect spiritual well being, self efficacy, and resilience. This
study aimed to determine the effect of family psychoeducation therapy on spiritual well
being, self efficacy and resilience of family members of schizophrenia caregivers affected
by tidal flooding. The method used quasi experimental pre-post test with control group
with a total population. The number of samples were 81 respondents. The inclusion
criteria of this study were are family members aged > 18 years, directly caring for other
family members with schizophrenia who at least relapsed once, stayed in one house with
family members with schizophrenia, experienced helplessness nursing problems, and were
able to read and communicate well . Measuring instruments used screening questionnaires
for signs and symptoms of helplessness, characteristics and demographic data of
respondents, spiritual well being questionnaires with t the functional assessment of chronic
illness therapy-spiritual well-being, self-efficacy questionnaire, and family resilience
assessment scale questionnaire. Data analysis using the Independent t-test. The results
showed that there was an effect of family psychoeducation on spiritual well being, self
efficacy and resilience of family members of schizophrenia caregivers affected by tidal
flooding (p value 0,000). Recommendations based on the results of these studies are giving
family psychoeducation therapy to caregivers should be able to do two meetings each
session with a minimum duration 45 minutes and can involve the cadres and collaborate
with religious leaders for strengthening spiritual coping, further research is giving family
psychoeducation therapy is needed by adding content and the frequency and duration of
family psychoeducation therapy sessions."
2019
T53450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Widyastuti Rahayu
"Skizofrenia merupakan gangguan yang lebih kronis dan melemahkan dibandingkan gangguan mental yang lain, sehingga membutuhkan keluarga sebagai support system. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Terapi Psikoedukasi Keluarga terhadap Dukungan Keluarga dan Kepatuhan Minum Obat pada Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di wilayah Puskesmas Kalasan Yogyakarta. Desain quasi experimental pre-post test with control group. Sampel 50 diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data dengan Independent t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa ada pengaruh dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat pada anggota keluarga dengan skizofrenia di wilayah Puskesmas Kalasan Yogyakarta. Berdasarkan hasil tersebut terapi Psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai terapi spesialis keperawatan jiwa dalam meningkatkan dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat.

Schizophrenia is a chronic mental disorder that is more severe than others, thus need a family as a support system. The purpose of this study is to determine the effects of family psychoeducation toward Family Support and Medication Adherence of Family Members with Schizophrenia in Target Area of Kalasan Mental Hospital, Yogyakarta. The design of this study was quasi-experimental pre-post test with control group. The samples of this study were 50 responden, taken by purposive sampling technique. Analysis of this study was the Independent t-test and paired t-test. The results showed that family support was significantly increased after receiving FPE and medication adherence were not significantly increased. FPE is recommended as a therapeutic nursing in improving family support and medication adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Rita Junaida
"Perempuan dengan status HIV/AIDS menghadapi tantangan berupa masalah fisik karena proses penyakit dan masalah psikososial yang juga berdampak pada keluarga yang merawat sehingga akan mengganggu peran dan fungsi keluarga sebagai caregiver. Berbagai bentuk dukungan sosial yang dibutuhkan keluarga dan upaya koping religius yang  digunakan keluarga merupakan sistem pendukung dan strategi koping dalam proses  adaptasi keluarga merawat perempuan dengan HIV/AIDS.  Berdasarkan hal ini perlu dilakukan penelitian yang lebih mengeksplor tentang  bentuk dukungan sosial dan strategi koping religius keluarga yang merawat perempuan dengan HIV/AIDS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang bentuk dukungan sosial dan strategi koping religius keluarga yang merawat perempuan dengan HIV/AIDS. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini adalah 10 orang caregiver utama yaitu keluarga  yang merawat perempuan dengan HIV/AIDS. Metode pengumpulan data dilakukan  dengan wawancara mendalam dengan pertanyaan semi terstruktur. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan teknik Colaizzi. Penelitian ini menghasilkan enam tema yaitu: 1) Bentuk dukungan sosial,  2) Strategi koping mencari dukungan spiritual dan religius, 3) Dampak positif strategi koping, 4) Stigmatisasi pada ODHA dan keluarga, 5) Alasan tidak mengungkapkan status HIV kepada anak,  6) Kekuatan keluarga dalam merawat.  Berbagai bentuk dukungan sosial dan strategi koping mencari dukungan spiritual dan religius  memberikan dampak positif bagi keluarga yang merawat perempuan dengan HIV/AIDS. Ketidakterbukaan status HIV dan  stigma  HIV di keluarga dan di masyarakat  menghambat akses dukungan sosial.   Berbagai permasalahan yang dihadapi keluarga  dalam merawat, membutuhkan resiliensi  yang tinggi sehingga diperlukan kekuatan antar anggota keluarga.Penelitian ini merekomendasikan  perawat jiwa mampu  memenuhi kebutuhan keluarga akan informasi, dukungan, dan keterampilan dalam perawatan ODHA. Pemberian informasi,dukungan dan ketrampilan dapat diberikan dengan intervensi keluarga yaitu Family Psychoeducation (FPE) serta Terapi Kelompok dan Self-Help Grup (SHG)

Women with HIV/AIDS status face challenges in the form of physical problems due to the disease process and psychosocial problems that also have an impact on the family who cares for them so that it will interfere with the role and function of the family as a caregiver. Various forms of social support needed by families and religious coping efforts used by families are support systems and coping strategies in the process of family adaptation to caring for women with HIV/AIDS.  Based on this, it is necessary to conduct research that further explores the forms of social support and religious coping strategies of families caring for women with HIV/AIDS. The purpose of this study was to obtain an in-depth description of the forms of social support and religious coping strategies of families caring for women with HIV/AIDS. This research design uses qualitative methods with a descriptive phenomenological approach. The participants in this study were 10 main caregivers, namely families caring for women with HIV/AIDS. The data collection method was conducted by in-depth interviews with semi-structured questions. The results of this study were analysed using the Colaizzi technique. This research resulted in six themes, namely: 1) Forms of social support, 2) Coping strategies seeking spiritual and religious support, 3) Positive impact of coping strategies, 4) Stigmatisation of PLWHA and family, 5) Reasons for not disclosing HIV status to children, 6) Family strength in caring. Various forms of social support and coping strategies such as seeking spiritual and religious support had a positive impact on families caring for women with HIV/AIDS. Non-disclosure of HIV status and HIV stigma in the family and community hindered access to social support.   Various problems faced by families in caring for women with HIV/AIDS require high resilience so that strength between family members is needed. This study recommends that psychiatric nurses are able to fulfil family needs for information, support, and skills in caring for PLWHA. Providing information, support and skills can be provided with family interventions, namely Family Psychoeducation (FPE) as well as GroupTherapy and Self-Help Groups (SHG)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Janah
"ABSTRAK
Merawat anggota keluarga dengan skizofrenia dapat menjadi sebuah stresor bagi anggota keluarga lainnya. Stresor inilah yang dapat menimbulkan stres bagi caregiver keluarga sehingga diperlukan suatu strategi koping untuk mengatasinya. Penelitian ini menggunakan uji Chi Square untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat stres dengan strategi koping pada caregiver keluarga yang memiliki pasien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale dan Ways of Coping. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik sampel purposive sampling yang melibatkan 87 caregiver. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa stres tidak berhubungan signifikan terhadap strategi koping pada caregiver keluarga. Dukungan dari pelayanan kesehatan diperlukan untuk membantu dalam mengatasi stres yang dialami oleh caregiver. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengukur beban yang dialami caregiver secara subjektif maupun objektif.

ABSTRACT
Caregiving for a family member with schizophrenia can be a stressor for other family members. This stressor can cause stress for the family caregivers, So, caregivers need a coping strategy to overcome it. This study analyzed using the Chi-Square test to identify the relation between stress levels with coping strategies in the family caregiver. Data collection using the Perceived Stress Scale and Ways of Coping questionnaire. The research design used cross-sectional with a purposive sampling technique that involves 87 family caregivers. The results of this study indicate that the stress level is not significantly related to coping strategies in the family caregiver. Better support is needed from health professionals and social services to help them cope better. Further research is required to measure caregiver subjective and objective burden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wuri Kartika
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman keluarga membangun koping dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit kronis. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan koping keluarga dibentuk dari kekuatan keluarga, koping individu dan dukungan masyarakat. Tema dalam penelitian ini yaitu respon psikologis keluarga, upaya untuk mempertahankan kesehatan, perubahan status kesehatan penderita, perubahan sistem keluarga, aksesibilitas terhadap layanan kesehatan, cara merawat di rumah, mempertahankan keseimbangan keluarga, persepsi keluarga : layanan kesehatan kurang baik, harapan keluarga : jenis dan kualitas layanan baik dan keyakinan keluarga dalam menjalani hidup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan penyakit kronis.

ABSTRACT
The aim of this research is to describe the experience of family in developing coping family in treating family members with chronic disease. The research method used was a descriptive phenomenological approach. Results of this research is family strengths, individual coping and community support were related to adaptive response of family and depend on disease, prognosis and how long family caring member with chronic disease. There were ten main domains which are family psychological response, efforts to maintain health, changes in health status of patients, family system changes, accessibility to health care, how to care for at home, maintaining family balance, family perceptions of the service healthcare received, family’s hope for health care service, and family beliefs in life. The result is expected to be input in improving nursing care in families with chronic illness.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noraini
"Permasalahan perawatan pasien skizofrenia sering kali menimbulkan kendala dan masalah bagi orang yang merawatnya (caregiver). Dukungan sosial yang diberikan oleh dukungan keluarga, teman dan orang spesial mampu meningkatkan motivasi perawatan yang dimiliki caregiver dalam melaksanakan perawatan terhadap pasien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi caregiver dalam merawat pasien skizofrenia di Kabupaten Kutai Barat. Penelitian ini menggunakan cross sectional study. Metode sampel dengan teknik purposive sampling sebanyak 120 responden. Instrumen penelitian berupa kuesioner dukungan sosial Multidimentional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dari Zimet (1988) dan kuesioner motivasi Self-Regulation Questionnaire (SRQ) dikembangkan oleh Ryan & Connell (1989). Hasil penelitian diketahui mayoritas berusia dewasa tengah (40- 60 tahun), berstatus kawin (menikah), berpendidikan dasar dan menengah, pekerjaan sebagai swasta dan wiraswasta, dan mempunyai hubungan sebagai keluarga inti pasien, serta dukungan sosial tinggi dan memiliki motivasi yang baik dalam melakukan perawatan pasien skizofrenia. Uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dengan motivasi caregiver dalam melakukan perawatan pasien skizofrenia (p value <0,05). Kegiatan promosi kesehatan ditujukan bagi caregiver dan keluarga dengan bentuk kegiatan penyuluhan pentingnya manfaat perawatan pasien skizofrenia.

The problem of caring for schizophrenic patients often creates obstacles and problems for the people who care for them (caregivers). Social support provided by family supports, friends and intimate partners can increase caregivers' care motivation in carrying out care for schizophrenia patients. This study aims to identify the relationship between social support and caregiver motivation in caring for schizophrenia patients in West Kutai Regency. This research uses a cross sectional study. The sample method used a purposive sampling technique of 120 respondents. The research instruments were the social support qwas Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) questionnaire from Zimet (1988) and the motivation questionnaire was Self-Regulation Questionnaire (SRQ) developed by Ryan & Connell (1989) for social support. The research results show that the majority are middle adults (40-60 years old), married (married), have primary and secondary education, work in the private sector and are self-employed, and have a relationship as the patient's nuclear family, as well as high social support and have good motivation in carrying out treatment of schizophrenic patients. The chi square test shows that there is a significant relationship between social support and caregiver motivation in caring for schizophrenia patients (p value <0.05). Health promotion activities are aimed at caregivers and families in the form of outreach activities on the importance of the benefits of caring for schizophrenia patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halida Damasinta
"Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan Gout. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik menggunakan sampel usia dewasa awal hingga usia dewasa akhir di Kelurahan PancoranMas, Kota Depok. Responden dipilih dengan teknik purposive sampling, yaitu keluarga yang tinggal bersama dengan anggota keluarga dengan Gout. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik dalam merawat anggota keluarga dengan gout. Namun tidak ditemukan hubungan antara pengetahuan dan perilaku dalam merawat anggota keluarga dengan gout (p= 0,589; α= 0,05). Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam mengembangkan pelayanan kesehatan preventif.

This study aims to determine the correlation between knowledge and behavior of family in caring for family members with gout. Design of this study using a descriptive analytic sample of early adulthood to late adulthood in PancoranMas, Depok. Respondents were selected by purposive sampling technique, who is a family living with a family member with gout. The results showed respondents had a good knowledge and behavior in caring for family members with gout. However, no correlation was found between knowledge and behavior (p = 0.589; α = 0.05). The study recommends to health institutions in developing preventive health care services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Dwi Windarwati
"Perilaku spiritual memainkan peran penting dalam strategi koping bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan halusinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan teori tentang perilaku spiritual keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan halusinasi. Desain penelitian yang digunakan yaitu a grounded theory study dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Partisipan adalah 10 keluarga yang berperan sebagai caregiver utama dalam merawat anggota keluarga dengan halusinasi. Wawancara mendalam digunakan dalam pengumpulan data dengan bentuk pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara direkam menggunakan tape recorder, kemudian dilakukan transkrip verbatim dan dianalisis dengan menggunakan metode Speziale dan Carpenter (2003). Etika penelitian diperhatikan dengan menghormati prinsip beneficience, confidentiality, protection from discomfort, dan sukarela. Keabsahan data dijamin dengan memenuhi prinsip reliabilitas, validitas internal, validitas eksternal, dan construct validity. Penelitian menghasilkan teori perilaku spiritual keluarga yang terdiri dari tiga elemen utama yaitu input, proses dan output. Elemen input terdiri atas stimulus fokal yaitu klien dengan halusinasi; stimulus kontekstual yaitu latar belakang budaya, intensitas stresor, jumlah stresor, pencapaian tujuan perawatan dan alasan merawat; serta stimulus residual yaitu persepsi keluarga tentang penyakit dan keyakinan diri. Elemen proses terdiri atas empat perilaku spiritual, respon dan makna perilaku spiritual. Empat tahapan perilaku spiritual meliputi reframing, seeking information, seeking solution dan passive appraisal. Respon perilaku spiritual terdiri atas evaluasi diri, perubahan sikap dan persepsi manfaat obat. Makna perilaku spiritual yang teridentifikasi meliputi perubahan sikap, harapan positif, introspeksi diri, rasionalisasi, dan adanya sumber pendukung. Elemen output menghasilkan lima kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga di rumah yaitu pemanfaatan sumber pendukung, peran dalam merawat, mengenali gejala, memberi perawatan di rumah, dan penggunaan strategi dalam merawat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa teori yang dihasilkan dalam penelitian ini menyediakan pengetahuan tentang perilaku spiritual keluarga yang dapat digunakan dalam membangun a research based practice.

Spiritual behavior plays a significant role in coping strategy for a family whose member suffering from hallucination. The purpose of this study was to build a theory of families spiritual behavior when caring for hallucinated familys member. A grounded theory study using a purposive sampling method was employed to this study. Ten families whose hallucinated familys member that considered as the main care givers participated in this study. The data were gathered through an in-depth interview technique using a semi structured questionnaires. The interview was taped recorded than verbatim transcribed and analyzed using the Speziale and Carpenter methods (2003). The participant were carefully protected under the ethical principles of beneficence, confidentiality, protection from discomfort and voluntary. The data validity was confirmed with the principles of reliability, internal validity, external validity and construct validity. A theory of spiritual behavior was revealed from this study. The theory had three main elements; input, process, and output. The input element consisted of focal stimulus, namely the client and hallucination; the contextual stimulus, cultural background, stressor intensity, a quantity of stressor, nursing goals achievement, and the reason to care; residual stimulus (familys perception on the deseases and self confidence). The element process included of four stages of spiritual behaviors, and the response and the meaning of the spiritual behaviors. The four stages of spiritual behaviors were namely reframing, seeking information, seeking solution, and passive appraisal. Moreover, the spiritual behaviours comprised of self evaluation, change of attitude, and perception of medical efficacy. It was also identified that the meaning of spiritual validation, and the existence of support system. At last, the output element generated 5 familys capabilities in taking care of the hallucinated familys member such as the care at home, and using strategies in caring. It is concluded that the teory developed from this study provides knowledge of the familys spiritual behaviours that is able to be applied in a research based practice."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>